“Allah, Dia-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia
“Allah, Dia-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia
menjadikan kamu sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia
menjadikan kamu sesudah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia
menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah kembali dan beruban. Dia
menjadikan kamu sesudah kuat itu lemah kembali dan beruban. Dia
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui
menciptakan apa yang dikehendaki-Nya dan Dia-lah Yang Maha Mengetahui
lagi Maha Kuasa.” QS 30 (Ar Rum) : 54
lagi Maha Kuasa.” QS 30 (Ar Rum) : 54
6
KONDISI DEMENSIA
• Kondisi gangguan kognitif pada lanjut usia
dengan berbagai jenis gangguan seperti
mudah lupa yang konsisten, disorientasi
terutama dalam hal waktu, gangguan pada
kemampuan pendapat dan pemecahan
masalah, gangguan dalam hubungan
dengan masyarakat, gangguan dalam
aktivitas di rumah dan minat intelektual
serta gangguan dalam pemeliharaan diri.
TANDA dan GEJALA DIMENSIA
– Kesukaran dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari
– Pelupa
– Sering mengulang kata-kata
– Tidak mengenal dimensi waktu, misalnya tidur di ruang makan
– Cepat marah dan sulit di atur.
– Kehilangan daya ingat
– Kesulitan belajar dan mengingat informasi baru
– Kurang konsentrasi
– Kurang kebersihan diri
– Rentan terhadap kecelakaan: jatuh
– Mudah terangsang
– Tremor
– Kurang koordinasi gerakan.
8
Terapi Kognitif
• Terapi kognitif (Cognitive Therapy) merupakan
sebuah sistem yang dikembangkan oleh
Aaron Beck, dimana menekankan
pentingnya sistem kepercayaan dan
pemikiran dalam menentukan perilaku dan
perasaan.
• Terapi kognitif adalah terapi terstruktur jangka
pendek yang menggunakan kerja sama aktif
antara pasien dan ahli terapi untuk mencapai
tujuan terapetik.
Orther defenition
Bentuk psikoterapi yang dapat melatih klien
untuk mengubah cara klien menafsirkan
dan memandang segala sesuatu pada saat
klien mengalami kekecewaan sehingga
klien merasa lebih baik dan dapat bertndak
lebih produktif
Terapi jangka pendek teratur yang
memberikan dasar berpikir pada klien untuk
mengekspresikan perasaan negatifnya
Tujuan...
• Bertujuan agar daya ingat tidak menurun.
• Membantu pasien mengembangkan pola
pikir yang rasional
• Terlibat dalam uji realitas
• Membentuk kembali perilaku dengan
mengubah pesan-pesan internal
Prinsip pelaksanaan terapi kognitif
• Berdasarkan pada proses pembentukan
kembali pola pikir pasien yang terganggu
• Membutuhkan hubungan terapeutik
perawat-pasien
• Menekankan pada tekhnik kolaborasi dan
partisipasi aktif pasien
• Berorientasi pada tujuan penyelesaian
masalah pasien
12
Prinsip pelaksanaan terapi kognitif
• Menekankan kondisi realita yang ada
pada pasien
• Merupakan suatu pendekatan terapi yang
bersifat edukatif dengan tujuan
mengajarkan pasien untuk dapat
menolong dirinya sendiri dan mencegah
terjadinya kondisi berulang
• Merupakan suatu bentuk terapi yang
terprogram waktu dengan baik
13
Penggunaan...
• Individual
• Kelompok
• Bersama-sama dengan obat
STRATEGI LATIHAN KOGNITIF
– Menurunkan cemas
– Tehnik relaksasi
– Biofeedback, menggunakan alat untuk menurunkan cemas dan
memodifikasi respon perilaku.
– Systematic desenzatization. Dirancang untuk menurunkan
perilaku yang berhubungan dengan stimulus spesifik misalnya
karena ketinggian atau perjalanan melalui pesawat. Tehnik ini
meliputi relaksasi otot dengan membayangkan situasi yang
menyebabkan cemas.
– Flooding. Klien segera diekspose pada stimuli yang paling
memicu cemas (tidak dilakukan secara berangsur – angsur)
dengan menggunakan bayangan/imajinasi
– Pencegahan respon klien. Klien didukung untuk menghadapi
situasi tanpa melakukan respon yang biasanya dilakukan. 15
Kegiatan...
• Cerdas cermat, mengisi Teka-
Teki Silang (TTS), tebak-
tebakan, puzzle, bermain
menyusun kata, membuat
anyaman dan lain-lain.
TERAPI KOGNITIF
1. Latihan kemampuan social meliputi : menanyakan
pertanyaan, memberikan salam, berbicara dengan suara
jelas, menghindari kiritik diri atau orang lain
2. Aversion therapy : therapy ini menolong menurunkan perilaku
yang tidak diinginkan tapi terus dilakukan. Terapi ini
memberikan stimulasi yang membuat cemas atau penolakan
pada saat tingkah laku maladaptive dilakukan klien.
3. Contingency therapy: Meliputi kontrak formal antara klien dan
terapis tentang apa definisi perilaku yang akan dirubah atau
konsekuensi terhadap perilaku itu jika dilakukan. Meliputi
konsekuensi positif untuk perilaku yang diinginkan dan
konsekuensi negative untuk perilaku yang tidak diinginkan.
17
Pelaksanaan terapi kognitif
‘
Ungkapkan alasan atau penyebab timbulnya pikiran
●
Sesi 2
][Sesi 2 otomatis
keinginannya
masalah tekhnik
18
Sesi 6 Diskusi manfaat dalam memberi tanggapan , cara pasien
●
Sesi 7 ●
Diskusi perasaan setelah terapi
19
Aktifitas...
• Tahap orientasi (Salam, Perkenalan,
Validasi., Tujuan dan aturan main,
Kontrak tempat dan waktu)
• Tahap kerja
• Tahap terminasi (Evaluasi/ Validasi,
Tindak lanjut, Kontrak akan datang)
Let’s Try...!!!