Anda di halaman 1dari 8

Pengaruh Pijat Punggung terhadap Skor Kelelahan

Pasien Gagal Jantung

Bambang Aditya Nugraha1, Sari Fatimah2, Titis Kurniawan2


1
Akper Pemda Garut, 2Fakultas Keperawatan, Universitas Padjadjaran
Email : bambangadityanugraha@gmail.com

Abstrak

Kelelahan merupakan salah satu masalah serius pada pasien dengan gagal jantung karena dapat menurunkan
produktivitas dan meningkatkan angka kesakitan. Pijat punggung merupakan salah satu intervensi yang berpotensi
efektif mengatasi kelelahan dan relatif sederhana, mudah dan murah dalam pengaplikasiannya. Meski demikian,
belum ada studi yang membuktikan pengaruh terapi ini dalam mengatasi kelelahan pasien gagal jantung. Tujuan
penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh pijat punggung terhadap skor kelelahan pasien gagal jantung di RSU
dr. Slamet Garut. Penelitian quasi experiment ini menggunakan rancangan one group pretest and postest dengan
melibatkan 30 pasien gagal jantung yang diambil secara consecutive sampling. Kelelahan pasien gagal jantung
dikumpulkan menggunakan Functional Assessment of Chronic Illness Therapy (FACIT) skala kelelahan. Data
dianalisis secara deskriptif dan uji inferensial dilakukan menggunakan paired t test. Hasil penelitian menunjukan
rerata skor kelelahan pasien sebelum diberikan intervensi pijat punggung sebesar 24,67 (SD=7,078) dan setelah
diberikan intervensi pijat punggung sebesar 15,9 (SD=5,75). Terdapat penurunan skor kelelahan yang bermakna
sesudah dilakukan intervensi pijat punggung dengan nilai p=0,000 (p<0,005). Selain itu, didapatkan skor kelelahan
setelah intervensi hari ketiga secara bermakna lebih rendah dibanding skor kelelahan hari kedua (p=0,006) dan hari
pertama (p=0,000). Simpulan penelitian ini adalah terdapat pengaruh pijat punggung terhadap skor kelelahan pada
pasien dengan gagal jantung di RSU dr. Slamet Garut, semakin sering frekuensi pijat punggung semakin besar
penurunan skor kelelahan. Berdasarkan hal tersebut menjadi penting bagi petugas kesehatan untuk menjadikan pijat
punggung sebagai salah satu upaya terapi komplementer dalam pengelolaan kelelahan pada pasien gagal jantung.

Kata kunci: Gagal jantung, kelelahan, pijat punggung.

The effect of Back Massage against Fatigue Score on Heart Failure Patients

Abstract
Fatigue is one of the most serious problems in patients with heart failure because it can decrease productivity
and increase morbidity. Back massage is one of the potentially effective interventions to overcome fatigue and
is relatively simple, easy and inexpensive in its application. Nevertheless, no studies have proven the effect of
this therapy in overcoming the fatigue of patients with heart failure. The purpose of this study was to identify
the effect of back massage to fatigue score of patients with heart failure in RSU dr. Slamet Garut. This quasi
experimental study used a one group pretest and posttest design involving 30 heart failure patients taken by
consecutive sampling. Fatigue of heart failure patients was collected using Functional Assessment of Chronic
Illness Therapy (FACIT) fatigue scale. Data were analyzed descriptively and inferential test was conducted using
paired t test. The results showed the average of patients fatigue score before back massage treatment applied was
24,67 (SD = 7,078) and after the treatment decrease to 15.9 (SD = 5.75). There was a significant decrease in fatigue
scores after a back massage treatment applied with p = 0,000 (p <0.005). In addition, the fatigue score after the
third day of intervention was significantly lower than the second day fatigue score (p = 0.006) or the first day (p =
0.000). The conclusion of this research is that there is a significant influence of back massage to fatigue score in
patients with heart failure in RSU dr. Slamet Garut, the more frequent the back massage given to the patients, the
greater the fatigue score decreases. Based on this result, it becomes important for health workers to consider back
massage as one of the efforts of complementary therapy in the management of fatigue on patients with heart failure.

Keywords: Back massage, fatigue, heart faillure.

JKP - Volume 5 Nomor 1 April 2017 65


Bambang Aditya Nugraha : : Pengaruh Pijat Punggung terhadap Skor Kelelahan Pasien Gagal Jantung

Pendahuluan simpatis yang akan memicu neurotransmiter


seperti serotonin dan katekolamin sebagai
Gagal jantung merupakan penyakit respon adaptif dari gagal jantung. Sebanyak
kronis terbanyak di Kabupaten Garut 76% penderita gagal jantung mengalami
(Data Pemerintah Kabupaten Garut tahun depresi dan kecemasan yang mengarah
2015). Gagal jantung merupakan penyakit pada kelelahan. Penelitian lain menemukan
kronis yang secara langsung menurunkan bahwa 75% pasien gagal jantung mengalami
produktivitas penderitanya. Hasil Wawancara kelelahan (Evangelista, 2008). Angka ini
dengan Perawat IGD RSU dr. Slamet Garut terus meningkat seiring dengan bertambahnya
tahun (2015), menunjukkan bahwa mayoritas usia pasien. Selain gangguan fisik, gangguan
pasien penyakit jantung mencari pertolongan psikologis juga turut berperan dalam
ke unit penyedia layanan kesehatan dalam menyebabkan kelelahan (Smith, van den
kondisi gagal jantung. Hal tersebut karena Broek, Renkens, & Denollet, 2008).
minimnya pengetahuan masyarakat Garut Teknik relaksasi merupakan intervensi
terkait penyakit jantung serta rendahnya keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi
status sosial ekonomi masyarakat Garut masalah terutama akibat respon saraf
(Data Pemerintah Kabupaten Garut tahun simpatis. Berdasarkan nursing intervention
2015). Data Instalasi Rawat Inap RSU dr. classification (NIC) domain physiological:
Slamet Garut pada bulan Mei 2016 sebanyak basic, ada berbagai macam upaya relaksasi,
130 orang pasien mengalami gagal jantung, dintaranya adalah teknik napas dalam,
sedangkan penderita gagal jantung dari bulan relaksasi otot progresif, pijat, dan lain
Januari 2015 sampai dengan Februari 2016 sebagainya. Dengan dilakukannya teknik
sebanyak 1680 orang. relaksasi, diharapkan dapat menstimulasi
Penurunan produktivitas pada pasien saraf parasimpatis yang akan meredakan
gagal jantung disebabkan oleh kelelahan. ketegangan otot, vasodilatasi, dan yang paling
Ketidakseimbangan antara suplai dan utama adalah dapat mengatasi kelelahan.
kebutuhan oksigen karena jantung gagal Beberapa penelitian menunjukan
mempertahankan sirkulasi mengakibatkan bahwa teknik relaksasi dapat menekan
terjadinya kelelahan (Smith, Kupper, De respon simpatis dan menstimulasi respon
Jonge, & Denollet, 2010). Kelelahan terjadi parasimpatis. Hasil penelitian menunjukan
akibat penurunan kapasitas fisik pasien bahwa relaksasi otot progresif secara efektif
gagal jantung dalam melakukan aktivitas dapat menurunkan tekanan darah, baik
sehari-hari yang berakibat menurunnya sistolik maupun diastolik. Penelitian lainnya
kemampuan pasien dalam meningkatkan menunjukan bahwa relaksasi yang sistematis
kualitas hidupnya. Kelelahan merupakan dapat meredakan nyeri dan kecemasan
salah satu gejala gagal jantung (Li-Huan, pada pasien pasca operasi, relaksasi otot
Chung-Yi, Shyh-Ming, Wei-Hsian, & Ai- progresif juga dapat menurunkan depresi dan
Fu, 2010). Pada pasien gagal jantung terjadi kecemasan (Aalami, Jafarnejad, Modarres, &
perubahan neurobiokimiawi sebagai respon Gharavi, 2016). Hasil penelitian menunjukan
kompensasi akibat gangguan yang terjadi. adanya korelasi antara nyeri dan kecemasan
Penurunan curah jantung akan menyebabkan terhadap skor kelelahan.
vasokonstriksi yang memperburuk Teknik relaksasi juga sering dilakukan
sirkulasi sehingga kondisi perfusi perifer pada pasien dengan penyakit jantung,
mengalami penurunan. Kondisi tersebut akan terutama untuk meredakan kecemasan yang
menyebabkan kelelahan pada pasien gagal akan menyebabkan respon simpatis serta
jantung (Woung-Ru, Chiung-Yao, & San- menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
Jou, 2010). terjadinya kelelahan berkaitan dengan
Respon psikologis yang terjadi akibat perubahan neurohormonal pada penderita
gagal jantung adalah ansietas dan atau gagal jantung. Hasil penelitian Hashemzadeh,
depresi (Chen, Liu, Yeh, Chiang, & Hsieh, Halabianloo, dan Rad (2011) menunjukan
2013). Gangguan psikologis terjadi akibat bahwa teknik relaksasi dan distraksi dapat
aktivitas sitokin serta akibat dari respon meredakan kecemasan pada pasien dengan

66 JKP - Volume 5 Nomor 1 April 2017


Bambang Aditya Nugraha : : Pengaruh Pijat Punggung terhadap Skor Kelelahan Pasien Gagal Jantung

penyakit jantung. tubuh secara fisik maupun psikis. Pijat


Terkait dengan kelelahan, tidak semua punggung memberikan efek relaksasi dengan
teknik relaksasi dapat dilakukan. Sebagai cara menstimulasi pengeluaran endorfin di
contoh, teknik relaksasi otot progresif otak yang berefek menekan aktifitas saraf
memerlukan energi pada saat dilakukan simpatis dan menstimulasi aktivasi saraf
intervensi, teknik relaksasi napas dalam parasimpatis (Chen et al., 2013). Dengan
tidak secara langsung menstimulasi reseptor pijat punggung, maka pembuluh darah akan
parasimpatis, teknik relaksasi dengan dilatasi, otot akan relaksasi, serta kondisi
distraksi sukar dilakukan berkaitan dengan psikologis akan lebih baik karena peningkatan
dinamika kondisi psikologis pasien sehingga endorfin dan serotonin di otak. Pada fase
ketiga metode tersebut akan sulit jika tersebut, maka sirkulasi ke jaringan sistemik
dilakukan pada pasien gagal jantung. akan mengalami perbaikan meskipun
Hasil penelitian Chen et al. (2013) jantung mengalami penurunan dalam aspek
terkait relaksasi menunjukkan bahwa teknik kontraktilitas maupun curah jantung.
relaksasi pijat punggung dapat menurunkan Perbaikan sirkulasi akan mengatasi
tingkat kecemasan, menurunkan tekanan kelelahan yang dialami. Katabolisme akan
darah dan meningkatkan kenyamanan pada terjadi, glukoneogenesis berlangsung dengan
pasien gagal jantung, akan tetapi pada baik sehingga jaringan mendapatkan energi.
penelitian tersebut kelelahan tidak diukur. Peningkatan jumlah energi strategis dalam
Pijat punggung dapat mengatasi kecemasan tubuh akan secara langsung mengatasi
dan nyeri, serta menurunkan tekanan kelelahan yang dialami pasien dengan catatan
darah tanpa membutuhkan banyak energi. pasien beraktivitas sesuai toleransinya.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka Mekanisme lain pijat punggung dalam
pijat punggung dapat berpotensi efektif mengatasi kelelahan adalah dengan cara
menurunkan kelelahan pada pasien gagal merelaksasikan beberapa kumpulan otot di
jantung. Pijat punggung dapat menstimulasi area punggung yang akan merangsang sistem
reseptor parasimpatis di area punggung limbik di hipotalamus untuk mengeluarkan
secara langsung sehingga pasien merasa corticotropin releasing factor (CRF).
rileks. Selain itu, dengan adanya relaksasi Substansi tersebut akan menstimulasi
maka pembuluh darah diharapkan dapat hipofisis untuk meningkatkan sekresi endorfin
dilatasi yang berimplikasi pada menurunnya dan pro opioid melano cortin (POMC) yang
resistensi perifer yang secara langsung akan akan meningkatkan produksi ensefalin oleh
menurunkan beban kerja jantung. Dilatasi medula adrenal sehingga akan memengaruhi
pembuluh darah terjadi akibat sekresi agen suasana hati dan memberikan perasaan rileks
vasoaktif yang jumlahnya akan meningkat (Black & Hawks, 2010).
jika tubuh berada pada kondisi relaksasi. Pemilihan pijat punggung sebagai
Penurunan beban kerja jantung akan intervensi untuk mengatasi kelelahan berkaitan
memberikan dampak posistif pada pasien dengan belum dilakukannya penelitian yang
gagal jantung dengan memberikan menggunakan pijat sebagai intervesi dalam
kesempatan pada miokard untuk relaksasi pengelolaan kelelahan pasien gagal jantung.
(Figueroa, Michael, & Peters, 2006). Pijat Intervensi tersebut relatif mudah untuk
pungggung diharapkan mampu mengatasi dilakukan oleh perawat maupun keluarga
permasalahan pada pasien gagal jantung pasien yang terlatih dan dapat dilakukan di
secara simultan. Manfaat lain adalah menjaga klinik maupun non klinik. Selain itu, pijat
kondisi sirkulasi area punggung karena punggung tidak memerlukan peralatan yang
pasien dengan gagal jantung seringkali rumit sehingga tidak membebani rumah sakit
kurang bergerak, kebanyakan pasien gagal untuk ketersediaan alat. Peralatan kebutuhan
jantung hanya dapat beraktivitas di tempat dasar manusia sederhana dapat digunakan
tidur terutama pasien gagal jantung derajat sebagai perlengkapan pijat punggung.
III (tiga) sampai IV (empat). Rumah Sakit Umum dr. Slamet Garut
Secara fisiologis pijat punggung merupakan belum melakukan upaya farmakologis
salah satu teknik relaksasi yang memengaruhi maupun nonfarmakologis terkait manajemen

JKP - Volume 5 Nomor 1 April 2017 67


Bambang Aditya Nugraha : : Pengaruh Pijat Punggung terhadap Skor Kelelahan Pasien Gagal Jantung

kelelahan pada pasien gagal jantung, seperti instrumen dalam pengukuran kelelahan.
bed rest. Kondisi tersebut terjadi karena
perawat belum sepenuhnya memerhatikan
masalah kelelahan yang muncul pada pasien Hasil Penelitian
gagal jantung. Dengan demikian, menjadi
penting untuk mengidentifikasi pengaruh Gambaran kelelahan sebelum dan sesudah
pijat punggung terhadap tingkat kelelahan dilakukan intervensi pijat punggung pada
pada pasien gagal jantung di RSU dr. Slamet pasien dengan gagal jantung, secara lengkap
Garut. Tujuan penelitian ini adalah untuk dapat dilihat dari data yang disajikan dalam
mengidentifikasi pengaruh pijat punggung tabel 1.
terhadap tingkat kelelahan pasien gagal Pada tabel 1 dapat diketahui bahwa rerata
jantung di RSU dr. Slamet Garut. skor kelelahan sebelum dilakukan pijat
punggung berada dalam katagori ringan.
Rerata skor kelelahan hari ketiga lebih kecil
Metode Penelitian dibanding hari pertama maupun hari kedua
dan mengalami penurunan sejak hari pertama.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Pada tabel tersebut diketahui bahwa
quasi eksperimental dengan rancangan terdapat perbedaan yang bermakna antara
one group pretest and postest design tanpa skor kelelahan sebelum dilakukan intervensi
menggunakan kelompok control. Teknik dan setelah dilakukan intervensi. Rerata
pengambilan sampel yang digunakan adalah skor kelelahan setelah dilakukan intervensi
consecutive sampling dengan kriteria inklusi pada hari ketiga secara bermakna lebih
pasien gagal jantung kelas fungsional III rendah dibandingan dengan skor kelelahan
yang mengalami kelelahan, gagal jantung hari kedua. Skor kelelahan hari kedua
yang terjadi disebabkan oleh penyakit arteri secara bermakna lebih rendah dibanding
koroner, rentang usia 22-65 tahun, pasien hari pertama. Dengan kata lain, telah terjadi
mampu berkomunikasi secara verbal dan perbaikan secara bermakna pada skor
sadar penuh. Berdasarkan hasil perhitungan kelelahan setelah dilakukan intervensi pijat
ditemukan jumlah sampel sebanyak 30 punggung.
responden. Intervensi dilakukan pada pagi Perbedaan skor kelelahan setelah
hari selama 15 menit dengan interval 24 jam dilakukan intervensi hari pertama, kedua, dan
selama 3 hari. Pengukuran dilakukan 5 menit ketiga dilakukan dengan uji statistik repeated
pasca intervensi. measure. Uji tersebut memungkinkan peneliti
Intervensi pijat punggung menggunakan menilai perubahan rerata terkait pengulangan
instrumen panduan pijat punggung yang intervensi sebanyak 3 (tiga) kali. Berikut ini
terdiri dari metode: (a) hand changing, (b) disajikan perbedaan rerata skor kelelahan
teknik mengggesek dan memutar dengan pada hari pertama, kedua, dan ketiga setelah
ibu jari, (c) teknik efleurasi merupakan tipe dilakukan intervensi pijat punggung pada
pijatan dengan cara menggosok pijatan pasien dengan gagal jantung.
yang lambat dan luwes, (d) teknik petrisasi Tabel 2 menunjukkan bahwa terdapat
atau menarik secara lembut, dan (e) teknik perbedaan rerata skor kelelahan setelah
tekanan menyikat. Pengukuran skor kelelahan intervensi pijat punggung hari pertama
menggunakan skala kelelahan fungsional dengan hari kedua, maupun hari pertama
assessment for chronic illness therapy dengan hari ketiga. Rerata skor kelelahan
(FACIT). Instrumen FACIT mengukur mengalami penurunan setiap hari secara
parameter kelelahan fisiologis maupun linier sejak pertama kali dilakukan intervensi.
psikologis. Chandran, Bhella, Schentag, dan Secara keseluruhan ditemukan perbedaan
Glandman (2007) menyatakan bahwa skala rerata yang signifikan setiap kali dilakukan
kelelahan FACIT memiliki nilai validitas intervensi pijat punggung pada pasien dengan
yang tinggi (Cronbachs Alpha = 0,96) dan gagal jantung.
memiliki nilai reliabilitas yang tinggi pula Pembahasan
(0,95) sehingga sangat tepat untuk dijadikan Terdapat pengaruh pijat punggung

68 JKP - Volume 5 Nomor 1 April 2017


Bambang Aditya Nugraha : : Pengaruh Pijat Punggung terhadap Skor Kelelahan Pasien Gagal Jantung

Tabel 1 Skor Kelelahan Sebelum dan Setelah Intervensi Pijat Punggung serta Perbedaan
diantara Keduanya
Skor Kelelahan
Hari ke- Sebelum Intervensi Setelah Intervensi p
Rerata SB* Rerata SB
1 24,67 7,078 22,53 5,859 0,006
2 20,13 7,143 18,8 7,313 0,000
3 17,63 6,505 15,9 5,75 0,000
13 24,67 7,078 15,9 5,75 0,000
Keterangan, SB: Simpangan Baku

Tabel 2 Perbandingan Rerata Skor Kelelahan Setelah Intervensi (Repeated Measure/Anova)


Perbandingan Skor Perbedaan Rerata F p
Kelelahan
Hari ke-1 dengan ke-2 3,433 0,002
Hari ke-1 dengan ke-3 6,633 0,000
Hari ke-2 dengan ke-3 3,200 0,000
Hari ke-1, 2, dan 3 341,227 0,000

terhadap skor kelelahan pada pasien gagal Pernyataan tersebut didukung oleh Newberg
jantung di RSU dr. Slamet Garut yang dan Waldman (2013) yang menemukan
ditunjukkan dengan adanya penurunan skor bahwa perasaan nyaman, baik secara fisik
kelelahan pasien setelah dilakukan intervensi maupun psikologis, merupakan respon dari
pijat punggung. Selain itu, pada penelitian ini pengeluaran hormon endorfin. Berdasarkan
ditemukan adanya pengaruh yang bermakna kedua temuan tersebut, maka pijat punggung
pada skor kelelahan pasien jika intervensi dapat menstimulasi peningkatan endorfin.
dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali. Dengan Relaksasi akan memicu pengeluaran
kata lain, pasien gagal jantung mengalami hormon endorfin. Hormon tersebut berbentuk
perbaikan pada aspek kelelahan setelah polipeptida yang mengandung 30 unit asam
mendapatkan intervensi pijat punggung. amino yang mengikat pada reseptor opiat di
Mekanisme pijat punggung dalam otak. Hormon ini bertindak seperti morphine,
mengatasi kelelahan pada pasien gagal jantung bahkan dikatakan 200 kali lebih efektif dari
adalah dengan mengelola masalah fisik morphine. Endorfin mampu menimbulkan
maupun psikologis akibat gagal jantung yang perasaan euforia, bahagia, nyaman,
menjadi prediktor terjadinya kelelahan. Pijat menciptakan ketenangan dan memperbaiki
punggung mampu merelaksasikan beberapa suasana hati seseorang hingga membuat
kumpulan otot di area punggung yang akan seseorang rileks. Relaksasi akan memicu
merangsang sistem limbik di hipotalamus limbik sistem dan memicu hipotalamus untuk
untuk mengeluarkan corticotropin releasing mensekresikan endorfin. Dalam kondisi
factor (CRF). Substansi tersebut akan tersebut, maka konsentrasi endorfin di otak
menstimulasi hipofisis untuk meningkatkan akan meningkat.
sekresi endorfin dan pro opioid melano cortin Peningkatan endorfin di otak akan
(POMC) yang akan meningkatkan produksi menciptakan perasaan rileks secara fisik.
ensefalin oleh medula adrenal sehingga akan Dengan meningkatnya endorfin maka sekresi
memengaruhi suasana hati dan memberikan kortisol akan ditekan sehingga pasien akan
perasaan rileks. merasakan sensasi rileks secara psikologis.
Menurut Black dan Hawks (2009) Peningkatan endorfin setelah dilakukan pijat
mengemukakan bahwa setiap teknik relaksasi punggung akan menyebabkan vasodilatasi
akan menstimulasi sekresi endorfin di otak. pembuluh darah yang berimplikasi pada

JKP - Volume 5 Nomor 1 April 2017 69


Bambang Aditya Nugraha : : Pengaruh Pijat Punggung terhadap Skor Kelelahan Pasien Gagal Jantung

perbaikan sirkulasi dimana terjadi perbaikan setelah dilakukan intervensi. Pasien


suplai oksigen dan energi. Selain itu, perasaan dengan parameter fisiologis yang abnormal
rileks akan menurunkan laju metabolisme mengalami perbaikan setelah dilakukan
serta menurunkan kebutuhan energi. intervensi.
Peningkatan endorfin akan diikuti dengan Perbaikan tekanan darah, nadi, dan
penekanan kortisol secara simultan. Dengan frekuensi napas menunjukkan adanya
menurunnya kortisol, maka akan mengurangi stimulasi saraf para simpatis yang akan
masalah psikologis seperti depresi dan menurunkan beban kerja jantung sehingga
kecemasan. Kecemasan merupakan salah mampu memperbaiki kondisi fisiologis pasien.
satu prediktor terjadinya kelelahan pada Fakta tersebut didukung oleh hasil peneltian
pasien gagal jantung. Jika kecemasan dapat (Chen et al., 2013) yang menemukan bahwa
teratasi, maka skor kelelahan akan mengalami pijat punggung dapat menurunkan tekanan
penurunan. Hal ini berkaitan dengan stres darah, nadi, dan frekuensi pernapasan.
hormon yang akan meningkat selama Perbaikan kondisi psikologis dan kondisi
terjadinya kecemasan. Temuan tersebut fisiologis setelah dilakukan pijat punggung
didukung oleh hasil penelitian bahwa pijat mengarah pada teratasinya kelelahan pada
punggung memicu peningkatan endorfin pasien gagal jantung. Hasil uji statistik
sehingga dapat menekan kecemasan dan menunjukkan adanya penurunan pada skor
masalah psikologis lainnya termasuk depresi kelelahan sesaat setelah dilakukan intervensi
(Chen et al., 2013). Pijat punggung merupakan pijat punggung. Rerata skor kelelahan
intervensi yang dapat memengaruhi aspek terus mengalami penurunan jika dilakukan
psikis maupun psikologis pasien. berulang-ulang. Hasil penelitian menunjukkan
Perbaikan kondisi psikologis pada pasien bahwa rerata skor kelelahan hari ketiga lebih
gagal jantung mengarah pada penurunan skor kecil dibanding rerata hari pertama. Fakta
fatigue terlebih jika diikuti dengan perbaikan tersebut menunjukkan bahwa pijat punggung
pada parameter fisiologis. Teknik relaksasi efektif menurunkan skor kelelahan pada
dapat memengaruhi parameter fisiologis pasien gagal jantung. Rerata skor kelelahan
seperti tekanan darah, nadi, frekuensi post intervensi hari pertama, hari kedua,
pernafasan, suhu, dan saturasi oksigen. Pada dan hari ketiga secara signifikan menurun
penelitian ini, berdasarkan hasil pengukuran dari hari ke hari (p<0,05) menunjukkan
ditemukan bahwa dari 30 responden terdapat bahwa pijat punggung efektif jika dilakukan
4 (empat) pasien yang mengalami hipertensi sebanyak 1 (satu) kali intervensi dan semakin
dan 3 (tiga) pasien mengalami perbaikan membaik jika dilakukan berulang-ulang
tekanan darah setelah dilakukan intervensi pada pasien gagal jantung dalam rangka
pijat punggung. Tidak ditemukan perubahan mengatasi kelelahan. Selain itu, repetisi atau
pada tekanan darah pasien setelah dilakukan pengulangan akan meningkatkan interaksi
intervensi jika tekanan darah pasien berada dan komunikasi pasien dengan perawat serta
pada rentang normal. meningkatkan hubungan sosial antara pasien
Parameter klinis berikutnya adalah dengan perawat.
nadi, 2 (dua) orang pasien yang mengalami Evangelista (2008) menunjukkan bahwa
takikardia mengalami perbaikan setelah peningkatan hubungan sosial akan menekan
dilakukan intervensi pijat punggung dan stres dan kecemasan. Oleh karena itu,
sisanya berada pada rentang normal dan pengulangan intervensi akan meningkatkan
tidak terjadi perburukan setelah dilakukan pengaruh pijat punggung terhadap kelelahan
intervensi seperti aritmia, dyspnea maupun dengan cara meningkatkan kuantitas
nyeri. Selain nadi, parameter fisiologis interaksi antara perawat dengan pasien.
lainya yang diukur pada penelitian ini Dengan demikian, maka untuk meningkatkan
adalah frekuensi napas dan saturasi oksigen. efektifitas sebaiknya intervensi dikombinasi.
Pasien mengalami perbaikan nilai frekuensi Manfaat pijat punggung pada pasien
pernapasan terutama pada pasien dengan dengan gagal jantung selain untuk mengatasi
pola napas tidak efektif. Tidak ditemukan kelelahan adalah untuk menekan kecemasan
perubahan signifikan pada saturasi oksigen yang merupakan salah satu prediktor

70 JKP - Volume 5 Nomor 1 April 2017


Bambang Aditya Nugraha : : Pengaruh Pijat Punggung terhadap Skor Kelelahan Pasien Gagal Jantung

terjadinya kelelahan pada pasien gagal positive outcomes (Volume II, 7th Edition).
jantung. Hasil uji statistik menunjukkan Elseviers Health Science Right Departement:
adanya hubungan antara skor kecemasan Philadelphia.
dengan skor kelelahan. Hasi uji juga
menunjukkan adanya pengaruh yang Chandran, V., Bella, S., Schentang, C., &
bermakna antara pijat punggung terhadap Gladman, D. (2007). Fungtional assesment
skor kecemasan (p<0,05). Oleh karena itu, in chronic illnes therapy-fatigue scale is valid
salah satu aspek yang menurunkan skor in patients with psoriatric arthritis. Annals of
kelahan adalah penurunan skor kecemasan Rheumatic Diseases, 66(7), 93693.
setelah dilakukan pijat punggung.
Penurunan skor kecemasan akan Chen, W., Liu, G., Yeh, S., Chiang, M.,
menciptakan kenyamanan fisik dan psikologis. Fu, M., & Hsieh, Y. (2013). Effect of back
Dengan meningkatnya kenyamanan, maka massage intervention on anxiety, comfort,
kualitas istirahat pasien akan lebih baik and physiologic responses in patients
sehingga proses konservasi energi akan with congestive heart failure. Journal of
lebih optimal. Manfaat berikutnya adalah Alternative & Complementary Medicine,
penurunan beban kerja jantung pada fase 19(5), 464-470. doi:10.1089/acm.2011.0873.
after load dikarenakan vasodilatasi pembuluh
darah dan penurunan tekanan darah pada Data Instalasi Rawat Inap RSU dr. Slamet
pasien gagal jantung setelah dilakukan Garut. (2016).
intervensi.
Gangguan fisik pada pasien gagal jantung Data Pemerintah Kabupaten Garut tahun
yang cenderung menetap terutama gangguan 2015. (2015).
pada struktur jantung tidak dapat diatasi
dengan pijat punggung. Akan tetapi, gangguan Evangelista, L.S. (2008). Correlates of
yang sifatnya psikis dapat diatasi dengan pijat fatigue in patients with heart failure. National
punggung. Hal tersebut dibuktikan dengan Institute of health, Prog. Cardiovasc Nurs,
menurunnya skor kelelahan pada pasien 23(1), 1217.
dengan gagal jantung kelas fungsional III
meskipun tanpa disertai perubahan fisik yang Figueroa, M.S., & Jay, I.P. (2006). Congestive
bermakna. heart failure: Diagnosis, pathophysiology,
therapy, and implications for respiratory care.
Respiratory Care, 51(4).
Simpulan
Hashemzadeh, A.M.T., Farshi, G.,
Terdapat pengaruh pijat punggung terhadap Halabianloo, G.R., & Rad, M. (2011). The
penurunan skor kelelahan pada pasien gagal study of effectiveness of relaxation and
jantung di RSUD dr. Slamet Garut. distraction techniques training in anxiety
reduction in cardiac patients. Arak Medical
University Journal, 14(3), 97-105.
Daftar Pustaka
Li-Huan, C., Chung-Yi, L., Shyh-Ming, S.,
Aalami, M., Jafarnejad, F., & Wei-Hsian, Y., & Ai-Fu, C. (2010). Predictors
ModarresGharavi, M. (2016). The effects of fatigue in patients with heart failure. Journal
of progressive muscular relaxation and of Clinical Nursing, 19(11/12), 1588-1596.
breathing control technique on blood doi:10.1111/j.1365-2702.2010.03218.x.
pressure during pregnancy. Iranian Journal
of Nursing & Midwifery Research, 21(3), Newberg and Warldman. (2013). World can
331-336. doi:10.4103/1735-9066.180382. change your brain. American Journal of
Clinical Hypnosis Vol. 56 , Iss. 1,2013.
Black, J.M., & Hawks, J.K. (2009). Medical
surgical nursing: Clinical management for Smith, O. F., Kupper, N., de Jonge, P., &

JKP - Volume 5 Nomor 1 April 2017 71


Bambang Aditya Nugraha : : Pengaruh Pijat Punggung terhadap Skor Kelelahan Pasien Gagal Jantung

Denollet, J. (2010). Distinct trajectories Application of the fatigue assessment scale.


of fatigue in chronic heart failure and their Journal of The American Geriatrics Society,
association with prognosis. European 56(10), 1915-1919. doi:10.1111/j.1532-
Journal Of Heart Failure, 12(8), 841-848. 5415.2008.01925.x.
doi:10.1093/eurjhf/hfq075.
Woung-Ru, T., Chiung-Yao, Y., & San-Jou,
Smith, O.F., van den Broek, K.C., Renkens, Y. (2010). Fatigue and its related factors
M., & Denollet, J. (2008). Comparison in patients with chronic heart failure.
of fatigue levels in patients with stroke Journal of Clinical Nursing, 19(1/2), 69-78.
and patients with end-stage heart failure: doi:10.1111/j.1365-270 .

72 JKP - Volume 5 Nomor 1 April 2017

Anda mungkin juga menyukai