Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Kelompok A3
2021
KATA PENGANTAR
Bismillahirarahmanirrahim
Sholawat serta salam tak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan penerangan menunjukkan jalan menuju kebaikan
dan kebenaran di dunia dan diakhirat kelak. Sehingga kami selaku penulis dapat
menyelesaikan Makalah Tentang Thalasemia ini tanpa halangan suatu apapun.
Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk pemenuhan Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa II dan juga sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta
informasi yang semoga dapat memberikan manfaat.
1) Slamet Riyanto, S.Kep,Ns selaku dosen pengajar dan pengampu Mata Kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa II.
2) Semua pihak yang mendukung dan membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan dengan semaksimal
mungkin. Namun, kami juga menyadari sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu
hasil ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,dengan tangan terbuka
kami menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan pada
penyusunan makalah pada waktu yang akan datang.
Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL ......................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...............................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................................5
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................6
C. Tujuan.............................................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................8
A. Pengertian........................................................................................................................9
B. Klasifikasi.....................................................................................................................10
C. Etiologi..........................................................................................................................11
D. Patofisiologi..................................................................................................................12
E. Manifestasi Klinis.........................................................................................................13
F. Pathway.........................................................................................................................14
G. Faktor Risiko.................................................................................................................15
J. Asuhan Keperawatan........................................................................................................18
I. Kesimpulan...................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keindahan ataupun penampilan ragawi yang menarik, merupakan salah satu aspek penting da
lam membuat kesan pertama dan juga bisa membuat orang lain tertarik pada diri kita. Sekalipun peni
laian seperti ini tentulah sangat dangkal dan terkesan tidak melihat 'isi' ataupun hal
hal lain di luar penampilan, tetapi tidak bisa disangkal bahwa orang memang cenderung melihat pen
ampilan fisik ataupun tampilan luar saja.
Menurut pendapat peneliti, kita akan lebih merasa senang jika melihat orang yang memiliki p
enampilan'enak dipandang' dan bersih daripada orang yang 'dekil', kotor atau tidak terawat. Salah sat
u aspek penampilan fisik yang penting dan merupakan hal yang paling 'terlihat' adalah tubuh. Tubuh
yang langsing, ramping, kencang bagi wanita ataupun tubuh pria yang berotot, tinggi besar, 'keras' ba
gi pria merupakan idaman semua orang. Jika dibandingkan dengan tubuh yang 'kerempeng', kurus ke
ring ataupun tubuh gemuk yang buruk, 'malas' dan terlihat tidak lincah, orang lebih ingin memiliki tu
buh ideal yang langsing dan kencang, yang menandakan kesehatan dan juga membuat seseorang lebi
h terlihat percaya diri dan menarik.
Penampilan fisik juga merupakan salah satu aspek yang penting untuk menarik perhatian law
an jenis. Dari segi fisiologis, penelitian pada perilaku hewan yang dilakukan oleh ahli zoologi menge
mukakan bahwa binatang jantan maupun betina mengalami perubahan fisiologis yang terjadi tanpa d
isadari ketika mereka berusaha menarik perhatian satu sama lain. Perilaku yang sama juga terjadi pad
a manusia, karena terjadi secara tidak disadari dan tidak bisa dijelaskan, perilakuperilaku ini kemun
gkinan besar merupakan bawaan
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari gangguan citra tubuh ?
2) Bagaimana klasifikasi dari gangguan citra tubuh ?
3) Bagaimana etiologi dari gangguan citra tubuh ?
4) Bagaimana patofisilogi dari gangguan citra tubuh ?
5) Bagaimana manjfestasi klinis dari gangguan citra tubuh ?
6) Bagaimana pathway dari gangguan citra tubuh ?
7) Bagaimana faktor resiko dari gangguan citra tubuh ?
8) Bagaimana mekanisme koping dari gangguan citra tubuh ?
9) Bagaimana tanda dan gejala untuk gangguan citra tubuh ?
10) Bagaimana asuhan keperawatan untuk gangguan citra tubuh ?
III. TUJUAN
a. Dapat mengetahui definisi dari gangguan citra tubuh.
b. Dapat mengetahui klasifikasi mengenai gangguan citra tubuh.
c. Dapat mengetahui etiologi dari penyakit gangguan citra tubuh.
d. Dapat mengetahui patofisiologi dari gangguan citra tubuh.
e. Dapat mengetahui manifestasi klinis dari gangguan citra tubuh.
f. Dapat mengetahui pathway dari gangguan citra tubuh.
g. Dapat mengetahui faktor resiko gangguan citra tubuh.
h. Dapat mengetahui mekanisme koping yang dapat terjadi jika terkena gangguan citra tubuh.
i. Dapat mengetahui tanda dan gejala dari gangguan citra tubuh.
j. Dapat mengetahui asuhan keperawatan untuk pasien gangguan citra tubuh.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Citra tubuh (body image) merupakan gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran
tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang dia rasakan terhadap
ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas bagaimana kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya. Gangguan
citra tubuh merupakan persepsi negatif tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran bentuk,
struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan obyek yang sering berhubungan dengan tubuh.
Gangguan citra tubuh sangat rentan terjadi pada lansia yang berkaitan dengan perubahan persepsi
tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan
objek yang sering kontak dengan tubuh. Faktor yang terkait dengan gangguan citra tubuh atau gambaran diri
adalah perubahan fisik yang berhubungan dengan usia pada umumnya meliputi: rambut beruban, kulit keriput,
gigi mulai ompong, mudah lelah, gerakan menjadi lamban, penurunan rasa dan penciuman, penglihatan mulai
kabur dan pandangan berkurang.
Gangguan citra tubuh (body image) adalah perubahan persepsi tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek seseorang. Gangguan ini biasa
terjadi kapan saja seperti penurunan atau peningkatan berat badan yang tidak diinginkan, berubahan bentuk
tubuh, kehilangan anggota tubuh, timbul jerawat dan sakit. Jika seseorang mengalami gangguan citra tubuh
dapat dilihat dari tanda dan gejalanya, yaitu menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah,
tidak menerima perubahan yang telah terjadi atau yang akan terjadi, menolak menjelaskan perubahan tubuh
persepsi negatif pada tubuh, mengungkapkan keputusan, dan mengungkapkan ketakutan. Citra tubuh
dibagi menjadi dua yaitu citra tubuh positif dan citra tubuh negatif.
B. KLASIFIKASI
Menurut Riyadi (2009), citra tubuh normal adalah persepsi individu yang dapat menerima
dan menyukai tubuhnya sehingga bebas dari ansietas dan harga dirinya meningkat.Gangguan citra
tubuh adalah persepsi negative tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk,
struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan obyek yang sering berhubungan dengan tubuh (Riyadi,
2009).
Stressor pada tiap perubahan, yaitu :
a. Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit
b. Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan, daerah pemasangan
infuse.
c. Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disrtai dengan pemasanagn alat di
dalam tubuh.
d. Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh.
e. Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan.
f. Makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandan berubah, pemasangan alat pada
tubuh klien ( infus, fraksi, respitor, suntik, pemeriksaan tanda vital, dll)
C. ETIOLOGI
Etiologi gangguan citra tubuh
1. Gangguan citra tubuh
Mikanisme: gangguan citra tubuh merupakan perubahan persepsitentang tubuh yang diakibatkan
oleh perubahan ukur, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan makna dan obyek yang sering kontak
dengan tubuh, klien biasanya tidak dapat menerima kondisinya merasa kurang sempurna
kemudian akan timbul harga diri rendah.
2. Ideal diri tidak realistik
Mikanisme: ideal diri yang terlalu tinggi sukar dicapai dan sukar realitas, idial diri yang sukar dan
tidak jelas, cenderung menuntut. Kegagalan-kegagalan yang dialami dan fantasi yang terlalu
tinggi yang tidak dapat dicapai membuat frustasi dan timbul harga diri rendah (Keliat, 1998).
IV. PATOFISIOLOGI
Menurut Riyadi (2009), citra tubuh normal adalah persepsi individu yang dapat menerima dan
menyukai tubuhnya sehingga bebas dari ansietas dan harga dirinya meningkat.Gangguan citra tubuh adalah
persepsi negative tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi,
keterbatasan, makna dan obyek yang sering berhubungan dengan tubuh (Riyadi, 2009).
Stressor pada tiap perubahan, yaitu :
a. Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit
b. Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan, daerah pemasangan infuse.
c. Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disrtai dengan pemasanagn alat di
dalam tubuh.
d. Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh.Keterbatasan : gerak,
makan, kegiatan.
e. Makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandan berubah, pemasangan alat pada
tubuh klien ( infus, fraksi, respitor, suntik, pemeriksaan tanda vital, dll)
V. MANIFESTASI KLINIS
Menurut tahun 2009, tanda dan gejala gangguan citra tubuh antara lain:
1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.
2. Tidak menerima perubahan yang telah terjadi/ akan terjadi
3. Menolak penjelasan perubahan tubuh
4. Persepsi negative pada tubuh
5. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang
6. Mengungkapkan keputusasaan
7. Mengungkapkan ketakutan
VI. PATHWAY
Gangguan Citra Tubuh
Stresor
Presipitasi Prediposisi
SEKENARIO KASUS
Seorang laki-laki berusia 25 tahun, dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) X dengan diagnosa
Hipertensi. Klien tidak mampu menggerakkan kaki kanannya dengan baik, nampak lemah dan
murung. Klien tidak menyangka di usianya yang sekarang, mengalami kelemahan dalam
menggerakkan kaki kanannya, klien berkali-kali menanyakan pada perawat apakah penyakitnya bisa
disembuhkan. Klien selalu memegangi kaki kanannya dan menceritakan awal kejadian terjadinya
kelemahan pada kaki kanannya. Klien menjadi sering gelisah ketika membayangkan bagaimana ia
akan menjalani kegiatannya sehari-hari, merasa tidak mampu dan takut jika tidak diterima oleh orang
lain. Klien terkadang menangis jika ditanya perawat atau dokter tentang kondisinya. Pasien belum
menikah, pendidikan terakhir SMP.
FORMAT PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
1. Nama : Tn X 1. Nama : Ny Y
2. Umur : 25 tahun 2. Umur : 24 tahun
3. Jenis Kelamin : laki-laki 3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam 4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA 5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Pekerjaan : Karyawan 6. Alamat : Yogyakarta
7. Gol Darah : - 7. Hubungan Dengan Pasien : Istri
8. Alamat : Yogyakarta
KELUHAN UTAMA
1. Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
2. Klien tidak mampu menggerakkan kaki kanannya dengan baik
3. Keluhan Utama Saat Pengkajian
III. DIAGNOSA MEDIS
Hipertensi
IV. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat penyakit sekarang
Klien tidak mampu menggerakkan kaki kanannya dengan baik
b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Tidak ada riwayat kesehatan yang lalu.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada riwayat kesehatan keluarga.
V. PENGKAJIAN FUNGSIONAL
1. Aktivitas sehari-hari
a. Pola nutrisi dan cairan
Pola makan pasien teratur
b. Pola eliminasi
Normal
c. Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas pasien dibatu keluarga
d. Pola istirahat dan tidur
Pasien tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan penyakitnya
e. Pola kebersihan diri
Terpenuhi
f. Pola seksual dan reproduksi
Tidak terkaji
2. Kondisi Psikologi, Sosial dan spiritual
a. Pola kognitif dan presepsi
Klien mengatakan khawatir dan gelisah dengan kondisinya saat ini dan takut jika tidak
diterima oleh orang lain
b. Pola presepsi diri dan konsep diri
Pasien membayangkan atau mengkhawatirkan penyakitnya tidak sembuh
c. Pola hubungan dan peran
Peran dan hubungan dengan keluarga baik
d. Pola koping dan toleransi stres
Pasien khawatir dan gelisah dengan kondisinya saat ini
e. Pola nilai dan kepercayaan
Pasien bisa melakukan kewajiban sholat 5 waktu di tempat tidur
f. Dampak perawatan di rumah sakit
Pasien merasa cemas saat dirawat di rumah sakit karena tidak bisa menjalani kegiatannya
sehari-hai
VI. PEMERIKSAAN FISIK
A. Survey Keadaan Umum
1. Penampilan dan perilaku
a. Tingkat kesadaran secara kualitatif
Composmentis
b. Gender dan ras
Pasien berjenis kelamin laki-laki dan memiliki ras suku jawa
c. Usia
25 tahun
d. Ekspresi wajah
Ekspresi wajah pasien khawatir dan gelisah
e. Jenis tubuh
Tidak terdapat masalah
f. Postur
Postur tubuh pasien tegak
g. Gaya berjalan
Pasien tidak bisa berjalan
h. Gerakan tubuh
Adanya ketidak ampuan dalam menggeraka kaki kanannya
i. Higine dan dandanan
Kebersihan pasien tidak terdapat masalah
j. Afek dan mood
Pasien merasa khawatir dan gelisah terkait kondisinya saat ini
k. Komunikasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik
l. Kekerasan terhadap pasien
Tidak terdapat luka kekerasan
2. Tanda – tanda vital
Tekanan Darah (TD) :
Suhu :
Respiratory Rate (RR) :
3. Antropometri
Tinggi badan :
Berat badan :
6. Payudara
Tidak terkaji
7. Abdomen
normal
8. Muskuloskeletal
Tidak terkaji
9. Genito-urinari
Normal, bersih, tidak ada penyakit genital
10. Neurologis
Normal
Yogyakarta, 16 Oktober 2021
Ttd
FORMAT ANALISIS D
No. Hari/ Tanggal Sign and Sympotan/ Data Problem/ Masalah Etiologi/ Penyebab
1. Sabtu, 16 oktober Do Harga diri rendah Gangguan citra
2021 Klien tampak murung,klien berkali- fungsional tubuh
kali menanyakan pada perawat
apakah penyakitnya bisa
disembuhkan dan klien mulai
menceritakan awal kejadian
terjadinya kelemahan pada kaki
kanannya. Klien terkadang menangis
jika ditanya perawat atau dokter
tentang kondisinya. Klien selalu
memegangi kaki kanannya.
Ds
Klien mengatakan bahwa tidak
menyangka di usianya yang
sekarang, mengalami kelemahan
dalam menggerakkan kaki kanannya.
2. Sabtu, 16 Oktober Do Ansietas Konflik tentang
2021 Klien tampak gelisah,murung dan stressor
klien selalu memegangi kaki
kanannya.
Ds
Klien menjadi sering gelisah
ketika membayangkan bagaimana
ia akan menjalani kegiatannya
sehari-hari, merasa tidak mampu
dan takut jika tidak diterima oleh
orang lain.
3. Sabtu, 16 Oktober Do Hambatan Penurunan kendali
2021 Klien tidak mampu menggerakkan mobilitas fisik otot
kaki kanannya dengan baik,
nampak lemah dan klien selalu
memegangi kaki kanannya.
Ds
- Klien tidak menyangka diusianya
yang sekarang, mengalami
kelemahan dalam menggerakkan
kaki kananya.
Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah fungsional b.d gangguan citra tubuh
2. Ansientas b.d konflik tentang stressor
3. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kendali otot
2021 fungsional b.d gangguan -Memonitor pernyataan pasien pasien belum mampu memahami
mengenai harga diri mengenai konsep diri
citra tubuh
09.00
09.15
Mendengarkan klien
09.30
Memuji/menguatkan prilaku
yang baik secara tepat
10.00
10.15
Membantu klien
mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
10.30
2021 b.d penurunan kendali otot Monitor emosi pasien, bias melakukan kegiatan latihan fsik
kardiovaskuler, dan respon
fungsional terhadap protokol O: tangan, dan kaki pasien tampak
latihan bias mengikuti latihan terapi lainya
08.15 A: Masalah keperawatan pasien
Tentukan kesiapan pasien mengenai Hambatan mobilitas fisik
untuk terlibat dalam aktivitas b.d penurunan kendali otot sudah
fisik atau protocol latihan teratasi
P: Hentikan Intervensi
08.30
Latih pasien secara visual untuk Ttd
melihat bagian tubuh yang sakit
ketika melakukan ADL Perawat
(kegiatan sehari-hari) atau
latihan, jika di indikasiakan
08.45
Bantu menjaga stabilitas sendi
tubuh dan atau proksimal
sellama latihan motoric
09.00
Jelaskan protocol dan
rasionalisasi latihan pada
pasien dan keluarga
09.15
Kolaborasikan dengan ahli
terapi fisik, okupasional, dan
rekreasional dalam
mengembangkan dan
menerapkan program latihan
sesuai kebutuhan.
09.30
Instruksikan untuk melakukan
sesi latihan pada kelompok otot
tertentu secara berselang-seling
setiap harinya untuk
memfasilitasi adaptasi otot
terhadap latihan
09.45
Sediakan informasi mengenai
fungsi otot, latihan fisiologis,
dan konsekuensi dari
penyalahgunaan
10.00
Evaluasi ulang tingkat
kebugaran otot setiap bulan
10.15
Kolaborasi dengan keluarga
Sdan tenaga kesehatan yang
lain.
BAB III
PENUTUP.
A. KESIMPULAN
Gangguan citra tubuh (body image) adalah perubahan persepsi tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek seseorang. Gangguan ini
biasa terjadi kapan saja seperti penurunan atau peningkatan berat badan yang tidak diinginkan,
berubahan bentuk tubuh, kehilangan anggota tubuh, timbul jerawat dan sakit. Gambaran diri ( Body
Image ) berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak
yang penting pada aspek psikologinya.
B. SARAN
Diharapkan bagi perawat agar meningkatkan keterampilan dalam memberikan
praktik asuhan keperawatan serta pengetahuannya khususnya gangguan citra tubuh
sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang maksimal dan dapat menjadi
edukator bagi klien maupun keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/243356355/Makalah-citra-tubuh-docx
https://adihusada.ac.id/jurnal/index.php/AHNJ/article/download/91/56
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-pipitdians-6286-2-babii.pdf
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/840/4/BAB%202.pdf