PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. PEMERIKSAAN LABORATORIUM RUTIN
2. CT SCAN DAN MRI
3. PEMERIKSAAN EEG (ELECTROENCEPHALOGRAM)
4. PEMERIKSAAN CAIRAN OTAK PUNGSI LUMBAL
5. PEMERIKSAAN NEUROPSIKOLOGIS
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada klien dengan demensia ada berbagai cara antara lain sebagai berikut (Turana, 2014):
1.Farmakoterapi
a. Untuk mengobati demensia alzheimer digunakan obat – obatan antikolinesterase seperti Donepezil, Rivastigmine, Galantamine, Memantine
b. Demensia vaskuler membutuhkan obat -obatan anti platelet seperti Aspirin , Ticlopidine , Clopidogrel untuk melancarkan aliran darah ke
otak sehingga memperbaiki gangguan kognitif.
c. Demensia karena stroke yang berturut-turut tidak dapat diobati, tetapi perkembangannya bisa diperlambat atau bahkan dihentikan
dengan mengobati tekanan darah tinggi atau kencing manis yang berhubungan dengan stroke.
d. Jika hilangnya ingatan disebabkan oleh depresi, diberikan obat antidepresi seperti Sertraline dan Citalopram.
e. Untuk mengendalikan agitasi dan perilaku yang meledak-ledak, yang bisa menyertai demensia stadium lanjut, sering digunakan obat anti- psikotik
(misalnya Haloperidol , Quetiapine dan Risperidone).
2. Dukungan atau Peran Keluarga (Harrisons, 2014)
3. Terapi Simptomatik (Harrisons, 2014).
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Djibrael (2018) mengkaji demensia terhadap beberapa hal berikut:
1. Data subyektif
Pasien mengatakan mudah lupa akan peristiwa yang baru saja terjadi, dan tidak mampu mengenali
orang, tempat dan waktu.
2. Data obyektif
Pasien kehilangan kemampuannya untuk mengenali wajah, tempat dan objek yang sudah dikenalnya
dan kehilangan suasana keluarganya (belum spesifik), Pasien sering mengulang-ngulang cerita yang
sama karena lupa telah menceritakannya. Terjadi perubahan ringan dalam pola berbicara; penderita
menggunakan kata-kata yang lebih sederhana, menggunakan kata-kata yang tidak tepat atau tidak
mampu menemukan kata-kata yang tepat.
3. Pengkajian psikogerontik
Diagnosa
1. Gangguan memori (D.0062)
2. Gangguan komunikasi verbal (D.0119)
3. Gangguan persepsi sensori (D.0085)
4. Resiko ketidakberdayaan (D.0103)
5. Defisit perawatan diri (D.0109)
INTERVENSI
Diagnosa C. Intervensi (SDKI) Tujuan & Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
Gangguan memori (D.0062) Tujuan: Memori meningkat Kriteria Latihan Memori (1.06188) Observasi
Hasil (L.09079): ● verbalisasi ●Identifikasi masalah memori yang
kemampuan mengingat informasi dialami
aktual meningkat ● verbalisasi ●Monitor perilaku dan perubahan
kemampuan mengingat perilaku memori selama terapi
tertentu yang pernah dilakukan Terapeutik
meningkat ● verbalisasi kemampuan ●Stimulasi memori dengan
mengingat peristiwa meningkat mengulang pikiran yang terakhir kali
diucapkan,jika perlu
●Fasilitasi mengingat kembali
pengalaman masa lalu, jika perlu
●Stimulasi menggunakan memori
pada peristiwa yang baru terjadi,jika
perlu Edukasi
●Ajarkan teknik memori yang tepat
Kolaborasi
●Rujuk pada terapi okupasi, jika
perlu
IMPLEMENTASI
MENURUT ASMADI (2014) DALAM MELAKUKAN IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
TERDAPAT TIGA JENIS IMPLEMENTASI KEPERAWATAN, YAITU :
1. INDEPENDENT IMPLEMENTATIONS ADALAH SUATU TINDAKAN YANG
DILAKUKAN SECARA MANDIRI OLEH PERAWAT TANPA PETUNJUK DARI TENAGA
KESEHATAN LAINNYA
2. INTERDEPENDENT/COLLABORATIVE IMPLEMENTATIONS ADALAH TINDAKAN
PERAWAT YANG DILAKUKAN BERDASARKAN KERJASAMA DENGAN TIM
KESEHATAN YANG LAIN DEPENDEN IMPLEMENTATIONS ADALAH PELAKSANAAN
RENCANA TINDAKAN MEDIS/INSTRUKSI DARI TENAGA MEDIS SEPERTI AHLI GIZI,
PSIKOLOG, PSIKOTERAPI, DAN LAIN-LAIN DALAM HAL PEMBERIAN NUTRISI
KEPADA KLIEN SESUAI DENGAN DIET YANG TELAH DIBUAT OLEH AHLI GIZI DAN
LATIHAN FISIK SESUAI DENGAN ANJURAN BAGIAN FISIOTERAPI.
EVALUASI
MERUPAKAN LANGKAH PROSES YANG MEMUNGKINKAN PERAWAT UNTUK MENENTUKAN
APAKAH INTERVENSI KEPERAWATAN TELAH BERHASIL MENINGKATKAN KONDISI KLIEN
ATAU TIDAK. KRITERIA PROSES YAITU MENILAI PELAKSANAAN PROSES KEPERAWATAN
SESUAI SITUASI, KONDISI DAN KEBUTUHAN KLIEN. EVALUASI PROSES HARUS
DILAKSANAKAN UNTUK MEMBANTU KEEFEKTIFAN TERHADAP TINDAKAN. KRITERIA
KEBERHASILAN YAITU MENILAI HASIL ASUHAN KEPERAWATAN YANG DITUNJUKKAN
DENGAN PERUBAHAN TINGKAH LAKU KLIEN. DISINI PENELITI MELAKUKAN EVALUASI
APAKAH INTERVENSI YANG TELAH DILAKUKAN SUDAH BERHASIL DALAM
MENINGKATKAN MEMORI KLIN, MENGURANGI DEFISIT PERAWATAN DIRI KLIEN,
MEMBANTU KLIEN DALAM KEEFEKTIFAN KOPING DAN MENCEGAH RESIKO JATUH PADA
KLIEN.