Anda di halaman 1dari 77

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kesehatan jiwa merupakan bagian integral dikesehatan, sehat jiwa tidak hanya
terbatas dari gangguan jiwa, tetapi merupakan suatu hal yang dibutuhkan oleh
semua orang. Kesehatan jiwa adalah sikap yang positif terhadap diri sendiri,
tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri, keutuhan, kebersihan diri,
memiliki persepsi sesuai kenyataan dan kecakapan dalam beradaptasi dengan
lingkungan (Yosep, 2007).

Defisit perawatan diri merupakan salah satu gejala yang sering ditemukan pada
pasien dengan gangguan jiwa dimana halusinasi sering diidentikkan skizofrenia
(Thomas, 2012). Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang
yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi
aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygine),
berpakaian/berhias, makan, dan BAB/BAK (toileting) (Abdul, 2015).

Menurut World Health Organitation (WHO, 2013), prevalensi masalah


kesehatan jiwa saat ini cukup tinggi, 25% dari penduduk dunia pernah menderita
masalah kesehatan jiwa, 1% diantaranya adalah gangguan jiwa berat, potensi
seseorang mudah terserang gangguan jiwa memang tinggi, setiap saat 450 juta
orang di seluruh dunia terkena dampak permasalahan jiwa, saraf maupun perilaku.
Berdasarkan hasil survey awal peneliti di ruangan Kamboja Rumah Sakit Jiwa
Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan, Dari 48 klien yang dirawat inap di
ruangan Kamboja, 26 klien (54%) diantaranya mengalami defisit perawatan diri.
Hasil penelitian yang dilakukan di RSJD Dr. Amino Gondohutomo Semarang
pada 2014 klien defisit perawtan diri yang dapat melakukan perawatan diri secara
mandiri ada 6 orang (21,4%) dan yang tidak dapat merawat diri secara mandiri
ada 16 orang (57,1%), setelah diajarkan aktivitas personal hygiene mandi maka
hasilnya yang dapat melakukan perawatan diri secara mandiri 22 orang (78,6%)
2

dan yang belum dapat melakukan perawatan diri secara mandiri ada 12 orang
(42,9%).

Pasien gangguan jiwa akan mengalami kurangnya perawatan diri yang


terjadi akibat perubahan proses berpikir sehingga aktivitas perawatan diri
menurun. Personal hygine adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan
dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis, kurang perawatan
diri merupakan kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan perawatan
kebersihan untuk dirinya (Afnuhazi, 2015).

Ketidakmampuan merawat kebersihan diri seperti mandi, makan dan minum


secara mandiri, berhias secara mandiri, dan toileting (buang air besar dan buang
air kecil). Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene adalah
dampak fisik yaitu banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena
tidak terpelihara kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering
terjadi : gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi
pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku. Dampak psikososial yang
terjadi pada defisit perawatan diri adalah masalah social yang berhubungan
dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan
dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan
interaksi social.(Tarwoto dan Wartonah, 2000)

Personal hygine sangat tergantung pada pribadi masing-masing yaitu nilai


individu dan kebiasaan untuk mengembangkannya. Kehidupan sehari-hari yang
beraturan, menjaga kebersihan tubuh, makan yang sehat, banyak menghirup udara
segar, olahraga, istirahat cukup, merupakan syarat utama dan perlu mendapat
perhatian (Nuning, 2009). Melatih teknik mandi pada klien defisit perawatan diri
dengan tujuan untuk menambah pengetahuan tentang pentingnya personal hygiene
dan juga meningkatkan kemandirian klien dalam menjaga hygiene terutama
dengan cara mandi.
3

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil rumusan masalah,


bagaimana melatih tindakan mandi pada klien dengan masalah defisit
perawatan diri ?

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dapat memberikan latihan tindakan mandi pada klien dengan masalah
defisit perawatan diri.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khususnya adalah :
a. Mampu mengetahui alat-alat yang digunakan pada tindakan mandi
b. Mampu menerapkan tindakan personal hygiene mandi pada klien
dengan masalah defisit perawatan diri
c. Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan kepada klien dengan
masalah defisit perawatan diri

D. MANFAAT
Beberapa manfaat yang didapat dari melatih teknik mandi pada klien
dengan masalah defisit perawatan diri ini :
1. Bagi profesi
Sebagai penerapan teknik pada pasien gangguan jiwa dengan defisit
perawatan diri.
2. Bagi lahan praktek
Hasil dari pelatihan ini dapat dijadikan peningkatan pelayanan serta
pembanding mutu yang ada selama ini supaya lebih baik lagi
3. Bagi institusi
Sebagai informasi bagi institusi dalam perkembangan mutu pendidikan
dimasa yang akan datang
4

4. Bagi pembaca
Hasil dari pelatihan ini dapat dijadikan media penambah pengetahuan
tentang tindakan khususnya dengan masalah klien defisit perawatan
diri.
5. Bagi peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengetahuan dalam
mengidentifikasi keefektifan sebelum dan sesudah melakukan asuhan
keperawatan jiwa pada klien defisit perawatan diri dengan melatih
personal hygiene mandi.
5

BAB II

TUNJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP GANGGUAN JIWA


1. Pengertian Gangguan Jiwa

Gangguan jiwa menurut Depkes RI (2010) adalah suatu perubahan pada


fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada fungsi jiwa yang
menimbulkan penderitaan pada individu dan hambatan dalam melaksanakan peran
sosial. Gangguan jiwa atau mental illenes adalah kesulitan yang harus dihadapi
oleh seseorang karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena
persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya terhadap dirinya sendiri-sendiri
(Budiman, 2010).

Sedangkan menurut (Maramis, 2010), gangguan jiwa adalah gangguan


alam: cara berpikir (cognitive), kemauan (volition), emosi (affective), tindakan
(psychomotor). Gangguan jiwa merupakan kumpulan dari keadaan-keadaan yang
tidak normal, baik yang berhubungan dengan fisik, maupun dengan mental.
Keabnormalan tersebut dibagi ke dalam dua golongan yaitu : gangguan jiwa
(Neurosa) dan sakit jiwa (Psikosa). Keabnormalan terlihat dalam berbagai macam
gejala yang terpenting diantaranya adalah ketegangan (tension), rasa putus asa dan
murung, gelisah, cemas, perbuatan-perbuatan yang terpaksa (convulsive),
hysteria, rasa lemah, tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk.
Gangguan Jiwa menyebabkan penderitanya tidak sanggup menilai dengan baik
kenyataan, tidak dapat lagi menguasai dirinya untuk mencegah mengganggu
orang lain atau merusak/menyakiti dirinya sendiri (Yosep, 2009).
Gangguan Jiwa sesungguhnya sama dengan gangguan jasmaniah lainnya,
hanya saja gangguan jiwa bersifat lebih kompleks, mulai dari yang ringan seperti
6

rasa cemas, takut hingga yang tingkat berat berupa sakit jiwa atau lebih kita kenal
sebagai gila (Budiman, 2010).

2. Faktor Yang Menyebabkan Gangguan Jiwa


Menurut Stuart & Sundeen (2008) penyebab gangguan jiwa dapat
dibedakan atas :
a. Faktor Biologis/Jasmaniah
1) Keturunan
Peran yang pasti sebagai penyebab belum jelas, mungkin terbatas
dalam mengakibatkan kepekaan untuk mengalami gangguan jiwa tapi hal
tersebut sangat ditunjang dengan faktor lingkungan kejiwaan yang tidak
sehat.
2) Jasmaniah
Beberapa peneliti berpendapat bentuk tubuh seseorang
berhubungan dengan ganggua jiwa tertentu. Misalnya yang bertubuh
gemuk/endoform cenderung menderita psikosa manik depresif, sedang
yang kurus/ectoform cenderung menjadi skizofrenia.
3) Temperamen
Orang yang terlalu peka/sensitif biasanya mempunyai masalah
kejiwaan dan ketegangan yang memiliki kecenderungan mengalami
gangguan jiwa.
4) Penyakit dan cedera tubuh
Penyakit-penyakit tertentu misalnya penyakit jantung, kanker, dan
sebagainya mungkin dapat menyebabkan merasa murung dan sedih.
Demikian pula cedera/cacat tubuh tertentu dapat menyebabkan rasa rendah
diri.
b. Ansietas dan Ketakutan
Kekhawatiran pada sesuatu hal yang tidak jelas dan perasaan yang tidak
menentu akan sesuatu hal menyebabkan individu merasa terancam, ketakutan
hingga terkadang mempersepsikan dirinya terancam.
7

c. Faktor Psikologis
Bermacam pengalaman frustasi, kegagalan dan keberhasilan yang dialami
akan mewarnai sikap, kebiasaan dan sifatnya. Pemberian kasih sayang orang tua
yang dingin, acuh tak acuh, kaku dan keras akan menimbulkan rasa cemas dan
tekanan serta memiliki kepribadian yang bersifat menolak dan menentang
terhadap lingkungan.

d. Faktor Sosio-Kultural
Beberapa penyebab gangguan jiwa menurut Wahyu (2012) yaitu :
1) Penyebab primer (primary cause)
Kondisi yang secara langsung menyebabkan terjadinya gangguan jiwa,
atau kondisi yang tanpa kehadirannya suatu gangguan jiwa tidak akan muncul.
2) Penyebab yang menyiapkan (predisposing cause)
Menyebabkan seseorang rentan terhadap salah satu bentuk gangguan jiwa.
3) Penyebab yang pencetus (precipatating cause)
Ketegangan-ketegangan atau kejadian-kejadian traumatik yang langsung
dapat menyebabkan gangguan jiwa atau mencetuskan gangguan jiwa.
4) Penyebab menguatkan (reinforcing cause)
Kondisi yang cenderung mempertahankan atau mempengaruhi tingkah
laku maladaptif yang terjadi.
5) Multiple cause
Serangkaian faktor penyebab yang kompleks serta saling mempengaruhi.
Dalam kenyataannya, suatu gangguan jiwa jarang disebabkan oleh satu penyebab
tunggal, bukan sebagai hubungan sebab akibat, melainkan saling mempengaruhi
antara satu faktor penyebab dengan penyebab lainnya.

e. Faktor Presipitasi
Faktor stressor presipitasi mempengaruhi dalam kejiwaan seseorang.
Sebagai faktor stimulus dimana setiap individu mempersepsikan dirinya melawan
tantangan, ancaman, atau tuntutan untuk koping. Masalah khusus tentang konsep
diri disebabkan oleh setiap situasi dimana individu tidak mampu menyesuaikan.
Lingkungan dapat mempengaruhi konsep diri dan komponennya.
8

Lingkungan dan stressor yang dapat mempengaruhi gambaran diri dan hilangnya
bagian badan, tindakan operasi, proses patologi penyakit, perubahan struktur dan
fungsi tubuh, proses tumbuh kembang, dan prosedur tindakan serta pengobatan
(Stuart&Sundeen, 2008).
3. Klasifikasi Gangguan Jiwa
Klasifikasi berdasarkan Diagnosis gangguan jiwa menurut Dalami(2009) dibagi
menjadi:
a. Gangguan Jiwa Psikotik
Gangguan jiwa psikotik yang meliputi gangguan otak organik ditandai
dengan hilangnya kemampuan menilai realita, ditandai waham (delusi) dan
halusinasi, misalnya skizofrenia dan demensia.
1. Skizofrenia
Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang ditandai dengan
berbagai tingkat kepribadian diorganisasi yang mengurangi kemampuan
individu untuk bekerja secara efektif dan untuk berkomunikasi dengan
orang lain. Gejala klinis skizofrenia sering bingung, depresi, menarik diri
atau cemas.Hal ini berdampak pada keinginan dan kemampuan untuk
meakukan tindakan oral hygiene. Skizofrenia mempunyai macam-macam
jenisnya, menurut Maramis (2004) jenis-jenis skizofrenia meliputi:
a) Skizofrenia residual,
merupakan keadaan skizofrenia dengan gejala-gejala
primernya Bleuler, tetapi tidak jelas adanya gejala-gejala sekunder.
Keadaan ini timbul sesudah beberapa kali serangan skizofrenia.
b) Skizofrenia simpleks,
sering timbul pertama kali pada masapubertas. Gejala
utama ialah kedangkalan emosi dan kemunduran kemauan.
Gangguan proses berfikir biasanya sukar ditemukan. Waham dan
halusinasi jarang sekali terdapat. Jenis ini timbul secara perlahan.
Pada permulaan mungkin penderita kurang memperhatikan
keluarganya atau menarik diri dari pergaulan.
Makin lama ia semakin mundur dalam kerjaan atau pelajaran dan
pada akhirnya menjadi pengangguran, dan bila tidak ada orang
9

yang menolongnya ia akan mungkin akan menjadi “pengemis”,


“pelacur” atau “penjahat”.

c) Skizofrenia hebefrenik atau disebut juga hebefrenia,


menurut Maramis (2004) permulaannya perlahan-lahan dan
sering timbul pada masa remaja atau antara 15–25 tahun. Gejala
yang menyolok adalah gangguan proses berfikir, gangguan
kemauan dan adanya depersonalisasi. Gangguan psikomotor
seperti perilaku kekanak-kanakan sering terdapat pada jenis ini.
Waham dan halusinasi banyak sekali.
d) Skizofrenia katatonik atau disebut juga katatonia,
timbulnya pertama kali antara umur 15-30 tahun dan
biasanya akut serta sering didahului oleh stres emosional. Mungkin
terjadi gaduh gelisah katatonik atau stupor katatonik.
e) Pada skizofrenia skizoafektif,
di samping gejala-gejala skizofrenia terdapat menonjol
secara bersamaan, juga gejala-gejala depresi atau gejala gejala
mania. Jenis ini cenderung untuk menjadi sembuh tanpa efek, tetapi
mungkin juga timbul lagi serangan.

2. Demensia
Demensia diklasifikasikan sebagai gangguan medis dan kejiwaan,
demensia terkait dengan hilangnya fungsi otak. Demensia melibatkan
masalah progresif dengan memori, perilaku, belajar, dan komunikasi yang
mengganggu fungsi sehari-hari dan kualitas hidup.

3. Kerusakan kognitif reversibel


Sering dikaitkan dengan obat-obatan, resep atau lainnya, endokrin,
kekurangan gizi, tumor, dan infeksi.

4. Kerusakan kognitif ireversibel


10

Alzheimer dan vaskular demensia merupakan kerusakan kognitif


ireversibel yang paling umum. Alzheimer memiliki resiko meliputi usia,
genetika, kerusakan otak, sindroma down.
Demensia vaskular melibatkan kerusakan kognitif yang permanen akibat
penyakit serebrovaskuler. Tingkat keparahan dan durasi gangguan
tergantung pada penyakit serebrovaskular dan respon individu terhadap
pengobatan.

b. Gangguan Jiwa Neurotik


Gangguan kepribadian dan gangguan jiwa yang lainnya merupakan suatu
ekspresi dari ketegangan dan konflik dalam jiwanya, namun umumnya penderita
tidak menyadari bahwa ada hubungan antara gejala-gejala yang dirasakan dengan
konflik emosinya. Gangguan ini tanpa ditandai kehilangan intrapsikis atau
peristiwa kehidupan yang menyebabkan kecemasan (ansietas), dengan gejala
gejala obsesi, fobia, dan kompulsif.

c. Depresi
Depresi merupakan penyakit jiwa akibat dysphoria (merasa sedih), tak
berdaya, putus asa, mudah tersinggung, gelisah atau kombinasi dari karakteristik
ini. Penderita depresi sering mengalami kesulitan dengan memori, konsentrasi,
atau mudah terganggu dan juga sering mengalami delusi atau halusinasi. Ketika
seseorang dalam keadaan depresi ada penurunan signifikan dalam personal
hygiene dan mengganggu kebersihan mulut.
1) Gangguan jiwa fungsional
Gangguan jiwa fungsional tanpa kerusakan struktural dan kondisi
biologis yang diketahui jelas sebagai penyebab kinerja yang buruk.
2) Gangguan jiwa organic
Gangguan jiwa organik adalah kesehatan yang buruk diakibatkan
oleh suatu penyebab spesifik yang mengakibatkan perubahan
struktural di otak, biasanya terkait dengan kinerja kognitif atau
demensia.
3) Gangguan retardasi mental
11

Gangguan retardasi mental adalah suatu keadaan perkembangan


mental yang terhenti dan tidak lengkap yang terutama ditandai oleh
rendahnya keterampilan yang berpengaruh pada semua tingkat
intelegensia yaitu kemampuan kognitif (daya ingat, daya pikir, daya
belajar), bahasa, motorik, dan sosial.

4. Jenis-jenis Gangguan Jiwa


Menurut Keliat, (2009) jenis-jenis gangguan jiwa yaitu:
a. Skizofrenia
Merupakan bentuk psikosa fungsional paling berat, dan
menimbulkan disorganisasi personalitas yang terbesar. Skizofrenia
juga merupakan suatubentuk psikosa yang sering dijumpai
dimanamana sejak dahulu kala. Meskipun demikian pengetahuan kita
tentang sebab-musabab dan patogenisanya sangat kurang.
b. Depresi
Depresi adalah suatu perasaan sedih dan yang berhubungan dengan
penderitaan, dapat berupa serangan yang ditujukan pada diri sendiri
atau perasaan marah yang mendalam. Depresi adalah gangguan
patologis terhadap mood mempunyai karakteristik berupa bermacam-
macam perasaan, sikap dan kepercayaan bahwa seseorang hidup
menyendiri, pesimis, putus asa, ketidak berdayaan, harga diri rendah,
bersalah, harapan yang negatif dan takut pada bahaya yang akan
datang.
Depresi menyerupai kesedihan yang merupakan perasaan normal yang
muncul sebagai akibat dari situasi tertentu misalnya kematian orang
yang dicintai.
c. Kecemasan
Suatu keadaan seseorang merasa khawatir dan takut sebagai bentuk
reaksi dari ancaman yang tidak spesifik. Penyebabnya maupun sumber
biasanya tidak diketahui atau tidak dikenali.Intensitas kecemasan
dibedakan dari kecemasan tingkat ringan sampai tingkat berat.
12

Menurut Stuart & Sundeen (2008) mengidentifikasi rentang respon


kecemasan kedalam empat tingkatan yang meliputi kecemasan ringan,
sedang, berat, dan kecemasan panik.

d. Gangguan Kepribadian
Klinik menunjukkan bahwa gejala-gejala gangguan kepribadian
(psikopatia) dan gejala-gejala nerosa berbentuk hampir sama pada
orang-orang dengan intelegensi tinggi ataupun rendah. Klasifikasi
gangguan kepribadian: kepribadian paranoid, kepribadian afektif atau
siklotemik, kepribadian skizoid, kepribadian axplosif, kepribadian
anankastik atau obsesif-konpulsif, kepribadian histerik, kepribadian
astenik, kepribadian antisosial, kepribadian pasif agresif, kepribadian
inadequate.
e. Gangguan Mental Organik
Merupakan gangguan jiwa yang psikotik atau non-psikotik yang
disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak. Gangguan fungsi
jaringan otak ini dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang
terutama mengeni otak atau yang terutama diluar otak.
f. Gangguan Kepsikomatik
Merupakan komponen psikologik yang diikuti gangguan fungsi
badaniah. Sering terjadi perkembangan neurotik yang memperlihatkan
sebagian besar atau semata-mata karena gangguan fungsi alat-alat
tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf vegetative. Gangguan
psikosomatik dapat disamakan dengan apa yang dinamakan dahulu
neurosa organ. Karena biasanya hanya fungsi faaliah yang terganggu,
maka sering disebut juga gangguan psikofisiologik.
g. Retardasi Mental
Retardasi mental merupakan keadaan perkembangan jiwa yang
terhenti atau tidak lengkap, yang terutama ditandai oleh terjadinya
hilangnya keterampilan selama masa perkembangan, sehingga
berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh, misalnya
kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan sosial.
13

5. Tanda dan Gejala Gangguan Jiwa


Gejala-gejala gangguan jiwa adalah hasil interaksi yang kompleks
antara unsur somatic, psikologik, dan sosio-budaya. Gejala-gejala inilah
sebenarnya menandakan dekompensasi proses adaptasi dan terdapat
terutama pemikiran, perasaan dan perilaku (Maramis, 2010). Tanda dan
gejala gangguan jiwa secara umum menurut Yosep (2009) adalah sebagai
berikut :
a. Ketegangan (tension). Rasa putus asa dan murung, gelisah, cemas,
perbuatan-perbuatan yang terpaksa (convulsive), hysteria, rasa
lemah, tidak mampu mencapai tujuan, takut, pikiran-pikiran buruk.
b. Gangguan kognisi pada persepsi merasa mendengar
(mempersepsikan) sesuatu bisikan yang menyuruh membunuh,
melempar, naik genting, membakar rumah, padahal orang
disekitarnya tidak mendengarnya dan suara tersebut sebenarnya
tidak ada hanya muncul dari dalam individu sebagai bentuk
kecemasan yang sangat berat dia rasakan. Hal ini sering disebut
halusinasi, klien bisa mendengar sesuatu, melihat sesuatu atau
merasakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada menurut orang lain.
c. Gangguan kemauan klien memiliki kemauan yang lemah (abulia)
susah membuat keputusan atau memulai tingkah laku, susah sekali
bangun pagi, mandi, merawat diri sendiri sehingga terlihat kotor,
bau, dan acak-acakan. Ganggaun emosi klien merasa senang,
gembira yang berlebihan (Waham kebesaran). Klien merasa
sebagai orang penting, sebagai raja, pengusaha, orang kaya, titisan
Bung Karno tetapi dilain waktu ia bisa merasa sangat sedih,
menangis, tak berdaya (depresi) samapai ada ide ingin mengakhiri
hidupnya.
14

d. Gangguan psikomotor Hiperaktivitas, klien melakukan pergerakan


yang berlebihan naik keatas genting berlari, berjalan maju mundur,
meloncat-loncat, melakukan apa-apa yang tidak disuruh atau
menentang apa yang disuruh, diam lama tidak bergerak atau
melakukan gerakan aneh.
Menurut Yosep, (2009) dalam keadaan fisik dapat dilihat pada anggota tubuh
seseorang yang menderita gangguan jiwa, diantaranya sebagai berikut :
a. Suhu Badan berubah
Orang normal rata-rata mempunyai suhu badan sekitar 37 derajat celcius.
Pada orang yang sedang mengalami gangguan mental meskipun secara
fisik tidak terkena penyakit kadangkala mengalami perubahan suhu.
b. Denyut nadi menjadi cepat
Denyut nadi berirama, terjadi sepanjang hidup. Ketika menghadapi
keadaan yang tidak menyenangkan, seseorang dapat mengalami denyut
nadi semakin cepat.
c. Nafsu makan berkurang
Seseorang yang sedang terganggu kesehatan mentalnya akan
mempengaruhi pula dalam nafsu makan. Keadaan mental dan emosi
nampak ditandai dengan :
1) Delusi atau Waham yaitu keyakinan yang tidak rasional (tidak masuk
akal) meskipun telah dibuktikkan secara obyektif bahwa keyakinannya itu
tidak rasional, namun penderita tetap meyakini kebenarannya.
2) Halusinasi yaitu pengelaman panca indera tanpa ada rangsangan
misalnya penderita mendengar suara-suara atau bisikan-bisikan di
telinganya padahal tidak ada sumber dari suara/bisikan itu.
3) Kekacauan alam pikir yaitu yang dapat dilihat dari isi pembicaraannya,
misalnya bicaranya kacau sehingga tidak dapat diikuti jalan pikirannya.
4) Gaduh, gelisah, tidak dapat diam, mondar-mandir, agresif, bicara
dengan semangat dan gembira berlebihan.
5) Tidak atau kehilangan kehendak (avalition), tidak ada inisiatif, tidak ada
upaya usaha, tidak ada spontanitas, monoton, serta tidak ingin apa-apa dan
serba malas dan selalu terlihat sedih.
15

6. Penyebab Umum Gangguan Jiwa


Gejala utama atau gejala lain yang timbul itu terdapat pada unsur
kejiwaan tetapi penyebab utamanya dapat berasal dari badan
(somatogenik), psikogenik, di lingkungan sosial (sosiogenik).
a. Faktor-faktor Somatogenik
Dalam setiap individu memiliki fisik yang berbedabeda. Struktur
jaringan dan fungsi system syaraf dalam mempengaruhi tubuh untuk
dapat beradaptasi dan menerima rangsang sampai dapat diterima oleh
otak tubuh manusia (Djamaludin, 2010).
b. Faktor Psikogenik
Perasaan interaksi antara orang tua dan anak, secara normal akan
timbul rasa percaya dan rasa aman, namun jika timbul perasaan
abnormal berdasarkan kekurangan, distorsi, dan keadaan yang terputus
dapat menimbulkan perasaan tak percaya dan kebimbangan. Hal ini
dapat berlanjut pada hubungan dengan lain keluarga dan pekerjaan,
serta masyarakat. Selain itu dapat timbul karena ada faktor kehilangan
yang mengakibatkan kecemasan, depresi, rasa malu atau rasa salah.
Tingkat emosi dan kemampuan individu dalam mengenal diri
kemampuan berkreatifitas, keterampilan dan menyesuaikan diri
terhadap lingkungan (Djamaludin, 2010).
c. Faktor Lingkungan Sosial
Kestabilan keluarga sangat berpengaruh dalam kejiwaan setiap orang.
Seperti halnya pola asuh yang diterima seorang anak dari orang
tuanya. Nilai-nilai yang ditanamkan akan mempengaruhi kehidupan
dan kejiwaan setiap individu (Djamaludin, 2010).
16

B. DEFISIT PERAWATAN DIRI


1. Definisi

Perawatan diri adalah suatu kemampuan dasar manusia dalam memenuhi


kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan
sesuai dengan kondisi kesehatannya, klien dinyatakan terganggu keperawatan
dirinya jika tidak dapat melakukan perawatan diri (Depkes,2010).

Defisit Perawatan Diri adalah gangguan kemampuan untuk melakukan


aktifitas perawatan diri (mandi, berhias, makan, toileting) (Nurjannah,2008).

Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan


kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis (Poter, Perry 2008),
kurang perawatan diri adalah kondisi dimana seseorang tidak mampu melakukan
perawatan kebersihan diri untuk dirinya.

Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yang berate personal yang
artinya perorangan dan hygine berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto dan Wartonah 2000).

2. Etiologi

Menurut Depkes (2000:20), penyebab kurang perawatan diri adalah :

1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan sehingga pekembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
17

Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan


perawatan diri.
c. Kemampuan realitas menurun
Klien dengan gangguan jiwa dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk
perawatan diri.
d. Social
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri
lingkungannya. Situasi lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan
dalam perawatan diri.
2. Faktor Presipitasi
Yang merupakan factor presipitasi deficit perawatan diri adalah
kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi/perceptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang
mampu melakukan perawatan diri.
Menurut Depkes (2010) factor-faktor yang mempengaruhi personal
hygiene adalah :
1. Body image
Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan dirinya misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga
individu tidak peduli dengan kebersihan dirinya.
2. Status social ekonomi
Personal hygiene sangat penting karena pengetahuan yang baik
dapat meningkatkan kesehatan.
3. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
4. Kondisi fisik atau psikis
Pada keadaan tertentu/sakit kemampuan untuk merawat diri
berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.

Menurut Tarwoto dan Wartonah, (2000), penyebab kurangnya perawatan


diri adalah sebagai berikut :
18

1. Kelelahan fisik
2. Penurunan kesadaran

Dampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene :

1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpelihara kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering
terjadi : gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah
gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi social.

3. Tanda Dan Gejala

Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan deficit perawatan diri
adalah :

a. Fisik
Badan bau, pakaian kotor, rambut dan kulit kotor, kuku panjang
dan kotor, gigi kotor disertai mulut bau, penampilan tidak rapi.
b. Psikologis
Malas, tidak ada inisiatif, menarik diri, isolasi diri, merasa tak
berdaya, rendah diri dan merasa hina.
c. Social
Interaksi kurang, kegiatan kurang, tidak mampu berperilaku sesuai
norma, cara makan tidak teratur, BAB dan BAK di sembarang tempat.

Data yang bias ditemukan dalam deficit perawatan diri adalah :

1. Data subyektif
a. Pasien merasa lemah
b. Malas untuk beraktivitas
c. Merasa tidak berdaya
19

2. Data obyektif
a. Rambut kotor, acak-acakan
b. Badan dan pakaian kotor dan bau
c. Mulut dan gigi bau
d. Kulit kusam dan kotor
e. Kuku panjang dan tidak terawat

Adapun tanda dan gejala deficit perawatan diri menurut Fitria (2009) adalah
sebagai berikut :

a. Mandi/hygiene
Klien mengalami ketidakmampuan dalam membersihkan badan,
memperoleh atau mendapatkan sumber air, mengatur suhu atau aliran air
mandi, mendapatkan perlengkapan mandi, mengeringkan tubuh, serta
masuk dan keluar kamar mandi.
b. Berpakaian/berhias
Klien mempunyai kelemahan dalam meletakkan atau mengambil
potongan pakaian, menanggalkan pakaian, serta memperoleh atau menukar
pakaian. Klien juga memiliki ketidakmampuan untuk mengenakan pakaian
dalam, memilih pakaian, menggunakan alat tambahan, mengunakan
kancing tarik, melepaskan pakaian, menggunakan kaos kaki,
mempertahankan penampilan pada tingkat yang memuaskan, mengambil
pakaian dan mengenakan sepatu.
c. Makan
Klien mempunyai ketidakmampuan dalam menelan makanan,
mempersiapkan makanan, menangani perkakas, mengunyah makanan,
menggunakan alat tambahan, mendapatkan makanan, membuka container,
memanipulasi makanan dalam mulut, mengambil makanan dari wadah lalu
memasukkannya ke mulut, melengkapi makanan, mencerna makanan
menurut cara yang diterima masyarakat, mengambil cangkir atau gelas,
serta mencerna cukup makanan dengan aman.
d. BAB/BAK (toileting)
Klien memiliki keterbatasan atau ketidakmampuan dalam
mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban,
20

memanipulasi pakaian untuk toileting, membersihkan diri setelah


BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil.

4. Jenis-Jenis
Menurut (Damaiyanti,2012) jenis perawatan diri terdiri dari :
1. Deficit perawatan diri : Mandi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan mandi/beraktifitas perawatan diri.
2. Deficit perawatan diri : berpakaian
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas berpakaian dan berhias untuk diri sendiri.
3. Deficit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan
aktivitas sendiri
4. Deficit perawatan diri : eliminasi
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau
menyelesaikan aktivitas seliminasi sendiri.

5. Penyebab
Penyebab Defisit Perawatan Diri adalah isolasi social (Keliat,
2006). Isolasi social adalah percobaan untuk menghindari interaksi
dengan orang lain, menghindari hubungan dengan orang lain.
Tanda dan gejala isolasi social :
1. Apatis, ekspresi sedih, efek tumpul
2. Menghindar dari orang lain
3. Komunikasi kurang atau tidak ada
4. Tidak ada kontak mata
5. Tidak melakukan aktivitas sehari-hari
6. Berdiam diri di kamar
21

7. Mobilitas kurang

6. Dampak
Menurut Keliat (2009). Dampak Defisit Perawatan Diri
terhadap pemenuhan kebutuhan dasar manusia adalah :
1. Nutrisi
Individu dengan deficit perawatan diri biasanya memiliki
pola hidup yang tidak teratur, sehingga ia kurang memperhatikan
terhadap dirinya dan akhirnya keinginan individu untuk makan
tidak ada, sehingga terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
2. Istirahat dan tidur
Klien tidak mempunyai motivasi untuk merawat diri
sehingga lebih sering malas-malasan dam bentuk aktifitas yang
kurang serta pola tidur yang tidak teratur.
3. Personal hygiene
Kurangnya minat individu untuk mengurus dirinya sendiri
sehingga individu tidak atau kurang perhatian dan motivasi
terhadap perawatan dirinya sendiri.
4. Kebutuhan aman
Kurangnya perawatan diri akan mempengaruhi status
kesehatan pasien, pasien mudah untuk terkena berbagai jenis
penyakit akibat deficit perawatan diri.
5. Komunikasi
Individu dengan deficit perawatan diri cenderung untuk
menyendiri, incoherent, kadang sulit untuk memulai percakapan
sehingga timbul gangguan komunikasi.
6. Sosialisasi
22

Individu dengan deficit perawatan diri cenderung asyik


dengan dirinya sendiri dan bersikap masa bodoh terhadap
lingkungan sehingga individu menarik diri dan berinteraksi social
terganggu.

7. Kebuthan spiritual
Individu dengan deficit perawatan diri cenderung bermalas-
malasan sehingga individu tidak menyadari keberadaan dan
kehilangan control hidupnya. Akibatnya individu terputus dengan
sesame atau Tuhan sebagai sumber kehidupan, harapan dan
kepercayaan. Dampaknya adalah spiritual terganggu.
8. Aktualisasi diri
Individu dengan kecemasan semaki meningkat dan
berlanjut, cenderung bersikap masa bodoh terhadap lingkungan dan
dirinya sendiri serta individu tersebut tidak mampu mengambil
keputusan yang logis dalam menggunakan pencapaian dalam
aktivitas diri serta individu tersebut tidak mampu mengambil
keputusan yang logis dalam menggunakan pencapaian dalam
aktivitas diri.

7. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif

Pola perawatan diri Kadang perawatan Tidak melakukan


seimbang diri, kadang tidak perawatan diri pada
saat stress
23

1. Pola pearwatan diri seimbang : saat pasien mendapatkan stressor dan


mampu untuk berperilaku adaptif maka pola perawatan yang dilakukan
klien seimbang, klien masih melakukan perawatan diri.
2. Kadang melakukan perawatan diri kadang tidak : saat pasien
mendapatkan stressor kadang-kadang pasien tidak memperhatikan
perawatan dirinya.
3. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli
dan tidak bias melakukan perawatan saat stress (Ade,2011).

8. Proses Terjadinya Masalah


Defisit perawatan diri terjadi diawali dengan proses terjadinya
gangguan jiwa yang dialami oleh klien sehingga menyebabkan
munculnya gangguan deficit perawatan diri pada klien. Pada klien
skizofrenia dapat mengalami deficit perawatan diri yang signifikan.
Tidak memperhatikan kebutuhan hygiene dan berhias biasa terjadi
terutama selama episode psikotik. Klien dapat menjadi sangat
preokupasi dengan ide-ide waham atau halusinasi sehingga ia gagal
melaksanakan aktivitas dalam kehidupan sehari-hari (Struart&Laraia,
2005).
Factor biologis terkait dengan adanya neuropatologi dan
ketidakseimbangan dari neurotransmiternya. Dampak yang dapat
dinilai sebagai manifestasi adanya gangguan adalah pada perilaku
maladaptive pasien (Townsend, 2005). Secara biologi riset
neurobiological mempunyai focus pada tiga area otak yang dipercaya
dapat melibatkan perilaku agresi yaitu sistem limbic, lobus frontalis
dan hypothalamus.
Sistem limbic merupakan cincin kortek yang berlokasi
dipermukaan medial masing-masing hemisfer dan mengelilingi pusat
katup serebrum. Fungsinya adalah mengatur persyarafan otonom dan
emosi (Suliswati.et al.2002: Struat & Laraia, 2005). Menyimpan dan
meyatukan informasi berhubungan dengan emosi, tempat
penyimpanan memori dan pengolahan informasi. Disfungsi pada
24

sistem ini akan menghadirkan beberapa gejala klinik seperti hambatan


emosi dan perubahan kepribadian (Kaplan, Saddock & Grabb, 2002).
Lobus frontal berperan penting menjadi media yang sangat berarti
dalam perilaku dan berpikir rasional, yang saling berhubungan dengan
sistem limbic (Suliswati.et al, 2002: Struat & Laraia, 2005). Lobus
frontal terlibat dalam dua fungsi serebral utama yaitu control motorik
gerakan voluntir termasuk fungsi bicara, fungsi fikir dan control
berbagai ekspresi emosi.
Kerusakan pada daerah lobus frontal dapat menyebabkan gangguan
berfikir, dan gangguan dalam bicara/disorganisasi pembicaraan serta
tidak mampu mengontrol emosi sehingga perilaku maladaptive seperti
tidak mau merawat diri : mandi, berpakaian/berhias, makan, toileting.
Kondisi ini menunjukkan gejala deficit perawatan diri (Townsend,
2005).
Hipotalamus adalah bagian dari diensefalon yaitu bagian dalam
dari serebrum yang menghubungkan otak tengah dengan hemisfer
serebrum. Fungsi utamanya adalah sebagai respon tingkah laku
terhadap emosi dan juga mengatur mood dan motivasi. Kerusakan
hipotalamus membuat seseorang kehilangan mood dan motivasi
sehingga kurang aktivitas dan malas melakukan sesuatu. Kondisi
seperti ini sering ditemui pada klien dengan deficit perawatan diri,
dimana klien butuh lebih banyak motivasi dan dukungan untuk dapat
merawat dirinya (Suliswati, 2002: Stuart & Laria, 2005).
Gangguan deficit perawatan diri juga dapat terjadi karena
ketidakseimbangan dari beberapa neurotransmitter, misalnya :
dopamine fungsiya mencakup regulasi gerak dan koordinasi, emosi,
kemampuan pemecahan masalah secara volunteer (Boyd & Nihart,
1998 : Suliswati, 2002). Transmisi dopamine berimplikasi pada
penyebab gangguan emosi tertentu. Pada klien skizofrenia dopamine
dapat mempengaruhi fungsi kognitif (alam pikir), afektif (alam
perasaan) dan psikomotor (perilaku) kondisi ini pada klien dengan
25

deficit perawatan diri memiliki perilaku yang menyimpang seperti


tidak berkeinginan untuk melakukan perawatan diri (Hawari, 2001)
Serotonin berperan sebagai pengontrol nafsu makan, tidur, alam
perasaan, halusinasi, persepsi nyeri, muntah. Serotonin dapat
mempengaruhi fungsi kognitif (alam pikir), afektif (alam perasaan)
dan psikomotor (perilaku) (Hawari,2001). Jika terjadi penurunan
serotonin akan mengakibatkan kecenderungan perilaku yang kearah
maladaptive. Pada klien dengan deficit perawatan diri perilaku yang
maladaptive dapat terlihat dengan tidak adanya aktivitas dalam
melakukan perawatan diri seperti : mandi, berganti pakaian, makan dan
toileting (Wilkinson, 2007).
Norepinephrine berfungsi untuk kesiagaan, pusat perhatian dan
orientasi : proses pembelajaran dan memori. Jika terjadi penurunan
kadar norepinephrine akan dapat mengakibatkan kelemahan sehingga
perilaku yang ditmpilkan klien cenderung negative seperti tidak mau
mandi, tidak mau makan, maupun tidak mau berhias dan toileting
(Boyd & Nihart, 1998 : Suliswati, 2002).

9. Mekanisme Koping
Mekanisme koping berdasarkan penggolongan dibagi menjadi 2
menurut Damayanti 2012 yaitu :
1. Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukung fungsi integrasi pertumbuhan
belajar dan mencapai tujuan. Kategori ini adalah klien bias
memenuhi kebutuhan perawatan diri secara mandiri.
2. Mekanisme koping maladaptive
Mekanisme koping maladaptive yang menghambat fungsi
integrasi, memecah pertumbuhan, menurunkan otonomi dan
cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah tidak mau
merawat diri.

10. Penatalaksanaan
26

1. Farmakologi
a. Obat anti psikosis : Penotizin
b. Obat anti depresi : Amitripilin
c. Obat anti ansietas : Diasepam, bromozepam,
clobozam
d. Obat anti insomnia : Phnebarbital

2. Terapi
a. Terapi keluarga
Berfokus pada keluarga dimana kluarga membantu
mengatasi masalah klien dengan memberikan
perhatian :
1. Jangan memancing emosi klien
2. Libatkan klien dalam kegiatan yang berhubungan
dengan keluarganya
3. Berikan kesempatan klien mengemukakan pendapat
4. Dengarkan, bantu, dan anjurkan pasien untuk
mengemukakan masalah yang dialaminya.
b. Terapi aktivitas kelompok
Berfokus pada dukungan dan perkembangan,
keterampilan social, atau aktivitas lainnya, dengan
berdiskusi serta bermain untuk mengembalikan keadaan
klien karena masalah sebagian orang merupakan
perasaan dan tingkah laku pada orang lain.

Ada 5 sesi yang harus dilakukan :

1. Manfaat perawatan diri


2. Menjaga kebersihan diri
3. Tata cara makan dan minum
4. Tata cara eliminasi
27

5. Tata cara berhias

c. Terapi music
Dengan terapi music klien bisa terhibur, rileks, dan
bermain untuk mengembalikan kesadaran pasien.

Pelaksanaan menurut herman (Ade, 2011) adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri


2. Membimbing dan menolong klien merawat diri
3. Ciptakan lingkungan yang mendukung
11. Masalah Keperawatan Yang Mungkin Muncul
1. Defisit perawatan diri
2. Isolasi social
3. Harga diri rendah

12. Pohon Masalah

Gangguan pemeliharaan kesehatan Effect

Defisit Perawatan diri : Mandi Core Problem

Isolasi sosial Causa

Gambar : skema 1 : pohon masalah defisit perawatan diri : mandi

(Sumber : Keliat. 2006)

C. KONSEP TEORI ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
28

Defisit perawatan diri pada pasien gangguan jiwa terjadi akibat adanya
perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan
aktivitas perawatan diri menurun. Defisit perawatan diri tampak dari
ketidakmampuan merawat kebersihan diri.
1. Identitas
Nama klien, panggilan klien, usia, no RM
2. Alasan masuk
a. Apa yang menyebabkan klien datang ke rumah sakit saat ini ?
b. Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi
masalah ?
c. Bagaimana hasil ?
3. Faktor predisposisi
a. Tanyakan kepada klien apakah klien pernah mengalami
gangguan jiwa dimasa lalu ?
b. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau
mengalami atau menyaksikan penganiayaan fisik, seksual,
penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan
tindak kriminal ?
c. Tanyakan kepada klien apakah ada anggota keluarga lain yang
mengalami gangguan jiwa ?
d. Tanyakan kepada klien tentang pengalaman yang tidak
menyenangkan (kegagalan, kehilangan, perpisahan, kematian,
trauma selama tumbuh kembang) yang pernah dialami klien
pada masa lalu ?
4. Fisik
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem dan fungsi organ :
a. Ukur dan observasi TTV
b. Ukur tinggi badan dan berat badan
c. Tanyakan pada klien, apakah ada keluhan fisik yang dirasakan
oleh klien
d. Kaji lebih lanjut sistem dan fungsi organ serta jelaskan dengan
keluhan yang ada
29

e. Masalah keperawatan ditulis sesuai dengan data yang ada


5. Psikososial
a. Genogram
b. Konsep diri
c. Hubungan sosial
d. Spiritual
6. Status mental
a. Penampilan
b. Pembicaraan
c. Aktivitas motorik
d. Alam perasaan
e. Afek
f. Interaksi selama wawancara
g. Persepsi
h. Proses pikir
i. Isi pikir
j. Tingkat kesadaran
k. Memori
l. Tingkat konsentrasi dan berhitung
m. Kemampuan penilaian
n. Daya tilik diri
7. Kebutuhan persiapan pulang
a. Makan
b. BAB/BAK
c. Mandi
d. Berpakaian
e. Istirahat dan tidur
f. Penggunaan obat
g. Pemeliharaan kesehatan
h. Kegiatan di dalam rumah
i. Kegiatan di luar rumah
8. Mekanisme kopng
30

Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya


9. Masalah psikososial dan lingkungan
Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarganya. Pada
tiap masalah yang dimiliki klien, beri uraian spesifik, singkat dan
jelas
10. Pengetahuan
Data dapat melalui wawancara pada klien atau keluarga. Pada item
yang dimiliki oleh klien simpulkan dalam masalah.
11. Aspek medik
Tuliskan diagnosa medik klien yang telah dirumuskan oleh dokter
yang merawat. Tuliskan obat-obatan klien saat ini, baik obat fisik,
psikofarmako, dan terapi lainnya.
12. Daftar masalah
a. Tuliskan semua masalah disertai data pendukung, yaitu data
subjektif dan data objektif
b. Buat pohon masalah dari data yang telah dirumuskan
13. Daftar diagnosa keperawatan
a. Rumuskan diagnosa dengan rumusan P (permasalahan) dan E
(etiologi) berdasarkan pohon masalah
b. Urutkat diagnosis sesuai prioritas

Masalah keperawatan Data yang perlu dikaji


Defisit Perawatan Diri Subjektif :
1. Mengungkapkan dirinya malas
melakukan perawatan diri
Objektif :
1. Tercium aroma tidak sedap
dari tubuh klien
2. Pakaian terlihat kotor
3. Rambut dan kulit kotor
4. Kuku panjang dan kotor
5. Gigi kotor dan aroma mulut
31

tidak sedap
6. Penampilan tidak rapi
7. Tidak bisa menggunakan alat
mandi

B. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan data yang didapat, masalah keperawatannya adalah defisit
perawatan diri : mandi

C. Rencana Keperawatan
Penulis menyusun rencana keperawatan diawali dengan BHSP
( Bina Hubungan Saling Percaya) kepada klien, beri dorongan untuk
mengekspresikan perasaan klien, diskusikan dengan klien tentang
pentingnya perawatan diri, sebelum menyusun rencana penulis
menetapkan tujuan dan kriteria hasil yang dapat dicapai, kriteria hasilnya
yaitu klien mampu mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri dan
mampu perawatan diri secara mandiri.
Memberikan dorongan kepada klien untuk mengekspresikan
perasaan secara bebas merupakan salah satu sikap kehangatan perawat
dalam hubungan saling membantu, sehingga klien tidak memiliki rasa
takut dalam mengungkapkan perasaan atau keluhannya (Wahyuningsih,
2009).
Pada tahap rencana seharusnya terdapat tambahan pada tujuan umum yaitu
adanya motovasi dari klien untuk melakukan perawatan diri : mandi.
Pada tujuan khusus terdapat persamaan antara teori dan kasus
dimana BHSP (Bina Hubungan Saling Percaya) yang dilakukan oleh
perawat kepada klien sebelum melakukan tindakan akan sangat membantu
sehingga tindakan selajutnya yang akan diberikan dapat dilaksanakan
dengan baik sesuai dengan rencana keperawatan yang telah disusun.
32

D. Tindakan Keperawatan
Sesuai dengan teori, pada diagnose keperawatan jiwa dengan defisit
perawatan diri : mandi terdapat 5 TUK, TUK 1 : membina hubungan
saling percaya, TUK 2 : klien mengetahui pentingnya perawatan diri, TUK
3 : klien mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri, TUK 4 : klien
dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat dan TUK 5 :
klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri. (Anna Keliat,
2006)
1. Tindakan keperawatn pada pasien
a. Tujuan keperawatan
 Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Tindakan keperawatan
 Melatih pasien cara perawatan kebersihan diri dengan cara :
 Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
 Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
 Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
 Melatih pasien mempraktikan cara menjaga
kebersihan diri
E. Evaluasi
Pada akhir evaluasi keperawatan jiwa dengan masalah defisit
perawatan diri : mandim dinyatakan tujuan dan kriteria hasil dapat dicapai
jika klien melaksanakan perawatan diri secara mandiri (Nita Fitria, 2009)
Evaluasi merupakan proses yang dilakukan untuk menilai
pencapaian tujuan dan kriteria hasil atau menilai respon klien terhadap
tindakan keperawatan. Dimana seberapa jauh tujuan keperawatan telah
terpenuhi
Hasil yang diharapkan :
a. Pasien mampu menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
b. Mampu dan mau mempraktikkan cara-cara melakukan kebersihan diri
meliputi : mandi, mencuci rambut, menggosok gigi, dan memotong
kuku
33

(Keliat, 2006)

D. PERSONAL HYGIENE
1. Definisi

Personal hygiene berawal dari bahasa Yunani, berasal dari kata Personal
yang artinya perorangan dan Hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis (Tarwoto dan Martonah, 2004).

Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam


memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan
kesejahteraan sesuai dengan kondisi kesehatannya (Depkes,2000).

Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk memelihara


kesehatan mereka. Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk
kenyamanan individum keamanan, dan kesehatan. Praktek hygiene sama dengan
meningkatkan kesehatan (Potter dan Perry, 2012). Seseorang yang sakit, biasanya
dikarenakan masalah kebersihan yang kurang diperhatikan. Hal ini terjadi karena
kita menganggap masalah kebersihan adalah masalah yang biasa saja, padahal jika
hal tersebut dibiarkan terus dapat mempengaruhi kesehatan secara umum. Karena
itu hendaknya setiap orang selalu berusaha supaya personal hygiennya dipelihara
dan ditingkatkan.

Hygiene adalah ilmu kesehatan. Cara perawatan diri manusia untuk


memelihara kesehatan mereka disebut hygiene perorangan. Cara perawatan diri
menjadi rumit karena kondisi fisik atau keadaan emosional seseorang.
Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,
keamanan, dan kesehatan. Seperti pada orang sehat mampu memenuhi kebutuhan
34

kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik memerlukan bantuan
perawatan untuk melakukan praktik kesehatan yang rutin (Potter dan Perry, 2012).

2. Macam-Macam Personal Hygiene

Menurut Potter dan Perry (2012), bahwa macam-macam personal hygiene adalah
sebagai berikut :

1. Perawatan kulit
Kulit merupakan organ aktif yang berfungsi pelindung sekresi,
ekskresi, pengatur temperature, dan sensasi. Kulit memiliki tiga lapisan
utama : Epidermis, dermis, dan subkutan. Epidermis disusun beberapa
lapisan tipis dari sel yang mengalami tahapan berbeda dari maturasi.
Selama remaja pertumbuhan dan maturasi integument meningkat. Pada
wanita sekresi estrogen menyebabkan kulit menjadi lebih halus, lembut,
dan tebal dengan peningkatan vaskularitas. Kelenjar sebasea menjadi lebih
aktif, yang mempengaruhi remaja untuk berjerawat. Kelenjar keringat
ekrin dan apokrin berfungsi selama pubertas. Remaja biasanya mulai
mengunakan antiperspirant. Frekuensi mandi dan bershampo yang lebih
sering untuk mengurangi bau badan.
2. Perawatan kaki dan kuku
Kaki dan kuku seingkali memerlukan perhatian khusus untuk
mencegah infeksi, bau, dan cedera pada jaringan. Perawatan dapat
digabungkan selama mandi atau pada waktu yang terpisah. Seringkali
orang tidak sadar akan masalah kaki dan kuku sampai terjadi nyeri atau
ketidaknyamanan. Masalah dihasilkan karena perawatan yang salah atau
kurang terhadap kaki dan tangan seperti menggigit kuku atau pemotongan
yang tidak tepat, pemaparan dengan zat-zat kimia yang tajam dan
35

pemakaian sepatu yang tidak pas. Memotong kuku merupakan cara untuk
memelihara kuku dan kaki.
3. Perawatan mulut
Hygiene mulut membantu mempertahankan status kesehatan
mulut, gigi, gusi dan bibir. Menggosok membersihkan gigi dari partikel-
partikel makanan, plak, bakteri, memasase gusi dan mengurangi
ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa yang tidak nyaman.
Flossing membantu lebih lanjut dalam mengangkat plak dan tartar di
antara gigi untuk mengurangi inflamasi gusi dan infeksi.
Hygiene mulut yang lengkap memberikan rasa sehat dan selanjutnya
menstimulasi nafsu makan.
4. Perawatan rambut
Penampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari
cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. Penyakit atau
ketidakmampuan mencegah untuk memelihara perawatan rambut sehari-
hari. Rambut akan terlihat kusut dan tidak sehat untuk itu memotong
rambut, menyikat, menyisir, dan bershampo adalah cara untuk perawatan
rambut.
5. Perawatan mata
Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk
mata karena secara terus-menerus dibersihkan air mata dan kelopak mata
dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing. Seseorang hanya
memerlukan untuk memindahkan sekresi kering yang terkumpul pada
kantus sebelah dalam atau bulu mata.
6. Perawatan telinga
Hygiene telinga mempunyai implikasi untuk ketajaman
pendengaran bila substansi lilin atau benda asing berkumpul pada kanal
telingan luar yang mengganggu konduksi suara. Hygiene telinga dengan
cara membersihkan telinga secara teratur dan jangan mengorek-ngorek
telinga dengan benda tajam.
7. Perawatan hidung
36

Hidung memberikan indera penciuman tetapi juga memantau


temperature dan kelembaban udara yang dihirup serta mencegah
masuknya partikel asing ke dalam sistem pernafasan. Akumulasi sekresi
yang mengeras di dalam nares dapat merusak sensasi olfaktori dan
pernafasan. Secara tipikal perawatan hygiene hidung adalah sederhana
dengan membersihkan hidung secara tetatur.
8. Perawatan perineum
Tujuan dari perawtan perineum adalah untuk mencegah dan
mengontrol infeksi, mencegah kerusakan kulit, meningkatkan
kenyamanan, serta mempertahankan kebersihan diri.
Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk menyehatkan
daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu yang dalam
masa antara kelahiran plasenta sampai dengan kembalinya organ genetic
seperti pada waktu sebelum hamil (Alin,2011).

3. Tujuan Personal Hygiene

Tujuan dari personal hygiene adalah untuk memelihara kebersihan diri,


menciptakan keindahan, serta meningkatkan derajat kesehatan individu sehingga
dapat mencegah timbulnya penyakit pada diri sendiri maupun orang lain (Tarwoto
dan Wartonah, 2004).

4. Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Menurut Potter dan Perry (2012), factor-faktor yang dapat mempengaruhi


seseorang untuk melakukan personal hygiene yaitu :

1. Citra tubuh
Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya
hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif
seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering
berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene. Citra
tubuh dapat berubah akibat adanya pembedahan atau penyakit fisik maka
harus membuat suatu ekstra untuk meningkatkan hygiene.
2. Praktik social
37

Kelompok social wadah-wadah seorang klien berhubungan dapat


mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kana, anak-
anak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan
keluarga, jumlah orang di rumah, ketersediaan air panas dan atau air
mengalir hanya merupakan beberapa factor yang mempengaruhi
perawatan kebersihan.

3. Status sosio ekonomi


Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkat
praktik kebersihan yang dilakukan. Apakah dapat menyediakan bahan-
bahan yang penting seperti deodorant, shampoo, pasta gigi, dan kosmetik
(alat-alat yang membantu dalam memelihara hygiene dalam lingkungan
rumah).
4. Pengetahuan
Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi
kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan
itu sendiri tidak cukup, harus termotivasi untuk memelihara perawatan
diri.
5. Variabel kebudayaan
Kepercayaan kebudayaan pasien dan nilai pribadi mempengaruhi
perawatan hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berdeda mengikuti
praktek keperawatan diri yang berbeda.
6. Pilhan pribadi
Kebebasan individu untuk memilih waktu untuk perawatan diri,
memilih produk yang ingin digunakan, dan memilih bagaimana cara
melakukan hygiene.

Sedangkan menurut Tarwoto dan Wartonah (2004) mnjelaskan factor yang


mempengaruhi personal hygiene adalah sebagai berikut :

1. Body image
38

Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi


kebersihan diri misalnya karena adanya perubahan fisik, sehingga individu
tidak peduli terhadap kebersihannya.
2. Praktik social
Pada anak-anak yang selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi perubahan pola personal hygiene.
3. Status social-ekonomi
Personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta
gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan uang untuk
menyediakannya.
4. Pengetahuan
Pengetahuan personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan.
5. Budaya
Disebagian masyarakat jika individu sakit maka tidak boleh dimandikan
6. Kebiasaan seseorang
Ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti pengunaan sabun, shampoo dan lain-lain.
7. Kondisi fisik
Pada keadaan tertentu kemampuan untuk merawat diri berkurang
dan perlu bantuan untuk melakukannya.

5. Dampak Yang Sering Timbul Pada Masalah Personal Hygiene

Tarwoto dan Wartonah (2004) menjelaskan bahwa dampak yang sering


timbul pada masalah personal hygiene ada dua dampak yaitu :

1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak
terpelihara kebersihan perorangan dengan baik, gangguan fisik yang sering
terjadi : gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut,
infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
39

Masalah social yang berhubungan dengan personal hygiene adalah


gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi social.

E. STRATEGI PELAKSANAAN TEKNIK MANDI (KEBERSIHAN


DIRI)
Kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa
terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk
melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri
tampak dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri, makan secara
mandiri, berhias diri secara mandiri, dan toileting (BAB/BAK) secara
mandiri.
Untuk mengetahui apakah pasien mengalami masalah kurang perawatan
diri maka tanda dan gejala dapat diperoleh melalui observasi pada pasien
yaitu :
 Gangguan kebersihan diri, ditandai dengan rambut acak-acakan,
pakaian kotor dan tidak rapi, pakaian tidak sesuai, pada pasien laki-
laki tidak bercukur, pada pasien wanita tidak berdandan.
A. Proses Keperawatan
1. Tindakan keperawatan untuk klien
a. Tujuan :
Klien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
b. Tindakan Keperawatan
Melatih klien cara-cara perawatan kebersihan diri
40

Untuk melatih klien dalam menjaga kebersihan diri, dapat


dilakukan tahapan tindakan yang meliputi :
1. Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri
2. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri
3. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
4. Melatih klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri
2. Diagnosa Keperawatan
Defisit perawatan diri : mandi

B. Strategi Komunikasi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan


1. Orientasi
a. Salam terapeutik
“Selamat pagi, perkenalkan saya Mahasiwa Akper Dharma Husada
Kediri yang akan praktek di sini selama kurang lebih 3 hari ”.
“Siapa nama anda dan senang dipanggil apa ?”
b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan anda hari ini, apa keluhan anda saat ini ?”

c. Validasi
“Berapa kali anda mandi dalam sehari ?”
d. Topik
“Dari tadi, suster lihat anda menggaruk-garuk badan, gatal ya ?”
“bagaimana kalau kita bicara tentang kebersihan diri ?”
e. Waktu
“Berapa lama kita berbicara ?”
f. Tempat
“Mau dimana...?”
2. Kerja
“Berapa kali anda mandi dalam sehari ?”
41

“Apakah anda sudah mandi hari ini ?”


“Menurut anda apa kegunaannya mandi ?”
“Apa alasan anda sehingga tidak bisa merawat diri ?”
“Menurut anda apa manfaat kalau kita menjaga kebersihan diri ?”
“Kira-kira tanda-tanda orang yang tidak merawat diri dengan baik
seperti apa ? Badan gatal, mulut bau, apa lagi . . . ? Kalau kita tidak
teratur menjaga kebersihan diri masalah apa menurut anda yang bisa
muncul ? Betul ada kadas, kutu . . . dan lain-lain”
“Menurut anda kalau mandi kita harus bagaiman ? Sebelum mandi apa
yang perlu kita persiapkan ? Benar sekali, anda perlu menyiapkan
pakaian ganti, handuk, sikat gigi, sampo, sabun dan sisir.”
“Bagaimana kalau sekarang kita ke kamar mandi, suster akan
membimbing anda melakukannya. Sekarang, buka pakaian, dan siram
seluruh tubuh anda termasuk rambut lalu ambil sampo gosokkan pada
kepala ada sampai berbusa lalu bilas sampai bersih. Bagus sekali!
Selanjutnya ambil sabun, gosokkan ke seluruh tubuh secara merata lalu
siram dengan air bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol, giginya
disikat mulai dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi anda mulai
dari depan sampai belakang. Bagus, lalu kumur-kumur sampai bersih.
Terakhir siram lagi seluruh tubuh anda sampai bersih lalu keringkan
dengan handuk. Anda bagus sekali melakukannya. Selanjutnya, anda
pakai baju dan sisir rambutnya dengan baik.”

3. Terminasi
“Bagaimana perasaan anda setellah mandi dan mengganti pakaian ?
Coba anda sebutkan lagi apa saja cara-cara mandi yang baik yang
sudah anda lakukan ?”
“Bagaimana perasaan anda setelah kita mendiskusikan tentang
pentingnya kebersihan diri tadi ? Sekarang coba ulangi tanda-tanda
bersih dan rapi ?”
42

SOP MANDI
No Prosedur
A. Pengkajian
1. Cek perencanaan keperawatan pasien
2. Kaji kebutuhan pasien akan perawatan diri : mandi

B. Perencanaan
Persiapan alat :
a. Handuk mandi
b. Satu set perlengkapan mandi pada tempatnya (sabun, pasta gigi,
sikat gigi, shampo)
c. Baju bersih
Persiapan pasien :
1. Beri penjelasan dan pemahaman mengenai tindakan atau prosedur dan
tujuan
Persiapan lingkungan :
1. Atur temperatur ruangan dan fentilasi serta tutup pintu ruangan maupun
jendela

C. Penatalaksanaan :
1. Langkah 1 : intruksikan dan bantu pasien untuk membasahi atau
menyiram tubuhnya mulai dari kepala sampai kaki dengan air bersih
2. Langkah 2 : bantu klien untuk menuangkan shampo ke tangan klien dan
mengaplikasikannya ke seluruh rambut hingga berbusa lalu bilas rambut
hingga bersih dengan air
43

3. Langkah 3 : intruksikan dan bantu klien menuangkan pasta gigi ke sikat


gigi secukupnya lalu menggosok ke seluruh bagian giginya selama
beberapa detik dengan gerakan melingkar diakhir dengan berkumur mulut
4. Langkah 4 : intruksikan dan bantu klien untukmenggunakan sabun mandi
dan mengaplikasikannya ke seluruh tubuh mulai dari kedua tangan, badan
sampai kedua kaki dan juga wajah kemudian membelisnya dengan air
bersih sampai bersih
5. Langkah 5 : intruksikan dan bantu klien untuk mengambil handuk dan
mengeringkan tubuhnya serta mengenakan pakaian bersih yang sudah
disiapkan

D. Evaluasi
a. Proses

1. Mengevaluasi proses yang telah dilakukan :


1. Mandi
2. Gosok gigi
3. Keramas
4. Ganti pakaian
5. Gunting kuku
2. Evaluasi sberapa besar kemampuan klien dalam mempraktekkan cara
memlihara kebersihan diri : mandi
3 Catat tingkat bantuan yang dibutuhkan klien

b. Hasil
1. Mengevaluasi hasil dari tindakan :
1. Pasien terlihat bersih
2. Pasien terlihat rapi
3. Pasien berbau harum

E. Sikap
1. Hati-hati dan teliti
2. Sopan dan menghargai klien
3. Beri pujian setelah klien selesai melaksanakan perawatan diri : mandi
(Keliat, 2006)
44

BAB III

METODOLOGI

A. JENIS PENDEKATAN
Dalam pengambilan kasus ini, pendekatan yang digunakan adalah
studi kasus. Studi kasus adalah suatu studi yang digunakan dengan cara
pendekatan suatu permasalahan pada pasien dengan masalah defisit
perawatan diri mandi pada pasien jiwa. Melalui suatu kasus yang terdiri
dari unit tunggal. Unit tunggal disini berarti satu orang. Unit yang menjadi
masalah tersebut secara mendalam dianalisa baik dari segi yang
berhubungan dengan kasus, dan reaksi dari kasus maupun tindakan dan
reaksi terhadap suatu perilaku atau pemaparan tertentu. Meskipun dalam
kasus tersebut hanya berbentuk unit tunggal, namun dianalisis secara
intensif tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan
sesuai unit sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat (Setiadi,
2007:131). Dalam studi kasus ini adalah pada “pasien gangguan jiwa
dengan masalah defisit perawatan diri”.

B. TEMPAT DAN WAKTU PENGAMBILAN


Pengambilan data dilakukan di pada tanggal 13-24 Mei 2019 di UPT
Rehabilitasi Sosial Bina Laras Kras Kediri

C. SUBJEK PENELITIAN
Subjek pengambilan kasus adalah subjek yang di tuju untuk
diambil oleh pengambil kasus atau subjek yang menjadi pusat perhatian
atau sasaran pengambilan kasus (Arikunto, 2006). Subjek penelitian yang
digunakan adalah 2 pasien dengan masalah keperawatan defisit perawatan
diri : mandi dengan kriteria klien tidak mampu membasuh tubuh, tidak
45

mampu mengakses kamar mandi, tidak mampu mengambil perlengkapan


mandi, tidak mampu mengatur air mandi, tidak mampu mengeringkan
tubuh dan tidak mampu menjangkau sumber air.
D. JENIS DATA
1. Data Primer
a. Data subjektif adalah data yang didapatkan dari suatu pendapat
terhadap situasi dan kejadian tetapi melalui suatu interaksi atau
komunikasi. (Nursalam, 2008:30)
b. Data objektif adalah data yang didapat diobservasi dan diukur oleh
perawat, data ini diperoleh melalui kepekaan perawat selama
melakukan pemeriksaan fisik melalui 2S (Sight, Smell) dan HT
(Hearing, Touch/Taste). (Nursalam, 2008:30)
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari dokumen rekam medik di rumah sakit atau
instansi terkait.

E. TEKNIK PENGAMBILAN DATA


Teknik pengambilan data yang digunakanyaitu dengan cara wawancara,
observasi langsung dan studi dokumen rekam medik
1. Wawancara
Metode yang dipergunakan untuk mengumpulkan data dengan tanya
jawab secara lisan dengan responden.
2. Pengamatan (observasi)
a. Pengamatan Terlibat (observasi partisipasif)
Pengamat benar-benar mengambil bagian dari kegiatan-kegiatan
yang dilakukan dengan kata lain pengamat ikut aktif berpartisipasi
pada aktivitas yang telah diselidiki.
b. Pengamat Sistematis
Pengamat yang mempunyai kerangka atau struktur yang jelas. Dan
pada umumnya observasi sistematika ini didahului suatu observasi
pendahuluan yakni dengan observasi partisipasif.
c. Observasi Eksperimen
46

Dalam observasi ini dimasukkan dalam kondisi dan situasi tertentu.


(Setiadi, 2007:169-170)
Pada penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara dan pengamatan pada klien gangguan jiwa dengan
masalah defisit perawatan diri.

F. ANALISA DATA
1. Instrumen Pengambilan Kasus
Instrumen pengambilan kasus adalah alat atau fasilitas yang
digunakan pengambil kasus dalam pengumpulan data pengambilan
kasus (Arikunto, 2006). Dalam pengambilan kasus ini instrumen yang
digunakan adalah format asuhan keperawatan jiwa. Format yang
dimaksud terdiri dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi,
dan evaluasi.
2. Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data didahului dengan prosedur birokrasi atau
surat perjanjian dari Direktur Akademi Dharma Husada Kediri yang
ditujukan kepada atau lahan penelitian yang kemudian ditembuskan ke
Kepala bidang Keperawatan. Selanjutnya surat perjanjian diteruskan
ke Instalasi Rehabilitasi yang kemudian ditanggapi oleh istalasi yang
bersangkutan dengan menghubungi kepala ruangan yang dituju
sebagai lahan penelitian agar memberi perijinan untuk pengambilan
data serta melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan penelitian.
3. Cara pengumpulan data dimulai dari pengambilan kasus.
Mencari klien yang sesui dengan kasus atau judul pengambilan
khususnya. Setelah yang sesuai ditemukan, pengambilan kasus
melakukan tindakan preorientasi atau memperkenalkan diri serta
menjelaskan maksud dan tujuan kepada klien kemudian lebih lanjut
penelitian melakukan inform consent berkaitan dengan meminta
kesediaan klien untuk dijadikan subjek pengambilan kasus serta
sukarela tanpa keterpaksaan.
47

Setelah klien menyatakan ketersediaannya untuk menjadi subjek


pengambilan kasus maka pengambilan kasus harus meminta bukti
ketersediaan klien secara tertulis, dengan menandatangani surat
persetujuan menjadi subjek pengambilan kasus. Setelah persetujuan
didapatkan, pengambilan kasus mulai melakukan pengkajian pada
klien kemudian merumuskan diagnosa keperawatan, menyusun
rencana, melakukan tindakan sesuai rencana dan mengevaluasi hasil
dari tindakan keperawatan.
4. Analisa Data
Analisa data dilakukan secara dikriptif menggunakan prinsip-
prinsip manajemen asuhan keperawatan Menurut Muttaqin 2008.
Sebagaimana seorang perawat memiliki banyak peran dalam
perawatan klien salah satunya adalah peran memberikan pendidikan
kesehatan pada klien, terutama mengajarkan klien untuk menjaga
kebersihan diri

G. ETIKA PENELITIAN
Dicantumkan etika yang mendasari suatu penelitian, terdiri dari “
1. Informed Consent (persetujuan menjadi responden)
Lembar persetujuan diberikan kepada subjek yang akan diteliti.
Penelitian menjelaskan maksud riset yang akan dilakukan serta
dampak yang akan terjadi dan sesudah pengumpulan data.
2. Anominity (tanpa nama)
Untuk maenjaga kerahaiaan identitas subjek, peneliti tidak aka
mencantumkan nama subjek pada lembar pengumpulan data yang diisi
oleh subjek. Lembar tersebut hanya diberikan kode tertentu.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan responden yang diteliti dijamin oleh peneliti hanya
kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan
sebagai hasil riset. (Nursalam, 2008:114-115)
48

H. PROSEDUR PENGAMBILAN KASUS


Prosedur dalam penelitian ini diantaranya, yaitu :
1. Menetukan masalah
2. Membuat surat rekomendasi untuk diberikan ke bidang pendidikan
3. Studi pendahuluan
4. Menyusun proposal
5. Uji proposal
6. Penelitian
49

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S.(2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT

Rineka Cipta

Damayanti,M & Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: Rafika

Aditama

Keliat, B.A. (2006). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC

Nursalam, 2008. Pendidikan dalam Keperawatan. PT. Salemba Medika. Jakarta

Potter,P. A, Perry, A. G. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses,

dan Praktik. Edisi 4 Volume 2. Ahli Bahasa : Yasmin Asih, dkk. Jakarta :
EGC. 2005

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Tarwoto dan Wartonah, (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses

Keperawatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika

Wahyuningsih, Heni Puji dkk. 2009. Dasar-dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Yogyakarta: Fitramaya

Yosep, Iyus, S.Kp,M.Si. (2009). Keperawatan Jiwa, edisi revisi, Bandung: PT.

Refika Aditama.

Depkes, R. (2000).Keperawatan Jiwa: Teori dan Tindakan Keperawatan Jiwa.

Jakarta. Depkes RI
50

Fitria. N. (2009). Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuuan


dan

Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Abdul. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa: Yogyakarta

Nuning. 2009. Carring & Comunicatting. EGC: Jakarta

Riskesdas,. 2013. Riset Kesehatan Dasar Gangguan Jiwa. Dalam


hhtp//www.google. di akses tanggal 21 Oktober 2018; 18.20 WIT

WHO. 2013. Perilaku Kekerasan Dan Defisit Perawatan Diri. Dalam


http://perilaku-kekerasan.htm. Diakses tanggal 21 Oktober 2018; 19.00
WIT
51

Lampiran 1

JADWAL PENYUSUNAN KTI

NO KEGIATAN WAKTU
1 Penyusunan proposal 19-23 Nop 2018
2 Verifikasi 26-30 Nop 2018
3 Pengambilan Kasus 13-24 Mei 2019
4 Proses Bimbingan Penyusunan Laporan Studi 27 - 31 Mei 2019
Kasus
5 Uji Sidang KTI 11-18 Juni 2019
6 Revisi Hasil Uji Sidang 19 Juni 2019
7 Pengumpulan KTI siap Jilid 20 Juni 2019
52

Lampiran 2

PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA

Tanggal MRS : ………………..


Tangga lDirawat di Ruangan : ………………..
Tanggal Pengkajian : ……………........
Ruang Rawat : …………………

IDENTITAS KLIEN
Nama : …………………….. (L/P)
Umur : …………….. ………
Alamat : ………………………
Pendidikan : .....................................
Agama : ....................................
Status : ....................................
Pekerjaan : ………………………
Jenis Kel. : ………………………
No CM : ………………………

ALASAN MASUK
Data Primer
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Data Sekunder
.........................................................................................................................................
.........................................................................................................................................
Keluhan Utama saat Pengkajian
.........................................................................................................................................
53

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (FAKTOR PRESIPITASI)


...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU (FAKTOR PREDISPOSISI)


Pernahmengalamigangguanjiwa di masalalu?
Ya
Tidak
JikaYa,Jelaskan kapan, tanda gejala/keluhan :
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Faktor Penyebab/Pendukung :
Riwayat Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik ………… ………… ………… …………
Aniaya seksual ………… ………… ………… …………
Penolakan ………… ………… ………… …………
Kekerasan dalam keluarga ………… ………… ………… …………

Tindakan kriminal ………… ………… …………


…………

Jelaskan:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Diagnosa Keperawatan :
Pernah melakukan upaya / percobaan / bunuhdiri
Jelaskan:
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
................................................................................................................................................
54

......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Diagnosa Keperawatan :

Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan (peristiwa kegagalan,


kematian, perpisahan )
Jika ada jelaskan :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan :
Pernah mengalam ipenyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh
kembang)
Ya
Tidak
JikayaJelaskan
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan :
Riwayat Penggunaan NAPZA
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan :
Upaya yang telah dilakukanterkaitkondisi di atas dan hasilnya :
Jelaskan:
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
Diagnosa Keperawatan :
Riwayat Penyakit Keluarga
Anggota keluarga yang gangguanjiwa ?
Ada
Tidak
Jika ada:
55

Hubungan keluarga:
...........................................................................................................................................

Gejala:
...........................................................................................................................................
Riwayat pengobatan:
...........................................................................................................................................
Diagnosa Keperawatan:

PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)


Genogram:

Jelaskan:
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Diagnosa Keperawatan :
KonsepDiri
Citra tubuh:
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Identitas:
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

Peran:
56

......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Ideal diri:
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Harga diri:
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Diagnosa Keperawatan :

Hubungan Sosial
Orang yang berarti/terdekat
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan sosial


....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Diagnosa Keperawatan :

Spiritual
Nila idan keyakinan
57

....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Kegiatan ibadah
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan:

PEMERIKSAAAN FISIK
Keadaanumum
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Kesadaran (Kuantitas)
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Tanda vital:
TD : ……. mm/Hg
N :…….. x/menit
S : …….. CO
P : …….. x/menit
Ukur:
BB : ……. Kg
TB : ……. Cm
Keluhanfisik:
Jelaskan :
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan :
STATUS MENTAL
Penampilan (Penanpilan usia, cara perpakaian, kebersihan)
58

Jelaskan:
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan:
Pembicaraan (Frekuensi, Volume, Jumlah, Karakter) :
Jelaskan:
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan:
Aktifitasmotorik/Psikomotor
Kelambatan :
Hipokinesia,hipoaktifitas
Katalepsi
Sub stupor katatonik
Fleksibilitasserea
Jelaskan:
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

Peningkatan :
Hiperkinesia,hiperaktifitas Grimace
Stereotipi Otomatisma
GaduhGelisahKatatonik Negativisme
Reaksikonversi
Mannarism
Tremor
Katapleksi
Verbigerasi
Tik
Berjalankaku/rigid
Ekhopraxia
Kompulsif :sebutkan …………
Command automatism
59

Jelaskan:
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan:
Mood dan Afek
Mood
Depresi Khawatir
Ketakutan Anhedonia
Euforia Kesepian
Lain lain
Jelaskan
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Afek
Sesuai Tidaksesuai
Tumpul/dangkal/datar Labil
Jelaskan:
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
Diagnosa Keperawatan
InteraksiSelamaWawancara
Bermusuhan Kontak mata kurang
Tidak kooperatif Defensif
Mudah tersinggung Curiga
Jelaskan:
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan
60

Persepsi Sensorik
Halusinasi
Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penciuman
Ilusi
Ada
Tidakada
Jelaskan:
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan
Proses Pikir
ArusPikir:
Koheren Inkoheren
Sirkumtansial Asosiasilonggar
tangensial Flight of Idea
Blocking Perseverasi
Logorhoe Neologisme
Clang Association Main kata kata
Afasia Lain lain…
Jelaskan:
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Isi Pikir
Obsesif Fobia,sebutkan…………..
Ekstasi Waham:
Fantasi Agama
61

Alienasi Somatik/hipokondria
Pikiran bunuhdiri Kebesaran
Preokupasi Kejar / curiga
Pikiran isolasi sosial Nihilistik
Ide yang terkait Dosa
Pikiran Rendah diri Sisippikir
Pesimisme Siar piker
Pikiran magis Kontrolpikir
Pikiran curiga Lain lain :
Jelaskan:
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Bentuk pikir :
Realistik
Non realistik
Dereistik
Otistik
Jelaskan:
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Diagnosa Keperawatan:

Kesadaran
Orientasi (waktu, tempat, orang)
Jelaskan:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

Meninggi
62

Menurun:
Kesadaran berubah
Hipnosa
Confusion
Sedasi
Stupor
Jelaskan:
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan:
Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
Gangguan daya ingat jangka menengah ( 24 jam - ≤ 1 bulan)
Gangguan daya ingat pendek (kurun waktu 10 detik sampai 15 menit)
Jelaskan:
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Diagnosa Keperawatan:
Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Konsentrasi
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Jelaskan:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Berhitung
Jelaskan:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan:

KemampuanPenilaian
63

Gangguanringan
Gangguanbermakna
Jelaskan :
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan:
DayaTilikDiri
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan:
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Diagnosa Keperawatan:

KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


Kemampuan klien memenuhi kebutuhan
Perawatan kesehatan,
transportasi,
tempat tinggal.
Keuangan dan kebutuhan lainnya.
Jelaskan:
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
KegiatanHidupSeharihari
Perawatandiri
Mandi
Jelaskan :
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................

Berpakaian, berhiasdanberdandan
Jelaskan :
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
Makan
64

Jelaskan :
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
Toileting (BAK, BAB)
Jelaskan :
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan:

Nutrisi
Berapa frekwensi makan dan frekwensi kudapan dalam sehari.
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Bagaimananafsumakannya
............................................................................................................................
............................................................................................................................
Bagaimanaberatbadannya.
............................................................................................................................
............................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan:
Tidur
Istirahatdantidur
Tidursiang, lama : ____________ s/d _____________
Tidurmalam, lama : _____________ s/d _____________
Aktifitassebelum/sesudahtidur : __________ , _________
Jelaskan
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................

Gangguantidur
Insomnia
Hipersomnia
Parasomnia
Lain lain
Jelaskan
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan:
65

Kemampuan lain lain


Mengantisipasikebutuhanhidup
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Membuatkeputusanberdasarkankeinginannya,
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
Mengaturpenggunaanobatdanmelakukanpemeriksaankesehatannyasendiri
.
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan:

Sistem Pendukung Ya Tidak


Keluarga
Terapis
Teman sejawat
Kelompok sosial
Jelaskan :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan:

MEKANISME KOPING
Jelaskan :
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
...............................................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan:

MASALAH PSIKOSOSIALDAN LINGKUNGAN


Masalahdengandukungankelompok, spesifiknya
Jelaskan :
66

...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Masalahberhubungandenganlingkungan, spesifiknya
Jelaskan :
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Masalahdenganpendidikan, spesifiknya
Jelaskan :
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Masalahdenganpekerjaan, spesifiknya
Jelaskan :
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

Masalahdenganperumahan, spesifiknya
Jelaskan :
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Masalahdenganekonomi, spesifiknya
Jelaskan :
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

Masalahdenganpelayanankesehatan, spesifiknya
Jelaskan :
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
67

...........................................................................................................................................
Masalahlainnya, spesifiknya
Jelaskan :
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan:

ASPEK PENGETAHUAN
Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang
kurang tentang suatu hal?
Bagaimana pengetahuan klien/ keluarga saat ini tentang penyakit/gangguan
jiwa, perawatan dan penatalaksanaanya faktor yang memperberat masalah
(presipitasi), obat-obatan atau lainnya. Apakah perlu diberikan tambahan
pengetahuan yang berkaitan dengan spesifik nyamasalah tsb.
Penyakit/gangguanjiwa Penatalaksanaan
Sistempendukung Lain-lain, jelaskan
Faktorpresipitasi
Jelaskan :
.................................................................................................................................................
.................................................................................................................................................
DiagnosaKeperawatan:

ASPEK MEDIS
Diagnosis Medis :
..........................................................................................................................................

Diagnosa Multi Axis


Axis I : .........................................................................................................................
Axis II :..........................................................................................................................
Axis III :..........................................................................................................................
Axis IV :.........................................................................................................................
Axis V :..........................................................................................................................

Terapi Medis
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
68

ANALISA DATA
DIAGNOSA
NO DATA
KEPERAWATAN
1. DS:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
DO:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

2. DS:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
DO:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

3. DS:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
DO:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

4. DS:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
DO:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................

dst DS:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
DO:
...................................................................................................................................
...................................................................................................................................
69

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
………………………………………
dst

POHON MASALAH

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


……………………………………………….
………………………………………………
………………………………………………
.………………………………………………

Lawang, ……………………….
Mahasiswa yang mengkaji

____________________
NIM................................
70

TINDAKAN KEPERAWATAN JIWA


Nama :
Ruang :
No CM :
Unit :
No TindakanKeperawatan Evaluasi
71

Lampiran 3

FORMAT PENILAIAN EVALUASI KASUS 1

Nama :

Tanda gejala dan kemampuan klien menerapkan tindakan keperawatan


a. Evaluasi tanda dan gejala

Tanggal

No Tanda dan Gejala

1 Bau badan
2 Pakaian kotor
3 Rambut kotor
4 Kulit kotor
5 Kuku panjang dan
kotor
6 Gigi kotor
7 Bau mulut
8 Penampilan tidak rapi
9 Malas
10 Tidak ada inisiatif
11 Menarik diri
12 Merasa tak berdaya
13 Interaksi kurang
14 Kegiatan kurang
15 Merasa hina
16 Merasa rendah diri
17 Mengisolasi diri
∑ Tanda dan Gejala
72

b. Evaluasi kemampuan Klien

Tanggal
No Kemampuan Klien

1 Klien dapat menunjukkan tanda-


tanda percaya kepada perawat

2 Klien dapat menyebutkan


penyebab tidak merawat diri

3 Klien dapat menyebutkan


manfaat perawatan diri

4 Klien dapat menyebutkan tanda-


tanda bersih

5 Klien dapat menyebutkan


gangguan jika perawatan tidak
diperhatikan

6 Klien dapat menyebutkan


frekwensi menjaga perawatan
diri

7 Klien dapat menyebutkan ala-


alat untuk perawatan diri

8 Klien dapat mempraktekkan


perawatan diri dengan di bantu
perawat

9 Klien dapat mempraktekkan


perawatan diri sendiri secara
mandiri
73

∑ Kemampuan

FORMAT PENILAIAN EVALUASI KASUS 2

Nama :

Tanda gejala dan kemampuan klien menerapkan tindakan keperawatan


a. Evaluasi tanda dan gejala

Tanggal

b. No Tanda dan Gejala

1 Bau badan
2 Pakaian kotor
3 Rambut kotor
4 Kulit kotor
5 Kuku panjang dan
kotor
6 Gigi kotor
7 Bau mulut
8 Penampilan tidak rapi
9 Malas
10 Tidak ada inisiatif
11 Menarik diri
12 Merasa tak berdaya
13 Interaksi kurang
14 Kegiatan kurang
74

15 Merasa hina
16 Merasa rendah diri
17 Mengisolasi diri
∑ Tanda dan Gejala

c. Evaluasi kemampuan Klien

Tanggal
No Kemampuan Klien

1 Klien dapat menunjukkan


tanda-tanda percaya kepada
perawat

2 Klien dapat menyebutkan


penyebab tidak merawat diri

3 Klien dapat menyebutkan


manfaat perawatan diri

4 Klien dapat menyebutkan


tanda-tanda bersih

5 Klien dapat menyebutkan


gangguan jika perawatan
tidak diperhatikan

6 Klien dapat menyebutkan


frekwensi menjaga
perawatan diri
75

7 Klien dapat menyebutkan


alat-alat untuk perawatan diri

7 Klien dapat mempraktekkan


perawatan diri dengan di
bantu perawat

8 Klien dapat mempraktekkan


perawatan diri sendiri secara
mandiri

∑ Kemampuan
76

Lampiran 4
JADWAL KEGIATAN HARIAN KASUS 1
NAMA :
RUANG :
TANGGAL

NO WAKTU KEGIATAN

1. 05.00-06.00

2. 06.00-07.00

3. 07.00-08.00

4. 08.00-09.00

5. 09.00-10.00

6. 10.00-11.00

7. 11.00-12.00

8. 12.00-13.00

9. 13.00-14.00

10. 14.00-15.00

11. 15.00-16.00

KETERANGAN :
1. Tuliskan tanggal pada kolom dibawah kata tanggal
2. Tuliskan kegiatan dibawah kolom kegiatan
3. Berilah kode pada kolom di bawah tanggal :
a. M : Mandiri
b. B : Bantuan
c. T : Tergantung

JADWAL KEGIATAN HARIAN KASUS 2


NAMA :
RUANG :
77

TANGGAL

NO WAKTU KEGIATAN

1. 05.00-06.00

2. 06.00-07.00

3. 07.00-08.00

4. 08.00-09.00

5. 09.00-10.00

6. 10.00-11.00

7. 11.00-12.00

8. 12.00-13.00

9. 13.00-14.00

10. 14.00-15.00

11. 15.00-16.00

KETERANGAN :
1. Tuliskan tanggal pada kolom dibawah kata tanggal
2. Tuliskan kegiatan dibawah kolom kegiatan
3. Berilah kode pada kolom di bawah tanggal :
a. M : Mandiri
b. B : Bantuan
c. T : Tergantung

Anda mungkin juga menyukai