Anda di halaman 1dari 5

Senin, 06 Juli 2015

SOP PEMASANGAN KATETER URINE


Standar Operasional Prosedur (SOP)
Tindakan Keperawatan : Pemasangan Kateter Urine
1 Pengertian Kateter adalah selang yang digunakan untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan.
Kateterisasi urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih
dengan tujuan mengeluarkan urin. Kateterisasi urine sedapat mungkin tidak dilakukan
kecuali bila sangat diperlukan, karena dapat menyebablkan infeksi nosokomial
2 Tujuan 1. Untuk mengambil sample urine guna pemeriksaan kultur mikrobiologi dengan menghindari
kontaminasi.

2. Pengukuran residual urine dengan cara, melakukan regular kateterisasi pada klien segera
setelah mengakhiri miksinya dan kemudian diukur jumlah urine yang keluar.

3. Untuk pemeriksaan cystografi, kontras dimasukan dalam kandung kemih melalui kateter.
4. Untuk pemeriksaan urodinamik yaitu cystometri dan uretral profil pressure.
3 Hal-hal yang
1. Observasi letak meatus uretra
harus 2. Kaji adanya riwayat penyakit genetalia.
diperhatikan 3. Kaji waktu berkemih terakhir.
4 Alat yang
1. Bak instrumen steril berisi : pinset anatomis, kasa
dibutuhkan 2. Kom
3. Kateter sesuai ukutan
4. Sarung tangan steril
5. Sarung tagan bersih
6. Cairan antiseptic
7. Spuit 10 cc atau 20 cc berisi aquadest/NaCl steril
8. KY jelly
9. Urine bag
10. Plaster
11. Gunting verban
12. Selimut mandi
13. Tirai/sampiran
14. Perlak dan pengalas
15. Bengkok/nierbekken
16. Tempat specimen (jika perlu)
Pelaksanaan Tahap Pra Interaksi
1) Mengucapkan salam terapeutik
2) Memperkenalkan diri
3) Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang prosedur dan tujuan tindakan yang akan
dilaksanakan.
4) Penjelasan yang disampaikan dimengerti klien/keluarganya
5) Selama komunikasi digunakan bahasa yang jelas, sistematis serta tidak mengancam.
6) Klien/keluarga diberi kesempatan bertanya untuk klarifikasi
7) Privacy klien selama komunikasi dihargai.
8) Memperlihatkan kesabaran , penuh empati, sopan, dan perhatian serta respek selama
berkomunikasi dan melakukan tindaka.
9) Membuat kontrak (waktu, tempat dan tindakan yang akan dilakukan)

Tahap Orientasi
1. Memperkenalkan diri
 Mengucapkan salam terapeutik dan memeprkenalkan diri
 Validasi data : nama klien dan data lain terikat
2. Meminta persetujuan tindakan
 Menyampaikan/menjelaskan tujuan tindakan
 Menyampaikan/menjelaskan langkah-langkah prosedur
3. Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan tindakan
Tahap Interaksi
1. Memberikan sampiran dan menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien (wanita:posisi dorsal recumbent, pria:posisi supine dan melepaskan
pakaian bawah
3. Memasang perlak, penglas di bawah bokong pasien
4. Menutup area pinggang dengan selimut pasien serta menutup bagian ekstremitas bawah
dengan selimut mandi sehingga hanya area perineal yang terpajan
5. Meletakkan nierbekken di antara paha pasien
6. Menyiapkan cairan antiseptic ke dalam kom
7. Gunakan sarung tangan bersih
8. Membersihkan genetalia dengan cairan antiseptic
9. Buka sarung tangan dan simpan nierbekken atau buang ke kantong plastic yang telah
disediakan
10. Buka bungkusan luar set kateter dan urin bag dan kemudian simpan di alas steril. Jika
pemasangan kateter dilakukan sendiri, maka siapkan KY jelly di dalam bak sterik. Jangan
menyentuh area steril
11. Gunakan sarung tangan steril
12. Buka sebagian bungkusan dalam kateter, pegang kateter dan berikan jelly pada ujung kateter
(dengan meminta bantuan atau dilakukan sendiri) dengan tetap mempertahankan teknik
steril
Pada laki-laki
13. Posisikan penis tegak lurus 900 dengan tubuh pasien

Pada wanita
14. Buka labio minora menggunakan ibu jari dan telunjuk atau telunjuk dengan jari tengah tangan
tidak dominan
15. Dengan menggunakan pinset atau tangan dominan, masukkan kateter perlahan-lahan hingga
ujung kateter. Anjurkan pasien untuk menarik nafas saat kateter dimasukkan. Kaji kelancaran
pemasukan kateter jika ada hambatan berhenti sejenak kemudian dicoba lagi. Jika masih
ada tahanan kateterisasi dihentikan.
16. Pastikan nierbekken yang telah disiapkan berasa di ujung kateter agar urine tidak tumpah.
Setelah urin mengalir, ambil specimen urin bila diperlukan. Lalu segera sambungkan kateter
dengan urine bag
17. Kembangkan balon kateter dengan aquadest/NaCl steril sesuai volume yang tertera pada
label spesifikasi kateter yang dipakai
18. Tarik kateter keluar secara perlahan untuk memastikan balon kateter sudah terfiksasi dengan
baik dalam vesika urinaria.
19. Bersihkan jelly yang tersisa pada kateter dengan kasa
20. Fiksasi kateter:
 Pada pasien laki-laki difiksasi dengan plester pada abdomen
 Pada pasien wanita kateter difiksasi dengan plester pada pangkal paha
21. Menempatkan urine bag di tempat tidur pada posisi yang lebih rendah dari kandung kemih
22. Lepaskan duk dan pengalas serta bereskan alat
23. Lepaskan sarung tangan
24. Rapihkan kembali pasien

Tahap Terminasi
1. Menginformasikan hasil tersebut kepada klien dan evaluasi tujuan
2. Kontrak pertemuan selanjutnya dan mengucapkan salam terminasi
3. Merapikan alat dan mengembalikan ke tempat semula (ruang penyimpanan).
4. Mencuci tangan

Tahap Evaluasi
1. Mengobservasi respon klien selama dan sesudah prosedur pemasangan kateter.
2. Mengevaluasi produksi urine
Tahap Dokumentasi
1. Mencatat prosedur dan respon klien selama prosedur
2. Mencatat waktu tindakan (hari tanggal, jam).
3. Mencatat nama perawat yang melakukan tindakan/tanda tangan
5 Referensi

PENGERTIAN
Suatu tindakan mengambil sejumlah urine sebagai sampel untuk
pemeriksaan laboratorium.

TUJUAN
1. Mengambil sampel urine yang tidak terkontaminasi untuk menganalisa urine
rutin atau test diagnostik yang meliputi test kultur dan sensitivitas.
2. Mengetahui adanya mikroorganisme dalam urine.

BOBOT
NO TINDAKAN BOBOT NILAI X KETERANGAN
NILAI
I PENGKAJIAN
1. Mengkaji instruksi / pesanan medik untuk pemeriksaan
diagnostik.
2. Mengkaji intake dan pola eliminasi klien. 2
3. Mengkaji tingkat pengetahuan klien akan prosedur dan
tujuan pemerikasaan urine.
4. Mengkaji tujuan pengambilan sampel urine, untuk
menetukan metode yang tepat dalam pengambilan sampel
urine.
II INTERVENSI
A. Persiapan Alat :
1. Bokal/botol/wadah tempat sampel urine.
a. Bokal/botol/wadah steril untuk pemeriksaan urine kultur dan
sensitivitas.
b. Bokal/botol/wadah bersih untuk pemeriksaan urine rutin
atau urine lengkap.
2. Handscoen bersih.
3. Pot/urinal.
4. Nierbeken/bengkok.
5. Perlak/alas.
6. Etiket. 3
7. Formulir pemeriksaan.
8. Menurut cara pengambilan sampel urine :
a. Melalui kateter :
1) Spuit 10 cc bila kateter mempunyai port menggunakan
jarum no 21 G atau 22 G.
2) Klem penjepit.
3) Kapas alkohol 70%.
b. Dengan cara mid stream :
1) Baskom berisi air hangat, sabun, washlap dan handuk.
2) Pinset steril dan kapas betadine.
B. Persiapan Klien :
Menjelaskan prosedur dan tujuan dilakukannya
pengambilan sampel urine.
III IMPLEMENTASI
1. Menutup sampiran.
2. Mencuci tangan.
3. Memakai handscoen bersih.
4. Melakukan pengambilan sampel urine :
a. Melalui Kateter :
1) Mengklem selang urine bag selama kurang lebih 30 menit.
2) Meletakkan perlak/pengalas dibawah tempat pengambilan
urine.
3) Melakukan pengambilan urine :
a) Kateter dengan port :
 Mendesinfeksi lokasi penusukan dengan kapas alkohol 70%.
 Menusukkan jarum dengan sudut 90 pada port.
 Melakukan aspirasi urine sebanyak ± 3 – 5 cc untuk
pemeriksaan kultur urine, atau ± 10 – 20 cc untuk
pemeriksaan urine lengkap.
 Memindahkan urine dari spuit kedalam bokal/botol steril.
b) Kateter tanpa port :
 Membuka tutup bokal/botol urine dan meletakkannya diatas
perlak/pengalas.
 Mendesinfeksi sambungan kateter – selang urine bag 3
dengan kapas alkohol 70%.
 Membuka sambungan tersebut dengan hati-hati, pegang
selang diatas sambungan ± 5 c, jaga jarak agar tidak
terkontaminasi.
 Memasukkan urine kedalam bokal/botol urine (jangan
sampai bersentuhan dengan ujung kateter).
 Mendesinfeksi selang kateter dengan kapas alkohol 70%
kemudian sambungkan kembali urine bag dengan kateter.
4) Membuka klem penjepit.
b. Dengan Cara Mid Stream :
1) Meletakkan perlak/pengalas dibawah bokong klien,
lepaskan pakaian bawah klien dan atur posisi yang sama
seperti saat membersihkan vulva/perineum (bila klien harus
dibantu).
2) Membersihkan daerah perineum dan alat genitalia dengan
menggunakan air hangat + sabun dan washlap, kemudian
keringkan dengan handuk.
3) Membersihkan daerah meatus urethra eksternus dengan
menggunakan kapas betadine dan pinset steril.
4) Menganjurkan kepada klien untuk berkemih dan tampung
urine yang pertama keluar dalam pot/urinal, kemudian
tampung urine yang keluar selanjutnya kedalam bokal/botol
urine sampai 10 – 20 cc dan anjurkan klien untuk
menuntaskan berkemihnya kedalam pot/urinal.
5. Menempatkan bokal/botol urine ditempat yang aman,
setelah urine untuk pemeriksaan ditampung.
6. Menutup bokal/botol urine.
7. Merapihkan klien dan alat.
8. Melepaskan handscoen.
9. Menempelkan etiket pemeriksaan urine pada bokal/botol
urine, dan buatkan formulir pemeriksaannya.
10. Membuat formulir pmerikasaan.
11. Membawa sampel urine beserta formulir pemeriksaannya
ke laboratorium.
IV EVALUASI
1. Mengevaluasi hasil pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui hasil test. 1
2. Mengevaluasi respon klien selama pelaksanaan prosedur.
3. Mengobservasi karakteristik urine : warna, kepekatan dan
bau.
V DOKUMENTASI
1. Mencatat jumlah, warna, baud an konsistensi urine.
2. Mencatat waktu dan cara pengambilan sampel urine. 1
3. Mencatat respon klien selama prosedur.
VI SIKAP
1. Sistematis.
2. Hati-hati.
3. Berkomunikasi.
4. Mandiri.
5. Teliti.
6. Tanggap terhadap respon klien.
7. Rapih.
8. Menjaga privacy.
9. Sopan.

Anda mungkin juga menyukai