Anda di halaman 1dari 14

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA PASIEN DENGAN

MODS

Disusun Oleh:
MUHAMAD SUHAERUL
433131490120024

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KHARISMA KARAWANG
Jl. Pangkal Perjuangan Km 1 By Pass Karawang 41316
2020-2021
Pasien Tn. A, 68 tahun masuk UGD dengan keluhan demam, sesak napas dan perut kembung.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 110/60, demam 40,2C, takikardia HR 115x/menit,
takipneu RR 26 x/menit serta pada pemeriksaan lab didapatkan Lekosit 16.100. Tn. A
didiagnosis dengan obs febris dan diharuskan opname. Selama diruangan pasien dilakukan foto
polos abd 3 posisi dan CT scan abdomen dengan hasil meteorismus, tak tampak udara bebas dan
tak jelas tanda-tanda ileus obstruksi sehingga pasien hanya diterapi konservaif dan pemasangan
rectal tube. Selama di ruangan pasien bertambah sesak, distensi abdomen bertambah sehingga
pasien dipindahkan ke ICU dengan keadaan umum: sakit berat, apatis, sesak dengan oksigen
kanul 5 l/m. TD 80/40, HR 124x/m, RR 40x/m, S 39 C, sat 92%. Jtg : BJ I-II murni, murmur (-),
gallop (-). Paru: Vesikuler, ronkhi +/+, Akral : dingin, sianosis (-).

Dari hasil laboratorium didapatkan laktat 4,1; L 29.000; Tr 194.000; Ur 29; Cr 1,3; PCT 61,5. Ro
Toraks: Paru normal. Terapi: Midazolam 5 mg/jam, Dob 10ug/kg/m, Noradr 0,3 ug/kg/m,
Meropenem 3×1 gr, Ca gluconas 2x1amp, Omeprazol 1×1 amp, KCL 50 meq, TE 1000cc,
Amiparen 500cc, RL 1000 cc. Produksi urin 210 cc/8 jam dengan imbang cairan + 1480 cc.

1. Jelaskan bagaimana terjadinya masalah pada kasus di atas !


2. Jelaskan mekanisme kompensasi pada awal terjadinya masalah!
3. Buat justifikasi muncul tanda dan gejala, hasil pemeriksaan laboratorium dan diagnostic
pada kasus di atas !
4. Jelaskan indikasi dan implikasi keperawatan dalam pemberian obat obatan pada kasus di
atas dan tentuka masuk ke diagnosis keperawatan yang mana ?
5. Bandingkan dan bedakan parameter pengkajian hemodinamik (tekanan darah, frekuensi
pernapasan, tekanan vena sentral, curah jantung, tahanan vaskular sistemik) pada kasus di
atas!
6. Rumuskan Diagnosis keperawatatan ( Definisi, Penyebab, gejala mayor dan minor)
7. Tentuka standar Luaran ( definisi, ekspektasi dan kriteria hasil !
8. Buat Intervensi keperawatan (Definisi dan Tindakan (observasi, terapeutik, edukasi dan
kolaborasi) baik pada kasus di atas !
JAWABAN

1. Jelaskan bagaimana terjadinya masalah pada kasus di atas!


Pasien terdiagnosa Obs Febris dan harus di opname, Terjadinya febris pada pasien masih
belum diketahui penyebabnya, tetapi jika dilihat dari hasil pemeriksaan leukosit yang
tinggi pada pasien, kemungkinan disebabkan oleh infeksi

2. Jelaskan mekanisme kompensasi pada awal terjadinya masalah!


Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi atau zat asing yang
masuk ke dalam tubuh. Infeksi atau zat asing yang masuk ke tubuh akan merangsang
sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab
demam yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen
eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi
imunologik terhadap benda asing (non infeksi). Pirogen selanjutnya membawa pesan
melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat
pengatur panas dihipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan
asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini
akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh
darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun dan
terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang
menimbulkan demam pada tubuh.

3. Buat justifikasi muncul tanda dan gejala, hasil pemeriksaan laboratorium dan
diagnostic pada kasus di atas !
 Tekanan Darah Meningkat:
Peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ) menimbulkan reaksi menaikkan suhu
tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi sehingga membuat asupan
darah kejantung kurang dan terjadilah peningkatan tekanan darah

 Demam:
Demam timbul sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi atau zat
asing yang masuk ke dalam tubuh

 Takikardia:
Takikardi umumnya disebabkan atau dipicu oleh sesuatu yang mengganggu
impuls listrik normal yang berfungsi untuk mengontrol laju pompa jantung.
penyempitan pembuluh darah tepi yang sedang terjadi membuat asupan darah
kejantung kurang.

 Takipneu:
Sebagai tanda utama atau respon sistemik, yang kemudian dinamakan sebagai
systemic inflammatory response syndrome (SIRS) yang disebabkan oleh infeksi
maupun non infeksi
 Leukosit meningkat:
Kadar leukosit tinggi, tandanya ada kelainan atau gangguan yang sedang terjadi di
tubuh, yang perlu dilawan oleh sel darah putih.

4. Obat-obatan
Midazolam
Indikasi >
Midazolam adalah obat golongan benzodiazepine yang diberikan sebelum operasi, untuk
mengatasi rasa cemas, membuat pikiran dan tubuh menjadi rileks, serta menimbulkan
rasa kantuk dan tidak sadarkan diri. Obat ini bekerja dengan cara memperlambat kerja
otak dan sistem saraf.
Implikasi >

Harap berhati-hati dalam menggunakan obat ini, jika memiliki kondisi-kondisi sebagai
berikut: menderita gangguan fungsi ginjal, gangguan sistem saraf, penyakit liver,
penyakit jantung, obesitas atau kelebihan berat badan, glaukoma, gangguan pernapasan
atau penyakit paru obstruktif kronis, myasthenia gravis, hingga sleep apnea.

Dobutamin
Indikasi >
Dobutamin adalah obat yang digunakan oleh penderita gagal jantung untuk membantu
jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Dobutamin diberikan ketika gagal jantung
yang diderita pasien sudah tidak bisa dikompensasi oleh tubuh, yang dapat menimbulkan
turunnya tekanan darah. Obat ini bekerja dengan menstimulasi atau merangsang reseptor
yang berperan dalam meningkatkan kontraksi jantung.
Implikasi >

 Hindari penggunaan dobutamin pada pasien yang sedang atau pernah


menderita kardiomiopati dan pheochromocytoma.
 Hati-hati jika Anda memiliki riwayat penyakit jantung koroner, hipertensi, fibrilasi
atrium, atau hipertiroidisme.

Norepinephrine
Indikasi >

Norepinephrine merupakan vasopressor pilihan pertama pada syok sepsis setelah


resusitasi cairan adekuat. Norepinephrine juga dapat digunakan untuk syok kardiogenik.
Obat ini merupakan agnois reseptor adrenergik yang bekerja meningkatkan resistensi
perifer dan tekanan darah melalui efek vasokonstriksi perifer.

Implikasi >

 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera laporkan kepada dokter.
 Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obatan lain, termasuk suplemen dan
produk herba.
 Dalam keadaan darurat, pasien mungkin tidak sempat menginformasikan kondisinya
kepada dokter, dokter akan mengutamakan untuk menyelamatkan nyawa pasien. Jika
mengalami kondisi ini, segera sampaikan seluruh kondisi Anda kepada dokter, setelah
keadaan memungkinkan.
 Harap berhati-hati bagi penderita hipertensi, diabetes, penyakit jantung koroner,
gangguan pembuluh darah, varises, hipertiroid, atau asma.
 Pasien yang diberikan norepinephrine akan dipantau tekanan darahnya secara intensif
oleh dokter.

Meropenem

Indikasi >

Meropenem adalah antibiotik yang digunakan untuk menangani berbagai kondisi yang
diderita akibat adanya infeksi bakteri. Obat ini bekerja dengan cara mencegah
pertumbuhan bakteri dan membunuh penyebab infeksi tersebut. Morepenem tidak bisa
digunakan untuk mengatasi infeksi akibat virus, seperti flu.

Implikasi >

 Hati-hati bagi pasien yang menderita atau memiliki riwayat tumor otak, epilepsi, penyakit
ginjal, atau gangguan pencernaan (misalnya kolitis).
 Hati-hati menggunakan morepenem jika memiliki riwayat alergi terhadap antibiotik lain,
seperti penicillin dan amoxcillin.

Ca gluconas

Indikasi >

Kalsium glukonat atau calcium gluconate adalah obat yang digunakan untuk mencegah
atau mengobati kadar kalsium darah yang rendah untuk orang-orang yang tidak punya
kalsium yang cukup dari makanan yang mereka konsumsi. Obat ini juga dapat mengobati
kekurangan kalsium yang disebabkan oleh beberapa kondisi seseperti
 pengeroposan tulang (osteoporosis)
 lemah tulang (rakitis)
 mengurangi kinerja kelenjar paratiroid (hypoparathyroidism)
 beberapa masalah otot (latent tetany)

Selain itu, fungsi lain dari obat calcium glconate adalah untuk pasien yang harus memiliki
kalsium yang cukup, misalnya:

 wanita hamil
 wanita yang sudah menopause
 orang yang sedang menjalani pengobatan dengan obat tertentu, seperti phenytoin,
phenobarbital atau prednisone.

Omeprazole

Indikasi >

Omeprazole adalah obat untuk mengatasi gangguan lambung, seperti penyakit asam


lambung dan tukak lambung. Obat ini dapat mengurangi produksi asam di
dalam lambung. Omeprazole bermanfaat untuk meringankan gejala sakit maag
dan heartburn yang  ditimbulkan oleh penyakit asam lambung atau tukak lambung. Obat
ini juga membantu penyembuhan kerusakan pada jaringan lambung dan kerongkongan.

Implikasi >

 Beritahukan pada dokter jika memiliki alergi terhadap omeprazole atau obat-obatan PPI
lain, seperti esomeprazole, lansoprazole, dan pantoprazole.
 Informasikan kepada dokter jika Anda sedang menggunakan obat HIV yang mengandung
rilpivirine.
 Omeprazole dapat menyebabkan gangguan ginjal. Beri tahu dokter jika Anda buang air
kecil lebih sedikit dari biasanya atau ada darah pada urine setelah mengonsumsi
omeprazole.

Kalium klorida (KCL)

Indikasi >

Kalium atau juga dikenal sebagai potassium merupakan mineral penting yang disebut
sebagai elektrolit. Elektrolit ini membantu sel, ginjal, jantung, otot, dan saraf berfungsi
dengan baik. Untuk memastikan kadar kalium dalam tubuh Anda normal atau tidak,
konsultasikan langsung ke dokter. Biasanya dokter akan merekomendasikan pasien untuk
melakukan beberapa tes laboratorium seperti tes darah, tes urine, dan tes EKG.

Implikasi >
 Harap berhati-hati dalam menggunakan suplemen kalium, jika sedang mengalami
dehidrasi, diare, tukak lambung, penyumbatan kerongkongan dan usus, penyakit ginjal,
penyakit jantung, diabetes tipe 2, penyakit Addison.
 Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat-obat lain, termasuk produk herba atau
suplemen karena dikhawatirkan bisa mengakibatkan reaksi yang tidak diinginkan

Obat TE 1000cc

Indikasi >

Triofusin E1000 digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi total dan parsial, vitamin,
serta elektrolit yang diberikan secara parenteral pada pasien yang sedang menjalani
perawatan di rumah sakit.

Implikasi >

Hindari penggunaan Triofusin E pada pasien:


- Di ketahui hipersensitif
- Penderita gagal ginjal tanpa dialisis
- Penderita gangguan hati berat

Amiparen

Indikasi >

Amiparen adalah nutrisi parenteral (diberikan melalui pembuluh darah) berbentuk infus.
Amiparen digunakan untuk mensuplai asam amino pada pasien hipoproteinemia (total
protein serum di bawah kisaran normal), malnutrisi (kekurangan gizi) dan kondisi pra dan
atau pasca operasi.

Implikasi >
Amiparen tidak boleh dikonsumsi jika Anda memiliki kondisi berikut:
 Alergi atau bahan-bahan
 Di bawah 18 tahun
 Hamil
 Kekurangan asam folat
 Kekurangan methyltransferase Guanidinoacetate
 Kelainan genetik
 Pasien menyusul serangan jantung akut
 Pediatri
 Penyakit ginjal atau hati
 Sistinuria
Ringer Laktat

Indikasi >

Ringer laktat lebih dikenal sebagai cairan infus. Tersedia dalam kemasan botol plastik
dan biasanya digunakan pada pasien rawat inap di rumah sakit. Manfaat Ringer Laktat
adalah sebagai cairan hidrasi dan elektrolit untuk meringankan diare, luka bakar, kadar
natrium rendah, hingga aritmia.

Implikasi >

Tidak semua orang boleh menggunakan Ringer laktat, terutama penderita yang diketahui
memiliki kondisi di bawah ini:

 Alergi terhadap sodium laktat.


 Obat ini tidak boleh diberikan bersamaan dengan ceftriaxone pada bayi baru lahir (< 28
hari), meskipun diberikan dari jalur infus yang terpisah. Pemberian bersamaan dapat
meningkatkan risiko fatal pengendapan garam kalsium ceftriaxone pada bayi.
 Demikian juga pada anak-anak > 28 hari dan orang dewasa pemberian Ringer laktat
dengan ceftriaxone bersamaan dari satu selang infus tidak dianjurkan. Jika satu selang
infus digunakan bergantian, selang sebelumnya harus dibersihkan dengan cairan lain

5. Parameter pengkajian Hemodinamik


Di Kasus Nilai Normal
TD : 80/40 mmHg  Sistolik 100 – 120
 Diastolik 60 - 80
HR : 124x/m  60 – 100x/mnt
RR : 40x/m  16 – 24x/mnt
S : 39 C  36,5 – 37,5 Celcius
sat : 92%  95% - 100%
Leukosit : 29.000 u/L  5,0 – 10,0 103/µl
Ureum : 29 mg/dl  Pria dewasa: 8-24 mg/dL
 Wanita dewasa: 6-21 mg/dL
Asam Laktat : 4,1  Kurang dari 2 mmol/L.
kreatinin 1,3 mg/dl  Pria dewasa: 8-24 mg/dL
 Wanita dewasa: 6-21 mg/dL
 Anak usia 1-17 tahun: 7-20 mg/dL
trombosit : 194.000/ul.  trombosit normal dalam darah
adalah 150.000–400.000
PCT : 61,5  Nilai normal pada PCT adalah
kurang dari 0,05 ng/ml

6. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan

Nama : Tn. A
Usia : 68 Tahun

DATA PROBLEM ETIOLOGI


DS: Bersihan Jalan Napas Proses Infeksi
− Tidak Efektif

DO
− Selama di ruangan pasien
bertambah sesak
− Distensi abdomen bertambah
sehingga pasien dipindahkan
ke ICU
− Klien dipindahkan ke ICU
dengan sakit berat
− Keadaan apatis
− sesak dengan oksigen kanul 5
l/m
− RR 40x/m
 Ronkhi +
DS: Pola Napas Tidak Efek Agen Farmakologis
 Efektif

DO:
− Selama di ruangan pasien
bertambah sesak
− Pasien dipindahkan ke ICU
dengan keadaan umum: sakit
berat
− Keadaan umum apatis
− Sesak dengan oksigen kanul 5
l/m
 RR 40x/menit
DS: Hipertermi Proses Penyakit (mis.
 Infeksi)

DO:
 Tn. A didiagnosis dengan obs
febris dan diharuskan opname\
 sakit berat
 kesadaran apatis
 sesak dengan oksigen kanul 5
l/m
 HR 124x/m
 RR 40x/m
 S 39oC
 L 29.000 (meningkat)
 Meropenem 3×1 gr
DS: Resiko Syok Sindrome Respons
 Inflamasi Sistemik
(SIRS)
DO:
 TD 80/40 (menurun)
 HR 124x/m (meningkat)
 RR 40x/m (meningkat)
 L 29.000 (meningkat)
Meropenem 3×1 gr

Diagnosa Keperawatan

Tanggal No Diagnosa Keperawatan


24-10-2020 1 Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif (D. 0001)
24-10-2020 2 Pola Napas Tidak Efektif (D. 0005)
24-10-2020 3 Hipertermi (D. 0130)
24-10-2020 4 Resiko Syok (D. 0039)

7. Kriteria Hasil dan Intervensi Keperawatan

Tanggal No.d Tujuan & KH Rencana


x
24-10- 1. Bersihan Jalan Napas (L. DX: Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2020 01001) Penghisapan Jalan Napas (I. 01020)
Setelah dilakukan tindakan Tindakan
Observasi
keperawatan 1x24 jam  Identifikasi kebutuhan dilakukan
diharapkan bersihan jalan penghisapan
napas klien meningkat,  Auskultasi suara nafas sebelum dan
dengan kriteria hasil : sesudah dilakukan penghisapan
 Monitor status oksigenasi (sao2 dan
 Produksi sputum:
svo2), status neurologis (status mntal,
Cukup menurun tekanan intra kranial, tekanan perfusi
(4) cerebral) dan status hemodinamik
 Dispnea: Cukup (map dan irama jantung) sebelum,
menurun (4) selama dan setelah tindakan
 Frekuensi napas:  Monitor dan catat warna, jumlah dan
Cukup membaik konsistensi secret
(4) Terapeutik
Pola napas: Cukup  Gunakan teknik aseftik (mis.
membaik (4) Gunakan sarung tangan, kacamata
atau masker, jika perlu)
 Gunakan [rosedural steril dan
disfosibel
 Gunakan teknik penghisapan
tertutup, sesuai indikasi
 Pilih kateter suction yang menutupi
tidak lebih dari setengah diameter ett
lakukan penhisapan mulut,
nasofaring, trakea, dan atau
endotracheal tube (ett)
 Berikan oksigen dengan konsentrasi
tinggi (100%) paling sedikit 30 detik
sebelum dan setelah tindakan
 Lakukan penghisapan lebih 15 detik
 Lakukan penghisapan ett dengan
tekanan rendah (80 – 120 mmhg)
 Lakukan penghisapan di sepanjang
ett untuk meminimalkan invasive
 Hentikan penghisapan dan berikan
terpai oksigen jika mengalami
kondisi – kondisi seperti bradikardi,
penurunan saturasi
 Lakukan kultur dan uji sensitivitas
secret jika perlu

Edukasi
 Anjurkan melakukan teknik nafas
dalam sebelum melakukan
penghisapan di nasotracheal
 Anjurkan bernafas dalam dan pelan
selama insersi kateter suction
24-10- 2. Pola Napas (L. 01004) DX: Pola Napas Tidak Efketif
2020 Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Nafas (L. 01011)
keperawatan 2x24 jam
Tindakan
diharapkan pola napas
membaik, dengan kriteria
Observasi
hasil :
 Ventilasi semenit:  Monitor pola napas
cukup meningkat (frekuensi,kedalaman,usaha napas)
(4)
 Monitor bunyi napas tambahan
 Kapasitas vital:
cukup meningkat (mis.gurgling,mengi,wheezing,ronkhi
(4) kering)
 Tekanan ekspirasi:  Monitor sputum (jumlah,warnaa,
cukup meningkat
aroma)
(4)
 Tekanan inspirasi: Terapeutik
cukup meningkat  Posisikan semi fowler atau fowler
(4)
 Berikan minuman hangat
 Frekuensi napas:
cukup membaik (4)  Lakukan fisioterapii dada,jika peru
 Kedalaman napas:  Berikan oksigen,jika perlu
cukup membaik (4)
Edukasi
 Ekskursi dada:
cukup membaik (4)  Anjurkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian bronkodilator ,
ekspektran, mukolitik,jika perlu

 Jelaskan cara memantau efektifiktas


prosedur (mis.oksimetri,nadi,tanda
vital, ingkat kenyaman)
24-10- 3. Termoregulasi (L.14134) DX: Hipertermi
2020 Manajemen Hipertermia (I.15508)
Setelah dilakukan tindakan Tindakan
keperawatan 2x24 jam Observasi
diharapkan termoregulasi
 Identifikasi penyebab hipetermia
klien membalik , dengan (mis. Dehidrasi, terpapar lingkungan
kriteria hasil : panas)
 Suhu tubuh: Cukup  Monitor suhu tubuh
membaik (4)  Monitor kadar elektrolit
 Pucat: Cukup  Monitor komplikasi akibat
menurun (4) hipertermia
 Tekanan darah:
Cukup membaik Terapeutik
(4)  Sediakan lingkungan yang dingin
 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Berikan cairan oral
 Ganti linen setiap hari atau lebih
sering jika megalami hiperhidrosis
(keringat berlebihan)
 Lakukan pendinginan eksternal (mis.
Selimut hipotermia, atau kompres
dingin paa dahi,leher)
 Berikan oksigen jika perlu

Edukasi
 Anjurkan tirah baring

Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian cairan
elektrolit intravena, jika perlu
24-10- 4. Tingkat Syok (L. 03032) DX: Resiko Syok
2020 Setelah dilakukan tindakan Manajeman Syok Septik (I. 02054)
keperawatan 2x24 jam Tindakan
Observasi
diharapkan tingkat syok
menurun, dengan kriteria  Monitor status kardiopulmonal
hasil : (frekuensi dan kekuatan nadi,
 Kekuatan nadi: frekuensi nafas, TD, MAP,
cukup meningkat  Monitor status oksigen (oksimerri
(4) nadi AGD)
 Output urine:  Monitor tingkat kesadaran dan
cukup meningkat respon pupil
(4)  Monitor status cairan (Masukan dan
 Tingkat kesadaran: haluaran, turgor kulit, CRT)
meningkat (5)  Monitor kultur (mis. Darah, eksudat,
 Saturasi oksigen: urine dan sputum)
cukup meningkat
(4) Terarapetik
 Akral dingin:  Pertahankan jalan nafas paten
cukup menurun (4)  Berikan oksigen dan pertahankan
 pucat: cukup saturasi oksigen >94%
menurun (4)  Persiapkan intubasi dan ventilasi
 mean arterial mekanis jika perlu
pressure: cukup  Berikan posisi syok (modifed
membaik (4) trendelenberg)
 tekanan darah  Pasang jalur IV
sistolik: cukup  Ambil sampel darah untuk
membaik (4) pemeriksaan darah lengkap ,
 tekanan darah elektrolit dan, kultur
diastolik: cukup
membaik (4) Kolaborasi
 tekanan nadi:  Kolaborasi resusitasi cairan untuk
cukup membaik (4) mencapai CVP 8-12 mmHg dalam 6
 pengisian kapiler: Jam pertama
cukup membaik (4)
 frekuensi nadi:
cukup membaik (4)
 frekuensi napas:
cukup membaik (4)

Anda mungkin juga menyukai