Anda di halaman 1dari 18

KEGAWATDARURATAN PERNAFASAN

PADA BRONCHITIS AKUT


DAN KRONIK

KELOMPOK I
LATAR BELAKANG
Pada tahun 2007 di Negara berkembang seperti Indonesia infeksi saluran
pernafasan bawah masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting.
Resiko penularan setiap tahun di Indonesia di anggap cukup tinggi. Di Indonesia yang
terinfeksi bronkhitis sekitar 1.6 juta orang. Bronkhitis adalah suatu peradangan pada
bronkus, bronkhiali, dan trakhea (saluran udara ke paru-paru). Penyakit ini biasanya
bersifat ringan dan pada akhirnya akan sembuh sempurna. Tetapi pada penderita yang
memiliki penyakit menahun (misalnya penyakit jantung atau penyakit paru-paru) dan
usia lanjut, bronchitis bisa menjadi masalah serius (Arif, 2008).
DEFINISI BRONCHITIS
Menurut Sherwood (2014), Bronkitis adalah suatu penyakit peradangan
saluran napas bawah jangka panjang, umumnya dipicu oleh pajanan
berulang ke asap rokok, polutan udara, atau alergen.
Bronkitis berasal dari bronchus (saluran napas) dan itis artinya
menunjukkan adanya suatu peradangan.“Bisa disimpulkan bronkitis
merupakan suatu gejala penyakit pernapasan.”
ETIOLOGI BRONCHITIS
Menurut Marni (2014) berikut merupakan beberapa etiologi dari bronkitis akut
dan kronis yang menyebabkan Penyakit Paru Obstruksi Kronis (PPOK) :
Factor Usia Factor Rokok

Factor Lingkungan Factor Sosial Ekonomi


Menurut Kowalak
PATOFISIOLOGI BRONCHITIS (2011)
REPIRATORY
PENYUMBATAN
JALAN NAFAS

VIRUS INFLUENZA, ASAP


ROKOK, POLUSI
PENINGKATAN
PRODUKSI
SEKRET
MASUK KE SALURAN NAFAS

INFLAMASI
PROSES INKUBASI 5- 8 PERCABANGAN
HARI TRAKEABRONKIAL
MENUR
UT
A SI
MARNI
PL IK
M
(2014)
KO

1. BRONKITIS KRONIK
2. Pneumonia
3. Pleuritis
4. Efusi pleura atau empisema
5. Abses metastasis diotak
6. Sinusitis
7. Kegagalan pernafasan
KLASIFIKASI BRONCHITIS
Bronkitis terbagi menjadi 2 jenis sebagai berikut:
A. Bronkitis akut
Bronkitis akut adalah radang membran bronki yang penyebab
utamanya adalah infeksi virus, namun juga dapat disebabkan oleh infeksi
bakteri atau akibat iritasi benda – benda asing. (Soedarto, 2010).
Bronkitis akut pada bayi dan anak yang biasanya bersama juga
dengan trakeitis, merupakan penyakit infeksi saluran napas akut (ISNA)
bawah yang sering dijumpai. Penyebab utama penyakit ini adalah virus.
Batuk merupakan gejala yang menonjol dan karena batuk berhubungan
dengan ISNA atas, berarti bahwa peradangan tersebut meliputi laring,
trakea dan bronkus. Gangguan ini sering juga disebut
laringotrakeobronkitis akut atau croup dan sering mengenai anak sampai
umur 3 tahun dengan gejala suara serak, stridor dan napas berbunyi

B. Bronkitis kronis
Bronkitis yang biasanya datang secara berulang-ulang dalam waktu
yang lama, terutama pada perokok, bronkitis kronis ini juga berarti
menderita batuk yang dengan disertai dahak dan diderita selama berbulan-
bulan hingga tahunan. (Darmanto, 2009).
MANIFESTASI KLINIS
1. Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
2. Sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan.
3. Sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)
4. Bengek
5. Lelah
6. Pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan
kanan
7. Wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna
kemerahan
8. Pipi tampak kemerahan
9. Sakit kepala
10.Gangguan penglihatan
11.Sedikit demam.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Menurut Soemantri dan Anna (2003), ada beberapa cara pemeriksaan
diagnostic untuk penderit bronkitis, yakni :
• Pemeriksaan Radiologis
• Pemeriksaan Faal Paru
• Analisis Gas Darah
• Pemeriksaan EKG
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN TERBAGI DUA :

A. PENGKAJIAN PRIMER
• Airway : Adanya sumbatan jlan nafas (secret, reflex
batuk, dll)
• Breathing : Terdapat suara tambahan (Ronchi,
Whizing,ngorok, dll)
• Circulation : Periksa perdarahan eksternal dan internal,
TD, Nadi, Warna kulit
• Disability : Kesadaran, Gcs, Ukuran pupil, dan Respon pupil
di cahaya

B. PENGKAJIAN SEKUNDER
• Fahrenheit (Suhu tubuh)
• Exposure : TD, Irama/Kekuatan nadi, Saturasi O2
• Head to Toe
PEMERIKSAAN B1- B6 (BREATHING, BLOOD,
BRAIN, BLADDER, BOWEL, BONE
1. Breathing
a. Pola Nafas : Irama (Tidak Teratur), Jenis (Dispnea)
b. Bunyi Nafas : Ronchi (Kanan,Kiri)
c. Sesak Nafas : Ya
d. Produksi Sputum : Ya, warna Putih kekuningan Konsistensi Kental
e. Diagnosa Kep : Ketidakefektifan pembersihan jalan napas,
Ketidakefektifan Pola Napas
2. Blood
a. Irama Jantung : Reguler
b. Nyeri dada : Tidak
c. Crt : <2 Detik
d. Cyanosis : Tidak
e. Diagnosa Kep : Penurunan Curah Jantung, Dll
3. Brain
a. Keluhan Pusing : Tidak
b. Penglihatan (mata) : Normal
c. Gangguan Pendengaran : Tidak
d. Penciuman : Normal
e. Insomnia : Tidak
f. Nyeri : Tidak
g. Diagnosa Kep : Gangguan sensori / persepsi : penglihatan, Gangguan sensori /
persepsi : pendengaran, Gangguan sensori / persepsi : penciuman, Insomnia,
Deprivasi tidur, Nyeri akut, Nyeri kronik, Resiko Jatuh
4. Bladder
h. Kebersihan : Bersih
i. Kateter : Tidak
j. Diagnosa Kep : Gangguan Eliminasi Urine, Dll
5. Bowel
a. Nafsu Makan : Menurun
b. Minum : 450/cc hari (Air mineral dan Susu)
c. Mulut : Bersih
d. Mukosa : Lembab
e. Abdomen : Normal
f. BAB : 1x Sehari
g. Diagnosa Kep : Ketidak seimbangan nutrisi, Kurang dari Kebutuhan. Dll
6. Bone
h. Kekuatan otot : 5-5-5-5
i. Fraktur : Tidak
j. Dikubitus : Tidak
k. Luka : Tidak
l. Kulit : Normal
m. Turgor : Baik
n. Akral : Hangat
o. Diagnosa Kep : Kekurangan Volume cairan, Hambatan mobilitas fisik, Dll
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakefektifan bersihan jalan napas b.d bronkokonstriksi,
peningkatan produksi lender, batuk tidak efektif, dan infeksi
bronkopulmonal.
NOC NIC
 Respiratory status : Ventilition AIRWAY SUCTION
 Airway patency  Pastikan kebutuhan oral
Kriteria Hasil :  Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suction
 Mendemonstraksikan batuk efektif dan  Informasikan pada klien dan keluarga tentang suction
suara nafas yang bersih, tidak ada  Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan
sianosi atau dispnea, (mampu  Berikan o2 dengan menggunakan nasal, untuk memfasilitasi
mengeluarkan sputum, mampu bernafas suction nasotrakeal
dengan mudah, tidak ada pursed lips)  Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
 Menunjukkan jalan nafas yang paten  Anjurkan pasien istirahat dan nafas dalam setelah kateter
(klien tidak merasa tercekik, irama dikeluarkan dari nasotrakeal
nafas, frekuensi pernafasan dalam  Monitor status o2 pasien
rentang normal, tidak ada suara nafas  Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suction
abnormal)  Hentikan suction dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan
 Mampu mengidentifikasi dan mencegah bradikardi, peningkatan saturasi o2
factor yang dapat menghambat jalan AIRWAY MANAGEMENT
nafas.  Buka jalan nafas, gunakan teknik chil lift, atau jaw trust bila perlu
   Posisikan pasein untuk memaksimalkan ventilasi
   Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
 Auskultasi suara nafas
 Atur intake untuk cairan mengomptimalkan keseimbangan
 Monitor respirasi dan o2
Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan otot pernapasan,
hiperventilasi paru, deformitas dinding paru.
NOC NIC
 Ventilation AIRWAY :
 Airway patency  Buka jalan nafas
 Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
 Vital sign status  Identifikasi pasien perlunya alat pemasangan jalan nafas buatan
Kriteria Hasil :  Pasang mayo bila perlu
 Mendemontstariskan batuk  Lakukan fisioterapi dada bila perlu
efektif dan suara nafas bersih,  Keluarkan secret dengan batuk efektif atau suction
 Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
tidan ada sianosi dan dispnea, OXYGEN THERAPY :
 Menunjukkan jalan nafas yang  Bersihkan mulut hidung dan secret trakea
paten  Pertahankan jalan nafas yang paten
 Atur peralatan oxygenasi
 Tanda tanda vital dalam  Monitor aliran o2
rentang waktu normal  Pertahankan posisi pasien
 Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi
 Monitor adanya kecemasan pasien terhadap o2
VITAL SIGN STATUS
 Monitor TTV
 Catat adanya flutasi TD
 Monitor VS saat pasien terbaring, duduk, dll
 Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan
 Monitor TTV sebelum dan setelah aktivitas
 Monitor kualitas nadi
 Monitor frekuensi irama RR
 Monitor suara paru
 Monitor pola nafas abnormal
 Monitor suhu, kelembab, warna kulit
 Monitor sionis perifer
 Monitor adanya tekanan nadi melebar, bradipkardi
 Identifikasi penyebab dari perubahan VS
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d laju
metabolic anoreksia, mual/muntah, dyspnea, kelemahan.
NOC NIC
 Food and fluid intake NUTRITION MANAGEMENT
 Nutrient intake  Kaji adanya allergi makanan
 Weight control  Kalaborasi dengan ahli nutrisi untuk menentukan jumlah kalori dan
Kriteria Hasil : nutrisi yang dibutuhkan
 Adanya peningkatan BB sesuai tujuan  Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vit c
 BB ideal sesuai TB  Berikan substansi gula
 Mampu mengidentifikasi kebutuhan  Yakinkan diet yang dimakan tinggi serat untuk mencegah
nutrisi konstipasi
 Tidak ada tanda tanda malnutrisi  Berikana makanan yang terpilih
 Menunjukan peningkatan mengecap  Ajarkan ke pasien bagaimana cara membuat catatann makan
dan menelan sehari
 Tidak terjadi penurunan BB yang terjadi  Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
   Berikan informasi kemampuan makanan
 Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutri dibutuhkan
NUTRITION MONITORING
 BB pasien dalam batas normal
 Monitor adanya penurunan BB
 Monitor tipe dan jumlah kebuutuhan aktifitas biasa dilakukan
 Monitor interaksi anak dan orang tua selama makan
 Monitor lingkungan selama makan
 Jadwalkan kegiatan dan tindakan tidak selama makan
 Monitor kulit keringan dan pigmentasi
 Monitor turgor kulit
TERIMA KASIH

Pendidikan
merupakan tiket
untuk masa depan.
Hari esok untuk
orang-orang yang
telah
mempersiapkan
dirinya hari
ini. Malcolm X

Anda mungkin juga menyukai