Ringkasan
Resusitasi jantung paru (RJP) yang dilakukan dengan segera
pada henti jantung dapat meningkatkan angka keselamatan
hingga 2-3 kali.
Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan aspek penting dalam
rantai keselamatan kasus henti jantung.
Pedoman BHD saat ini merekomendasikan langkah-langkah
yang disingkat menjadi CAB-D (Circulation, Airway, Breathing,
Defibrillation)
RJP yang berkualitas tinggi harus memperhatikan 5 hal berikut
ini: kompresi dada dengan kecepatan 100-120 kali per menit,
kedalaman setidaknya 5 cm, memastikan pengembangan dada
kembali di antara setiap kompresi, meminimalisasi interupsi di
antara kompresi dan ventilasi adekuat.
Di Amerika, henti jantung dapat menyebabkan hingga 475.000 kematian dalam setahun.
Pada tahun 2015, 350.000 henti jantung terjadi di luar rumah sakit dan 90% dari jumlah
ini meninggal dunia. Hanya 46% dari orang mengalami henti jantung di luar rumah sakit
yang segera menerima pertolongan dari oragn sekitar sebelum mendapatkan
pertolongan dari tenaga professional, padahal resusitasi jantung paru yang dilakukan
segera di tempat kejadian dapat meningkatkan angka keselamatan 2-3 kali.
Rantai Keselamatan (Chain of Survival) dalam kasus henti jantung meliputi pencegahan,
pengenalan henti jantung dan aktivasi sistem kegawatdaruratan, Resusitasi Jantung
Paru (RJP) segera, defibrilasi dengan alat defibrilasi eksternal otomatis (automated
external defibrillator/ AED), serta Bantuan Hidup Lanjut dan perawatan pasca henti
jantung. Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan komponen penting dalam penanganan
henti jantung. Bantuan Hidup Dasar terdriri dari serangkaian langkah-langkah yang
meliputi pengkajian dan tindakan. Bantuan Hidup Dasar meliputi pengenalan henti
jantung, aktivasi sistem kegawatdaruratan, Resusitasi Jantung Paru (RJP) segera,
defibrilasi dengan alat defibrilasi eksternal otomatis (automated external defibrillator/
AED). Sejak tahun 2010, pedoman dari American Heart Association (AHA)
merekomendasikan langkah-langkah Bantuan Hidup Dasar yang disingkat menjadi
CAB-D (Circulation, Airway, Breathing, Defibrillation).
Ketika diperhadapkan dengan orang yang mengalami henti jantung, hal pertama yang
harus dilakukan adalah memastikan lingkungan aman untuk melakukan pertolongan.
Lingkungan yang aman ini termasuk aman untuk korban dan aman untuk penolong. Jika
lingkungan sudah dipastikan aman, yang harus dilakukan adalah aktivasi sistem
kegawatdaruratan. Aktivasi sistem kegawatdaruratan ini termasuk memanggil bantuan
orang sekitar (bagi penolong di tempat kejadian), memanggil bantuan penolong
profesional/ terlatih, ataupun aktivasi code blue pada kejadian henti jantung di rumah
sakit.
Sebelum tahun 2010, urutan dari Bantuan Hidup Dasar adalah ABC-D (Airway,
Breathing, Circulation, Defibrillation). Namun penelitian menunjukkan waktu inisiasi
kompresi dada yang lebih awal memberikan hasil yang lebih baik pada kasus henti
jantung, sehingga pedoman saat ini menjadikan Circulation sebagai langkah pertama
yang harus dilakukan dalam Bantuan Hidup Dasar.
Ketika memberikan bantuan nafas, sebaiknya menggunakan alat bantu, namun jika
harus dilakukan bantuan nafas mulut ke mulut, tutup hidung korban dengan jari dan
mulut penolong meliputi seluruh mulut korban. Berikan bantuan nafas selama sekitar 1
detik dan perhatikan pengembangan dada.
Jika alat AED tersedia, aktifkan alat AED segera dan lakukan langkah-langkah sesuai
petunjuk yang diberikan alat AED.
Lakukan evaluasi pulsasi karotis dan nafas setiap 2 menit. Jika pulsasi masih tidak
ditemukan, kembali lakukan resusitasi jantung paru dan kembali lakukan evaluasi setiap
2 menit. Jika pulsasi ditemukan namun korban masih tidak bernafas, berikan bantuan
nafas sebanyak 12-20 kali per menit dan kembali lakukan evaluasi pulsasi arteri karotis
dan nafas setiap 2 menit. Jika pulsasi arteri karotis dan nafas sudah ditemukan, maka
tempatkan korban ke posisi pemulihan. Posisi ini membantu mempertahankan jalan
nafas paten untuk pasien yang tidak sadarkan diri.
Ventilasi adekuat (2 bantuan nafas setelah 30 kompresi, setiap bantuan nafas diberikan
selama 1 detik, dan setiap bantuan nafas menimbulkan pengembangan dada)
Bantuan Hidup Dasar merupakan aspek yang penting dalam menolong orang dengan
henti jantung. Jika tidak hanya profesional medis, namun semua orang, dapat
melakukan bantuan hidup dasar, akan lebih banyak nyawa yang dapat diselamatkan
dari kematian akibat penyakit kardiovaskular.
Daftar Pustaka
1. World health organization :
2. CPR Facts and Stats:
3. Kleinman ME, Brennan EE, Goldberger ZD, Swor RA, Terry M, Bobrow BJ, Gazmuri RJ,
Travers AH, Rea T. Part 5: adult basic life support and cardiopulmonary resuscitation quality:
2015 American Heart Association.