Anda di halaman 1dari 7

RESUME RUANG ICCU

Nama : NOVIYANTI
NIM : 41191095000046

A. Definisi Ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU)


ICCU adalah unit perawatan intensif dengan spesifikasi khusus untuk merawat
pasien dengan masalah jantung atau kondisi cardinal berkelanjutan yang membutuhkan
pengawasan yang intensif (Dharmatanna, 2016). Perkembangan terapi yang canggih
selama lima dekade terakhir, membuat unit yang semula disebut unit perawatan koroner
ini menjadi mampu untuk memberikan perawatan kritis yang kompleks untuk pasien
jantung, dan seringkali juga perawatan paliatif sehingga unit ini sekarang tepat apabila
disebut sebagai Intensif Cardiac Care Unit (ICCU).
B. Ruang Lingkup Pelayanan ICCU
Dalam pedoman penyelenggaraan ICCU menyebutkan bahwa ruang lingkup
pelayanan ICCU meliputi pasien-pasien yang membutuhkan perawatan, pengobatan,
pengawasan dan penanganan khusus sebagai akibat dari gangguan organ jantung dan
pembuluh darah
C. Karakateristik Pasien ICCU
Karakeristik pasien yang membutuhkan perawatan di ICCU adalah sebagai berikut :
1) Pasien yang membutuhkan intervensi medis secepatnya oleh tim Intensive
Cardiac Care
2) Pasien yang membutuhkan pengelolaan fungsi sistem organ tubuh terutama
sistem kardiovaskular secara terkoordinasi dan berkelanjutan sehingga dapat
dilakukan pengawasan
3) Pasien sakit kritis yang membutuhkan pemantauan secara kontinyu dan intervensi
secepatnya untuk mencegah timbulnya dekompensasi fisiologis
D. Indikasi Masuk dan Keluar ICCU
1) Kriteria masuk
a Pasien prioritas 1 (satu)
Pasien dengan penyakit atau gangguan akut pada organ vital yang
memerlukan terapi intensif dan agresif seperti gagal nafas akut, gangguan atau
gagal sirkulasi akibat gangguan kardiovaskular, misalnya pasien pasca operasi
jantung. Terapi pada kelompok pasien ini
bersifat tidak terbatas (RSUD Pasar Minggu, 2015).
b Pasien prioritas 2 (dua)
Pasien yang membutuhkan pemantauann canggih di ICCU, hal ini
dikarenakan resiko besar yang mengancam pasien pada kelompok ini apabila
tidak mendapat terapi intensif secepatnya, misalnya pada pasien pasca bedah
dengan komplikasi penyakit jantung. Terapi pada kelompok pasien ini bersifat
tidak terbatas.
c Pasien prioritas 3 (tiga)
Pasien sakit kritis yang tidak stabil tetapi masih memiliki harapan kecil
untuk dapat disembuhkan (prognosa jelek) dan pengelolaan di ICCU hanya
bertujuan untuk mengatasi masalah akutnya dan tidak sampai melakukan
intubasi atau resusitasi jantung paru, misalnya pada pasien dengan keganasan
metatastik disertai penyulit infeksi.
d Pengecualian
Pasien yang masuk dalam kelompok ini, atas pertimbangan luar biasa dan
persetujuan kepala ICU bisa masuk ICCU dengan catatan sewaktu-waktu bisa
dikeluarkan dari ICCU agar bisa digunakan oleh pasien prioritas satu, dua, dan
tiga. Pasien yang termasuk kelompok pengecualian diantaranya adalah :
 Pasien yang memenuhi kriteria masuk tapi menolak terapi tunjangan
hidup, termasuk pasien dengan perintah DNR (Do Not Resuscitate)
 Pasien dalam keadaan vegetatif permanen
 Pasien yang sudah dipastikan mati batang otak namun hanya untuk
keperluan donor organ saja
2) Kriteria keluar
Pasien dapat dipindahkan dari ICCU berdasarkan pertimbangan medis oleh
kepala ICCU dan tim medis yang merawat pasien. Kriteria pasien yang dapat keluar
dari ICCU antara lain:
a Kondisi pasien telah membaik dan cukup stabil
b Terapi dan perawatan intensif tidak memberi hasil pada pasien
c Pasien sudah tidak perlu ventilator lagi
d Pasien mengalami mati batang otak
e Pasien mengalami gagal napas stadium akhir
f Pasien dan atau keluarga menolak menerima perawatan lebih lanjut di ICCU
(pulang paksa)
E. Karakteristik ICU dan ICCU

Karakteristik ICU ICCU


Kasus pasien Diseksi aorta/iliaka/aneurisma, Sindrom coroner akut elevasi
infark miokard akut, pneumonia, segmen non-ST, STEMI,
syok septik, cedera otak primer, eksaserbasi gagal jantung akut,
tumor usus besar, perforasi usus penyakit arteri coroner, aritmia,
besar gagal jantung, penyakit jantung
valvular, kardiomiopati
Kelompok sasaran 1. Pasein yang membutuhkan Pasien gangguan jantung dan
pasien dukungan pernapasan oembuluh darah dengan keadaan
lanjutan saja belum stabil sehingga
2. Pasien yang membutuhkan memerlukan pemantauan ketat
dukungan dari dua system secara intensif dan tindakan
organ atau lebih segera
3. Pasien dengan gangguan
kronis dari satu atau lebih
sstem organ memerlukan
dukungan untuk kegagalan
reversible akut system organ
lain
Struktur fisik 1. Dianjurkan satu komplek 1. ICCU harus berdekatan
dengan kamar bedah dan dengan Instalasi Bedah
kamar pemulihan, berdekatan Sentral, Instalasi Gawat
atau mempunyai akses yang Darurat, Laboratorium, dan
mudah ke Unit Gawat Radiologi
Darurat, Laboratorium, dan 2. Kamar-kamar di ICCU
Radiologi. memerlukan kekhususan
2. Pencahayaan cukup dan teknis seperti memiliki
adekuat untuk observasi pembatas fisik per pasien,
klinis dengan lampu TL day dinding serta bukaan pintu dna
light 10 watt/m2. Jendela dan jendela dengan ruang ICCU
akses tempat tidur menjamin lainnya dan harus memiliki
kenyamanan pasien dan ruang antara, karena suasana di
personil. Desain unit juga dalam ruangan harus tenang
memperhatikan privasi 3. Luas ruangan minimal 16 m2,
pasien. belum termasuk ruang antara
3. Mempunyai pendingin 4. Tersedia aliran gas medis (O2,
ruangan/AC yang dapat udara bertekanan, dan suction)
mengontrol sushu dan 5. Sirkulasi udara yang
kelembabab sesuai dengan dikondisikan seluruhnya udara
luas ruangan/ suhu 220-250. segar
4. Pada ruang isolasi dilengkapi 6. Ruang perawat disarankan
dengan tempat cuci tangan menggunakan pembatas fisik
dan tempat ganti pakaian transparan untuk mengurangi
sendiri. kontaminasi terhadap perawat
5. Terdapat ruang penyimpanan 7. Aliran listrik tidka boleh
peralatan dan barang bersih terputus
6. Terdapat ruang tempat
pembuangan alat/bahan kotor
Ukuran Terdiri dari 3-18 tempat tidur Terdiri dari 4-5 tempat tidur
Peralatan 1. Ventilator 1. Sistem monitoring
2. Mesin hemodialisa 2. Defibrillator
3. Monitor 3. Alat pacu jantung
4. Line (arterial line, central 4. Troli resusitasi
line, dyalisis line or vascath, 5. Sistem ventilasi
PICC line) 6. Sistem aspirasi
5. ETT 7. Pompa infus IV
6. NGT 8. RKG
7. Kateter urin 9. Alat pengukur gula darah
8. EKG
Sumber daya manusia Tim Medis: Tim Medis:

1. Doter spesialis sebagai Dokter spesialis kardiologi


konsultan (dokter yang dengan pengalaman yang sesuai
dapat dihubungi setiap dalam mengelola penyakit jantung
diperlukan) akut
2. Dokter spesialis (yang
Perawat:
dapat memberikan
pelayanan setiap Perawat terlatih yang mampu
diperlukan) menafsirkan aritmia, mendeteksi

3. Dokter jaga jam gejala penurunan pada pasien, dan


24
dengan kemampuan mampu mengambil keputusan
ALS/ACLS dan FCCS dengan cepat dalam keadaan
darurat (melakuakan maneuver
Perawat:
pernapasan, RJP, defibrilasi)
1. Perawat terlatih yang
bersertifikat bantuan hidup
dasar dan bantuan hidup
lanjutan
2. Perawat di ICU
merupakan perawat
terlatih dan bersertifikat
ICU
Sumber : (RSUD Pasar Minggu, 2015; Holland dan Moss, 2017; Brighton and Sussex University
Hospital, 2018; Dewi dkk., 2018)
F. Sistem Universal Precaution (UP) yang diberlakukan di Ruang ICCU
Universal precaution saat ini dikenal dengan kewaspadaan standar. Kewaspadaan
standar tersebut dirancang untuk mengurangi resiko infeksi penyakit mneular pada
petugas kesehatan baik dari sumber infeksi yang diketahui amuun yang tidak diketahui.
Kewaspadaan universal adalah suatu cara penanganan aru untuk meminimalkan
pajanan darah dan cairan tubuh dari smeua pasien tanpa memperdulikan status infeksi.
Tujuan kewaspadaan umum iniadalah untuk mengendalikan infeksi secara konsisten,
memastikan standar adekuat bagi merkea yang tidak terdiagnosa atau tidak terlihat seperti
resiko, mengurangi resiko bagi petugas kesehatan dan pasien, dan asumsi bahwa resiko
atau infeksi berbahaya.
Universal precaution yag diterapkan di Ruang ICCU biasanyan meliputi
penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) saat melakukan tindakan steril sperti perawatan
luka. Dalam upaya pencegaha infeksui perawat dan seluruh staff yang ada di ruagan
selalu melakukan cuci tangan dnegan prinsip 6 langkah 5 momen. Dalam pengelolaan
sampah medis, di ruang burn unit juga melakukan prinsip pemilihan sampah medis
maupun non medis dan limbah medis yang tajam seperti jarum suntik. Di ruangan
terdapat tempat sampah medis berwarna kuning, tempat sampah non medis bewarna
hitam dan temapat sampah tajam dibuang pada safety box.

Sumber :

Dharmatanna, S. W. 2016. Rumah Sakit Khusu Jantung di Yogyakarta dengan pendekatan


Healing Environment.

Dewi, Luh Eprima, dkk. 2015. Analisis Pengaruh NIM, BOPO, LDR, dan NPL terhadap
Profitabilitas (Studi Kasus Pada Bank Umum Swasta Nasional yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia Periode 2009- 2013). Jurnal Akuntansi program s1. Volume 3 No.1 Tahun 2015.
Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha

Anda mungkin juga menyukai