Anda di halaman 1dari 10

A.

Latar Belakang

Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
kelompok lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktivitas digunakan sebagai terapi
dan kelompok digunakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang
saling bergantung, saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru
yang adaptif untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif. Dalam kesehariannya, sebagian besar waktu
lansia dihabiskan dengan melakukan kegiatan yang tesedia di Panti Sosial Tresna Werdha Provinsi
Bengkulu dan ada sebagian yang hanya didalam kamar saja. Panti Sosial Tresna Werdha Provinsi
Bengkulu sering mengadakan kegiatan setiap harinya seperti hari senin dan selasa diadakan kegiatan
keterampilan, kamis pemeriksaan kesehatan dan jumat diadakan senam lansia sehingga lansia bisa
melakukan kegiatan yang ingin dilakukan.

Lanjut usia adalah kelanjutan dari usia dewasa yang merupakan proses alami yang sudah
ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa (Nugroho, 2008). Akibatnya jumlah lanjut usia semakin
bertambah dan cenderung lebih cepat dan pesat (Nugroho, 2006). Sistem tubuh pada lanjut usia akan
mengalami penurunan diberbagai aspek baik biologis, fisiologis, psikososial, maupun spiritual yang
merupakan suatu proses penuaan (Stanley & Beare, 2006).

Menurut Word Health Organization (WHO) populasi lansia yang berusia diatas 60 tahun
diperkirakan menjadi dua kali lipat dari 11% pada tahun 2000 dan akan bertambah menjadi 22% tahun
2050. Pada tahun 2000 penduduk lansia populasinya berjumlah 605 juta jiwa dan akan bertambah
menjadi 2 miliar pada tahun 2050 (WHO, 2012). Berdasarkan hasil Susenas tahun 2013, jumlah lansia di
Indonesia telah mencapai 20,40 juta orang atau sekitar 8,05% dari total penduduk Indonesia. Jumlah
penduduk di Indonesia diperkirakan akan terus bertambah menjadi sekitar 450.000 jiwa per tahun.
Dengan demikian, jumlah penduduk lansia di Indonesia pada tahun 2025 akan bertambah sekitar 34,22
juta jiwa (BPS, 2013).

Semakin bertambahnya umur manusia, akan terjadi proses penuaan dengan diikuti berbagai
permasalahan kesehatan terutama secara degeneratif yang berdampak pada perubahan-perubahan pada
diri manusia baik dari perubahan fisik, kognitif, perasaan, sosial, dan seksual (Azizah, 2011).

Pada lansia akan terjadi proses penuaan secara degenerative yang akan berdampak pada
perubahan-perubahan yaitu secara fisik, kognitif, sosial dan sexsual (Glascock dan Feinman, 1981).
Perubahan yang muncul secara fisik mi sa Inya sistem indra, sistem musculoskeletal, perubahan pada
cardiovaskuler.

Perubahan secara psikologi misalnya masa pensiun, perubahan peran sosial yang telah berubah.
Dan pada lansia sering muncul gangguan seperti immobility (imobilisasi), instability (instabilitas dan
jatuh), impairment (gangguan intelektual) isolation (isolasi) (Kuntjoro, 2002).

Pada lanjut usia umumnya dorongan dan kemampuan masih kuat, akan tetapi kadang-kadang
realisasinya tidak dapat dilaksanakan, karena penurunan intelektual (impairment), keterbatasan fungsional
(fungcional limitations), ketidakmampuan (disability), dan keterhambatan (handicap) akibat dari aging
proses. Keinginan yang tidak dapat dilaksanakan akibat keterbatasan ini sering kali menimbulkan
keraguan dan ketidakpercayaan diri lanjut usia (leck of selfconfidence). Apabila keraguan yang serius dan
terus menerus tentang diri sendiri serta rasa ketidakmampuan menguasai pikiran dan perasaan, maka
lansia akan merasa rendah diri (inferiority complex) dengan berasikap amat negative terhadap diri, tidak
menyukai diri dan pesimis terhadap segala kemungkinan yang akan terjadi termasuk kehidupan masa
depan

Berdasarkan hasil survei di lapangan, banyak lansia yang menderita gangguan pada
muskuloskeletal, gangguan pendengaran, dan gangguan penglihatan. Maka dengan data yang ada kami
mahasiswa akan melakukan terapi aktivitas kelompok (TAK) yaitu terapi musik dan tebak gambar.

B. Topik

Stimulasi sensoris, fungsi pendengaran dan kemampuan mengingat.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

a. Lansia dapat berespon terhadap stimulus yang diberikan oleh

mahasiswa yaitu musik.

b. Lansia dapat melatih kemampuan megingat dengan tebak gambar.

2. Tujuan Khusus

a. Lansia mampu memberi respons terhadap musik yang didengar.

b. Lansia mampu memberi respons terhadap gambar yang di tunjukkan,

c. Lansia mampu menceritakan perasaannya setelah mendengarkan musik dan tebak gambar,

d. Lansia mampu melatih kemampuan mengingat

D. Landasan Teori
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam kehidupan manusia. Proses
menua merupakan adalah proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi
dimulai sejak pertumbuhan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik secara
biologis maupun psikilogis.

Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran dimana salah satunya seperti pendengaran kurang
jelas, penglihatan semakin memburuk. Penurunan sensori-persepsi dapat dipengaruhi oleh hal-hal yang
mana salah satunya bisa berakibat depresi. Dimana seperti kita ketahui gangguan sensori persepsi seperti
penglihatan kurang jelas, pendengaran kurang jelas, dan persepsi mereka dalam menilai dirinya sendiri
yang kurang baik. Biasanya mereka akan beranggapan merasa tidak berguna dan gampang putus asa,
sampai menyebutkan kata mati. Sebaliknya dengan mereka yang mempunyai penglihatan kurang jelas
dan pendengaran kurang jelas juga memicu klien untuk depresi, yang mana mereka merasa dengan
kondisi mereka yang seperti sekarang selalu merepotkan orang lain dan tidak berguna dalam memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Jadi secara teori depresi merupakan perasaan sedih, ketidakberdayaan, dan
pesimis, yang berhubungan dengan suatu penderitaanm dapat berupa serangan yang ditujukan kepada diri
sendiri atau perasaan marah yang dalam. Gejala yang terjadi umumnya : pandangan kosong, kurang atau
hilangnya perhatian pada diri, orang lain, atau lingkungan, inisiatif menurun, ketidakmampuan
berkonsentrasi, aktivitas menurun, kurangnya nafsu makan, mengeluh tidak enak badan, dan kehilangan
semangat, sedih, atau cepat lelah sepanjang waktu, dan mungkin susah tidur di malam hari.

Terapi disini diartikan sebagai suatu aktifitas yang digunakan di dalam kelompok seperti membaca
puisi, seni, musik, menari dan literature. Aktivitas disini diartikan sebagai stimulus dan persepsi. Stimulus
yang disediakan : baca artikel/majalah, buku/puisi, menonton acara TV (inimerupakan stimulus yang
disediakan) : stimulus dari pengalaman masa lalu yang menghasilkan proses persepsi lansia yang
maladaptif atau destruktif, misalnya kemarahan, kebencian, putus hubungan, pandangan negatif pada
orang, dan halusinasi. Kemudian dilatih persepsi lansia terhadap stimulus.

Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu dengan yang lain, saling
bergantung dan mempunyai norma yang sama (Stuartdan Laraia, 2001). Tujuan kelompok adalah
membantu anggotanya berhubungan dengan orang lain serta mengubah prilaku yang obstruktif dan
maladaptif. Kelompok berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan saling membantu satu sama
lainnya untuk menemukan cara menyelesaikan masalah.

Terapi kelompok adalah metode pengobatan ketika lansia ditemui dalam rancangan waktu tertentu
dengan tenaga yang memenuhi persyaratan tertentu. Fokus dari terapi kelompok adalah membuat
perubahan sadar diri, peningkatan hubungan interpersonal, membuat perubahan atau ketiganya. Terapi
aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada sekelompok
lansia yang mempunyai masalah keperawatan yang sama. Aktifitas digunakan sebagai terapi dan
kelompok digunakan sebagai target asuhan.

Dengan TAK itu sendiri memerlukan psikoterapi dengan sejumlah pasien dengan waktu yang sama ,
manfaat terapi aktivitas kelompok adalah agar lansia dapat kembali belajar bagaimana cara bersosialisasi
karena kelompok ini berfungsi sebagai tempat berbagi pengalaman dan membantu satu sama lain untuk
menemukan cara menyelesaikn masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya.

E. Lansia
1. Kriteria

- Lansia yang berada di Wisma bougenvile dan flamboyan.

2. Proses seleksi

- Lansia yang termasuk dalam katagori lansia mandiri dan lansia dengan alat bantu (kursi roda)

3. Pengorganisasian

a. Waktu

Hari/Tanggal : Rabu, 05 February 2020

Waktu: 10.00 - 10.45 WIB

Alokasi waktu : Perkenalan dan pengarahan (10 menit)

Terapi kelompok (25 menit)

Penutup (10 menit)

Tempat : Ruang flamboyan.

Jumlah klien : 7 orang

b. Tim Terapis

1) Leader : Edo Bisri

Uraian tugas :

a) Mengkoordinasi seluruh kegiatan

b) Memimpin jalannya terapi kelompok

c) Memimpin diskusi

2) Co-leader : Dian Anantya

Uraian tugas :
a) Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan

b) Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang

c) Membantu memimpin jalannya kegiatan

d) Menggantikan leader jika terhalang tugas

3) Observer : Sri Wahyuni

Uraian tugas :

a) Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan

waktu, tempat dan jalannya acara

b) Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota

kelompok denga evaluasi kelompok

4) Fasilitator : 1. Sonyy Trisno

2. Wahyuni Sri Utamu

3. Mederline

4. Ocha Lesti

Uraian tugas

a) Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok

b) Memotivasi anggota dalam ekspresi perasaan setelah

kegiatan

c) Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk

melaksanakan kegiatan

d) Membimbing kelompok selama permainan diskusi

e) Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan


f) Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah

c. Setting tempat

Pintu Masuk

KETERANGAN :

: Pembimbing akademik dan Pembimbing Lahan

: Leader

: Co Leader

: Failitator

: Observer

: Pasien
d. Metode dan Media

1) Metode

a) Diskusi dan tanya jawab

b) Bermain peran/ simulasi

2) Media

a) Papan nama

b) Kursi

c) Alat tulis : kertas, pena,

d) Speaker

e) laptop

f) Tikar

g) Kertas bergambar

e. Proses Pelaksanaan

1) Persiapan

• Memilih klien sesuai dengan indikasi

Membuat kontrak dengan klien

• Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2) Orientasi

• Salam terapeutik

- Salam dari leader kepada klien


- Perkenalkan nama dan panggilan leader (pakai papan nama)

- Menanyuakan nama dan panggilan semua klien (beri papannama)

• Evaluasi/ validasi

-Menanyakan perasaan klien saat ini

• Kontrak

- leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan

yaitu TAK Tebak Gambar dan Mendengar Musik

- Leader menjelaskan aturan main berikut.

• Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin pada terapis

• Lama kegiatan 45 menit

• Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3) Tahap kerja

a) Terapis mengajak lansia untuk saling memperkenalkan diri (nama, dan nama panggilan) dimulai secara
berurutan searah jarum jam.

b) Setiap lansia selesai memperkenalkan diri, terapis mengajaksemua lansia untuk bertepuk tangan.

c) Terapis menjelaskan bahwa akan diputar lagu, lansia boleh tepuk tangan atau boleh menari sesuai
dengan irama lagu. Setelah lagu selesai lansia akan diminta menceritakan isi dari lagu tersebut dan
perasaan lansia setelah mendengar lagu.

d) Terapis memutar lagu, lansia mendengar, boleh berjoget atau

tepuk tangan (kira-kira 15 menit).

e) Terapis menunjukkan gabar dan meminta lansia mengingat posisi gambar, kemudian membalikkan
gambar dan meminta lansia menunjuukan letak gambar dengan menunjuk posisi gambar yang telah
dibalik.
f) Fasilitator memberikan petunjuk dan meminta lansia menebak gambar yang telah dipilih oleh leader. g)
Mengobservasi respons lansia terhadap musik dan gammbar secara bergiliran, lansia diminta
menceritakan/mengungkapkan perasaannya selama dirawat/pengalaman hidup. Sampai semua lansia
mendapatkan giliran.

h) Terapis memberikan pujian, setiap lansia selesai menceritakan

perasaannya, dan mengajak lansia bertepuk tangan.

i) Terapis dan lansia bemyanyi bersama.

4) Tahap Terminasi

a) Evaluasi

- Leader menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

- Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok dan lansia

b) Rencana Tindak lanjut

- Terapis meminta lansia untuk mengulang hal yang sama dengan salah satu teman yang berada di Wisma
Cempaka, menganjurkan klien untuk mendengarkan musik yang disukai dan bermakna dalam
kehidupannya.

c) Kontrak yang akan datang

Terapis mengakhiri kegiatan dan mengingatkan kepada lansia untuk melakukan kegiatan yang biasa
dilakukan di Panti Sosial Tresna Werdha.

5) Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dinilai dan
dievaluasi adalah kemampuan lansia sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi sensoris
mendengar musik, kemampuan lansia yang diharapkan adalah mengikuti kegiatan, respons terhadap
kegiatan, pendengaran, memberi pendapat, dan mengungkapkan perasaan. Formulir evaluasi sebagai
berikut.

Anda mungkin juga menyukai