Anda di halaman 1dari 24

“LAPORAN TUTOR GANGGUAN CITRA TUBUH”

Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah Keperawtan Kesehatan Jiwa II

Dosen Pengampu :

Slamet Riyanto, S.Kep.,Ns

Disusun oleh :

Kelompok A3

Triyanti (1910201031) Ayu Asri F (1910201039)

Saiful Dani S (1910201032) Ifti Zulfa A (1910201042)

Ikhsanuriyah Happy (1910201034) Jeni Oktavia (1910201043)

Rachmat Aditya (1910201035) Arba Aqifatun N (1910201044)

Fitriana Diana (1910201036) Dita Putri E (1910201045)

Mila Nur Aini (1910201037) Linda Lestari (1910201046)

Siti Nur Khaditja (1910201038)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirarahmanirrahim

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabaarakaatuh

Alhamdulillahirabbil’alamin, puji dan syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada


Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya
sehingga kita masih diberikan nikmat sehat jasmani dan rohani.

Sholawat serta salam tak lupa selalu tercurahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW yang telah memberikan penerangan menunjukkan jalan menuju kebaikan
dan kebenaran di dunia dan diakhirat kelak. Sehingga kami selaku penulis dapat
menyelesaikan Makalah Tentang Thalasemia ini tanpa halangan suatu apapun.

Adapun penulisan makalah ini merupakan bentuk pemenuhan Tugas Mata Kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa II dan juga sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta
informasi yang semoga dapat memberikan manfaat.

Dalam penyelesaian makalah ini,kami mendapatkan bantuan dan bimbingan dari


berbagai pihak,maka dari itu tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:

1) Slamet Riyanto, S.Kep,Ns selaku dosen pengajar dan pengampu Mata Kuliah
Keperawatan Kesehatan Jiwa II.

2) Semua pihak yang mendukung dan membantu dalam proses penyusunan makalah ini.

Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan dengan semaksimal
mungkin. Namun, kami juga menyadari sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu
hasil ini tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu,dengan tangan terbuka
kami menerima segala kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan pada
penyusunan makalah pada waktu yang akan datang.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.


Yogyakarta, 13 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................................................1

KATA PENGANTAR...............................................................................................................2

DAFTAR ISI..............................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................4

A. Latar Belakang................................................................................................................5

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................6

C. Tujuan.............................................................................................................................7

BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................8

A. Pengertian........................................................................................................................9

B. Klasifikasi.....................................................................................................................10

C. Etiologi..........................................................................................................................11

D. Patofisiologi..................................................................................................................12

E. Manifestasi Klinis.........................................................................................................13

F. Pathway.........................................................................................................................14

G. Faktor Risiko.................................................................................................................15

H. Mekanisme Koping ......................................................................................................16


I. Tanda dan Gejala ..........................................................................................................17

J. Asuhan Keperawatan........................................................................................................18

BAB III PENUTUP..................................................................................................................19

I. Kesimpulan...................................................................................................................20

II. Kritik dan Saran............................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
 
A. LATAR BELAKANG
Keindahan ataupun penampilan ragawi yang menarik, merupakan salah satu aspek penting da
lam membuat kesan pertama dan juga bisa membuat orang lain tertarik pada diri kita. Sekalipun peni
laian seperti ini tentulah sangat dangkal dan terkesan tidak melihat 'isi' ataupun hal
hal lain di luar penampilan, tetapi tidak  bisa disangkal bahwa orang memang cenderung melihat pen
ampilan fisik ataupun tampilan luar saja. 
Menurut pendapat peneliti, kita akan lebih merasa senang jika melihat orang yang memiliki p
enampilan'enak dipandang' dan bersih daripada orang yang 'dekil', kotor atau tidak terawat. Salah sat
u aspek penampilan fisik yang penting dan merupakan hal yang paling 'terlihat' adalah tubuh. Tubuh 
yang langsing, ramping, kencang bagi wanita ataupun tubuh pria yang berotot, tinggi besar, 'keras' ba
gi pria merupakan idaman semua orang. Jika dibandingkan dengan tubuh yang 'kerempeng', kurus ke
ring ataupun tubuh gemuk yang buruk, 'malas' dan terlihat tidak lincah, orang lebih ingin memiliki tu
buh ideal yang langsing dan kencang, yang menandakan kesehatan dan juga membuat seseorang lebi
h terlihat  percaya diri dan menarik. 
Penampilan fisik juga merupakan salah satu aspek yang penting untuk menarik perhatian law
an jenis. Dari segi fisiologis, penelitian pada perilaku hewan yang dilakukan oleh ahli zoologi menge
mukakan bahwa binatang jantan maupun betina mengalami perubahan fisiologis yang terjadi tanpa d
isadari ketika mereka berusaha menarik perhatian satu sama lain. Perilaku yang sama juga terjadi pad
a manusia, karena terjadi secara tidak disadari dan tidak bisa dijelaskan,  perilakuperilaku ini kemun
gkinan besar merupakan bawaan
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian dari gangguan citra tubuh ?
2) Bagaimana klasifikasi dari gangguan citra tubuh ?
3) Bagaimana etiologi dari gangguan citra tubuh ?
4) Bagaimana patofisilogi dari gangguan citra tubuh ?
5) Bagaimana manjfestasi klinis dari gangguan citra tubuh ?
6) Bagaimana pathway dari gangguan citra tubuh ?
7) Bagaimana faktor resiko dari gangguan citra tubuh ?
8) Bagaimana mekanisme koping dari gangguan citra tubuh ?
9) Bagaimana tanda dan gejala untuk gangguan citra tubuh ?
10) Bagaimana asuhan keperawatan untuk gangguan citra tubuh ?
III. TUJUAN
a. Dapat mengetahui definisi dari gangguan citra tubuh.
b. Dapat mengetahui klasifikasi mengenai gangguan citra tubuh.
c. Dapat mengetahui etiologi dari penyakit gangguan citra tubuh.
d. Dapat mengetahui patofisiologi dari gangguan citra tubuh.
e. Dapat mengetahui manifestasi klinis dari gangguan citra tubuh.
f. Dapat mengetahui pathway dari gangguan citra tubuh.
g. Dapat mengetahui faktor resiko gangguan citra tubuh.
h. Dapat mengetahui mekanisme koping yang dapat terjadi jika terkena gangguan citra tubuh.
i. Dapat mengetahui tanda dan gejala dari gangguan citra tubuh.
j. Dapat mengetahui asuhan keperawatan untuk pasien gangguan citra tubuh.

BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Citra tubuh (body image) merupakan gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran
tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang dia rasakan terhadap
ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas bagaimana kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya. Gangguan
citra tubuh merupakan persepsi negatif tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran bentuk,
struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan obyek yang sering berhubungan dengan tubuh.
Gangguan citra tubuh sangat rentan terjadi pada lansia yang berkaitan dengan perubahan persepsi
tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan
objek yang sering kontak dengan tubuh. Faktor yang terkait dengan gangguan citra tubuh atau gambaran diri
adalah perubahan fisik yang berhubungan dengan usia pada umumnya meliputi: rambut beruban, kulit keriput,
gigi mulai ompong, mudah lelah, gerakan menjadi lamban, penurunan rasa dan penciuman, penglihatan mulai
kabur dan pandangan berkurang.
Gangguan citra tubuh (body image) adalah perubahan persepsi tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek seseorang. Gangguan ini biasa
terjadi kapan saja seperti penurunan atau peningkatan berat badan yang tidak diinginkan, berubahan bentuk
tubuh, kehilangan anggota tubuh, timbul jerawat dan sakit. Jika seseorang mengalami gangguan citra tubuh
dapat dilihat dari tanda dan gejalanya, yaitu menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah,
tidak menerima perubahan yang telah terjadi atau yang akan terjadi, menolak menjelaskan perubahan tubuh
persepsi negatif pada tubuh, mengungkapkan keputusan, dan mengungkapkan ketakutan. Citra tubuh
dibagi menjadi dua yaitu citra tubuh positif dan citra tubuh negatif.
B. KLASIFIKASI
Menurut Riyadi (2009), citra tubuh normal adalah persepsi individu yang dapat menerima
dan menyukai tubuhnya sehingga bebas dari ansietas dan harga dirinya meningkat.Gangguan citra
tubuh adalah persepsi negative tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk,
struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan obyek yang sering berhubungan dengan tubuh (Riyadi,
2009).
Stressor pada tiap perubahan, yaitu :
a. Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit
b. Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan, daerah pemasangan
infuse.
c. Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disrtai dengan pemasanagn alat di
dalam tubuh.
d. Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh.
e. Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan.
f. Makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandan berubah, pemasangan alat pada
tubuh klien ( infus, fraksi, respitor, suntik, pemeriksaan tanda vital, dll)
C. ETIOLOGI
Etiologi gangguan citra tubuh
1. Gangguan citra tubuh
Mikanisme: gangguan citra tubuh merupakan perubahan persepsitentang tubuh yang diakibatkan
oleh perubahan ukur, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan makna dan obyek yang sering kontak
dengan tubuh, klien biasanya tidak dapat menerima kondisinya merasa kurang sempurna
kemudian akan timbul harga diri rendah.
2. Ideal diri tidak realistik
Mikanisme: ideal diri yang terlalu tinggi sukar dicapai dan sukar realitas, idial diri yang sukar dan
tidak jelas, cenderung menuntut. Kegagalan-kegagalan yang dialami dan fantasi yang terlalu
tinggi yang tidak dapat dicapai membuat frustasi dan timbul harga diri rendah (Keliat, 1998).
IV. PATOFISIOLOGI
Menurut Riyadi (2009), citra tubuh normal adalah persepsi individu yang dapat menerima dan
menyukai tubuhnya sehingga bebas dari ansietas dan harga dirinya meningkat.Gangguan citra tubuh adalah
persepsi negative tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi,
keterbatasan, makna dan obyek yang sering berhubungan dengan tubuh (Riyadi, 2009).
Stressor pada tiap perubahan, yaitu :
a. Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit
b. Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan, daerah pemasangan infuse.
c. Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disrtai dengan pemasanagn alat di
dalam tubuh.
d. Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh.Keterbatasan : gerak,
makan, kegiatan.
e. Makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandan berubah, pemasangan alat pada
tubuh klien ( infus, fraksi, respitor, suntik, pemeriksaan tanda vital, dll)
V. MANIFESTASI KLINIS
Menurut tahun 2009, tanda dan gejala gangguan citra tubuh antara lain:
1. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.
2. Tidak menerima perubahan yang telah terjadi/ akan terjadi
3. Menolak penjelasan perubahan tubuh
4. Persepsi negative pada tubuh
5. Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang
6. Mengungkapkan keputusasaan
7. Mengungkapkan ketakutan
VI. PATHWAY
Gangguan Citra Tubuh

Stresor

Presipitasi Prediposisi

Klien tidak dapat Pasien memiliki tekanan


mengerakan kaki darah tinggi
Hambatan mobilitas
kanannya dan klien fisisk
nampak lemah dan
Hipertensi
murung

Takut reaksi orang lain


Perubahan citra tubuh
Perasaan negatif tentang
tubuhh
Gangguan citra
tubuh Mendadak menerima
perubahan

Respon koping Trauma pada tubuh yg tdk


berfungsi

Menagis Gelisah Takut Merasa tidak mampu


Respon adaptif
Respon maladaptif

Bisa Tidak Suka Putus


menerima merasa takut
Tampil lebih memukul Tidak mau asa
kedaan
berani melihat tubuh
yang sakit
Kesiapan meningkatkan
koping
Ansiebas

VII. FAKTOR RESIKO


Faktor resiko gangguan citra tubuh
Faktor Predisposisi : merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya suatu kondisi. Faktor
predisposisi gangguan citra tubuh terdiri dari tiga, yaitu
a. Faktor biologis Gangguan citra tubuh turut dipengaruhi oleh faktor genetik. Faktor biologis yang paling
dominan terlihat adalah ketidakpuasaan terhadap bentuk dan ukuran tubuh. Akan tetapi, hal ini bukanlah
pemicu utama. Bolton (2010) menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan kesehatan turut
mempengaruhi citra tubuh seseorang, seperti pada klien penderita penyakit kronis atau kondisí lain,
seperti amputasi, stroke, mastektomi luka bedah, luka bedah, cedera saraf tulang belakang atau hilangnya
bagian atau fungsi tubuh.
b. Faktor psikologis : berkaitan dengan keadaan depresi, rendah diri, dan ketidaksempurnaan yang dirasakan
oleh seseorang. Depresi dan rendah diri berkontribusi terhadap pandangan negatif tentang diri sendiri.
c. Faktor sosial budaya Faktor sosial dan budaya yang kuat mempengaruhi citra tubuh pada kaum muda.
Faktor sosial budaya dapat dilihat dari beberapa hal, di antaranya adalah pesan media dan keluarga.
VIII. MEKANISME KOPING
Mekanisme koping termasuk pertahanan koping jangka pendekatau jangka panjang serta penggunaan
mekanisme. Pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri sendiri yang
menyakitkan.
Pertahanan jangka pendek meliputi :
1. Aktivitas yang memberikan kesempatan lari sementara dari krisis misalnya : menonton konser
musik, menonton televisi secara obsesif.
2. Aktivitas yang memberikan identitas pengganti sementara, Misalnya ikut dalam klub sosial ,agama,
kelompok, gerakan. Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasan diri yang
tidak menentu, misalnya : olah raga yang kompetitif,prestasi akademis, kontes untuk mendapatkan
popularitas.
3. Aktivitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat dentitas di luar dari hidup yang
tidak bermakna saat ini, misal: penyalah gunaan obat.
Pertahanan jangka panjang mencakup :
a. Penutupan identitas –adopsi identitas prematur yang di inginkan oleh orang terdekat tanpa
memperhatikan keinginan , aspirasi, atu petensi diri individu.
b. Identitas negativ-asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang diterima
masyarakat. (Stuart,2006).
IX. TANDA DAN GEJALA
Menurut Kusumawati & Hartono, 2010 tanda terjadinyagangguan Citra tubuh antara lain: 
1. Menolak untuk menyentuh dan melihat bagian yang berubah
2. Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh
3. Mengurangi kontak social sehingga terjadi menarik diri
4. Perasaan atau pandangan negative terhadap tubuh
5. Mengungkapkan keputusasaan
6. Mengungkapkan ketakutan ditolak
7. Menolak penjelasan tentang oerubahan tubuh
X. ASUHAN KEPERAWATAN

SEKENARIO KASUS

Seorang laki-laki berusia 25 tahun, dirawat di Rumah Sakit Umum (RSU) X dengan diagnosa
Hipertensi. Klien tidak mampu menggerakkan kaki kanannya dengan baik, nampak lemah dan
murung. Klien tidak menyangka di usianya yang sekarang, mengalami kelemahan dalam
menggerakkan kaki kanannya, klien berkali-kali menanyakan pada perawat apakah penyakitnya bisa
disembuhkan. Klien selalu memegangi kaki kanannya dan menceritakan awal kejadian terjadinya
kelemahan pada kaki kanannya. Klien menjadi sering gelisah ketika membayangkan bagaimana ia
akan menjalani kegiatannya sehari-hari, merasa tidak mampu dan takut jika tidak diterima oleh orang
lain. Klien terkadang menangis jika ditanya perawat atau dokter tentang kondisinya. Pasien belum
menikah, pendidikan terakhir SMP.
FORMAT PENGKAJIAN

I. IDENTITAS

Tgl. Pengkajian : 16 Oktober 2021 No. Register : 009142

II. Jam Pengkajian : 13.00 WIB Tgl. Masuk : 16 Oktober 2021


Ruang / Kelas : melati kelas 1
Identitas Pasien Identitas Penanggung Jawab

1. Nama : Tn X 1. Nama : Ny Y
2. Umur : 25 tahun 2. Umur : 24 tahun
3. Jenis Kelamin : laki-laki 3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam 4. Agama : Islam
5. Pendidikan : SMA 5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Pekerjaan : Karyawan 6. Alamat : Yogyakarta
7. Gol Darah : - 7. Hubungan Dengan Pasien : Istri
8. Alamat : Yogyakarta
KELUHAN UTAMA
1. Keluhan Utama Saat Masuk Rumah Sakit
2. Klien tidak mampu menggerakkan kaki kanannya dengan baik
3. Keluhan Utama Saat Pengkajian
III. DIAGNOSA MEDIS
Hipertensi
IV. RIWAYAT KESEHATAN
a. Riwayat penyakit sekarang
Klien tidak mampu menggerakkan kaki kanannya dengan baik
b. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Tidak ada riwayat kesehatan yang lalu.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada riwayat kesehatan keluarga.

V. PENGKAJIAN FUNGSIONAL
1. Aktivitas sehari-hari
a. Pola nutrisi dan cairan
Pola makan pasien teratur
b. Pola eliminasi
Normal
c. Pola aktivitas dan latihan
Aktivitas pasien dibatu keluarga
d. Pola istirahat dan tidur
Pasien tidak bisa tidur nyenyak karena memikirkan penyakitnya
e. Pola kebersihan diri
Terpenuhi
f. Pola seksual dan reproduksi
Tidak terkaji
2. Kondisi Psikologi, Sosial dan spiritual
a. Pola kognitif dan presepsi
Klien mengatakan khawatir dan gelisah dengan kondisinya saat ini dan takut jika tidak
diterima oleh orang lain
b. Pola presepsi diri dan konsep diri
Pasien membayangkan atau mengkhawatirkan penyakitnya tidak sembuh
c. Pola hubungan dan peran
Peran dan hubungan dengan keluarga baik
d. Pola koping dan toleransi stres
Pasien khawatir dan gelisah dengan kondisinya saat ini
e. Pola nilai dan kepercayaan
Pasien bisa melakukan kewajiban sholat 5 waktu di tempat tidur
f. Dampak perawatan di rumah sakit
Pasien merasa cemas saat dirawat di rumah sakit karena tidak bisa menjalani kegiatannya
sehari-hai
VI. PEMERIKSAAN FISIK
A. Survey Keadaan Umum
1. Penampilan dan perilaku
a. Tingkat kesadaran secara kualitatif
Composmentis
b. Gender dan ras
Pasien berjenis kelamin laki-laki dan memiliki ras suku jawa
c. Usia
25 tahun
d. Ekspresi wajah
Ekspresi wajah pasien khawatir dan gelisah
e. Jenis tubuh
Tidak terdapat masalah
f. Postur
Postur tubuh pasien tegak
g. Gaya berjalan
Pasien tidak bisa berjalan
h. Gerakan tubuh
Adanya ketidak ampuan dalam menggeraka kaki kanannya
i. Higine dan dandanan
Kebersihan pasien tidak terdapat masalah
j. Afek dan mood
Pasien merasa khawatir dan gelisah terkait kondisinya saat ini
k. Komunikasi
Pasien dapat berkomunikasi dengan baik
l. Kekerasan terhadap pasien
Tidak terdapat luka kekerasan
2. Tanda – tanda vital
Tekanan Darah (TD) :
Suhu :
Respiratory Rate (RR) :
3. Antropometri
Tinggi badan :
Berat badan :

A. Pemeriksaan Fisik Sistem Tubuh (head to toe)


1. Kulit, rambut dan kuku
Kulit : warna kulit normal dan sama dengan sekitar
Rambut : tidak ada rambut yang rontok dan tidak ada ketombe
Kuku : kuku bersih dan tidak panjang
2. Kepala dan leher
a. Kepala
Normal
b. Mata
Normal
c. Telinga
Fungsi pendengaran : normal
Kebersihan : bersih
Sekret : tidak ada
d. Hidung dan sinus
Fungsi penciuman : normal
Pembengkakan : tidak ada
Pendarahan : tidak ada
Kebersihan : bersih
Sekret : tidak ada
e. Mulut
Normal
f. Leher
Normal
g. Kelenjar tiroid
Tidak terdapat kelenjar tiroid
3. Mata
Normal
4. Dada dan paru
Mormal
5. Kardiovaskuler dan sistem vaskuler peripheral

6. Payudara
Tidak terkaji
7. Abdomen
normal
8. Muskuloskeletal
Tidak terkaji
9. Genito-urinari
Normal, bersih, tidak ada penyakit genital
10. Neurologis
Normal
Yogyakarta, 16 Oktober 2021

Ttd
FORMAT ANALISIS D
No. Hari/ Tanggal Sign and Sympotan/ Data Problem/ Masalah Etiologi/ Penyebab
1. Sabtu, 16 oktober Do Harga diri rendah Gangguan citra
2021 Klien tampak murung,klien berkali- fungsional tubuh
kali menanyakan pada perawat
apakah penyakitnya bisa
disembuhkan dan klien mulai
menceritakan awal kejadian
terjadinya kelemahan pada kaki
kanannya. Klien terkadang menangis
jika ditanya perawat atau dokter
tentang kondisinya. Klien selalu
memegangi kaki kanannya.

Ds
Klien mengatakan bahwa tidak
menyangka di usianya yang
sekarang, mengalami kelemahan
dalam menggerakkan kaki kanannya.
2. Sabtu, 16 Oktober Do Ansietas Konflik tentang
2021 Klien tampak gelisah,murung dan stressor
klien selalu memegangi kaki
kanannya.

Ds
Klien menjadi sering gelisah
ketika membayangkan bagaimana
ia akan menjalani kegiatannya
sehari-hari, merasa tidak mampu
dan takut jika tidak diterima oleh
orang lain.
3. Sabtu, 16 Oktober Do Hambatan Penurunan kendali
2021 Klien tidak mampu menggerakkan mobilitas fisik otot
kaki kanannya dengan baik,
nampak lemah dan klien selalu
memegangi kaki kanannya.

Ds
- Klien tidak menyangka diusianya
yang sekarang, mengalami
kelemahan dalam menggerakkan
kaki kananya.
Prioritas Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah fungsional b.d gangguan citra tubuh
2. Ansientas b.d konflik tentang stressor
3. Hambatan mobilitas fisik b.d penurunan kendali otot

FORMAT PERENCANAAN KEPERAWATAN


NO. Hari/Tan Diagnosa Perencanaan
Tujuan (NOC) Intervensi (NIC) Rasionalisasi
ggal Keperawatan
1. Senin, 16 Hambatan Setelah di lakukan Terapi Latihan : -Mengetahui jenis latihan
okt 2021 mobilitas tindakan keperawatan 3 x Kontrol otot (0226) yang ingin di lakukan
fisik b.d 24 jam : untuk pasien
penurunan Di harapkan pergerakan 1. Monitor emosi -Mengetahui kekurangan
kendali otot pasien terpenuhi dengan pasien, kardiovaskuler, dan kelebihan dalam
kriteria hasil : dan respon fungsional meningkatkan kekuatan
Outcome : Pergerakan terhadap protokol otot
(0208) latihan -Dengan di lakukan
1. Gerakan otot di 2. Tentukan kesiapan monitor di harapkan dapat
pertahankan pada 2 pasien untuk terlibat mengetahui perasaan, dan
(banyak terganggu) dalam aktivitas fisik respon fungsional klien
Di tingkatkan ke 4 (sedikit atau protocol latihan terhadap latihan
terganggu) 3. Latih pasien secara -Menentukan kesiapan
2. Gerakan sendi di visual untuk melihat klien di harapkan klien
pertahankan pada 2 bagian tubuh yang bisa terlibat dalam
(banyak terganggu) sakit ketika melakukan aktivitas latihan
Di tingkatkan ke 4 (sedikit ADL (kegiatan sehari- -Mengidentifikasi
terganggu) hari) atau latihan, jika ketidakseimbangan pada
3. Berjalan di pertahankan di indikasiakan kebutuhan aktivitas dan
pada 1 (sangat terganggu) 4. Bantu menjaga latihan pasien
Di tingkatkan ke 4 (sedikit stabilitas sendi tubuh - Membuat pasien merasa
terganggu) dan atau proksimal nyaman dalam
4. Bergerak dengan mudah sellama latihan motorik meningkatkan aktivitas
di pertahankan pada 1 5. Jelaskan protocol dan latihan pasien
(sangat terganggu) Di dan rasionalisasi - Di harapkan keluarga
tingkatkan ke 4 (sedikit latihan pada pasien dan dan klien dapat
terganggu) keluarga memahami mengenai
5. Koordinasi di 6. Kolaborasikan fungsi otot dan latihannya
pertahankan 2 (banyak dengan ahli terapi fisik, -Dengan kolaborasi di
terganggu) okupasional, dan harapkan bisa
Di tingkatkan ke 4 (sedikit rekreasional dalam mengembangkan dan
terganggu). mengembangkan dan menerapkan program
menerapkan program latihan sesuai dengan
latihan sesuai kebutuhan pasien secara
kebutuhan. tepat
- Di harapkan otot klien
Peningkatan Latihan : lebih mudah untuk
Latihan kekuatan beradaptasi dengan latihan
(0201) sehingga mempercepat
1. Instruksikan untuk proses penyembuhan.
melakukan sesi latihan
pada kelompok otot
tertentu secara
berselang-seling setiap
harinya untuk
memfasilitasi adaptasi
otot terhadap latihan
2. Sediakan informasi
mengenai fungsi otot,
latihan fisiologis, dan
konsekuensi dari
penyalahgunaan
3. Evaluasi ulang
tingkat kebugaran otot
setiap bulan
4. Kolaborasi dengan
keluarga dan tenaga
kesehatan yang lain.

2 Senin, Ansietas b.d Setelah dilakukan pengurangan


16-10- konflik tindakan keperawatan kecemasan 5820 1. Untuk membina
20021 tentang 3x24 jam : 1. Gunakan hubungan asa saling
stressor Diharapkan tingkat pendekatan percaya
kecemasan pasien yang 2. Untuk menghindari
terpenuhi dengan kriteria tenang dan stressor yang dapat
hasil : tingkat kecemasan menyakink mengakibatkan harga
social 1216 an diri rendah pada klien
1. Menghindar 2. Pahami 3. Membiarkan klien
situasi social situasi untuk mendapatkan
dipertahankan 2 krisis yang kenyamanan terhadap
(cukup berat) terjadi dari dirinya sendiri agar
Di tingkatkan ke 4 perspektif tidak canggung
(ringan) klien 4. Mengajarkan pada
2. Menghindar pergi 3. Berada klien cara mengatasi
keluar rumah disisi klien situasi dan
dipertahankan 2 untuk mengurangi rasa
(cukup berat) meningkat kecemasan terhadap
Di tingkatan ke 4 kan rasa klienn
(ringan) aman dan 5. Mendengarkan klien
3. Antisipasi cemas mengurang sehingga kita dapat
di pertahankan 1 i ketakutan merasakan perasaan
(berat) 4. Dorong klien
Di tingkatkan ke 4 keluarga
(ringan) untuk
4. Persepsi diri yang mendampi
negative terhadap ngi klien
penerimaan oleh dengan
orang lain di cara yang
pertahankan 1 tepat
(berat) 5. Berikan
Ditingkatkan 4 objek yang
(ringan) menunjuka
n perasaan
aman
6. Dengarkan
klien
7. Puji/kuatka
n prilaku
yang baik
secara
tepat
8. Ciptakan
atmosfer
rasa aman
untuk
meningkat
kan
kepercayaa
n
9. Bantu
klien
mengidenti
fikasi
situasi
yang
memicu
kecemasan
10. Kaji tanda
verbal dan
o-verbal
kecemasan
3. Selasa, Harga diri NIC Hal 330 Menggunakan proses NOC hal 120*
16 okt rendah pertolongan interaktif Identitas diri
2021 fungsional Peningkatan Harga Diri yang berfokus pada kode1202
b.d gangguan Kode : 5400 kebutuhan , masalah , - mengenal konflik
citra - Monitor pernyataan atau perasaan pasien interpersonal lawan
pasien mengenai harga diri dan org terdekat untuk intrapersonal
meningkatkan atau - membedakan diri dari
- Tentukan kepercayaan kendukung koping lingkungan
diri pasien dalam hal pemecahan masalah - menerima lingkungan
penilaian diri dengan akurat
- Dukung pasien untuk - menetapkan batasan
bisa mengidentifikasi pribadi
kekuatan
- Kuatkan kekuatan
pribadi yang diindtifikasi
pasien
- Bantu pasien untuk
mengindentifikasi dampak
dari kelompok sejawat
pada perasaan dan harga
diri

FORMAT IMPLEMENTASI, EVALUASI DAN DOKUMENTASI

No Hari, Tanggal Diagnosa Keperwatan Implementtasi Evaluasi


1. Selasa, 16 okt Harga diri rendah 08.00 S : Pasien mengatakan bahwa

2021 fungsional b.d gangguan -Memonitor pernyataan pasien pasien belum mampu memahami
mengenai harga diri mengenai konsep diri
citra tubuh

08.10 O : Pasien susah diajak bicara,


-Menentukan kepercayaan diri selalu menghindar saat ditanya
pasien dalam hal penilaian diri perawat

08.15 A : Harga diri rendah fungsional b.d


Mendukung pasien untuk bisa gangguan citra tubuh belum teratasi
mengidentifikasi kekuatan
P : Intervensi dilanjutkan.
08.25
Membantu pasien untuk
mengindentifikasi dampak dari
kelompok sejawat pada
perasaan dan harga diri
2. Selasa, 16 okt Ansientas b.d konflik
2021 tentang stressor
08.00

Menggunakan pendekatan yang


tenang dan menyakinkan  S : Pasien mengatakan bahwa keadaan
nya sekarang mulai sedikit tenang,dan
08.15 mulai menerima keadaanya saat ini

memahami situasi krisis yang  


terjadi dari perspektif klien 
O : Pasien tampak mulai
  membaik,tidak ada kecemahan
berlebihan,mulai terlihat menerima
08.30 keadaanya dan fokus pada
pemulihannya.(
Berada disisi klien untuk
meningkatkan rasa aman dan
mengurangi ketakutan 
A: Masalah ansietas b.d konflik
08.45 stressor teratasi 

Mendorong keluarga untuk


mendampingi klien dengan cara
yang tepat  P: Lanjukan intervensi !!

09.00

Memberikan objek yang


menunjukan perasaan aman 

09.15

Mendengarkan klien 

09.30

Memuji/menguatkan prilaku
yang baik secara tepat 

10.00

Menciiptakan atmosfer rasa


aman untuk meningkatkan
kepercayaan 

10.15

Membantu klien
mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan 

10.30

Mengkaji tanda verbal dan o-


verbal kecemasan
3. Selasa, 16 okt Hambatan mobilitas fisik 08.00 S: Pasien mengatakan bahwa sudah

2021 b.d penurunan kendali otot Monitor emosi pasien, bias melakukan kegiatan latihan fsik
kardiovaskuler, dan respon  
fungsional terhadap protokol O: tangan, dan kaki pasien tampak
latihan bias mengikuti latihan terapi lainya
   
08.15 A: Masalah keperawatan pasien
Tentukan kesiapan pasien mengenai Hambatan mobilitas fisik
untuk terlibat dalam aktivitas b.d penurunan kendali otot sudah
fisik atau protocol latihan teratasi
   
  P: Hentikan Intervensi
08.30  
Latih pasien secara visual untuk Ttd
melihat bagian tubuh yang sakit  
ketika melakukan ADL Perawat
(kegiatan sehari-hari) atau
latihan, jika di indikasiakan
08.45
Bantu menjaga stabilitas sendi
tubuh dan atau proksimal
sellama latihan motoric

09.00
Jelaskan protocol dan
rasionalisasi latihan pada
pasien dan keluarga

09.15
Kolaborasikan dengan ahli
terapi fisik, okupasional, dan
rekreasional dalam
mengembangkan dan
menerapkan program latihan
sesuai kebutuhan.

09.30
Instruksikan untuk melakukan
sesi latihan pada kelompok otot
tertentu secara berselang-seling
setiap harinya untuk
memfasilitasi adaptasi otot
terhadap latihan
 
09.45
Sediakan informasi mengenai
fungsi otot, latihan fisiologis,
dan konsekuensi dari
penyalahgunaan
 
10.00
Evaluasi ulang tingkat
kebugaran otot setiap bulan
 
10.15
Kolaborasi dengan keluarga
Sdan tenaga kesehatan yang
lain.

BAB III
PENUTUP.

A. KESIMPULAN
Gangguan citra tubuh (body image) adalah perubahan persepsi tubuh yang diakibatkan oleh
perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna dan objek seseorang. Gangguan ini
biasa terjadi kapan saja seperti penurunan atau peningkatan berat badan yang tidak diinginkan,
berubahan bentuk tubuh, kehilangan anggota tubuh, timbul jerawat dan sakit. Gambaran diri ( Body
Image ) berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak
yang penting pada aspek psikologinya.
B. SARAN
Diharapkan bagi perawat agar meningkatkan keterampilan dalam memberikan
praktik asuhan keperawatan serta pengetahuannya khususnya gangguan citra tubuh
sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan yang maksimal dan dapat menjadi
edukator bagi klien maupun keluarganya.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/243356355/Makalah-citra-tubuh-docx
https://adihusada.ac.id/jurnal/index.php/AHNJ/article/download/91/56
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/126/jtptunimus-gdl-pipitdians-6286-2-babii.pdf
http://repository.poltekkes-tjk.ac.id/840/4/BAB%202.pdf

Anda mungkin juga menyukai