Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA NEONATUS

Di susun dalam rangka memenuhi salah satu Tugas kelompok pada Mata Kuliah
Keperawatan Maternitas 1
Dosen Pembimbing : Ibu Wiwin N.A., M.Kep

Disusun oleh :

1. Allien Ayu Arianto (R.19.01.004)


2. Amelia Septiyani (R.19.01.005)
3. Muhammad Adhi Prabowo (R.19.01.047)
4. Neneng Wijayanti (R.19.01.050)
5. Novianda Ghina NA (R.19.01.052)
6. Reza Rosita (R.19.01.063)
7. Selin Sugiarti (R.19.01.068)
8. Siti Rahufi (R.19.01.072)
9. Uun Nuryati (R.19.01.080)

PROGRAM STUDI SARJANA ILMU KEPERAWATAN

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
Jl. Wirapati Telp.(0234)272020 Fax. (0234)2720558

Kecamatan Sindang Kabupaten indramayu


2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Asuhan Keperawatan Pada
Neonatus”.

Penyusunan makalah ini telah kami selesaikan dengan lancar,tetapi kami


menyadari bahwa penyusunan tugas makalah ini masih jauh dari kata
sempurna,jadi kami mohon untuk memberikan masukan, kritik,dan saran yang
membangun demi perbaikan dalam penyusunan tugas makalah ini.

Kami  menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat Saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata
semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Indramayu, Oktober
2020

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari (wewenang
maternitas adalah 0-40 hari). Periode neonatal atau neonatus adalah bulan pertama
kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan
yang amat manakjubkan. (Mary Hamilton, 1995: 217).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42
minggu dan berat badannya 2.500 - 4.000 gram (ditimbang dalam 1 jam setelah
lahir) serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin.
Pemeriksaan awal yang dilakukan terhadap bayi setelah berada di dunia luar
yang bertujuan untuk mengetahui apakah bayi dalam keadaan normal dan
memeriksa adanya penyimpangan/kelainan pada fisik, serta ada atau tidaknya
refleks primitive dilakukan setelah kondisi bayi stabil, biasanya 6 jam setelah lahir
dan dalam 24 jam dilakukan pemeriksaan Fisik Lengkap.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Neonatus?
2. Bagaimana penanganan bayi baru lahir/neonatus?
3. Komplikasi apa saja yang sering terjadi pada bayi baru lahir?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Neonatus
Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari (wewenang
maternitas adalah 0-40 hari). Periode neonatal atau neonatus adalah bulan pertama
kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan
yang amat manakjubkan. (Mary Hamilton, 1995: 217).

Fisiologi
a. Respirasi Perubahan yang penting pada neonatus adalah respirasi. Pada saat
intarauterin, paru-paru  berisi ± 20 cc/KgBB. Pada saat lahir, cairan tersebut
digantikan dengan udara. Dengan kelahiran pervaginam, cairan tersebut
dikeluarkan melalui trakea dan paru-paru. Nafas yang pertama merupakan
reflek dari perubahan tekanan, perubahan suhu, suara dan sensasi fisik pada
saat kelahiran dengan permukaan yang relative kasar. Disisi lain,
kemoreseptor di aorta berespon terhadap penurunan PO2 (dari 80 mmHg ke
15 mmHg),  peningkatan CO2 (dari 40 mmHg ke 70 mmHg) dan penurunan
pH arteri. Depresi  pernafasan tersebut terjadi karena terputusnya tali pusat.
Nafas pertama bersifat dangkal dan tidak teratur ± 30-60 x/menit disertai
periode apnea pendek (<15”). Bayi baru lahir lebih menyukai bernafas
melalui hidung. Saat mengalami pembuntuan, reflek yang digunakan adalah
membuka mulut, tetapi kemampuan tersebut baru dimiliki setelah usia 3
minggu, oleh karena itu bayi mudah mengalami cyanosis jika mengalami
obstruksi hidung.
b. Sirkulasi System sirkulasi mengalami perubahan saat lahir, foramen ovale,
duktus arteriosus dan duktus venosus menutup. Arteri dan vena umbilical
serta arteri hepatica menjadi ligament. Tekanan arteri pulmonal menurun
menyebabkan penurunan tekanan artrium kanan. Peningkatan aliran darah
yang kembali kesisi kiri jantung meningkatkan tekanan atrium kiri.
Perubahan tekanan ini menyebabkan penutupan foramen ovale. Selama
beberapa hari, menangis menyebabkan pengembalian aliran darah melalui
foramen ovale dan menyebabkan cyanosis. Saat level PO2 arteri mendekati
50 mmHg, duktus arteriosus menutup kemudian duktus tersebut menjadi
ligament. Dengan pematangan tali pusat, arteri dan vena umbilical serta
duktus venosus menutup cepat dan menjadi ligament.
c. Termoregulasi Pengendalian panas adalah cara kedua untuk menstabilkan
fungsi pernafasan dan sirkulasi bayi. Termoregulasi adalah upaya
mempertahankan keseimbangan antara  produksi dan pengeluaran panas.
Bayi bersifat homeothemic yang artinya berusaha menstabilkan suhu badan
internal dalam rentang yang pendek. Hipotermi dan kehilangan  panas yang
berlebihan merupakan kejadian yang membahayakan. Termogenesis pada
bayi dipenuhi oleh brown fat dan meningkatkan aktifitas metabolisme otak,
jantung dan liver. Brown fat terletak pada antara kedua scapula dan axila,
serta didalam pintu masuk dada, sekitar ginjal dan vertebra. Lemak tersebut
mengandung banyak pembuluh darah dan saraf daripada lemak biasa.
d. Hematologi Hb bayi lebih banyak dari orang dewasa yaitu 14,5-22,5 g/dl,
tetapi merupakan HbF yaitu Hb yang usianya lebih pendek dari orang
dewasa (40-90 hari). Dengan simpanan Fe selama dalam kandungan, bayi
akan membuat Hb yang baru. Simpanan Fe dapat dipertahankan sampai usia
5 bulan.
e. Sistem Renal Pada usia khamilan empat bulan, ginjal bayi sudah terbentuk
dan sudah bisa memproduksi urine. Urin akan dikeluarkan kedalam cairan
amnion. Fungsi renal seperti orang dewasa baru bisa dipenuhi saat bayi
berusia 2 bulan. Saat lahir biasanya bayi akan BAK sedikit dan kemudian
tidak BAK selam 12-24 jam, kemudian akan BAK 6-10 x/menit. Urin
berwarna kuning, berjumlah 15-60 cc/KgBB.
f. Gastrointestinal Bayi aterm sudah bisa menelan, mencerna dan mengolah
serta menyerap protein dan karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak
sederhana. Bayi yang hidrasinya baik, mukosa mulutnya basah, merah
muda. Setelah lahir ada sedikit mucus yang tersisa dimulut bayi.
g. Sistem Hepatika Liver dan gall blader dibentuk usia kehamilan 4 bulan.
Liver dapat diraba pada bayi baru lahir 1 cm dibawah costa kanan karena
liver memenuhi ± 40 % kavitas abdomen. 50 %   bayi aterm mengalami
hyperbilirubinemia yang fisiologis sebagai akibat dari frekuensi  produksi
bilirubin yang tinggi dari pemecahan RBC yang lebih banyak dari dewasa,
selain itu ada sejumlah bilirubin yang diserap kembali dari usus halus.
h. Sistem Imunologi System imunologi pada bayi baru berkembang pada fase
awal ekstrauterin dan belum aktif sampai dengan beberapa bulan. Selam tiga
bulan pertama, bayi dilindungi oleh imunitas pasif dari ibu.
i. Sistem integument Vernix caseosa, suatu lapisan putih seperti keju,
menutupi bayi saat lahir, fungsinya masih belum jelas. Dalam 24 jam vernix
caseosa akan diabsorsi kulit dan hilang seluruhnya, jadi tidak perlu
dibersihkan.  
j. Sistem Reproduksi
Perempuan:
a. Ovarium sudah berisi ribuan sel-sel primitive (folikel primordial).  
b. Peningkatan estrogen selama kehamilan didikuti dengan penurunan
yang tiba-tiba saat kelahiran menyebabkan terjadinya pengeluaran
darah atau mucus dari vagina disebut pseudomenstruasi.
c. Genetalia eksterna edema dan hiperpigmentasi.
d. Labia mayor dan minor sudah menutupi vestibulum.
e. Vernix caseosa terdapat dikedua labia.
Laki-laki:
a. Testis sudah turun kedalam scrotum pada 90 % bayi.  
b. Spermatogenesis belum terjadi, baru terjadi saat pubertas.
c. Sering terjadi hidriceles yaitu akumulasi cairan disekitar testis, bisa
sembuh sendiri.
k. System Muskuloskeletal Pertumbuhan tulang terjadi cephalocaudal. Kepala
mempunyai panjang ¼ dari panjang  badan bayi, dengan lengan lebih
panjang sedikit dari kaki. Ukuran dan bentuk kepala dapat sedikit berubah
akibat penyesuaian dengan jalan lahir disebut molding.

B. Penanganan Bayi Baru Lahir


  Tujuan utama perawatan bayi baru lahir adalah:
l. Membersihkan jalan nafas. Bayi normal akan menangis spontan
segera setelah dilahirkan. Apabila bayi tidak langsung menangis,
penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai
berikut:
a. Letakkkan bayi pada posisi telentang ditempat yang keras dan hangat.  
b. .Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi
lebih bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur
lurus sedikit tengadah ke belakang.
c. Bersihkan rongga hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan
jari tangan yang dibungkus kasa steril.
d. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2  –  3 kali atau gosok kulit
bayi dengan kain kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya
bayi akan segera menangis.
e. Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat menyebabkan
kerusakan otak. Oleh karena itu segera bersihkan mulut dan hidung
bayi baru lahir. Observasi warna kulit, adanya meconium dalam
hidung atau mulut.
f. Bantuan untuk memulai pernafasan diperlukan untuk mewujudkan
ventilasi yang adekuat.
g. Dokter atau tenaga medis hendaknya melakukan pemompaan setelah 1
menit bayi tidak menangis.
2. Memotong dan merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak menentukan
dan mempengaruhi bayi, kecuali bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak
menangis maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan
tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut
bayi dengan gunting steril dan diikat dengan  pengikat steril. Apabila masih
terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan
dirawat dengan alkohol 70 % atau povidon iodin 10 % serta dibalut kasa
steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari dan setiap basah atau kotor.
Sebelum memotong tali pusat. Pastikan bahwa tali pusat sudah diklem
dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan.

3. Mempertahankan suhu tubuh bayi.

Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap
hangat. Bayi baru lahir di  bungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok
ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya stabil.
Suhu tubuh bayi harus dicatat.

4. Memberikan vitamin K.

Pemberian vitamin K dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan


karena defisiensi vitamin K. Vitamin K diberikan peroral 1 mg/ hari selama 3
hari, sedangkan bayi yang  beresiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan
dosis 0,5  –  1 mg I.M.

5. Memberikan obat tetes/ salep mata.

Setiap bayi lahir perlu diberikan tetes mata atau salep mata setelah 5 jam
bayi lahir untuk mencegah terjadinya penyakit mata karena klamidia. Tetes
atau salep mata yang diberikan adalah eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1 %.

6. Identifikasi bayi baru lahir.

Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia ditempat


penerimaan pasien. Kamar bersalin dan ruang rawat bayi. Peralatan yang
digunakan hendaknya kebal air dengan tepi yang halus dan tidak melukai,
tidak mudah robek dan tidak mudah lepas. Pada gelang atau alat identifikasi
harus tercantum:

a. Nama (bayi, nyonya)


b. Tanggal lahir
c.  Nomor bayi
d. Jenis kelamin
e. Unit
f. Nama lengkap ibu

Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama,


tanggal lahir, nomor identifikasi. Ukurlah berat lahir,  panjang bayi, lingkar
kepala, lingkar perut dan catat dalam rekam medik.

7. Mencegah terjadinya infeksi.


Dapat dilakukan dengan perawatan tali pusat yang aseptik dan antiseptik.
Pemberian tetes atau salep mata untuk mencegah infeksi pada mata.

C. Pemantauan Bayi Baru Lahir

 Bayi baru lahir dilakukan untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau
tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan
perhatian. Yang perlu dipantau pada bayi  baru lahir adalah:
1. Suhu badan dan lingkungan. Suhu badan bayi perlu diukur dan dicatat
secara teratur untuk mengetahui adanya  peningkatan suhu tubuh sehingga
dapat segera dilakukan tindakan yang tepat dan cepat.
2. Tanda  –  tanda vital.
a. Suhu tubuh bayi diukur melalui ketiak atau dubur bayi.  
b.  Nadi dapat dipantau di semua titik – titik nadi perifer.
c. Pernafasan yang normal pada bayi baru lahir adalah perut dan dada
bergerak  bersamaan tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar adanya
suara pada waktu inspirasi maupun ekspirasi. Gerak pernafasan
30 – 50 kali permenit.
d. Tekanan darah dipantau bila ada indikasi.
3. Mandi dan perawatan kulit. Dalam keadaan normal kulit bayi baru lahir
adalah kemerahan dan terjadi pengelupasan ringan. Mandi pada bayi baru
lahir sangat diperlukan untuk merawat kebersihan kulit dan menjaga
kelembaban kulit dan suhu tubuh.
4. Pakaian. Pakaian pada bayi dapat menjaga kehangatan suhu tubuh bayi.
Sehingga bayi tidak jatuh  pada keadaan hipotermia. Pakaian juga dapat
melindungi kulit bayi dari resiko cidera/ tergores.
5. Perawatan tali pusat. Perawatan tali pusat dilakukan secara aseptik dan
antiseptik untuk mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat.

D. Mekanisme Kehilangan Panas Pada Bayi Baru Lahir


1. Evaporasi adalah cara kehilangan panas utama pada tubuh bayi.
Kehilangan panas terjadi karena menguapnya cairan ketuban pada
permukaan tubuh bayi. setelah lahir karena bayi tida langsung dikeringkan
atau terjadi setelah bayi dimandikan.
2. Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh
bayi dengan  permukaan yang dingin, miasal bayi yang diletakkan diatas
meja, tempat tidur atau timbangan yang dingin cepat mengalami
kehilangan panas tubuh melalui konduksi
3. Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayiterpapar dengan
udara disekitar yang telah dingin, bayi yang dilahirkan di ruangan yang
dingin cepat mengalmi kehilingan panas. Kehilangan panas terjadi jika ada
tiupan kipas angin, aliran udara atau  penyejuk ruangan. 4.
4. Radiasi adalah kehilangan pnas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat
berada yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur
tubuh bayi, bayi akan mengalami kehilangan panas melalui car ini. Benda
yang lebih dingin tersebut tidak  bersentuhan langsung dengan panas bayi.

E. Penilaian Bayi Untuk Tanda – Tanda Kegawatan


 Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda  – tanda kegawatan/
kelainan yang menunjukkan suatu penyakit, yaitu :
1. Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau
beberapa tanda  – tanda berikut:
a. Sesak nafas
b. Frekuensi pernafasan 60 X/mnt
c. Gerak retraksi dada
d. Malas minum
e. Panas atau suhu badan bayi rendah
f. Bayi kurang aktif
g. Berat lahir rendah (1500 -  2500 gram)

2. Tanda  –  tanda bayi sakit berat. Apabila terdapat salah satu atau lebih
tanda  –  tanda berikut ini:
a. Sulit minum
b. Sianosis sentral (lidah biru)
c. Perut kembung
d. Periode apneu
e. Kejang / periode kejang  – kejang kecil
f. Merintih
g. Perdarahan
h. Sangat kuning
i. Berat badan lahir < 1500 gram

F.. Komplikasi yang Sering Terjadi pada Bayi Baru Lahir


1. Icterus neonatorum Kira-kira 1/3 dari bayi yang baru lahir ,
memperlihatkan icterus antara Hari ke 2 dan ke 5 yang dinamakan
icterus fisiologis yang ditimbulkan oleh hyperbilirubinaemia yang
disebabkan oleh:
a. Penghancuran erytrocyt yang hebat. Kehidupan intra uterin terdapat
polycytaemia untuk mengimbangi kadar O2 yang rendah. Sedangkan
untuk kehidupan diluar tidak diperlukan sedemikian banyak
erythrocyte.  
b. Hati bayi belum berfaal baik, sehingga tidak dapat mengubah Bilirubin
I menjadi  bilirubin II.Pada anak premature icterus biasanya lebih
hebat dan lebih lama lagi karena faal hati masih sangat kurang.
2. Kehilangan Berat Badan Selama 3 atau 4 hari yang pertama bayi boleh
dikatakan hampir tidak kemasukan cairan (Asi belum lancar).
Sedangkan bayi mengeluarkan faeces, urine dan peluh dengan cukup
banyak maka BB bayi turun. Kehilangan BB tidak boleh lebih dari
10%.

G. Asuhan Kweperawatan
Pemeriksaan Fisik 
  Pemeriksaan bayi dapat dilakukan segera setelah status kardiovaskuler
aman dan secara berkala.
A. Penampilan umum
a) BB 2500-4000 gram, akan berkurang 3-5 hari, tetapi tidak boleh > 10
%, biasanya akan naik kembali setelah hari ke 8-12
b) PB 46-56 cm
c) Suhu 36,5-37,50 C
B. Kepala
a) Ukur: lingkar kepala  b.
b) Periksa adanya caput atau cepal hematom, molding, fontanel anterior
dan  posterior.
c) Periksa bentuk telinga.
d) Simetris tidaknya wajah.
e) Periksa mata: bentuk, letak, ukuran, pupil, reflek cahaya, adanya
perdarahan.
f) Periksa mulut: bibir, palatum, lidah, gigi.
g) Periksa hidung: septum, simetris atau tidak.
h) Periksa leher: Ukuran simetris/tidak, Gerakan baik/kurang baik,
Pergerakan otot
3. Kulit
a) Vernix caseosa
b) Lanugo terutama diwajah, bahu (lebih banyak pada premature)
c) Warna kulit (biasanya bayi akan mengalami akrosianosis, lalu badan
akan semakin merah jika bayi menangis), adanya bintik-bintik,
deskuamasi, kering
d) Pembesaran payudara
e) Bercak meconium pada kulit, tali pusat, kuku jari
f) Cairan amnion, bau
g) Cari adanya jaundice dengan menekan kulit, maka warna kuning akan
lebih jelas
4. Dada
a) Diameter anteroposteriorhampir sama dengan diameter transversa
(diameter diukur sedikit diatas putting), lebih pendek daripada
abdomen.
b) Pembesaran payudara, witch’s milk
c) Palpasi/auskultasi PMI, frekuensi, kualitas HR (120-160 x/menit) dan
murmur
d) Karakteristik respirasi, cracles, ronchi, suara nafas tiap-tiap sisi dada,
frekuensi 30-60 x/menit (dad dan perut bergerak bersama, hitung 1
menit penuh), periode apnea
5. Abdomen
a) Bentuk: simetris/tidak  
b) Bising usus: ada/ tidak
c) Kelainan: cekung/cembung
d) Tali Pusat, pembuluh darah, perdarahan, kelainan tali pusat
6. Neurologik
a. Tonus otot.  
b. Reflek: moro reflek, tonik neck reflek, palmar graps reflek, walking
reflek, rooting reflek, sucking reflek.
7. Kelamin
a. Bayi perempuan,labia mayora/minora, sekresi vaginal, kelainan, Anus.  
b. Bayi laki-laki, scrotum, testis, penis, kelainan.
8. Punggung Adanya benjolan atau defek yang lain ( bayi harus
ditengkurapkan)
9. Ektremitas
a. Kelengkapan jari, adanya sindaktili dan polidaktili
b. Bentuk ekstremitas, bandingkan panjang kedua kaki, tinggi lutut, dan
gerakannya dengan menekuk kedua paha kekanan kiri abdomen

PENILAIAN APGAR SCORE

APGAR PEMERIKSAAN 0 1 2
Appearance/ Inspeksi Biru/pucat Badan merah, Semua merah
warna kulit seluruh tubuh ekstremitas biru
Pulse/denyut Auskultasi jantung Tidak <100x/menit >100x/menit
jantung terdengar
Grimace/refle Menghisap atau Tidak ada Menyeringai Menangis keras
k iritabily rangsang lain respon
Activity/ Inspeksi Lemah Fleksi Gerak aktif
tonus otot eksremitas
Respiration/ Inspeksi Tidak ada Menangis lemah Gerakan
pernafasan gerakan atau merintih pernafasan kuat/
pernafasan menangis kuat

Total score :
0-3 : asfiksia berat
4-6 : asfiksia sedang
7-10 : asfiksia ringan
H. Periode Trasisional Pada Neonatus
1. Periode I
Reaktivitas (30 menit pertama setelah lahir). Bayi terjaga dengan:
a) Buka mata
b) Memberikan respon terhadap stimulus
c) Mengisap dengan penuh semangat dan menangis
d) RR 82 x/ mnt e.Denyut jantung sampai 180 x/mnt
e) Bising usus aktif g.Restfulness mengikuti fase awal reaktivitas dan
berlangsung 2 sampai 4 jam. Kemudian suhu tubuh, pernafasan, nadi
menurun.

2. Periode II
Reaktivitas (berlangsung 2 sampai 5 jam)
Bayi bangun dari tidur yang nyenyak:
a) Denyut jantung dan kecepatan pernafasan meningkat
b) Reflek gag aktif
c) Mungkin mengeluarkan meconium & urine
d) Menghisap
e) Lendir pernafasan berkurang.

3. Periode III
Stabilisasi (12 sampai 24 jam setelah lahir). Bayi lebih mudah tidur dan
terbangun:
a) Tanda-tanda vital stabil
b) Kulit berwarna kemerahan dan hangat.

I. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan sumbatan atau kotoran pada tali pusat
Tujuan: tidak terjadi infeksi pada tali pusat Intervensi:
a. Kaji adanya bau atau cairan pada tali pusat
R: Cairan pada tali pusat dapat menunjukkan adanya infeksi  
b. Lakukan perawatan pada tali pusat dengan alcohol
R: Alcohol dapat mencegah infeksi yang terjadi pda tali pusat
c. Ganti nouvel gauze pada tali pusat setiap habis mandi
R: Nouvel gauze diganti untuk mencegah terjadinya infeksi

d. Kaji adanya tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu tubuh,


kemerahaN disekitar tali pusat.

R: Peningkatan suhu tubuh, kemerahan disekitartali pusat dapat


menunjukkan adanya infeksi

e. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan R: mencuci dapat


mencegah terjadinya infeksi nosokomial
f. Jaga lingkungan tetap bersih R: Lingkungan yang bersih dapat menjaga
kesehatan janin

2. Resti hipotermi berhubungan dengan perubahan suhu Tujuan: hipotermi


tidak menjadi aktual Intervensi:

a) Segera bungkus bayi dengan selimut kering. R: Mencegah penguapan


suhu melalui evaporasi  

b.Observasi suhu bayi tiap 4 jam R: Deteksi dini bila terjadi hipotermi

c.Jaga lingkungan tetap hangat dan kering R: Mencegah penguapan suhu

d.Dekatkan bayi dengan ibu sesering mungkin R: Dekapan ibu membuat


bayi merasa hangat

3.Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi mucus Tujuan: pola
nafas efektif Intervensi:

a. Bersihkan muka dengan kasa/ kain bersih dari darah dan lendir segera
setelah kepala  bayi lahir. R: Mengurangi resiko terjadinya aspirasi
dan usaha untuk membebaskan jalan nafas  bayi.  

b. Hisap lendir dengan menggunakan penghisap lendir atau kateter pada


sisi mulut atau hidung.

R: Membersihkan jalan nafas sehingga kebutuhan O2 dapat terpenuhi


dengan pola nafas yang efektif.
c. Miringkan bayi kekanan untuk mencegah regurgitasi R: Mencehah
terjadinya aspirasi yang dapat menimbulkan terjadinya gagal nafas
pada  bayi.

d. Bersihkan jalan nafas R: Membebaskan jalan nafas bayi.

e. Pertahankan suplai oksigen adekuat R: Memeuhi kebutuhan oksigen


yang diperlukan bayi.

Evaluasi

1.Tidak terjadi infeksi pada tali pusat


2.Hipotermi tidak menjadi actual
3.Pola nafas efektif

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari (wewenang
maternitas adalah 0-40 hari). Periode neonatal atau neonatus adalah bulan pertama
kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan
yang amat manakjubkan.
Sedangkan untuk Penanganan bayi yang baru lahir sendiri yaitu:
1. Membersihkan jalan nafas
2. Memotong dan merawat tali pusat.
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi
4. Memberikan vitamin K
5. Memberikan obat tetes/ salep mata
6. Identifikasi bayi baru lahir
7. Mencegah terjadinya infeksi

B. Saran

Untuk Ibu bisa tetap memberikan ASI kepada bayinya, memantau tumbuh
kembang bayi dengan datang ke BPM atau Posyandu secara rutin, untuk
memantau tumbuh kembang atau kelainan dapat diketahui secara dini dan untuk
melakukan imunisasi.

Diharapkan pembaca dapat memahami isi makalah kami dan memperluas


wawasan dari berbagai sumber lain. Karena makalah ini jauh dari kesempurnaan.
Kami harapkan saran dari pembaca untuk kemajuan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
 
Arief, Mansjoer. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Penerbit Media
Aesculapius. Jakarta
Carpenito, Lynda juall. (1999). Buku Diagnosa Keperawatan,Penerbit Buku
Kedokteran, EGC. Jakarta Doengoes E. Marylin. (2000).
Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta 
Doengoes E. Marylin. (2001). Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi,\ EGC.
Jakarta
 

Anda mungkin juga menyukai