Anda di halaman 1dari 5

WASH OUT / ENEMA/ HUKNAH / KLISMA

DESKRIPSI
Enema / Huknah adalah tindakan memasukkan cairan ke dalam usus melalui rektum, sehingga
cairan tersebut dapat mengalir balik atau tertahan. Istilah ini biasanya didahului dengan nama
cairan enema yang digunakan. Lebih lanjut enema dapat diberi nama menurut fungsi cairan
tersebut (Sue Hinchliff, 1999). Terdapat tiga jenis enema; enema rendah, enema tinggi, dan
enema gliserin.
 Enema rendah adalah memasukkan cairan melalui anus sampai ke kolon desenden.
 Enema tinggi adalah memasukkan cairan melalui anus (rektum) sampai ke kolon
asenden.
 Enema gliserin adalah memasukkan cairan melalui anus ke dalam kolon sigmoid dengan
menggunakan spuit gliserin.
 Tujuan
1. Tujuan Enema tinggi
a. Membantu mengeluarkan fases akibat konstipasi atau impaksi fekal
b. Membantu defaksi yang normal sebagai bagian dari program latihan defakasi (bowel training
program)
c. Tindakan pengobatan / pemeriksaan diagnostik.
2. Tujuan enema rendah
a. Menggosongkan usus pada pra-pembedahan untuk mencegah ha-hal yang tidak diinginkan
selama operasi berlangsung, seperti buang air besar.
b. Merangsang buang air besar atau merangsang peristaltik usus untuk mengeluarkan feses
karena kesulitan untuk defekasi (pada pasien sembelit).

 Indikasi
a. Konstipasi
b. Kebiasaan buang air besar yang tidak teratur
c. Penggunaan laxative yang berlebihan.
d. Peningkatan stress psikologis
e. Impaksi fases (tetahannya feses)
f. persiapan pra operasi
g. untuk tindakan diagnostik misalnya pemariksaan neurologi
h. pasien dengan malaena

Kontra Indikasi
a. Hemoroid yang berdarah
b. Keganasan kolon atau rektum
c. Diare
d. Post operasi
e. Pasien dengan gangguan fungsi jantung atau gagal ginjal,tumor rectum dan kolon.

Enema dapat diklasifikasikan ke dalam 4 golongan menurut cara kerjanya: cleansing


(membersihkan), carminative (untuk mengobati flatulence), retensi (menahan), dan
mengembalikan aliran.
a. Enema cleansing, meningkatkan evakuasi feses secara lengkap dari kolon. Enema ini
bekerja dengan cara menstimulasi peristaltik melalui pemasukan sejumlah besar
larutan atau melaui iritasi lokal mukosa kolon. Ada dua jenis: high enema dan low
enema. High enema diberikan untuk membersihkan keseluruhan kolon. Cairan
diberikan pada tekanan yang tinggi dengan menaikkan wadah enema 30-45 cm atau
sedikit lebih tinggi di atas pinggul klien. Posisi klien berubah dari posisi lateral kiri ke
posisi rekumben dorsal dan kemudian ke posisi lateral kanan, agar cairan dapat turun
ke usus besar. Low enema diberikan hanya untuk membersihkan rektum dan kolon
sigmoid. Perawat memegang kantung enema 7,5 cm atau lebih rendah dari atas
pinggul klien. Enema pembersih paling efektif jika diberikan dalam waktu 5-10
menit.

BUKU PANDUAN SOP INI JUGA DIGUNAKAN SEBAGAI PANDUAN PRA KLINIK 1
b. Enema carminative, menghilangkan distensi gas. Enema ini meningkatkan
kemampuan untuk mengeluarkan flatus. Larutan dimasukkan ke dalam rektum
untuk mengeluarkan gas dengan merenggangkan rektum dan kolon, kemudian
merangsang peristaltik. Untuk orang dewasa dimasukkan 60-180ml.
c. Enema retensi-minyak melumasi rektum dan kolon. Feses mengabsorpsi minyak
sehingga feses menjadi lebih lunak dan lebih mudah dikeluarkan. Untuk
meningkatkan kerja minyak, klien mempertahankan enema selama 1-3 jam.
d. Enema bolak-balik, digunakan untuk mengurangi flatus dan meningkatkan gerakan
peristaltik. Pertama-tama larutan (100-200 ml untuk orang dewasa) dimasukkan ke
rektum dan kolon sigmoid klien, kemudian wadah larutan direndahkan sehingga
cairan turun kembali keluar melalui selang rektum ke dalam wadah. Pertukaran
aliran cairan ke dalam dan keluar ini berulang 5-6 kali, sampai perut gembung hilang
atau abdomen merenggang dan rasa tidak nyaman berkurang atau hilang.
e. Enema medikasi (enema untuk tujuan medis) mengandung obat-obatan. Contoh
enema medikasi adalah Natrium Polisitren Sulfonat (Kayexalate), digunakan untuk
mengobati klien yang memiliki kadar kalium serum tinggi. Obat ini mengandung
suatu resin yang menukar ion-ion natrium dengan ion-ion kalium didalam usus besar.
Jenis enema medikasi lain ialah larutan Neomysin, yang merupakan suatu antibiotik
yang digunakan untuk mengurangi bakteri di kolon sebelum klien menjalani bedah
usus.

KOMPLIKASI
1) Kerusakan reflek defekasi normal, bila terlalu sering enema.
2) Iritasi mukosa kolon, bila cairan sabun terlalu banyak.
3) Inflamasi usus yang serius, terjadi bila diberikan sabun atau deterjen yang keras ke
dalam salin normal atau air kran.
4) Terjadi keracunan air atau beban sirkulasi berlebih, jika air kran diabsorpsi dalam
jumlah besar, sehingga enema air kran tidak boleh berulang.

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, tujuan dan indikasi pemberian enema secara lisan
dengan tepat
2. Mahasiswa mampu menyiapkan dan mengidentifikasi alat secara mandiri dengan tepat
3. Mahasiswa mampu melakukan pemberian enema secara mandiri dengan benar

PENGKAJIAN
Kaji indikasi pemberian

PERSIAPAN
 Persiapan Alat
 Pemberian melalui selang rektal dengan wadah enema pada enema rendah dan enema
tinggi.
a. Volume larutan hangat
1) Dewasa : 700-1000ml, dengan suhu 40,5-43ºC
2) Anak – anak :
a) Bayi : 150-250ml
b) Usia bermain (toddler): 250-350ml
c) Usia sekolah : 300-500ml
d) Remaja : 500-700 ml
Cat : Suhu cairan yang digunakan untuk anak-anak adalah 37,7ºC, sedang untuk dewasa
dihangatkan 40,5-43ºC
b. Vaseline atau jeli
c. Wadah enema (huknah)
d. Selang rektal dengan ujung bulat.
1) Dewasa : No.22-30 G French(fr)
2) Anak – anak : No.12-18 fr
e. Selang menghubungkan selang rektal ke wadah (selang irrigator)
f. Klem pengatur pada selang
BUKU PANDUAN SOP INI JUGA DIGUNAKAN SEBAGAI PANDUAN PRA KLINIK 2
g. Termometer air untuk mengukur suhu larutan
h. Perlak pengalas
i. Selimut mandi
j. Kertas toilet
k. Pispot
l. Waslap, handuk serta sabun
m. Masker
n. Sarung tangan sekali pakai
o. Tiang intravena
p. Bengkok

 Persiapan Pasien dan Lingkungan


1. Informed consent
2. Atur posisi pasien (sims)
3. Jaga privasi pasien

1. Persiapan Alat Dan Bahan

a. 1 set enema berisi:


1) wadah untuk tempat larutan.
2) pipa untuk menghubungkan wadah ke selang rektum.
c. klem untuk menjepit pipa, untuk mengontrol aliran
larutan ke pasien.
d. Kanul rektal ukuran: 22-30 G Fr (dewasa), 12-18 G
Fr (anak) atau paket enema dengan rektal tip.
e. pelumas yang digunakan untuk rectal tube sebelum
dimasukkan.
f. termometer untuk mengukur suhu larutan.

g. sabun/jelly/garam
h. sejumlah larutan yang dibutuhkan dengan suhu yang tepat. Larutan
ditempatkan di wadahnya, diperiksa suhunya, kemudian ditambahkan
sabun/garam.
2. selimut mandi untuk menutupi klien
3. perlak agar tempat tidur tidak basah
4. kertas toilet
5. baskom, waslap dan handuk serta sabun
6. bedpan.
2. Prosedur
a. Cuci tangan.
b. Kaji status klien.
c. Siapkan alat dan tempatkan di dekat tempat tidur klien. Jelaskan alasan/tujuan dan
prosedur.
d. Pertahankan privasi klien: tutup pintu/pasang gorden, buka area rektal yang
diperlukan.
e. Berikan posisi yang nyaman: tinggikan tempat tidur yang sesuai dan pasang
pengaman tempat tidur pada sisi yang berlawanan, atur posisi klien: miring ke kiri
atau posisi Sim’s dengan lutut kanan fleksi.

BUKU PANDUAN SOP INI JUGA DIGUNAKAN SEBAGAI PANDUAN PRA KLINIK 3
f. Pasang perlak dan alasnya serta dekatkan bedpen.
g. Pasang sarung tangan, siapkan set enema, lumasi ujung kanul dengan jelly 7,5-10
cm.
h. Tentukan letak anus dengan tangan non-dominan.
i. Masukkan ujung kanul perlahan-lahan 7,5-10 cm (dewasa); 5-7,5 cm (anak); 2,5-
3,75 cm (anak). Anjurkan klien rileks & napas dalam.
j. Alirkan cairan enema dengan buka klem dan tinggikan kontainer perlahan: 30-45
cm (high enema) dan 7,5 cm (low enema).
k. Bila sudah selesai, tarik kanul perlahan.
l. Anjurkan klien menahan 5-10 menit atau sesuai kemampuan klien (untuk anak,
rapatkan gluteus beberapa menit).
m. Bantu klien defekasi dan bersihkan.
n. Rapikan klien dan beriposisi nyaman. Kumpulkan dan bersihkan alat-alat.
o. Cuci tangan

Prosedur Huknah Gliserin:


a. Jelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
b. Pasang sampiran
c. Pasang selimut mandi dan tarik selimut tidur
d. Lepaskan pakaian bagian bawah
e. Atur posisi klien:
1) Dewasa: miring ke kiri dengan lutut kanan fleksi
2) Bayi dan anak: rekumben dorsal di bawahnya diberi pispot
f. Pasang alas dan perlaknya
g. Teteskan gliserin pada punggung tangan untuk memeriksa kehangatan
kemudian tuangkan ke mangkok kecil
h. Isi spuit gliserin 10-20 cc dan keluarkan udara
i. Setelah pasien berada pada posisi miring, tangan kiri dan tangan kanan mendorong
bokong ke atas sambil memasukkan spuit perlahan-lahan hingga ke rectum, lalu
pasang bengkok
j. Masukkan spuit gliserin 7-10cm untuk orang dewasa dan 5-7,5 cm untuk anak
serta 2,5-3,75 cm untuk bayi
k. Masukkan gliserin perlahan-lahan sambil menganjurkan pasien untuk menarik
napas panjang dan dalam
l. Cabut spuit dan letakkan dalam bengkok
m. Bantu pasien BAB
1) Bantu pasien ke toilet untuk pasien yang bias ke toilet
2) Untuk pasien dengan keadaan umum yang lemah dan tirah baring, pasang
pispot
n. Ambil pispot
o. Bersihkan daerah perianal pada pasien yang buang air besar pada pispot.
1) Bersihkan dengan tisu
2) Ambil waslap dan bersihkan dengan air sabun pada daerah perianal Bilas
dengan air bersih
3) Keringkan dengan handuk
p. Tarik alas dan perlak
q. Ganti selimut mandi dan selimut tidur
r. Bantu pasien mengenakan pakaian bawah
s. Buka sampiran
t. Rapikan alat kemudian cuci tangan

BUKU PANDUAN SOP INI JUGA DIGUNAKAN SEBAGAI PANDUAN PRA KLINIK 4
EVALUASI
1. Respons pasien selama tindakan
2. Karakteristik fesws

DOKUMENTASI
1. Catat waktu saat pelaksanaan tindakan.
2. Warna dan konsistensi feses, adanya distensi abdomen
3. Catat respns pasien.

DAFTAR TILIK
NO ELEMEN KRITERIA UNJUK KERJA BOBOT SKOR BOBOT
KOMPETENSI X
SKOR
1 Pengkajian Indikasi pemberian enema dikaji. 1
2 Persiapan alat Persiapan alat dilakukan dengan 2
lengkap dan tepat.
Peralatan disusun secara
ergonomis.
3 Persiapan pasien Informed consent sudah 1
dan lingkungan dilakukan.
Privasi pasien dijaga.
Posisi pasien diatur sesuai
kebutuhan.
4 Pelaksanaan Tahap pelaksanaan enema 4
dilakukan sesuai dengan SOP.
5 Evaluasi Respons pasien selama tindakan. 1
Karakteristik feces.

6 Dokumentasi Waktu pelaksanaan tindakan 1


didokumentasikan.
Respons pasien
didokumentasikan.
JUMLAH 10

Keterangan skor:
1 = Mahasiswa tidak melakukan tindakan
2 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan bimbingan maksimal
3 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan bimbingan minimal
4 = Mahasiswa mampu melakukan tindakan dengan tepat secara mandiri

∑ Bobot x skor
Total Nilai = 𝑋 100 =
40

BUKU PANDUAN SOP INI JUGA DIGUNAKAN SEBAGAI PANDUAN PRA KLINIK 5

Anda mungkin juga menyukai