Anda di halaman 1dari 15

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PADA KLIEN DENGAN STATUS ASMATIKUS

KELOMPOK 2 :
REXY J J LASUT
RICHELA LANGOY
JACK R TOBING
HANA EMOR
DADANG DJENAAN
A.  Definisi
• Asthma adalah suatu gangguan yang komplek dari
bronkial yang dikarakteristikan oleh periode
bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan
nafas). (Polaski : 1996).
• Status asmatikus adalah suatu keadaan darurat medic
berupa seranganasam berat kemudian bertambah berat
yang refrakter bila serangan 1 – 2 jam pemberian obat
untuk serangan asma akut seperti adrenalin subkutan,
aminofilin intravena, atau antagonis  tidak ada perbaikan
atau malah memburuk.
B.  Etiologi
• Asma adalah suatu obstruktif jalan nafas yang reversibel
yang disebabkan oleh :
• 1. Kontraksi otot di sekitar bronkus sehingga terjadi
penyempitan jalan nafas.
• 2. Pembengkakan membran bronkus.
• 3. Terisinya bronkus oleh mukus yang kental.
C.  Patofisiologi
• Proses perjalanan penyakit asma dipengaruhi oleh 2
faktor yaitu alergi dan psikologis, kedua faktor tersebut
dapat meningkatkan terjadinya kontraksi otot-otot polos,
sehingga terjadi penyempitan pada jalan nafas dan
penumpukan udara di terminal
D.  Manifestasi klinis
• Manifestasi klinik status asmatikus adalah sama dengan
manifestasi yang terdapat pada asma hebat –
pernapasan labored, perpanjangan ekshalasi, perbesaran
vena leher, mengi.
D.  Komplikasi
• 1.    Pencetus serangan (alergen, emosi/stress, obat-
obatan, infeksi).
• 2.    Kontraksi otot polos.
• 3.    Edema (penimbunan cairan yang berlebih didalam
jaringan) mukusa.
• 4.    Hipersekresi (sekresi yang berlebih).
• 5.    Penyempitan saluran pernapasan (obstruksi).
E.  Pemeriksaan penunjang

• Beberapa pemeriksaan penunjang seperti :


• 1.  Spirometri (pengukuran kapasitas udara paru)
• 2.  Tes provokasi
• 3.   Tes kulit
• 4.    Analisa gas darah dilakukan pada asma berat.
• 5.    Pemeriksaan eosinofil total dalam darah.
• 6.    Pemeriksaan sputum.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN STATUS ASMATIKUS
1.    Primary Assessment

a)     Airway

b)     Breathing

c)    Circulation

d)     Disability

e)     Exposure
2.     Secondary assessment

a)   Anamnesis

b)    Pemeriksaan Head to Toe

c)    Pemerikasaan Tanda-Tanda Vital


  Diagnosa Keperawatan
1.    Bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan
peningkatan produksi secret

2.    Ketidakefektifan pola napas berhubungan dengan


bronkospasme

3.    Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan


suplai oksigen
D.  Rencana Keperawatan
No Perancanaan keperawatan
Dx Tujuan(NOC) Rencana tindakan Rasional
keperawatan(NIC)
1. Tujuan : jalan napas 1. Kaji tanda-tanda vital dan
1. Beberapa derajat
menjadi efektif auskultasi bunyi napas spasme bronkus
Kriteria hasil : terjadi dengan
a. Jalan napas bersih 2. Berikan pasien untuk obstruksi jalan napas
b. Sesak berkurang posisi yang nyaman
c. Batuk efektif 2. Peninggian kepala
d. Mengeluarkan sekret tempat tidur
3. Pertahankan lingkungan mempermudah fungsi
yang nyaman pernapasan
3. Pencetus tipe reaksi
alergi pernapasan
4. Tingkatkan masukan yang dapat mentriger
cairan, denganmemberi air episode akut
hangat
5. Dorong atau bantu
4. Membantu
latihan napas dalam dan mempermudah
batuk efektif pengeluaran sekret

5. Memberikancara
6. Dorong atau berikan untuk mengatasi dan
perawatan mulut mengontrol
dispnea,mengeluarkan
sekret
6. Higiene mulut yang
7. Kolaborasi : pemberian baik meningkatkan
obat dan humidifikasi, rasa sehat dan
seperti nebulizer mencegah bau mulut

7. Menurunkan
kekentalan sekret dan
mengeluarkan sekret
2. Tujuan : pola napas1. Kaji frekuensi kedalaman1. Kecepatan biasanya
kembali efektif pernapasan dan ekspansi mencapai kedalaman
Kriteria hasil : dada pernapasan bervariasi
a. Pola napas efektif tergantung derajat
b. Bunyi napas normal2. Auskultasi bunyi napas gagal napas
kembali 2. Ronchi dan mengi
c. Batuk berkurang menyertai obstruksi
3. Tinggikan kepala dan jalan napas
bentuk mengubah posisi 3. Memudahkan dalam
ekspansi paru dan
4. Kolaborasi pemberian pernapasan
oksigen 4. Memaksimalkan
bernapas dan
menurunkan kerja
napas
3. Tujuan :dapat
1. Kaji frekuensi,
1. Berguna dalam
mempertahankan kedalaman pernapasan evaluasi derajat
pertukaran gas distres pernapasan dan
Kriteria hasil : atau kronisnya proses
a. Tidak ada dispnea penyakit
b. Pernapasan normal 2. Tinggikan kepala tempat
tidur, bantu pasien untuk 2. Pengiriman oksigen
memilih posisi yang dapat diperbaiki
nyaman untuk bernapas dengan posisi duduk
tinggi dan latihan
napas untuk
menurunkan kolaps
jalan napas, dispnea,
dan kerja napas

3. Kaji atau awasi secar


rutin kulit dan warna3. Sianosis mungkin
membran mukosa perifer (terlihat pada
kuku) atau sentra
(terlihat sekitar bibir
atau daun telinga).
Keabu-abuan dan
dianosis sentral
4. Dorong pengeluaran mengindikasikan
sputum: penghisapan bila beratnya hipoksemia
diindikasikan 4. Kental, tebal, dan
banyaknya sekresi
adalah sumber utama
gangguan pertukaran
gas pada jalan napas
kecil. Penghisapan
5. Auskultasi bunyi napas dibutuhkan jika batuk
tidak efektif
5. bunyi napas
mungkin redup karena
6. Palpasi Fremirus penurunan aliran
udara atau area
konsolidasi.
6. Penurunan getaran
7. Evaluasi tingkat toleransi vibrasi diduga ada
TERIMAKASI

Anda mungkin juga menyukai