Anda di halaman 1dari 14

Terapi Modalitas Pada Lansia

A. Pengertian Terapi Modalitas


Terapi modalitas adalah suatu kegiatandalam memberikan askep baik di
institusipelayanan maupun di masyarakat yangbermanfaat bagi kesla dan
berdampakterapeutik.
Pencapaian tujuan terapi modalitastergantung pada keadaan kesehatan kliendan
tingkat dukungan yang tersedia.
Terapi yang dilakukan untuk mengisi waktu luang bagi lansia
B. Tujuan Terapi Modalitas
1. Mengisi waktu luang bagi lansia
2. Meningkatkan kesehatan lansia
3. Meningkatkan produktifitas lansia
4. Meningkatkan interaksi sosialantara lansia
C. Tujuan Yang Spesifik Dariterapi Modalitas
Menurut Gostetamy 1973
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Menimbulkan kesadaran terhadap salah satuperilaku klien


Mengurangi gejala
Memperlambat kemunduran
Membantu adaptasi dengan situasi yang sekarang
Membantu keluarga dan orang-orang yang berarti
Mempengaruhi keterampilan merawat diri sendiri
Meningkatkan aktifitas
Meningkatkan kemandirian

D. LINGKUP TERAPI MODALITAS


1. Terapi lingkungan (berkebun, bermain dengan binatang,rekreasi)
2. Terapi keluarga (rekreasi, )
3. Terapi modifikasi perilaku (mendengarkan musik)
4. Terapi rehabilitasi (Okupasi keterampilan/kejuruan, kegiatanfisik)
5. Psikoanalisa psikoterapi (kegiatan keagamaan)
6. Terapi psikodarma (drama, cerita pengalaman pribadi (life review terapi))
7. Terapi aktivitas kelompok (cerdas cermat, mengisi TTS, prakarya)
E. JENIS KEGIATAN TERAPIMODALITAS.
1. Psikodrama
Mengekspresikan perasaan lansia. Tema dapat dipilihsesuai dengan masalah klien
2. Terapi aktifitas kelompok
Terdiri atas 7 - 10 orang.Meningkatkan kebersamaan, bersosialisasi,
bertukarpengalaman, dan merubah perilaku. Untuk terlaksananyaterapi ini dibutuhkan
leader, co-leader, dan fasilitator.Misallnya cerdas cermat, tebak gambar, dll

3. Terapi musik
Menghibur para lansia sehinggameningkatkan gairah hidup dan dapatmengenang
masa lalu
4. Terapi berkebun
melatih kesabaran, kebersamaan, danmemamfaatkan waktu luang
5. Life review therapi
meningkatkan
gairah
pengalamanhidupnya

hidup

dan

hargadiri

dengan

menceritakan

6. Terapi dengan binatang


Meningkatkan rasa kasih sayangdan mengisi hari-hari sepinyadengan bermain
bersamabinatang
7. Terapi okupasi
memamfaatkan waktu luang danmeningkatkan produktifitasdengan membuat
ataumenghasilkan karya dari bahanyang telah disediakan
8. Rekreasi
meningkatkan sosialisasi,
melihatpemandangan

gairah

hidup,menurunkan

rasa

bosan

dan

9. Terapi kognitif
Bertujuan agar daya ingat tidak menurun.Serpert mengadakan cerdas cermat,
mengisiTTS, dll
10. Terapi keagamaan
bertujuan
untuk
kebersamaan,
meningkatkanpengajian, kebaktian, dll

SUMBER LAIN

Terapi Lansia

persiapanmenjelang

kematian

dan

Terapi Lansia
Terapi modalitas merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi waktu luang
bagi lansia.
Tujuan
Mengisi waktu luang bagi lansia.
Meningkatkan kesehatan lansia.
Meningkatkan produktivitas lansia.
Meningkatkan interaksi sosial antarlansia.

Jenis kegiatan

1. PSIKODRAMA
Bertujuan untuk mengekspresikan perasaan lansia. Tema dapat dipilih
sesuai dengan masalah lansia.

2. TERAPI BERKEBUN
Bertujuan untuk melatih kesabaran, kebersamaan, dan memanfaatkan
waktu luang

3. TERAPI OKUPASI
Bertujuan untuk memanfaatkan waktu luang dan meningkatkan
produktivitas dengan membuat atau menghasilakan karya dari bahan yang telah
disediakan.

4. TERAPI KOGNITIF
Bertujuan agar daya ingat tidak menurun. Seperti mengadakan cerdas
cermat, mengisi TTS, dan lain-lain.

5. REKREASI
Bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi, gairah hidup, menurunkan rasa
bosan, dan melihat pemandangan.

6. TERAPI KEAGAMAAN
Bertujuan untuk kebersamaan, persiapan menjelang kematian,
dan meningkatkan rasa nyaman. Seperti mengadakan pengajian, kebaktian, dan
lain-lain.

7. Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) (Terdiri atas 7-10


orang)

Bertujuan untuk meningkatkan kebersamaan, bersosialisasi,


bertukar pengalaman, dan mengubah perilaku. Untuk terlaksananya
terlaksananya terapi ini dibutuhkan leader, co-leader, dan fasilitator. Misalnya
cerdas cermat, tebak gambar, dan lain-lain.
Terapi kelompok dapat lebih praktis dan diterima dibandingkan terapi
individual bagi mereka yang mengalami distress psikologis dan dengan
keterbatasan pendapatan. Perasaan terasing dan tidak berguna berkurang
dengan saling berbagi masalah yang umum dihadapi. Terapi kelompok
digunakan untuk mengurangi kecemasan terkait stres terapi jangka pendek
penyakit tertentu, reaksi berduka, dan resolusi konflik. Dengan dipandu oleh
pemimpin kelompok (yang mungkin seorang professional kesehatan jiwa),
sekelompok individu yang mengalami masalah emosional yang serupa bertemu
untuk saling mendiskusikan masalah mereka.
Implementasi
Pemimpin kelompok harus menentukan ketepatan kelompok untuk masing-masing
anggota yang bermasalah.
Idealnya, kelompok terapi harus terdiri dari sekitar 8 sampai 12 anggota.
Pertemuan harus dilakukan antara satu kali seminggu sampai satu kali sehari
selama 1 sampai 1 jam. Pertemuan kelompok dapat berlangsung selama
beberapa bulan sampai bertahun-tahun, bergantung pada kebutuhan anggota.
Peran pemimpin kelompok adalah memberikan bimbingan dan klarifikasi
mengenai topik yang sedang dibahas.
Ketika kelompok tersebut mengalami kemajuan, pemimpin kelompok terapi.
Anggota kelompok dapat melakukan sebaian fungsi kepemimpinan ketika
kelompok terapi berkembang dan hanya membutuhkan sedikit bantuan.
Pertimbangan khusus
Terapi kelompok memberikan lansia kesempatan untuk
mendiskusikan bagaimana penyakit atau kematian pasangan memengaruhi
hidup mereka dan memberikan kesempatan pada mereka untuk saling
membantu dengan berbagi pemecahan masalah yang berhasil digunakan.
Bentuk terapi kesehatan jiwa ini berbeda psikoterapi yaitu kelompok yang terdiri
atas teman sebaya atau anggota keluarga yang mempunyai pengalaman yang
sama dan professional kesehatan jiwa dapat terlibat didalam kelompok sebagai
fasilitator untuk memantau dan memfokuskan diskusi. Pertemuan kelompok
biasanya dilakukan di tempat ibadah, pusat lansia, rumah sakit, sekolah, dan
tempat umum lainnya. Kelompok tersebut dapat bebas biaya atau memerlukan
biaya tertentu.

8. TERAPI MUSIK
Bertujuan untuk menghibur para lansia sehingga meningkatkan
gairah hidup dan dapat mengenang masa lalu.
Terapi musik menggunakan daya tarik universal bunyi ritmik untuk
mengkomunikasikan, mengeksplorasi, dan menyembuhkan. Terapi musik dapat
berupa menciptakan musik, bernyanyi, bergerak mengikuti musik atau hanya
mendengarkan. Terapi musik dapat bermanfaat bagi pasien yang menderita
ketidakmampuan perkembangan, gangguan kesehatan jiwa demensia adiksi
terhadap zat, dan nyeri kronis.

Music juga telah berhasil digunakan untuk berkomunikasi dengan pasien


yang menderita Alzheimer dan korban yang mengalami cedera kepala ketika
pendekatan lainnya gagal. Pada sebuah penelitian mengenai efek music pada
pasien yang menderita Alzheimer, mereka yang mendengar music band besar
selama satu hari lebih waspada dan bahagia serta mempunyai ingatan jangka
panjang yang lebih banyak dibandingkan pada kelompok pengendali. Selama
sakit, music dapat mengorientasikan kembali pasien yang konfusi. Pada tahap
lanjut penyakit, music memberikan kenyamanan psikologis.
Implementasi
Atur sebuah lingkungan yang nyaman.
Pilih musik yang tepat untuk pasien dan tujuan sesi. Musik tersebut harus
bermakna untuk peserta.
Jika sesi yang Anda lakukan akan meliputi pembuatan musik, kumpulkan
instrument yang tepat untuk kelompok tersebut.
Untuk sesi yang mencakup bernyanyi, pilih musik yang diketahui oleh anggota
kelompok tersebut. Berikan syair lagu tersebut, baik dengan menulisnya atau
dengan menulisnya atau dengan mengulanginya ke kelompok.
Perkenalkan peserta satu sama lain. Jelaskan tujuan sesi dan dorong setiap orang
untuk berpartisipasi sebisa yang dapat mereka lakukan.
Ketika kelompok sudah siap, mulai musik dan posisi diri Anda sehingga Anda
mengharap ke kelompok.
Jika kelompok akan mendengarkan musik, perhatikan reaksi peserta. Jika mereka
membuat musik berkelilinglah di antara anggota kelompok dan berilah dukungan
individual.
Dorong peserta untuk membahas perasaan yang mereka alami ketika
mendengarkan musik. Beri pujian atas upaya mereka.
Setelah sesi selesai, dokumentasikan aktivitas dan respons kelompok.
Pertimbangan khusus
Musik khususnya efektif sebagai metode terapi kenangan untuk lansia.
Pada banyak pasien, musik yang mereka nikmati dimasa muda mereka tidak lagi
menjadi dari bagian hidup mereka selama puluhan tahun.

9. TERAPI HEWAN PELIHARAAN


Bertujuan untuk meningkatkan rasa kasih sayang dan mengisi
hari-hari sepinya dengan bermain bersama binatang.
Hewan peliharaan dapat melawan kesepian pada pasien lansia
dan membantu menjembatani jarak antara pasien dan pemberi perawatan
kesehatan. Umumnya digunakan di fasilitas perawatan jangka panjang, terapi
hewan peliharaan membantu pasien lansia mengatasi apatis dan depresi sert
memperbaiki interaksi dengan orang lain.
Jika disbanding dengan orang yang tidak mempunyai hewan
peliharaan, lansia yang tinggal dikomunitas yang mempunyai hewan peliharaan
telah terbukti memiliki tingkat aktivitas harian yang lebih baik, toleransi
terhadap latihan yang lebih baik dan kadar kolesterol serum yang lebih rendah.
Selain itu, mereka jarang masuk ke sistem perawatan kesehatan. Mereka juga
menunjukkan penurunan stres dan kesepian, peningkatan status emosional, dan
kemampuan koping yang lebih baik.

Implementasi
Pilih hewan peliharaan yang berprilaku baik dan memiliki peragai yang baik.
Hewan peliharaan yang telah mengikuti pelatihan kepatuan yang merupakan
pilihan ideal.
Pastikan hewan peliharaan telah dibersihkan oleh dokter hewan dan imunisasinya
telah diperbarui.
Pastikan jika hewan peliharaan dipilih sebagai maskot untuk fasilitas, minta orang
yang bertanggung jawab membuat jadwal untuk penghuni yang tertarik merawat
hewan peliharaan tersebut .
Delta Society organisasi hewan peliharaan nasional, mempunyai cabang
sebagaian di kota besar. Hewan dan pemiliknya harus menjalani pengujian yang
ketat sebelum diberikan sertifikat sebagai tim terapi hewan peliharaan yang
dapat berkunjung ke fasilitas. Tidak ada biaya yang dikenakan untuk terapi
hewan peliharaan melalui organisasi ini.
Biarkan pasien bermain bersama dan memeluk hewan peliharaan tersebut.
Dorongan pasien untuk bicara dengan hewan peliharaan tersebut dan bercerita
mengenai hewan peliharaan yang pernah ia miliki. Berikan sebanyak mungkin
waktu yang dibutuhkan pasien dengan hewan peliharaan jika mungkin.
Pertimbangan khusus
Pastikan lingkungan layak untuk terapi hewan peliharaan. Fasilitas
harus mempunyai area tempat hewan peliharaan dapat beristirahat dan
dijauhkan dari pasien yang alergi terhadap hewan, tidak tertarik dengan hewan
peliharaan, atau takut terhadap hewan peliharaan.

10. TERAPI LIFE-REVIEW


Bertujuan untuk meningkatkan gairah hidup dan harga diri dengan
menceritakan pengalaman hidupnya.
Life-review berkaitan dengan peninjauan memori yang jauh tersimpan,
pengungkapan perasaan yang terkait memori tersebut, pengakuan konflikkonflik, dan pelepasan sudut pandang yang membatasi diri. Selama periode
krisis dan transisi, meninjau hidup terjadi secara alami pada banyak orang.
Meninjau hidup dengan efektif dapat memecahkan, setidaknya sebagaian,
beberapa konflik-konflik pada masa lalu yang menyimpan hal-hal penting untuk
masa sekarang dan masa yang akan sekarang dan masa yang akan datang. Pada
lansia yang sangat tua, terapi ini kemungkinan akan banyak merubah
pandangan mengenai apa yang telah terjadi bukan apa yang akan terjadi.
Terapi ini tidak hanya bermanfaat lansia, tetapi juga untuk dewasa muda.
Anak-anak dapat ikut bersama lansia dan mendengar mengenai sejarah dari
lansia yang dulu berada di sana dan ikut mengalami peristiwa sejarah.
Implementasi
Berikan kesempatan bagi pasien untuk untuk memberikan iktisar peristiwaperistiwa di dalam kehidupannya.
Dorong pencarian makna, pemecahan masalah, dan kepuasan emosional.
Fasilitas ekspresi dengan membagi beberapa pengalaman hidup Anda sendiri.
Fasilitas hubungan antara harapan pada masa lalu, peristiwa saat ini, dan
pengharapan pada masa yang akan datang.

Pertimbangan khusus
Lansia yang terganggu secara psikologis dapat menolak atau tidak mampu
untuk mengenang hidup dengan lancer. Ia mungkin perlu bantuan dalam
mengungkapkan pengalaman hidupnya.

11. TERAPI DANSA


Dikenal juga sebagai terapi gerakan dansa, terapi dansa memanfaatkan
hubungan langsung antara gerakan tubuh dan pikiran. Aspek khusus terapi
dansa, seperti musik, irama, dan gerakan yang singkron, mengubah status alam
perasaan, menyadarkan kembali ingatan dan perasaan yang lalu dan
mengurangi isolasi. Pada kelompok lansia lainnya, tetapi dansa digunakan untuk
mempertahankan fungsi fisik, meningkatkan nilai diri, membina hubungan, dan
membantu mereka meningkatkan ketakutan dan kesedihannya.
Bermacam gangguan dan ketidakmampuan dapat ditangani dengan
menggunakan terapi dansa. Biasanya, pasien yang akan ditangani mempunyai
masalah sosial, emosional, kognitif atau fisik. Terapi dansa bahkan digunakan
sebagai metode pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan diantara
pasien yang sehat. Selain itu, terapi ini digunakan untuk mengurangi stress oleh
pemberi perawatan dan pasien yang menderita kanker, AIDS, dan penyakit
Alzheimer. Teapi dansa meningkatkan, fleksibilitas, menguatkan otot,
memperbaiki fungsi kardiovaskular, dan meningkatkan fungsi paru. Selain itu,
terapi dansa memberi sentuhan, sosialisasi, dan rasa keterkaitan.
Rutinitas dansa berkisar dari hanya bertepuk tangan dan melambaikan
tangan sampai sesi aerobik yang rumit. Musik harus sesuai dengan kelompak
lansia, baik kecepatannya maupun penampilan estetisnya. Music rock and roll
dengan gerakan cepat mungkin kurang disenangi kelompok lansia yang tangkas
dibandingkan polka cepat. Gunakan musik yang cepat untuk menstimulasi
kelompok tersebut, dan music yang lambat untuk efek menenangkan.
Implementasi
Atur ruangan untuk mengakmodasi gerakan bebas peserta.
Atur kursi disekitar pinggiran bagi mereka yang tidak dapat berdiri atau menjadi
lelah selama sesi terapi.
Kaji kelompk apakah ada faktor-faktor resiko. Faktor-faktor resiko untuk
pertimbangan mencakup status kardiovaskular yang buruk, riwayat penyakit
paru obstruktif, atau masalah otot degeneratif.
Jelaskan tujuan sesi tersebut, dan dorong setiap lansia untuk berpartisipasi
sampai tahapan mereka mampu melakukannya.
Ketika kelompok lansia telah siap, mulai musik dan posisikan diri Anda agar
menghadap kearah kelompok.
Jika rutinitas terstruktur digunakan, peragakan gerakan yang Anda minta lakukan
dan dorong kelompok untuk meniru gerakan Anda.
Jika anda meminta ekspresi yang bebas, beredarlah ke dalam kelompok dengan
memberikan dorongan dan motivasi kepada mereka yang ragu-ragu.
Puji upaya peserta dan dorong mereka untuk mendiskusikan perasaan yang
mereka alami selama berdansa.
Setelah sesi terapi, dokumentasikan tipe aktivitas dan respons kelompok.

Pertimbangan Khusus

Karena berdansa merupakan aktivitas aerobik, perhatikan apakah ada


tanda-tanda gaangguan kardiovaskular , seperti pusing, kemerahan, keringat
yang banyak, dan disorientasi. Gerakan yang sangat cepat dapat menyebabkan
pusing. Bantu lansia yang pusing untuk duduk jika perlu dan periksa tanda-tanda
vitalnya.

12. TERAPI YOGA


Di antara praktik kesehatan yang dikenal baik oleh lansia, yoga(berarti
persatuan dalam bahasa Sansekerta) adalah integrasi energy fisik, mental dan
spiritual untuk meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan. Tujuan pernafasan
dalam yoga adalah membuat proses selembut dan selentur mungkin. Asumsinya
adalah
irama
pikiran
tercermin
pada
irama
pernafasan.
Dengan
mempertahankan pernafasan stabil dan berirama, pikiran akan tetap tenang dan
terfokus.
Di antara manfaat yoga dan diperhitungkan adalah perbaikan kesehatan,
vitalitas, dan kedamaian pemikiran individu. Yoga berhasil digunakan untuk
merdakan stres dan kecemasan, menurunkan tekanan darah, meredakan nyeri,
memperbaiki keterampilan motorik, mengobati adiksi, meningkatkan persepsi
pendengaran dan penglihatan, serta memperbaiki fungsi metabolic dan
respiratorik. Yoga juga efektif dalam mengobati gangguan metabolic dan
penyakit paru. Selain itu, yoga dapat meningkatkan kapasitas paru dan
menurunkan frekuensi pernafasn.
Yoga telah dipercaya dapat menurunkan kolesterol serum dan
meningkatkan kadar histamine untuk melawan alergi. Kemampuannya
membantu pengguna mengatur aliran darah sedang diteliti pada terpi kanker.
Para ilmuan sangat ingin membuktikan apakah pembatasan aliran darah ke
daerah tumor akan memperlambat pertumbuhan tumor.
Implementasi
Berikan lingkungan yang pribadi dan tenang, yang bebas dari ketegangan.
Partisipasi harus memiliki ruangan yang cukup untuk bergerak tanpa menyentuh
atau mendistraksi anggota lainnya.
Masing-masing partisipan akan membutuhkan selimut kecil atau handuk besar
untuk digunakan pada beberapa postur.
Jelaskan tujuan sesi tersebut dan uraikan rencana latihan serta manfaatnya.
Jawab setiap pertanyaan, dan ingatkan pasien bahwa mereka tidak perlu
melakukan postur yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
Ketika kelompok siap, bicara kepada mereka melalui posisi atau teknik
pernapasan, yang ditunjukkan satu persatu.
Ketika mereka semua telah dalam posisi atau mulai pola pernapasan, berkeliling
di antara murid untuk menyesuaikan teknik mereka, sesuai kebutuhan.
Berikan pujian untuk semua upaya mereka.
Setelah Anda memimpin mereka selama semua latihan yang direncanakan, tutup
sesi dengan meminta mereka bernapas dalam dan lambat.
Dokumentasikan sesi, teknik yang digunakan, dan respons pasien.

Pertimbangan Khusus
Beberapa aspek yoga yang lebih khusus dapat menyebabkan cedera otak jika
tidak dilakukan dengan tepat.

Terdapat teknik yoga yang memenuhi


memperhatikan kondisi fisiknya.

kebutuhan

semua

orang

tanpa

13. TERAPI OKSIGEN


Pasien membutuhkan terapi oksigen ketika mengalami hipoksemia yang
disebabkan oleh kedaruratan pernafasan atau jantung atau peningkatn fungsi
metabolik. Pada kedaruratan pernapasan, pemberian oksigen memungkinkan
pasien mengurangi ventilasinya. Ketika penyakit, seperti atelektasis atau
sindrom distress pernapasan dewasa, kerusakan difusi, atau ketika volume paru
berkurang akibat hipoventilasi, prosedur ini menaikkan kadar oksigen alveolar.
Ketika kebutuhan metabolik tinggi seperti pada kasus trauma massif, luka
bakar, atau demam tinggi pemberian oksigen menyuplai tubuh dengan cukup
oksigen memenuhi kebutuhan selular. Keadekuatan terapi oksigen ditentukan
oleh analisis gas darah arteri (AGD), pemantauan oksimetri, dan pemeriksaan
klinis. Penyakit pasien, kondisi fisik, dan usia akan menentukan metode
pemberian yang paling tepat.

Peralatan
Sumber oksigen (unit di dinding, silinder, tabungan cairan, atau konselator).
Meteran aliran.
Adapter jika memakaiunit di dinding, atau pengukur penurun tekanan jika
menggunakan silinder.
Air steril yang diuapkan.
Tanda HATI-HATI OKSIGEN.
sistem pemberian oksigen yang tepat (kanula hidung, masker sederhana,
masker rebreather parsial, atau masker nonrebreatheruntuk aliran rendah atau
berbagai konsentrasi oksigenmasker Venturi, masker aerosol, kolartrakeostomi,
slang T, tenda atau tudung aliran tinggi dan konsentrasi oksigen yang spesifik).
Slang penghubung diameter kecil dan diameter besar.
Lapisan kassa dan plester (untuk masker oksigen).
Adapter pancaran udara untuk masker enturi (jika menambah kelembapan).
Pilihan: penganalisa untuk oksigen dan adapter humidifikasi steril, monitor
oksigen nadi, mesin Bipap (dapat digunakan untuk pasien dengan masalah paru
kronis).

Implementasi
Periksa port saluran keluar oksigen untuk memastikan aliran. Pencet slang dekat
percabangannya untuk memastikan bahwa alarm yang dapat didengar akan
berbunyi jika aliran oksigen berhenti.
Kaji kondisis pasien. Pada keadaan darurat, pastikan bahwa jalan nafas pasien
terbuka sebelum memberikan oksigen.
Periksa kamar pasien untuk memastikan kamarnya aman untuk pemberian
oksigen. Jika mungkin, ganti elektronik dengan alat yang nonelektronikdan
ditempatkan tanda DILARANG MEROKOK di kamar pasien. Oksigen mendukung
terjadinya kebakaran dan percikan api yang terkecil pun dapat menyebabkan
api.
Tempatkan tanda HATI-HATI OKSIGEN di tempat tidur pasien dan pintu masuk
kamar pasien.
Bantu dalam memasang alat penghantar oksigen pada pasien. Pastikan alat ini
terpasang dengan baik dan stabil.

Pantau respons pasien terhadap terapi oksigen. Periksa nilai gas darah arteri
pasien selama penyesuaian awal terhadap aliran oksigen. Ketika pasien
distabilisasi, Anda dapat menggunakan oksimetri nadi. Periksa pasien dengan
sering apakah ada tanda-tanda hipoksia, seperti penurunan tingkat kesadaran,
peningkatan frekuensi jantung, aritmia, kegelisahan, perspirasi, dispnea,
penggunaan otot tambahan, terus menguap atau nafas cuping hidung, sianosis,
dan kulit dingin serta lembap.

Poin penting karena beberapa lansia tidak menjadi sianosis


ketika mengalami hipoksia, Anda perlu untuk mengevaluasi
tanda-tanda lainnya.
Ketika memantau respons pasien terhadap perubahan aliran oksigen, periksa
monitor oksimetri nadi atau ukur nilai AGD 20 sampai 30 menit setelah
penyesuaian aliran. Pada keadaan ini, pantau pasien dengan ketat apakah ada
respons yang merugikan terhadap aliran oksigen.
Observasi integritas kulit pasien untuk mencegah kerusakan kulit pada titik-titik
penekanan akibat alat penghantar oksigen. Lap uap atau perspirasi dari wajah
pasien dan masker jika perlu.
Jika pasien akan mendapatkan oksigen pada konsentrasi di atas 60% selama lebih
dari 24 jam, perhatikan dengan cermat apakah ada tanda-tanda toksisitas
terhadap oksigen. Ingatkan pasien untuk batuk dan bernafas dalam mencegah
atelektasis. Selain itu untuk mencegah kerusakan paru yang serius, ukur nilai
AGD secara berulang untuk menentukan apakah konsentrasi oksigen yang tinggi
masih diperlukan.
Jangan memberikan oksigen lebih dari 2 L/menit melalui kanula hidung untuk
pasien yang menderitapenyakit paru kronis kecuali Anda mempunyai instruksi
khusus untuk melakukannya. Hal ini dikarenakan beberapa pasien yang
menderita penyakit paru kronis menjadi bergantung pada keadaan hiperkapnia
dan hipoksia untuk merangsang pernafasan mereka; sehingga, oksigen
tambahan dapat menyebabkan mereka berhenti bernafas. Akan tetapi, terapi
oksigen jangka panjang selama 12 sampai 17 jam sehari dapat membantu
pasien yang menderita penyakit paru kronis tidur lebih baik, bertahan hidup
lebih lama, dan mengalami penurunan ansiden penurunan hipertensi paru.

Komplikasi
Konsentrasi oksigen yang tinggi selama periode lama dapat
menyebabkan kerusakan pada jalan napas dan paru. Henti napas merupakan
komplikasi yang mungkin terjadi jika konsentrasi oksigen terlalu tinggi untuk
pasien yang menderita penyakit paru obstruktif kronis.

14. TERAPI TROMBOLITIK


Obat-obatan trombolitik memberikan koreksi masalah trombik akut dan
ekstensif dengan cepat. Obat trombolitik diberikan I.V. awal pada infark miokart
akut untuk mencegah pembentukan thrombus primer atau sekunder dalam
pembuluh darah di sekitar daerah yang nekrotik, sehingga meminimalkan
kerusakan miokart. Tujuannya adalah (sebagai skema di American Heart
Association algoritma untuk nyeri dada iskemik) menghantarkan agnes
fibrinolitik dalam 30 menit kedatangan di unit gawat darurat. Obat trombolitik
juga digunakan untuk mengobati stroke.

Poin penting Pasien yang berusia 75 tahun dan lebih beresiko


tinggi mengalami hemoragi karena mereka lebih cenderung
menderita penyakit serebrovaskular sebelumnya.
Implementasi
Setelah pemasangan kateter I.V., agnes trombolitik diinfudkan sesuai dengan
petunjuk pabrik pembuatnya.
Untuk melarutkan trombus dalam kateter arterivenosa, dokter menginfuskan
jumlah obat yang diinginkan ke dalam kateter sampai trombus larut.

Komplikasi
Bahaya utama terapi trombolitik adalah perdarahan, lisis lambat,
dan okulasi berulang. Ketika miokardium mengalami reperfusi, dapat juga terjadi
aritmia.

Diagnosis keperawatan utama dan kriteria hasil


a.

Ansietas yang berhubungan dengan kemungkinan komplikasi berat


Kriteria hasil tindakan: pasien akan menunjukkan penurunan tanda-tanda
fisik rasa takut.

b. Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan aritmia reperfusi


Kriteria hasil tindakan: pasien akan mencapai atau mempertahankan curah
jantung yang adekuat.
c.

Risiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan


kemungkinan perdarahan
Kriteria hasil tindakan: pasien tidak menunjukkan tanda atau gejala perdarahan.

Intervensi keperawatan
Sebelum terapi
Sebelum diberikan terapi trombolitik, ambil sampel serum untuk pemeriksaan
golongan darah dan pencocokan silang serta untuk menentukan waktu
protrombin dan waktu tromboplastin parsial.
Dapatkan elektrokardiogram (EKG) dasar, dan dapatkan hasil elektrolit, gas darah
arteri, nitrogen urea darah, kreatinin, serta kadar enzim jantung.
Periksa temuan berikutnya terhadap nilai dasar secara teratur selama terapi.
Mulai pemasangan jalur I.V yang adekuat (biasanya minimal 4) dan kateter urin
menetap.
Sebelum memulai terapi trombolitik, lakukan MRI atau CT Scan otak untuk
memastikan bahwa perubahan status mental merupakan akibat oklusi dan bukan
hemoragi serebral.
Selama terapi
Pada awal terapi, perhatikan apakah ada tanda-tanda hipersensitivitas: hipotensi,
napas pendek, mengo, merasa sesak dan tekanan pada dada, serta angiodema.
Pertahankan alat resusitasi darurat selalu tersedia.
Selama terapi, pantau EKG secara continue dan bandingkan dengan pembacaan
dasar untuk mendeteksi kemungkinan aritmia. Informasikan dokter jika terdapat

abnormalitas, dan bersiap untuk memberikan lidokain atau prokainamid, sesuai


program.
Dengan cermat kaji pasien apakah ada tanda-tanda perdarahan. Pantau setiap 15
menit selama satu jam pertama, setiap 30 menit setiap 7 jam berikutnya, dan
kemudian setiap 8 jam setelahnya. Jika Anda mendeteksi perdarahan, hentikan
terapi dan hubungi dokter. Pastikan packed red blood cell, darah lengkap, dan
asam aminokaproat siap tersedia untuk mengatasi kemungkinan hemoragi.
Periksa tanda-tanda vital pasien dengan sering, dan pantau nadi, warna, serta
fungsi sensorik pada ekstremitas setiap jam.
Karena pasien cenderung mengalami memar selama terapi, tengani pasien
dengan lembut dan seminimal mungkin. Pertahankan prosedur invasive dan
pungsi vena dilakukan seminimal mungkin, gunakan manset tekanan darah
manual, serta beri bantalan pada sisi pengaman tempat tidur untuk mencegah
cedera.
Setelah terapi
Programkan pemberian
thrombosis.

antikoagulan

untuk

mencegah

kekambuhan

PENYULUHAN PASIEN
Jelaskan prosedur kepada pasien dan jelaskan manfaat dan risikonya.
Instruksikan pasien untuk segera melapor jika ada perdarahan, seperti dari
tempat pungsi vena atau gusi atau dalam feses.

15. TERAPI AROMA


Terapi aroma berhubungan dengan inhalasi atau pemakaian
minyak alami yang diuapkan dari berbagai tanaman. Mereka yang menggunakan
terapi aroma mengatakan terapi aroma efektif dalam menurunkan stress,
mencegah penyakit, dan bahkan mengobati penyakit tertentu baik fisik
maupun psikologis.
Terapi aroma sangat populer di Eropa, minyak alami dapat
dihirup, dimasase ke kulit, atau dimasukkan kedalam air mandi untuk
menciptakan sensasi menyenangkan, meningkatkan relaksasi. Terapi aroma
dapat digunakan baik sendiri atau dengan terapi lain, seperti masase atau terapi
herbal untuk mengobati infeksi bakteri atau virus, kecemasan, nyeri, masalah
otot, arthritis, herpes simpleks, herpes zoster, masalah kulit, sakit kepala, dan
dyspepsia. (lihat efek terapeutik minyak alami).
Terapi aroma dapat dipakai sendiri atau diberikan oleh terapis
aroma yang terlatih. Walaupun tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan terapi
aroma mencegah atau menyembuhkan penyakit, perawat yang dilatih terapi
aroma dapat menganjurkan minyak khusus sebagai tambahan terapi
konvensional, mengajarkan pasien bagaimana menggunakan minyak tersebut,
dan memberikan perawatan.

Implementasi
Selain minyak alami yang tepat, terapi aroma memerlukan peralatan lain, yang
bergantung pada cara minyak diberikan (sebagai contoh, masase, inhalasi,
mandi, atau difusi).
Masase membutuhkan minyak perantara dan untuk masase seluruh tubuh, perlu
meja masase. Masase mencakup mengencerkan minyak alami dengan minyak

perantara yang sesuai dan mengoleskannya ke bagian tubuh yang tampak atau
ke seluruh tubuh dengan menggunakan teknik masase.
Inhalasi membutuhkan semangkuk air hangat dan sebuah handuk besar. Dengan
handuk yang mengandung beberapa tetes minyak alami. Pasien menghirup uap
air selama beberapa menit.
Untuk mandi, pasien membutuhkan bak mandi yang diisi dengan air hangat.
Pasien menambahkan beberapa tetes minyak alami ke permukaan air hangat
dan kemudian berendam ke dalam bak mandi selama 10 sampai 20 menit,
dengan menghirup uap air saat ia berendam.
Difusi membutuhkan micromist atau alat difusi lilin atau cincin keramik yang
dapat diletakkan di lampu pijar. Metode ini mencakup memberikan beberapa
tetes minyak alami pada alat difusi dan menyalakan sumber panas untuk
mendifusikan partikel-partikel mikro minyak ke udara. Terapi rata-rata
membutuhkan waktu 30 menit.

Pertimbangan khusus

Minyak sitrus tidak boleh dipakai sebelum dijemur di bawah sinar matahari.
Anjurkan pasien untuk menghindari mengoleskan minyak kayu manis atau
cengkeh pada kulit. Hati-hati terhadap minyak tertentu seperti kemangi, adas,
daun jeruk, rosmeri, dan verbena dapat menyebabkan iritasi jika pasien memiliki
kulit sensitif.
Metode pemakaian yang berbeda membutuhkan tindakan kewaspadaan
keamanan khusus. Ketika menggunakan terapi inhalasi, pasien harus menjaga
wajahnya cukup jauh dari permukaan air untuk menghindari cedera luka bakar.
Ketika menggunakan metode difusi, ia setidaknya harus 1 m jauhnya dari alat.
Terapi aroma dikontraindikasikan selama kehamilan karena mengandung risiko
tosik pada ibu dan janin. Terapi aroma harus digunakan dengan hati-hati pada
bayi dan anak-anak di bawah usia 5 tahun karena banyak minyak alami bersifat
toksik bagi pasien dalam usia ini.
Peringatan pasien untuk menjaga minyak alami jauh dari mata dan membran
mukosa untuk menghindari iritasi. Jika terjadi kontak, pasien harus membasuh
dengan banyak air, jika pembasuhan tidak meredakan nyeri, ia harus mencari
bantuan medis.

Efek terapeutik minyak alami

Daftar di bawah ini mencantumkan beberapa minyak alami yang populer


dan indikasi tradisional yang akan digunakan para praktisi.
Minyak alami
Kamomil
(anthemis nobilis)

Eukaliptus

(Eucalyptus radiata)

Geranium

(Pelargonium
x
asperum)

Penggunaan teraupetik tradisional


Efek antiinflamasi, antijamur, dan antibakteri
Meredakan stress fisik dan mental
Menyeimbangkan tubuh dan pikiran
Efek antivirus dan ekspektoran
Meredakan mual dan mabuk karena pergerakan
Mengilangkan sinus
Menenangkan usus yang mudah terangsang
Efek stimulant
Efek antivirus dan antijamur
Merangsang metabolisme di kulit
Meningkatkan regenerasi sel
Meningkatkan sirkulasi
Meredakan nyeri
Memperbaiki fungsi organ-organ vital

Lavender
(Lavandula
angustifolia)

Peppermint
(Mentha piperita)

Rosmeri
(Rosmarinus
officinalis)
Daun teh
(Melanieuca
alternifolia)

Mengobati luka bakar, sengatan serangga, dan


cedera minor
Meredakan sakit perut dan kolik
Meredakan sakit gigi dan nyeri karena tumbuh gigi
Efek antiinflamasi dan antibakteri
Meredakan stress fisik atau mental
Efek antivirus dan antibakteri
Efek decongestan dan ekspektoran
Meredakan mual dan mabuk karena pergerakan
Menenangkan usus yang mudah terangsang
Efek stimulant
Efek antibakteri, antijamur, dan antivirus
Memulihkan energy dan meredakan stress
Memperbaiki regenerasi stress
Efek antiinflamasi, antibakteri, dan antivirus
Mengobati luka bakar, sengatan serangga, dan
cedera minor
Memberikan ketenangan dan sedasi

DAFTAR PUSTAKA
Jaime L. Stockslager, Lia Schaeffer. 2007. Askep Geriatrik. Edisi 2.
Jakarta : EGC
Surini Pudjiastuti, Sri, SMPh, S.Pd. 2003. Fisioterapi pada Lansia. Jakarta :
EGC
Maryam, R.Siti, dkk. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.
Jakarta : Salemba Medika

Anda mungkin juga menyukai