Anda di halaman 1dari 8

RESUME

PALIATIVE CARE

Disusun Oleh
M RUSTAM EPENDI
C1AA17076

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KOTA SUKABUMI
Jalan Keramat No. 36 Kota Sukabumi
Perawatan paliatif adalah pelayanan kepada pasien yang penyakitnya sudah tidak bereaksi
terhadap pengobatan kuratif, atau tidak dapat disembuhkan secara medis (stadium akhir). Tujuan
perawatan paliatif adalah untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dalam menghadapi setiap
penyakit yang diderita dan mempersiapkan diri menghadapi kematian dengan tenang dan
nyaman tanpa merasa tertekan atas penyakit yang diderita, baik secara fisik (nyeri, mual,
muntah) maupun psikis yang berbasis spiritual

TERAPI KOMPLEMENTER UNTUK MANAJEMENT NYERI


 Aromaterapi
Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan minyak hasil ektraksi dari tanaman dan
bunga, yang dikenal sebagai minyak esensial atau minyak atsiri. Larutan minyak atsiri
dengan minyak pelarut dapat dihirup, digunakan untuk pijat, dioleskan sebagai krim, atau
ditambahkan ke air saat mandi air hangat.

 Akupuntur
Akupuntur adalah terapi tradisional Cina kuno yang menggunakan jarum dan ditusukkan
ke titik-titik tertentu ke dalam tubuh. Awalnya, akupuntur bertujuan untuk
mengembalikan keseimbangan 'energi' di dalam tubuh. Akupuntur masih banyak
dilakukan dan menjadi salah satu terapi komplementer yang paling terkenal dan populer

 Pijat
Pijat adalah terapi komplementer dengan melibatkan manipulasi jaringan lunak tubuh,
biasanya dilakukan dengan tangan. Terapi ini utamanya digunakan untuk merilekskan
tubuh, walau juga dipercaya dapat membantu mengurangi rasa sakit tertentu

 Osteopati dan kiropraktik


Osteopati dan kiropraktik adalah terapi komplementer yang melibatkan penggunaan
tangan untuk bekerja dengan sendi dan otot. Kedua terapi ini umumnya digunakan untuk
menangani kondisi yang berkaitan dengan otot, tulang, dan persendian. Walau begitu,
beberapa orang juga mencoba terapi ini untuk masalah medis lain

 Relaksasi nafas dalam


Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam
hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas
lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas
secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam
juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer &
Bare, 2002)

TERAPI KOMPLEMENTER PADA PALIATIF CARE

 Akupunktur medic yaitu metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan sangat
bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu dan juga sebagai
analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan mengaktivasi berbagai molekul
signal yang berperan sebagai komunikasi antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut
adalah pelepasan endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.

 Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke dalam sebuah
ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar daripada tekanan udara
atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi pernapasan oksigen murni (100%). Selama
terapi, pasien boleh membaca, minum, atau makan untuk menghindari trauma pada
telinga akibat tingginya tekanan udatubu

 Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa
herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka

 Relaksasi nafas dalam


Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam
hal ini perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas
lambat (menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas
secara perlahan, Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam
juga dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer &
Bare, 2002)

SALAH SATU TINDAKAN MANAJEMEN NYERI PADA PALIATIF CARE


Relaksasi adalah satu bentuk aktivitas yang dapat membantu mengatasi stres. Teknik relaksasi
ini melibatkan pergerakan anggota badan secara mudah dan boleh dilakukan di mana-mana

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan keperawatan, yang dalam hal ini
perawat mengajarkan kepada klien bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat
(menahan inspirasi secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan,
Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga dapat meningkatkan
ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Smeltzer & Bare, 2002).

Tujuan dan Alasan Relaksasi Napas Dalam


Menurut Smeltzer & Bare (2002) tujuan teknik relaksasi napas dalam adalah untuk
meningkatkan ventilasi alveoli, memelihara pertukaran gas, mencegah atelektasi paru,
meningkatkan efesiensi batuk, mengurangi stres baik stres fisik maupun emosional yaitu
menurunkan intensitas nyeri dan menurunkan kecemasan. 

Teknik relaksasi napas dalam dipercaya dapat menurunkan intensitas nyeri melalui mekanisme
yaitu (Smeltzer & Bare, 2002) :

 Dengan merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami spasme yang disebabkan oleh
peningkatan prostaglandin sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan
aliran darah ke daerah yang mengalami spasme dan iskemic.
 Teknik relaksasi napas dalam dipercayai mampu merangsang tubuh untuk melepaskan opoiod
endogen yaitu endorphin dan enkefalin 
 Mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat Relaksasi melibatkan sistem otot dan respirasi dan
tidak membutuhkan alat lain sehingga mudah dilakukan kapan saja atau sewaktu-waktu. 
Prinsip yang mendasari penurunan nyeri oleh teknik relaksasi terletak pada fisiologi sistem
syaraf otonom yang merupakan bagian dari sistem syaraf perifer yang mempertahankan
homeostatis lingkungan internal individu. Pada saat terjadi pelepasan mediator kimia seperti
bradikinin, prostaglandin dan substansi, akan merangsang syaraf simpatis sehingga
menyebabkan vasokostriksi yang akhirnya meningkatkan tonus otot yang menimbulkan berbagai
efek seperti spasme otot yang akhirnya menekan pembuluh darah, mengurangi aliran darah dan
meningkatkan kecepatan metabolisme otot yang menimbulkan pengiriman impuls nyeri dari
medulla spinalis ke otak dan dipersepsikan sebagai nyeri.
SOP TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM

Pengertian :

Ialah metode efektif untuk mengurangi rasa nyeri pada pasien yg mengalami nyeri yang

kronis. Rileks sempurna yg dapat mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh dara perasaan

cemas sehingga mencegah menghebatnya stimulasi nyeri

Ada tiga faktor yg utama dalam teknik relaksasi :

1. Posisikan pasien dengan tepat sehingga klien merasa nyaman

2. Pikiran beristirahat

3. Lingkungan yg santai/tenang

Tujuan :

Untuk dapat menggurangi/menghilangkan rasa nyeri yang dirasakan

Indikasi :

Dilakukan untuk pasien yg mengalami nyeri kronis

Prosedur pelaksanaan :

Tahap pra interaksi

1. Menbaca mengenai status pasien

2. Mencuci tangan

3. Meyiapkan alat

4. Tahap orientasi

5. Mengucapkan salam teraupetik kepada pasien

6. Validasi kondisi pasien saat ini

7. Menjaga keamanan perivacy pasien


8. Menjelaskan tujuan & prosedur yg akan dilakukan terhadap pasien & keluarga

Tahap kerja

1. Memberi kesempatan kepada pasien untuk bertanya bila ada sesuatu yang kurang

dipahami/jelas

2. Atur posisi pasien agar rileks tanpa adanya beban fisik

3. Instruksikan pasien untuk melakukan tarik nafas dalam sehingga rongga paru berisi

udara

4. Intruksikan pasien dengan cara perlahan & menghembuskan udara membiarkanya ke

luar dari setiap bagian anggota tubuh, pada saat bersamaan minta pasien untuk

memusatkan perhatiannya pada sesuatu hal yang indah dan merasakan betapa

nikmatnya rasanya

5. Instruksikan pasien buat bernafas dengan irama normal beberapa saat ( 1-2 menit )

6. Instruksikan pasien untuk kembali menarik nafas dalam, kemudian menghembuskan

dengan cara perlahan & merasakan saat ini udara mulai mengalir dari tangan, kaki,

menuju keparu-paru seterusnya udara & rasakan udara mengalir keseluruh bagian

anggota tubuh

7. Minta pasien untuk memusatkan perhatian pada kaki & tangan, udara yg mengalir &

merasakan ke luar dari ujung-ujung jari tangan & kai & rasakan kehangatanya

8. Instruksiakan pasien buat mengulani teknik-teknik ini apabila rasa nyeri kembali lagi

9. Setelah pasien mulai merasakan ketenangan, minta pasien untuk melakukan secara

mandiri

Tahap terminasi

1. Evaluasi hasil gerakan


2. Lakukan kontrak untuk melakukan kegiatan selanjutnya

3. Akhiri kegiatan dengan baik

4. Cuci tangan

Anda mungkin juga menyukai