Penyusun:
Kelompok 3
Allan Dian Sari NIM : 11222230 Nurul Hidayah NIM : 11222241
Finalia Umairoh NIM : 11222232 Romaulibasa Sitorus NIM : 11222244
Hary Restuadi NIM : 11222234 Tiwi Putri Herida NIM : 11222247
Isbanu NIM : 11222236 Yulianti NIM : 11222250
Jamaludin NIM : 11222237 Yuli Yuningsih NIM : 11222249
Muhammad Ali Fajrin NIM : 11222239 Yunita NIM : 11222251
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, dimana atas segala rahmat dan
izin-nya, saya dapat menyelesaikan Makalah dengan judul Proposal Terapi
Aktivitas Kelompok Senam Otak pada Lansia dengan Demensia. Shalawat
serta salam tak lupa penulis haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, kami dapat menyelesaikan Makalah, walaupun penulis
menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan didalam makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dalam mata kuliah
Keperawatan Gerontik.
Pada Kesempatan Ini Penulis Mengucapkan Terima Kasih Kepada Dosen
Mata Kuliah Bapak Ns. Tati Suryati,M.Kep., Sp.Kep.J Atas bantuannya selama
penulisan.
Tujuan dari Makalah ini untuk mengetahui Teoritis Terapi Aktivitas
Kelompok Senam Otak pada Lansia dengan Demensia dan Penerapan di
Lapangan. Untuk itu kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun
guna keberhasilan penulisan yang akan datang. Akhir kata, Penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga
terselesainya makalah ini semoga segala upaya yang telah dicurahkan mendapat
berkah dari Allah SWT.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada
daur kehidupan manusia. Proses menjadi lansia merupakan proses
alamiah yang dapat terjadi pada setiap orang. Dimana keadaan yang
ditandai oleh kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan
terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan
penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan
secara individual. Aspek yang juga mengalami penurunan secara
degenerative adalah fungsi kognitif (kecerdasan/pikiran). Salah satu
contoh gangguan degeratif kognitif pada lansia adalah demensia.
Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya
fungsi intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga
menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari (Brocklehurst and Allen, 1987
dalam Boedhi-Darmojo, 2009). Pada lansia dengan demensia penurunan
kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan, dimana
terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan untuk
memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian,
sehingga terkadang terjadi gangguan terhadap bio-psiko-sosial-spritual
pada lansia.
Menurut data dari kementrian kesehatan RI pada bulletin lansia
tahun 2013 data lansia di Indonesia mengalami peningkatan 7,59% pada
tahun 2011 dengan usia harapan hidup rata-rata 69,5 tahun. Situasi global
pada saat ini di antaranya adalah setengah jumlah lansia di dunia (400
juta jiwa) berada di Asia, Pertumbuhan lansia pada negara sedang
berkembang lebih tinggi dari negara yang sudah berkembang. Masalah
terbesar lansia adalah penyakit degenerative. Diperkirakan pada tahun
2050 sekitar 75% lansia penderita penyakit degeneratif tidak dapat
beraktifitas (tinggal di rumah).
3
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktivitas diguanakan sebagai terapi
dan kelompok diguanakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok
terjadi dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan
dan menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang
adaptif untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif.
Sebagian besar lansia di Bangka Belitung aktivitasnya dilakukan
secara mandirihal ini diamati oleh peneliti pada salah satu panti di
Bangka Belitung. Dalam kesehariannya, sebagian besar waktu lansia
dihabiskan dengan melakukan kegiatan yang tesedia di Panti Sosial dan
ada sebagian yang hanya didalam kamar saja. Di panti sarana
hiburannya terbatas tetapi setiap hari selalu ada kegiatan yang diadakan
Panti Sosial tersebut sehingga lansia bisa melakukan kegiatan yang
ingin dilakukan lansia.
Berdasarkan hasil survey di lapangan dengan melakukan skrining
pada lansia di dua wisma dengan ditemukan sebanyak 60,4% mengalami
gangguan kognitif. Dari 10 orang lansia didapatkan 6 orang (60 %)
mengalami penurunan daya ingat sedangkan 4 orang (40%) dapat
mengingat namun kebanyak susah untuk mengingat ingatan jangka
pendek.
Berdasarkan uraian data di atas maka penulis bermaksud untuk
menulis Makalah mengenai “Terapi Aktivitas Kelompok Senam Otak
pada Lansia dengan Demensia”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah pada
makalah ini adalah “Bagaimanakah gambaran Terapi Aktivitas
Kelompok Senam Otak pada Lansia dengan Demensia”.
4
C. Tujuan
Tujuan umum
1. Setelah dilakukannya Terapi kognitif senam otak diharapakan
dapat mempertahankan daya ingat dan konsentrasi lansia.
Tujuan khusus
Setelah dilakukan terapi kognitif senam otak selama 30 menit diharapkan
audiens dapat :
1. Mengetahui pengertian senam otak
2. Mengetahui manfaat senam otak
3. Mampu melakukan senam otak
5
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Lansia
Azizah (dalam Intani, 2013) menyatakan lansia merupakan suatu bagian dari
tumbuh kembang dari mulai bayi, anak-anak, dewasa, dan tua. Lansia
mengalami perubahan yang bersifat norrmal meliputi perubahan fisik,
kognitif, dan psikososial secara bertahap, lalu Utomo dkk (dalam Farahnaz,
2016) menyatakan ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk
beradaptasi terhadap stress dengan lingkungan dan bukan merupakan suatu
penyakit. Proses penuaan akan terlihat sejak umur 45 tahun dan timbul
masalah pada umur 60 tahun.
1. Kategori Lansia
WHO (dalam Intani, 2013) menyatakan lansia dapat dikategorikan
menjadi empat berdasarkan usia kronologis atau biologis yang meliputi:
2. Karakteristik Lansia
Hurlock (2012) menjelaskan secara lebih khusus bahwa masa lansia
memiliki ciri- ciri:
6
f. Lansia mempunyai status kelompok yang minoritas
7
c. TAK orientasi realita (untuk klien halusinasi yang telah dapat
mengontrol halusinasinya, klien paham yang telah dapat berorientasi
kepada realita dan sehat secara fisik).
d. TAK stimulasi persepsi: halusinasi (untuk klien dengan halusinasi).
e. TAK peningkatan harga diri (untuk klien dengan harga diri rendah).
f. TAK penyaluran energy (untuk klien perilaku kekerasan yang telah
dapat mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien menarik
diri yang telah dapat berhubungan dengan orang lain secara bertahap
dan sehat secara fisik)
2. Manfaat TAK
Menurut Purwaningsih dan Karlina (2009), TAK mempunyai manfaat
terapeutik, yaitu manfaat umum, khusus dan rehabilitasi. Selengkapnya
seperti pada uraian berikut:
a. Manfaat umum
1) Meningkatkan kemampuan uji realitas (reality testing) melalui
komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain.
2) Melakukan sosialisasi.
3) Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan
afektif.
b. Manfaat khusus
1) Meningkatkan identitas diri.
2) Menyalurkan emosi secara konstruktif.
3) Meningkatkan keterampilan hubungan interpersonal atau sosial.
c. Manfaat rehabilitasi
1) Meningkatkan keterampilan ekspresi diri.
2) Meningkatkan keterampilan sosial.
3) Meningkatkan kemampuan empati.
4) Meningkatkan kemampuan atau pengetahuan pemecahan masalah.
8
Dimulai dengan membuat tujuan, merencanakan, siapa yang menjadi
leader, anggota, dimana, kapan kegiatan kelompok tersebut
dilaksanakan, proses evaluasi pada anggota dan kelompok,
menjelaskan sumber – sumber yang diperlukan kelompok seperti
proyektor dan jika memungkian biaya dan keuangan.
b. Fase awal
Pada fase ini terdapat 3 kemungkinan tahapan yang terjadi yaitu
orientasi, konflik atau kebersamaan.
c. Fase kerja
Pada tahap ini kelompok sudah menjadi tim. Perasaan positif dan
engatif dikoreksi dengan hubungan saling percaya yang telah dibina,
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah disepakati,
kecemasan menurun, kelompok lebih stabil dan realistic,
mengeksplorasikan lebih jauh sesuai dengan tujuan dan tugas
kelompok, dan penyelesaian masalah yang kreatif.
d. Fase terminasi
Ada dua jenis terminasi (akhir dan sementara). Anggota kelompok
mungkin mengalami terminasi premature, tidak sukses atau sukses.
C. Senam Otak
1. Pengertian
Senam merupakan salah satu tindakan yang jarang sekali dilakukan para
lansia,banyak lansia yang mengeluh badannya capek dan pegal itu semua
dikarenakan kurangnya pergerakan otot-otot. Kebanyakan lansia tidak mau
melakukan senam karena capek, males dan lain-lain, maka dari itu kita
sebagai perawat harus bisa mengajak para lansia untuk melakukan senam,
salah satunya yaitu senam otak.
Senam otak adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh sederhana.
Gerakan itu dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan (dimensi
lateralitas); meringankan atau merelaksasi belakang otak dan bagian depan
otak (dimensi pemfokusan); merangsang sistem yang terkait dengan
perasaan/emosional, yakni otak tengah (limbis) serta otak besar (dimensi
pemusatan).
9
2. Manfaat
a. Memperlambat kepikunan,
b. Menghilangkan stres,
c. Meningkatkan konsentrasi,
d. Membuat emosi lebih tenang.
Dengan diadakan senam otak kita bisa mengetahui gerakan tubuh
sederhana yang digunakan untuk merangsang otak kiri dan kanan,
merangsang system yang terkait dengan emosional serta relaksasi otak
bagian belakang ataupun depan, itu bermanfaat bagi otak kita. Jadi senam
otak sangat berfungsi bagi para lansia maupun yang belum lansia. Senam
otak tidak menyembuhkan suatu penyakit tetapi dengan rutin melakukan
senam otak, sel-sel tubuh akan bekerja optimal, sehingga dapat mencegah
datangnya penyakit.
3. Gerakan Dasar
a. Gerakan silang
Cara : kaki dan tangan digerakan secara berlawanan,bisa
kedepan,samping atau belakang.agar lebih ceria anda bisa
menyelaraskan dengan irama musik.
Manfaat : merangsang bagian otak yang menerima informasi dan
bagian yang mengungkapkan informasi, sehingga memudahkan
proses mempelajari hal-hal baru dan meningkatkan daya ingat
b. Gerakan olengan pinggul
Cara : duduk dilantai posisi tangan dibelakang ,menumpu kelantai
serta siku ditekuk,angkat kaki sedikit lalu olengkan pinggul kekiri
dan kekanan dengan rileks.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk kemampuan belajar,meihar dari
kiri ke kanan,kemampuan untuk memperhatikan dan memahami.
c. Gerakan pengisi energi
Cara : duduk nyaman dikursi,kedua lengan bawah dan dahi diletakan
diatas meja,tangan ditempatkan diatas bahu dengan jari-jari
menghadap sedikit kedalam .ketika menarik napas rasakan napas
mengalir kegaris tengah seperti pancuran energi.mengangkat dahi
10
kemudian tengkuk dan terakhir punggung atas. diagfragma dan dada
tetap terbuka dan bahu tetap rileks.
Manfaat : mengembalikan fitalitas otak setelah serangkaian aktifitas
yang melelahkan, mengusir stres, meningkatka konsentrasi dan
perhatian serta meningkatkan kemampuan memahami dan berfikir
rasional.
d. Gerakan menguap berenergi
Cara : bukalah mulut seperti hendak menguap lalu pijatlah otot-otot
dipersendian rahang lalu melemaskan otot-otot tersebut.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk peningkatan oksigen agar otak
berfungsi secara efisien dan rileks,meningkatkan perhatian dan daya
pengkihatan, memperbaiki komunikasi lisan dan ekspresif serta
meningkatakan kemampuan untuk memilih informasi.
e. Gerakan gravitasi
Cara : duduk dikursi dan silangkan kaki,tundukkan baan dengan
lengan epan bawah,buang napas ketika turun dan ambil napas ketika
naik.lakuka dengan posisi kak berganti-gantian.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk ras keseimbangan dan
koordinasi,meningkatkan kemampuan mengorganisasi dan
meningkatkan energy
f. Gerakan tombol imbang
Cara : sentuhkan 2 jari kebelakang telinga,pada lekukan dibelakang
telinga sementara tangan satunya menyentuh pusar sekama kuramg
lebih 30 detik,lakuakn secara bergantian. Selama melakuka gerakan
itu dagu rileks dan kepala dalam posisi normal menghadap kedepan
Manfaat : mengaktifkan otak untuk kesiapsiagaan dan memusatkan
perhatian, mengambil keputusan, berkonsentrasi dan pemikiran
asosiatif.
Untuk mengefektifkan manfaat senam otak, dapat dilakukan pada
pagi hari dalam kurun waktu 5 sampai 15 menit agar otak siap dan
seimbang untuk memulai aktivitas. Serangkaian latihan sederhana yang
disebut senam otak dapat membantu fungsi otak kita menjadi lebih baik
11
dan tajam, cerdas dan jauh lebih percaya diri.
12
BAB III
A. Topik
C. Sasaran Kegiatan
1. Lansia yang ada di Panti Siti Anna Pangkalpinang
2. Lansia yang mampu melakukan aktivitas fisik
3. Lansia yang kooperatif
D. Metode
1. Demonstrasi
2. Praktek Langsung
E. Media dan Alat
1. Sound System
F. Susunan Pelaksanaan
13
G. Setting Tempat
Leader :
Co-Leader :
Fasilitator :
Observer :
Lansia :
H. Strategi Pelaksanaan
Strategi
No Uraian Kegiatan Waktu PJ
Pelaksanaan
1. Fase Orientasi Pada saat ini terapis melakukan : 5 menit Leader
a. Memberi salam terapeutik : salam mulai
dari terapis, perkenalan nama dan panggilan
terapis.
b. Evaluasi/Validasi : menanyakan perasaan
lansia saat ini dan terapis menanyakan
tentang sejak kapan lansia mulai tinggal di
Wisma Pisang dan Mangga merasakan
penurunan daya ingat dan fungsi
pendengaran.
c. Kontrak :
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Menjelaskan aturan main tersebut
- Jika ada lansia yang akan meninggalkan
14
kelompok harus minta ijin kepada terapis
- Lama kegiatan 30 menit
- Setiap lansia mengikuti kegiatan dari awal
sampai akhir
- Jika peserta merasa kurang jelas dengan
penjelaskan leader, dapat menanyakan
kepada leader dengan menunjuk tangan
terlebih dahulu.
- Peserta hadir di tempat 5 menit sebelum
kegiatan berlangsung.
2. Fase Kerja
a. Demontrasi 1. Mendemonstrasikan senam otak kepada
senam GLO lansia dan petugas panti
Penyaji
2. Memberikan kesempatan lansia dan petugas
Fasilitator
untuk mencoba kembali sendiri
40 menit Co-Leader
3. Mengulang kembali senam GLO secara
Observer
bersama lansia dan petugas panti
4. Melakukan senam GLO bersama-sama
dengan mahasiswa/I dengan menggunakan
musik
3. Fase Terminasi 1. Evaluasi 15 menit Fasilitator
1) Mahasiswa menanyakan perasaan lansia Co-Leader
setelah mengikuti kegiatan Observer
2) Memberikan pujian atas keberhasilan lansia.
a. Rencana Tindak lanjut
Terapis meminta lansia dan petugas
untuk mengulang hal yang telah
dipelajari secara mandiri
Memasukan dalam jadwal kegiatan
harian panti
b. Kontrak yang akan datang
Terapis mengakhiri kegiatan dan
15
mengingatkan kepada lansia untuk
melakukan kegiatan yang biasa dilakukan di
panti.
I. Evaluasi
1. Lansia yang mengikuti kegiatan
a. Dapat mengikuti kegiatan demonstrasi Senam Otak
b. Tempat, alat dan media tersedia sesuai dengan perencanaan
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan rencana
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang direncanakan
b. Peserta dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
c. 60% peserta yang hadir aktif
3. Evaluasi hasil
Setelah 60 menit kegiatan demonstrasi kerajinan stik es cream :
a. 60 % peserta dapat menyebutkan dari pengertian Senam Otak
b. 60 % peserta dapat menyebutkan tujuan Senam Otak
c. 60 % peserta dapat mempraktekkan Senam Otak
16
J. Anggaran Biaya
Demikian proposal kegitan aktivitas kelompok Senam Otak yang kami ajukan,
diharapkan proposal kegiatan ini dapat memberikan informasi dan gambaran
yang jelas mengenai kegiatan yang akan di laksanakan. Atas perhatiannya dan
kerjasamanya kami mengucapkan terima kasih.
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lansia merupakan penurunan kemampuan tubuh untuk
beradaptasi terhadap stress dengan lingkungan dan bukan merupakan
suatu penyakit. Proses penuaan akan terlihat sejak umur 45 tahun dan
timbul masalah pada umur 60 tahun
Ada berbagai macam terapi aktivitas kelompok yang
dikembangkan diantaranya adalah sosialisasi, stimulasi persepsi,
stimulasi sensoris, dan orientasi realitas. Terapi aktivitas kelompok
stimulasi sensori adalah upaya menstimulasi semua pancaindra (sensori)
agar memberi respon yang adekuat.
Senam otak adalah serangkaian latihan berbasis gerakan tubuh
sederhana. Gerakan itu dibuat untuk merangsang otak kiri dan kanan
(dimensi lateralitas); meringankan atau merelaksasi belakang otak dan
bagian depan otak (dimensi pemfokusan); merangsang sistem yang
terkait dengan perasaan/emosional, yakni otak tengah (limbis) serta otak
besar (dimensi pemusatan).
.
B. Saran
Dengan adanya pembuatan Proposal Ini diharapkan Mahasiswa
dapat melaksanakan kegiatan terapi aktivitas kelompok sebaik-baiknya.
18
Lampiran 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
SENAM OTAK
Pokok Bahasan Senam Otak
Sub Pokok Bahasan Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan cara pelaksanaan
Sasaran Lansia di Panti Siti Anna
Tempat Panti Siti Anna
Waktu 60 Menit
VII.Evaluasi
1. Lansia yang mengikuti kegiatan
a. Dapat mengikuti kegiatan demonstrasi Senam Otak
b. Tempat, alat dan media tersedia sesuai dengan perencanaan
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan rencana
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan yang direncanakan
b. Peserta dapat mengikuti seluruh rangkaian kegiatan
c. 60% peserta yang hadir aktif
3. Evaluasi hasil
Setelah 60 menit kegiatan demonstrasi kerajinan stik es cream :
a. 60 % peserta dapat menyebutkan dari pengertian Senam Otak
b. 60 % peserta dapat menyebutkan tujuan Senam Otak
c. 60 % peserta dapat mempraktekkan Senam Otak
VIII. Materi
1. Gerakan silang
Cara : kaki dan tangan digerakan secara berlawanan,bisa
kedepan,samping atau belakang.agar lebih ceria anda bisa
menyelaraskan dengan irama musik.
Manfaat : merangsang bagian otak yang menerima informasi dan
bagian yang mengungkapkan informasi, sehingga memudahkan
proses mempelajari hal-hal baru dan meningkatkan daya ingat
2. Gerakan olengan pinggul
Cara : duduk dilantai posisi tangan dibelakang ,menumpi kelantai
serta siku ditekuk,angkat kaki sedikit lalu olengkan pinggul kekiri
dan kekanan dengan rileks.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk kemampuan belajar,meihar dari
kiri ke kanan,kemampuan untuk memperhatikan dan memahami.
3. Gerakan pengisi energi
Cara : duduk nyaman dikursi,kedua lengan bawah dan dahi diletakan
diatas meja,tangan ditempatkan diatas bahu dengan jari-jari
menghadap sedikit kedalam .ketika menarik napas rasakan napas
mengalir kegaris tengah seperti pancuran energi.mengangkat dahi
kemudian tengkuk dan terakhir punggung atas. diagfragma dan dada
tetap terbuka dan bahu tetap rileks.
Manfaat : mengembalikan fitalitas otak setelah serangkaian aktifitas
yang melelahkan, mengusir stres, meningkatka konsentrasi dan
perhatian serta meningkatkan kemampuan memahami dan berfikir
rasional.
4. Gerakan menguap berenergi
Cara : bukalah mulut seperti hendak menguap lalu pijatlah otot-otot
dipersendian rahang lalu melemaskan otot-otot tersebut.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk peningkatan oksigen agar otak
berfungsi secara efisien dan rileks,meningkatkan perhatian dan daya
pengkihatan, memperbaiki komunikasi lisan dan ekspresif serta
meningkatakan kemampuan untuk memilih informasi.
5. Gerakan gravitasi
Cara : duduk dikursi dan silangkan kaki,tundukkan baan dengan
lengan epan bawah,buang napas ketika turun dan ambil napas ketika
naik.lakuka dengan posisi kak berganti-gantian.
Manfaat : mengaktifkan otak untuk ras keseimbangan dan
koordinasi,meningkatkan kemampuan mengorganisasi dan
meningkatkan energy
6. Gerakan tombol imbang
Cara : sentuhkan 2 jari kebelakang telinga,pada lekukan dibelakang
telinga sementara tangan satunya menyentuh pusar sekama kuramg
lebih 30 detik,lakuakn secara bergantian. Selama melakuka gerakan
itu dagu rileks dan kepala dalam posisi normal menghadap kedepan
Manfaat : mengaktifkan otak untuk kesiapsiagaan dan memusatkan
perhatian, mengambil keputusan, berkonsentrasi dan pemikiran
asosiatif.
Lampiran 2
LEMBAR OBSERVASI
NO NAMA UMUR KELUHAN KEAKTIFAN KETERANGAN
1 Tn. A
2 Ny. B
3 Tn. C
4
5
6
7
8
9
10
Lampiran 3
ABSENSI DAN TANDA TERIMA SOUVENIR
KEGIATAN SENAM OTAK LANSIA
PANTI SITI ANNA PANGKALPINANG
Hari/Tanggal :
Waktu :
NO NAMA UMUR SOUVENIR TANDA TANGAN
1 Tn. A
2 Ny. B
3 Tn. C
4
5
6
7
8
9
10