Di susun dalam rangka memenuhi salah satu Tugas kelompok pada Mata Kuliah
Keperawatan Maternitas 1
Dosen Pembimbing : Ibu Wiwin N.A., M.Kep
Disusun oleh :
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga dapat menyusun makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Asuhan Keperawatan Pada
Neonatus”.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat Saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata
semoga makalah ini memberikan manfaat bagi kita semua.
Indramayu, Oktober
2020
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari (wewenang
maternitas adalah 0-40 hari). Periode neonatal atau neonatus adalah bulan pertama
kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan
yang amat manakjubkan. (Mary Hamilton, 1995: 217).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-42
minggu dan berat badannya 2.500 - 4.000 gram (ditimbang dalam 1 jam setelah
lahir) serta harus dapat melakukan penyesuaian diri dari kehidupan intrauterin ke
kehidupan ekstrauterin.
Pemeriksaan awal yang dilakukan terhadap bayi setelah berada di dunia luar
yang bertujuan untuk mengetahui apakah bayi dalam keadaan normal dan
memeriksa adanya penyimpangan/kelainan pada fisik, serta ada atau tidaknya
refleks primitive dilakukan setelah kondisi bayi stabil, biasanya 6 jam setelah lahir
dan dalam 24 jam dilakukan pemeriksaan Fisik Lengkap.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Neonatus?
2. Bagaimana penanganan bayi baru lahir/neonatus?
3. Komplikasi apa saja yang sering terjadi pada bayi baru lahir?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Neonatus
Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari (wewenang
maternitas adalah 0-40 hari). Periode neonatal atau neonatus adalah bulan pertama
kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan
yang amat manakjubkan. (Mary Hamilton, 1995: 217).
Fisiologi
a. Respirasi Perubahan yang penting pada neonatus adalah respirasi. Pada saat
intarauterin, paru-paru berisi ± 20 cc/KgBB. Pada saat lahir, cairan tersebut
digantikan dengan udara. Dengan kelahiran pervaginam, cairan tersebut
dikeluarkan melalui trakea dan paru-paru. Nafas yang pertama merupakan
reflek dari perubahan tekanan, perubahan suhu, suara dan sensasi fisik pada
saat kelahiran dengan permukaan yang relative kasar. Disisi lain,
kemoreseptor di aorta berespon terhadap penurunan PO2 (dari 80 mmHg ke
15 mmHg), peningkatan CO2 (dari 40 mmHg ke 70 mmHg) dan penurunan
pH arteri. Depresi pernafasan tersebut terjadi karena terputusnya tali pusat.
Nafas pertama bersifat dangkal dan tidak teratur ± 30-60 x/menit disertai
periode apnea pendek (<15”). Bayi baru lahir lebih menyukai bernafas
melalui hidung. Saat mengalami pembuntuan, reflek yang digunakan adalah
membuka mulut, tetapi kemampuan tersebut baru dimiliki setelah usia 3
minggu, oleh karena itu bayi mudah mengalami cyanosis jika mengalami
obstruksi hidung.
b. Sirkulasi System sirkulasi mengalami perubahan saat lahir, foramen ovale,
duktus arteriosus dan duktus venosus menutup. Arteri dan vena umbilical
serta arteri hepatica menjadi ligament. Tekanan arteri pulmonal menurun
menyebabkan penurunan tekanan artrium kanan. Peningkatan aliran darah
yang kembali kesisi kiri jantung meningkatkan tekanan atrium kiri.
Perubahan tekanan ini menyebabkan penutupan foramen ovale. Selama
beberapa hari, menangis menyebabkan pengembalian aliran darah melalui
foramen ovale dan menyebabkan cyanosis. Saat level PO2 arteri mendekati
50 mmHg, duktus arteriosus menutup kemudian duktus tersebut menjadi
ligament. Dengan pematangan tali pusat, arteri dan vena umbilical serta
duktus venosus menutup cepat dan menjadi ligament.
c. Termoregulasi Pengendalian panas adalah cara kedua untuk menstabilkan
fungsi pernafasan dan sirkulasi bayi. Termoregulasi adalah upaya
mempertahankan keseimbangan antara produksi dan pengeluaran panas.
Bayi bersifat homeothemic yang artinya berusaha menstabilkan suhu badan
internal dalam rentang yang pendek. Hipotermi dan kehilangan panas yang
berlebihan merupakan kejadian yang membahayakan. Termogenesis pada
bayi dipenuhi oleh brown fat dan meningkatkan aktifitas metabolisme otak,
jantung dan liver. Brown fat terletak pada antara kedua scapula dan axila,
serta didalam pintu masuk dada, sekitar ginjal dan vertebra. Lemak tersebut
mengandung banyak pembuluh darah dan saraf daripada lemak biasa.
d. Hematologi Hb bayi lebih banyak dari orang dewasa yaitu 14,5-22,5 g/dl,
tetapi merupakan HbF yaitu Hb yang usianya lebih pendek dari orang
dewasa (40-90 hari). Dengan simpanan Fe selama dalam kandungan, bayi
akan membuat Hb yang baru. Simpanan Fe dapat dipertahankan sampai usia
5 bulan.
e. Sistem Renal Pada usia khamilan empat bulan, ginjal bayi sudah terbentuk
dan sudah bisa memproduksi urine. Urin akan dikeluarkan kedalam cairan
amnion. Fungsi renal seperti orang dewasa baru bisa dipenuhi saat bayi
berusia 2 bulan. Saat lahir biasanya bayi akan BAK sedikit dan kemudian
tidak BAK selam 12-24 jam, kemudian akan BAK 6-10 x/menit. Urin
berwarna kuning, berjumlah 15-60 cc/KgBB.
f. Gastrointestinal Bayi aterm sudah bisa menelan, mencerna dan mengolah
serta menyerap protein dan karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak
sederhana. Bayi yang hidrasinya baik, mukosa mulutnya basah, merah
muda. Setelah lahir ada sedikit mucus yang tersisa dimulut bayi.
g. Sistem Hepatika Liver dan gall blader dibentuk usia kehamilan 4 bulan.
Liver dapat diraba pada bayi baru lahir 1 cm dibawah costa kanan karena
liver memenuhi ± 40 % kavitas abdomen. 50 % bayi aterm mengalami
hyperbilirubinemia yang fisiologis sebagai akibat dari frekuensi produksi
bilirubin yang tinggi dari pemecahan RBC yang lebih banyak dari dewasa,
selain itu ada sejumlah bilirubin yang diserap kembali dari usus halus.
h. Sistem Imunologi System imunologi pada bayi baru berkembang pada fase
awal ekstrauterin dan belum aktif sampai dengan beberapa bulan. Selam tiga
bulan pertama, bayi dilindungi oleh imunitas pasif dari ibu.
i. Sistem integument Vernix caseosa, suatu lapisan putih seperti keju,
menutupi bayi saat lahir, fungsinya masih belum jelas. Dalam 24 jam vernix
caseosa akan diabsorsi kulit dan hilang seluruhnya, jadi tidak perlu
dibersihkan.
j. Sistem Reproduksi
Perempuan:
a. Ovarium sudah berisi ribuan sel-sel primitive (folikel primordial).
b. Peningkatan estrogen selama kehamilan didikuti dengan penurunan
yang tiba-tiba saat kelahiran menyebabkan terjadinya pengeluaran
darah atau mucus dari vagina disebut pseudomenstruasi.
c. Genetalia eksterna edema dan hiperpigmentasi.
d. Labia mayor dan minor sudah menutupi vestibulum.
e. Vernix caseosa terdapat dikedua labia.
Laki-laki:
a. Testis sudah turun kedalam scrotum pada 90 % bayi.
b. Spermatogenesis belum terjadi, baru terjadi saat pubertas.
c. Sering terjadi hidriceles yaitu akumulasi cairan disekitar testis, bisa
sembuh sendiri.
k. System Muskuloskeletal Pertumbuhan tulang terjadi cephalocaudal. Kepala
mempunyai panjang ¼ dari panjang badan bayi, dengan lengan lebih
panjang sedikit dari kaki. Ukuran dan bentuk kepala dapat sedikit berubah
akibat penyesuaian dengan jalan lahir disebut molding.
Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap
hangat. Bayi baru lahir di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok
ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya stabil.
Suhu tubuh bayi harus dicatat.
4. Memberikan vitamin K.
Setiap bayi lahir perlu diberikan tetes mata atau salep mata setelah 5 jam
bayi lahir untuk mencegah terjadinya penyakit mata karena klamidia. Tetes
atau salep mata yang diberikan adalah eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1 %.
Bayi baru lahir dilakukan untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau
tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan
perhatian. Yang perlu dipantau pada bayi baru lahir adalah:
1. Suhu badan dan lingkungan. Suhu badan bayi perlu diukur dan dicatat
secara teratur untuk mengetahui adanya peningkatan suhu tubuh sehingga
dapat segera dilakukan tindakan yang tepat dan cepat.
2. Tanda – tanda vital.
a. Suhu tubuh bayi diukur melalui ketiak atau dubur bayi.
b. Nadi dapat dipantau di semua titik – titik nadi perifer.
c. Pernafasan yang normal pada bayi baru lahir adalah perut dan dada
bergerak bersamaan tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar adanya
suara pada waktu inspirasi maupun ekspirasi. Gerak pernafasan
30 – 50 kali permenit.
d. Tekanan darah dipantau bila ada indikasi.
3. Mandi dan perawatan kulit. Dalam keadaan normal kulit bayi baru lahir
adalah kemerahan dan terjadi pengelupasan ringan. Mandi pada bayi baru
lahir sangat diperlukan untuk merawat kebersihan kulit dan menjaga
kelembaban kulit dan suhu tubuh.
4. Pakaian. Pakaian pada bayi dapat menjaga kehangatan suhu tubuh bayi.
Sehingga bayi tidak jatuh pada keadaan hipotermia. Pakaian juga dapat
melindungi kulit bayi dari resiko cidera/ tergores.
5. Perawatan tali pusat. Perawatan tali pusat dilakukan secara aseptik dan
antiseptik untuk mencegah terjadinya infeksi pada tali pusat.
2. Tanda – tanda bayi sakit berat. Apabila terdapat salah satu atau lebih
tanda – tanda berikut ini:
a. Sulit minum
b. Sianosis sentral (lidah biru)
c. Perut kembung
d. Periode apneu
e. Kejang / periode kejang – kejang kecil
f. Merintih
g. Perdarahan
h. Sangat kuning
i. Berat badan lahir < 1500 gram
G. Asuhan Kweperawatan
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan bayi dapat dilakukan segera setelah status kardiovaskuler
aman dan secara berkala.
A. Penampilan umum
a) BB 2500-4000 gram, akan berkurang 3-5 hari, tetapi tidak boleh > 10
%, biasanya akan naik kembali setelah hari ke 8-12
b) PB 46-56 cm
c) Suhu 36,5-37,50 C
B. Kepala
a) Ukur: lingkar kepala b.
b) Periksa adanya caput atau cepal hematom, molding, fontanel anterior
dan posterior.
c) Periksa bentuk telinga.
d) Simetris tidaknya wajah.
e) Periksa mata: bentuk, letak, ukuran, pupil, reflek cahaya, adanya
perdarahan.
f) Periksa mulut: bibir, palatum, lidah, gigi.
g) Periksa hidung: septum, simetris atau tidak.
h) Periksa leher: Ukuran simetris/tidak, Gerakan baik/kurang baik,
Pergerakan otot
3. Kulit
a) Vernix caseosa
b) Lanugo terutama diwajah, bahu (lebih banyak pada premature)
c) Warna kulit (biasanya bayi akan mengalami akrosianosis, lalu badan
akan semakin merah jika bayi menangis), adanya bintik-bintik,
deskuamasi, kering
d) Pembesaran payudara
e) Bercak meconium pada kulit, tali pusat, kuku jari
f) Cairan amnion, bau
g) Cari adanya jaundice dengan menekan kulit, maka warna kuning akan
lebih jelas
4. Dada
a) Diameter anteroposteriorhampir sama dengan diameter transversa
(diameter diukur sedikit diatas putting), lebih pendek daripada
abdomen.
b) Pembesaran payudara, witch’s milk
c) Palpasi/auskultasi PMI, frekuensi, kualitas HR (120-160 x/menit) dan
murmur
d) Karakteristik respirasi, cracles, ronchi, suara nafas tiap-tiap sisi dada,
frekuensi 30-60 x/menit (dad dan perut bergerak bersama, hitung 1
menit penuh), periode apnea
5. Abdomen
a) Bentuk: simetris/tidak
b) Bising usus: ada/ tidak
c) Kelainan: cekung/cembung
d) Tali Pusat, pembuluh darah, perdarahan, kelainan tali pusat
6. Neurologik
a. Tonus otot.
b. Reflek: moro reflek, tonik neck reflek, palmar graps reflek, walking
reflek, rooting reflek, sucking reflek.
7. Kelamin
a. Bayi perempuan,labia mayora/minora, sekresi vaginal, kelainan, Anus.
b. Bayi laki-laki, scrotum, testis, penis, kelainan.
8. Punggung Adanya benjolan atau defek yang lain ( bayi harus
ditengkurapkan)
9. Ektremitas
a. Kelengkapan jari, adanya sindaktili dan polidaktili
b. Bentuk ekstremitas, bandingkan panjang kedua kaki, tinggi lutut, dan
gerakannya dengan menekuk kedua paha kekanan kiri abdomen
APGAR PEMERIKSAAN 0 1 2
Appearance/ Inspeksi Biru/pucat Badan merah, Semua merah
warna kulit seluruh tubuh ekstremitas biru
Pulse/denyut Auskultasi jantung Tidak <100x/menit >100x/menit
jantung terdengar
Grimace/refle Menghisap atau Tidak ada Menyeringai Menangis keras
k iritabily rangsang lain respon
Activity/ Inspeksi Lemah Fleksi Gerak aktif
tonus otot eksremitas
Respiration/ Inspeksi Tidak ada Menangis lemah Gerakan
pernafasan gerakan atau merintih pernafasan kuat/
pernafasan menangis kuat
Total score :
0-3 : asfiksia berat
4-6 : asfiksia sedang
7-10 : asfiksia ringan
H. Periode Trasisional Pada Neonatus
1. Periode I
Reaktivitas (30 menit pertama setelah lahir). Bayi terjaga dengan:
a) Buka mata
b) Memberikan respon terhadap stimulus
c) Mengisap dengan penuh semangat dan menangis
d) RR 82 x/ mnt e.Denyut jantung sampai 180 x/mnt
e) Bising usus aktif g.Restfulness mengikuti fase awal reaktivitas dan
berlangsung 2 sampai 4 jam. Kemudian suhu tubuh, pernafasan, nadi
menurun.
2. Periode II
Reaktivitas (berlangsung 2 sampai 5 jam)
Bayi bangun dari tidur yang nyenyak:
a) Denyut jantung dan kecepatan pernafasan meningkat
b) Reflek gag aktif
c) Mungkin mengeluarkan meconium & urine
d) Menghisap
e) Lendir pernafasan berkurang.
3. Periode III
Stabilisasi (12 sampai 24 jam setelah lahir). Bayi lebih mudah tidur dan
terbangun:
a) Tanda-tanda vital stabil
b) Kulit berwarna kemerahan dan hangat.
I. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko infeksi berhubungan dengan sumbatan atau kotoran pada tali pusat
Tujuan: tidak terjadi infeksi pada tali pusat Intervensi:
a. Kaji adanya bau atau cairan pada tali pusat
R: Cairan pada tali pusat dapat menunjukkan adanya infeksi
b. Lakukan perawatan pada tali pusat dengan alcohol
R: Alcohol dapat mencegah infeksi yang terjadi pda tali pusat
c. Ganti nouvel gauze pada tali pusat setiap habis mandi
R: Nouvel gauze diganti untuk mencegah terjadinya infeksi
b.Observasi suhu bayi tiap 4 jam R: Deteksi dini bila terjadi hipotermi
3.Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi mucus Tujuan: pola
nafas efektif Intervensi:
a. Bersihkan muka dengan kasa/ kain bersih dari darah dan lendir segera
setelah kepala bayi lahir. R: Mengurangi resiko terjadinya aspirasi
dan usaha untuk membebaskan jalan nafas bayi.
Evaluasi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari (wewenang
maternitas adalah 0-40 hari). Periode neonatal atau neonatus adalah bulan pertama
kehidupan. Selama periode neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan
yang amat manakjubkan.
Sedangkan untuk Penanganan bayi yang baru lahir sendiri yaitu:
1. Membersihkan jalan nafas
2. Memotong dan merawat tali pusat.
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi
4. Memberikan vitamin K
5. Memberikan obat tetes/ salep mata
6. Identifikasi bayi baru lahir
7. Mencegah terjadinya infeksi
B. Saran
Untuk Ibu bisa tetap memberikan ASI kepada bayinya, memantau tumbuh
kembang bayi dengan datang ke BPM atau Posyandu secara rutin, untuk
memantau tumbuh kembang atau kelainan dapat diketahui secara dini dan untuk
melakukan imunisasi.
DAFTAR PUSTAKA
Arief, Mansjoer. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Penerbit Media
Aesculapius. Jakarta
Carpenito, Lynda juall. (1999). Buku Diagnosa Keperawatan,Penerbit Buku
Kedokteran, EGC. Jakarta Doengoes E. Marylin. (2000).
Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta
Doengoes E. Marylin. (2001). Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi,\ EGC.
Jakarta