Anda di halaman 1dari 35

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA

Masalah Yang Umum Terjadi Pada Lansia Dengan Masalah


Komunikasi
Zulfikar Muhammad, M.Kep
CONTENT

1. Masalah yg umum terjadi

Proses Askep Pada Lansia (Pengkajian) dg


2. Perubahan: Fisiologis, psikologis, sosial, spiritual

3. Proses Askep Pada Lansia


(Perumusan Diagnosis, luaran,
Intervensi)
INTRODUCE

Elemen dasar
dari manusia
Komunikasi
untuk
berinteraksi
1. Masalah yg
Umum Terjadi
M a s a l a h Y g U m u m Te r j a d i

1 Gangguan Neurology

2 Penurunan Daya Pikir

3 Pemanggilan yang tidak


sesuai
M a s a l a h Y g U m u m Te r j a d i

4 Kurangnya Perhatian

5 Perbedaan Budaya

6 G3 fisik dan lingkungan


Selalu mulai komunikasi dg
memastikan pendengeran lansia

Teknik Agar
Komunikasi dg Keraskan suara jika perlu
Lansia Efektif

Dapatkan perhatian klien sebelum


berbicara
FOUR POINT WITH NUMBERS

4 5 6 7

Atur lingkungan sekitar Identifikasi kelemahan Menjadi partner yang Gunakan Bahasa yang
lansia lansia pada komunikasi efektif bagi lansia mudah dipahami oleh
lansia
Bantulah kata2 dengan isyarat visual
8
yang dapat dimengerti

9 Serasikan kata2 dengan isyarat visual

Berilah waktu yang banyak untuk


10
bertanya dan menjawab pertanyaan
THREE POINT WITH
NUMBERS

11 Jadilah Pendengar yang baik

12 Arahkan topik pembicaraan sekali-kali

13 Jika memungkinkan sertakan keluarga


2.
Proses Askep
Gerontik
KEPERAWATAN GERONTIK
Tujuan Askep Lansia
1. Agar lansia dapat melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
2. Mempertahankan kesehatan serta kemampuan.
3. Membantu mempertahankan serta membesarkan daya hidup atau
semangat hidup.
4. Menolong dan merawat lansia yang menderita sakit atau gangguan
tertentu
5. Mencari upaya semaksimal mungkin untuk kemandirian lansia
 Fokus

1. Peningkatan kesehatan (Health promotion)


2. Pencegahan penyakit (preventif)
3. Mengoptimalkan fungsi mental
4. Mengatasi gangguan kesehatan
Kemunduran dan kelemahan pada
lansia
• Immobility • Impaction
• Instability • Latrogenesis
• Intelectual impairment • Insomnia
• Isolation • Impairment of:
• Incontinence vision, hearing, taste,
• Impotence smell, communication
• Immuno-deficiency convalescence, skin
integrity
• Infection
• Mainutrition
Perbedaan penderita geriatrik dengan populasi lain
 Terjadi berbagai perubahan yang tidak disebabkan penyakit
 Terjadi akumulasi proses patologik kronik yang bersifat dgeneratif
 sosial ekonomi yang tidak mendukung
 Penyakit latrogenik
 Penyakit / episode akut baik fisik / psiko
(Brocklehurst & Allen,1987)
RUANG LINGKUP
 Lansia individu
 Lansia di keluarga
 Lansia di institusi / lansia di masyarakat
Penyesuaian pengkajian pada Lansia
1. Ruang yang adekuat
2. Kebisingan minimal
3. Suhu cukup hangat
4. Hindari cahaya langsung
5. Posisi duduk yang nyaman
6. Dekat dengan kamar mandi
7. Privasi yang mutlak
8. Bersikap sabar, relaks,
9. Beri kesempatan pada klien u/berfikir
10. Waspadai tanda – tanda keletihan
11. Lakukan pengkajian selama puncak energi
Assessment/ pengkajian
Assessment is the first and the most critical step in the nursing process
Assessment involves the collection of subjective and objective
information (e.g., vital signs, patient/family interview, physical exam) and
review of historical information in the patient chart
Nurses also collect information on strengths (to identify health
promotion opportunities) and risks (areas that nurses can prevent or
potential problems they can postpone)
Assessment
 Identitas pasien: nama, umur, jenis kelamin, alamat
 Faktor resiko sakit: usia sangat tua, duda hidup sendiri, pasangan baru
meninggal
 Anamnesis tentang obat
 Anamnesis kebiasaan buruk
 Kepribadian, perasaan hati, gangguan tidur
 Riwayat sindroma geriatri
Lanjutan ...
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan tambahan
Pemeriksaan fungsi (ADL, mental)
Perubahan fisiologis
 Persepsi kesehatan mempengaruhi kualitas
kesehatan
 Integumen : pigmentasi, kering, keriput
 Distribusi lemak : menurun pd ekstremitas,
meningkat pd perut
 Mata : katarak, pe ↓ adaptasi gelap
 Gastro : pe ↓ enzim digestif, sekresi saliva,
peristaltic
 Kardio : pe ↑ sistolik, perub DJ istirahat
 Perkemihan : pe ↓ filtrasi renal, inkontinensia
 Muskuloskeletal : pe ↓ massa & kekuatan otot,
demineralisasi tulang
PENGKAJIAN AKTIFITAS SEHARI HARI
( ACTIVITY DAILY LIFE) DENGAN KATZ INDEX
 Instrumen ADL Katz memuat beberapa komponen yang harus dikaji
yaitu :
a. Bathing = Mandi ( Personal Higiene )
b. Dressing = Berpakaian
c. Toileting = Melakukan eliminasi
d. Transfering = berpindah tempat/pergerakan
e. Continence = Kontrol terhadap eliminasi
f. Feeding = makan
Bathing
• Skor 1 =Melakukan mandi secara mandiri atau memerlukan bantuan
hanya untuk bagian tertentu saja misalnya punggung atau bagian yang
mengalami gangguan
• Skor 0 = perlu bantuan lebih dari satu bagian tubuh, perlu bantuan total
Dressing
• Skor 1 = bisa memakai pakaian sendiri, kadang perlu bantuan untuk
menalikan sepatu
• Skor 0 = perlu bantuan lebih dalam berpakaian atau bahkan perlu
bantuan total
Toileting
• Skor 1 = bisa pergi ke toilet sendiri , membuka melakukan BAB BAK
sendiri
• Skor 0 =Perlu bantuan dalam eliminasi
Transfering
• Skor 1 = Bisa berpindah tempat sendiri tanpa bantuan, alat bantu gerak
diperkenankan
• Skor 0 = Perlu bantuan dalam berpindah dari bed ke kursi roda, bantuan
dalam berjalan
Continence
• Skor 1 : bisa mengontrol eliminasi
• Skor 0 : inkontinensia sebagian atau total baik bladder maupun bowel
Feeding
• Skor 1= bisa melakukan makan sendiri. Makanan dipersiapkan oleh
orang lain diperbolehkan
• Skor 0 = Perlu bantuan dalam makan, nutrisi parenteral
Klasifikasi Index Katz :
 Indeks Katz A : mandiri untuk 6 aktivitas
 Indeks Katz B : mandiri untuk 5 aktivitas
 Indeks Katz C : mandiri, kecuali Bathing dan 1 fungsi lain
 Indeks Katz D : mandiri, kecuali Bathing,Dressing dan 1 fungsi lain
 Indeks Katz E : mandiri, kecuali Bathing,Dressing, Toiletting dan 1 fungsi lain
 Indeks Katz F : mandiri, kecuali Bathing,Dressing, Toiletting, Transfering dan 1
fungsi lain
 Indeks Katz G : Tergantung pada orang lain untuk 6 aktivitas
Pengkajian Status Kognitif
 SPMSQ (Short Portable Mental Status
Questionnaire) : mendeteksi adanya & tingkt
kerusakan intelektual.
 Menilai : orientasi, memori, kemampuan matematis
 MMSE (Mini Mental State Exam) menguji aspek
kognitif dari fungsi mental, orientasi, registrasi,
perhatian dan kalkulasi, mengingat kembali & bahasa
 Depresi Beck : berisi gejala dan sikap yang
berhubungan dengan depresi. Setiap hal direntang
dengan menggunakan skala 4 poin untuk
menandakan intensitas gejala.
 Geriatric depression scale
SPMSQ (Untuk mengukur intelektual lansia)
1. Tanggal Berapa Sekarang Hari Tgl Th
2. Hari apa sekarang ?
3. Apa nama Tempat ini
4. Berapa nomor telepon anda ?
4. a Dimana Alamat anda
( tanyakan bila tidak memiliki telepon )
5. Berapa umur anda ?
6. Kapan anda lahir ?
7. Siapa Presiden Indonesia sekarang ?
8. Siapa Presiden sebelumnya
9. Siapa nama kecil ibu anda ?
10 Kurangi 3 dari angka 20, tetap kurangi 3 lagi untuk hasil
angka pertama
Jumlah Kesalahan Total
 Keterangan :
1. Kesalahan 0 -2 : Fungsi Inteletual Utuh
2. Kesalahan 3-4 : Kerusakan Inteletual Ringan
3. Kesalahan 5-7 : Kerusakan Inteletual Sedang
4. Kesalahan 8-10 : Kerusakan Intelektual Berat
 Bisa dimaklumi bila lebih dari satu kesalahan bila subyek hanya
berpendidikan sekolah dasar.
MMSE (untuk menilai fungsi kognitif)
1. Orientasi (skor max 5)
( Tahun ) ( Musim ) ( Tanggal ) ( Hari ) ( Bulan apa sekarang ) ?
Dimana kita : ( Negara bagian 0 ( Wilayah ) (Kota) ( Rumah sakit )
(Lantai ) ?
2. Registrasi (Skor max 3)
Sebutkan Nama 3 Objek : 1 detik untuk mengatakan masing – masing.
Beri 1 poin untuk setiap jawaban yang benar.
Lanjutan
3. Perhatian dan Kalkulasi (skor max 5)
Seri 7’s 1 poin untuk setiap kebenaran
Berhenti setelah 5 jawaban. Berganti eja “kata” ke belakang
4. Mengingat (Skor max 3)
Meminta untuk mengulang ketiga objek diatas
Berikan 1 poin untuk setiap kebenaran
5. Bahasa (Skor max 9 )
Nama Pensil dan melihat ( 2 poin )
Mengulang hal berikut : tidak ada jika, dan atau tetapi ( 1 poin)
Nilai Total
Keterangan :
Nilai maksimal 25, nilai 21 atau kurang biasanya indikasi adanya
kerusakan kognitif yang memerlukan penyelidikan lanjut.

Anda mungkin juga menyukai