Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK


DEMENSIA

Disusun Oleh:
MUHAMAD SUHAERUL
433131490120024

PRODI STUDI PROFESI NERS REGULER


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Kharisma Karawang
Jalan Pangkal Perjuangan KM 1 (By Pass), Kabupaten Karawang, Jawa Barat 413116,
2020/2021

KASUS DEMENSIA

Seorang wanita berusia 76 tahun, terlihat kebingungan bolak balik ke setiap ruangan, saat
ditanya oleh perawat ia mengatakan ia mau pergi ke wisma temannya tetapi ia lupa jalan
ke wisma temannya. Ia menanyakan baju apa yang pantas dikenakannya hari itu, ia
berkali-kali menanyakan hal yang sama kepada perawat. Klien lupa dimana kamarnya
sehingga ia terduduk di ruang tamu. Klien menangis karena ia mengatakan telah tersesat.

Berdasarkan pada kedua kasus tersebut diatas Buatlah :


S:
O:
A:
P:
I:
E:
Setiap mahasiswa membuat resume dari kasus tersebut Pada intervensi disertakan dengan
menggunakan hasil EBP Lampirkan jurnalnya.

JAWABAN

Analisa Data
DATA PROBLEM ETIOLOGI
DS: Gangguan Memori Proses penuaan
 Klien mengatakan ia
mau pergi ke wisma
temannya tetapi ia
lupa jalan ke wisma
temannya
 Klien lupa dimana
kamarnya sehingga
ia terduduk di ruang
tamu.
 Klien menanyakan
baju apa yang pantas
dikenakannya hari
itu
DO:
 terlihat kebingungan
bolak balik ke setiap
ruangan
 ia berkali-kali
menanyakan hal
yang sama kepada
perawat.
 Klien menangis
karena ia
mengatakan telah
tersesat.

Diagnosa Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan
1 Gangguan Memori b.d. Proses penuaan

Intervensi Keperawatan
No Dx Kriteria Hasil Intervensi
1 Gangguan Setelah dilakukan Intervensi Utama
Memori b.d. pengkajian selama 3x24 jam Latihan Memori
Proses penuaan diharapkan memori klien Tindakan:
meningkat dengan kriteria Observasi
hasil:  Identifikasi masalah
 verbalisasi memori yang
kemampuan dialami
mengingat informasi  Identifikasi
faktual: meningkat kesalahan terhadap
(5) orientasi
 verbalisasi  Monitor perilaku dan
kemampuan perubahan memori
mengingat perilaku selama terapi
tertentu yang pernah Terapeutik
dilakukan:  Rencanakan metode
meningkat (5) mengajar sesuai
 verbalisasi kemampuan pasien
kemampuan  Stimulasi memori
mengingat peristiwa: dengan mengulang
meningkat (5) pikiran yang terakhir
 verbalisasi kali diucapkan, jika
pengalaman lupa: perlu
menurun (5)  Koreksi kesalahan
 verbalisasi lupa orientasi
jadwal: menurun (5)  Fasilitasi mengingat
 verbalisasi mudah kembali pengalaman
lupa: menurun (5) masa lalu, jika perlu
 Fasilitasi
kemampuan
konsentrasi
 Stimulasi
menggunakan
memori pada
peristiwa yang baru
terjadi
Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur latihan
 Ajarkan teknik
memori yang tepat
Kolaborasi
 Rujuk pada terapi
okupasi, jika perlu

Intervensi Pendukung
Manajemen Demensia
Tindakan:
Observasi
 Identifikasi riwayat
fisik, sosial,
psikologis dan
kebiasaan
 Identifikasi pola
aktivitas
Terapeutik
 Sediakan lingkungan
aman, nyaman,
konsisten, dan
rendah stimulus
 Orientasikan waktu
tempat dan orang
 Gunakan distraksi
untuk mengatasi
masalah perilaku
 Libatkan kegiatan
individu atau
kelompok sesuai
kemampuan kognitif
dan minat
Edukasi
 Anjurkan
memperbanyak
istirahat
 Ajarkan keluarga
cara perawatan
demensia

S.O.A.P.I.E
HARI/TANGGAL KEGIATAN KETERANGAN
S:
- Klien mengatakan
sudah sedikit
RABU, 30 mengingat lokasi
DESEMBER 2020 kamarnya
- Klien mengatakan
masih lupa dengan
lokasi kamar
temannya

O:
- Klien tampak tenang
dan sudah tidak
menangis lagi

A: Masalah teratasi
sebagian

P: Intervensi dilanjutkan
dan berkolaborasi dengan
perawat ruangan
- Orientasikan tempat,
waktu dan orang
- Fasilitasi mengingat
kembali pengalaman
masa lalu

I: Mengimplementasikan
tindakan keperawatan
- Mengorientasikan
tempat, waktu dan
orang
- Memfasilitasi
mengingat kembali
pengalaman masa lalu

E: Tindakan keperawatan
sudah dilaksanakan dan
pasien dapat
melaksanakannya dengan
baik

ANALISA JURNAL

Judul jurnal PENGARUH TERAPI MUSIK TERHADAP FUNGSI KOGNITIF


PADA LANSIA YANG MENGALAMI DEMENSIA
Penulis
AIDA YULIA, RIANA SYAFITRIA
Metode penelitian dan Jenis penelitian yang digunakan adalah Quasy Experiment, dengan
uji hipotesis pendekatanOne Group Pretest-posttest Design, rancangan ini tidak
memiliki kelompok kontrol. Populasi dalam penelitian ini yaitu 19
orang dengan sampel 10 orang. Pengambilan sampel dilakukan
dengan metode purposive sampling yaitu pengambilan sampel
berdasarkan pertimbangan dari peneliti sendiri (Notoatmodjo,
2012).Persiapan yang dilakukan dalam penelitian ini dengan
memberikan perlakuan terapi music pada lansia. Terapi musik ini
dilakukan 2 kali seminggu selama 2 minggu dengan durasi
mendengarkan musik selama 15 menit yang dilakukan secara
individual.
Problem, population Lansia merupakan tahap akhir dari proses kehidupan yang akan
and dialami oleh setiap manusia. Lansia adalah salah satu kelompok
Patient khusus yang ada di dalam masyarakat dan harus diperhatikan
dengan baik. Pada saat ini jumlah lansia di dunia semakin
meningkat. Menurut World Health Oganitation (WHO) di Asia
Tenggara pada tahun 2010 penduduk lansia mencapai 24 juta
jiwa atau 7,4% dari total populasi dan pada tahun 2020
diperkirakan jumlah lansia mencapai 80 juta jiwa dari total
populasi (Departemen Kesehatan, 2013). Di Indonesia sendiri
jumlah lansia pada tahun 2013 yaitu 8,9% dengan usia harapan
hidup 70,8 tahun dan pada tahun 2050 diperkirakan jumlah
lansia di Indonesia mencapai 21,4% dari total populasi. Dimana
propinsi dengan jumlah lansia terbanyak terdapat di Daerah
Istimewa Yogyakarta dengan persentase yaitu 13,4 % dari total
populasi. Sumatera Barat merupakan provinsi urutan ke 7
dengan jumlah lansia terbanyak di Indonesia dengan persentase
8,8%. Meningkatnya populasi lansia akan menimbulkan banyak
masalah kesehatan. Pada saat menginjak usia lanjut banyak
masalah kesehatan yang terjadi pada lansia baik dari segi fisik
maupun psikis, salah satunya adalah demensia.
Intervention Jenis terapi yang digunakan untuk pencegahan/ pengobatan
demensia ada 2 yaitu terapi farmakologi dan terapi non
farmakologi. Terapi farmakologi yaitu terapi yang menggunakan
obat-obatan. Terapi non farmakologi yaitu terapi yang tidak
menggunakan obat-batan, salah satunya adalah terapi musik
(Anurogo, 2012). Terapi musik bisa meningkatkan fungsi kognitif
dan mencegah kepikunan/demensia. Hal ini bisa terjadi karena
bagian otak yang memproses musik terletak berdekatan dengan
memori, sehingga ketika seseorang melatih otak dengan terapi
musik, maka secara otomatis memori juga ikut terlatih. Atas dasar
inilah terapi musik sering dilakukan di pusat rehabilitasi, panti
jompo bahkan di sekolah. Biasanya musik yang digunakan untuk
terapi yang dilakukan pada lansia yaitu musik klasik karena dengan
efek yang menenangkan bisa membantu lansia dalam mengingat
atau mengenang dari masa lalu yang telah dialami (Eka, 2011).
Comparation Menurut penelitian yang dilkukan Park & Spect (2009) mengenai
terapi musik dapat menurunkan tingkat agitasi pada lansia yang
mengalami demensia, dengan hasil mean level secara signifikan
rendah ketika mendengarkan musik dibandingkan sebelum
mendengarkan musik.Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang
dilakukan di Panti Sosial Tresna Werda (PSTW) Sabai Nan Aluih
Sicincin pada bulan April 2019 didapatkan data 110 orang lansia.
Berdasarkan data yang ada di poliklinik didapatkan 19 orang yang
mengalami demensia.
Outcome Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor fungsi kognitif
sebelum dilakukan terapi musik yaitu 17,1, sedangkan rata-rata skor
fungsi kognitif setelah dilakukan terapi musik yaitu 19,7. Dari hasil
analisa data dengan menggunakan Paired Sampel t-test didapatkan
pvalue 0,00 (p
Time Terapi musik ini dilakukan 2 kali seminggu selama 2 minggu
dengan durasi mendengarkan musik selama 15 menit yang
dilakukan secara individual.

Anda mungkin juga menyukai