Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN PTERYGIUM

DI POLIKLINIK MATA RSUD ULIN BANJARMASIN

A. Konsep Dasar Penyakit


1. Definisi
Pterygium adalah pertumbuhan jaringan fibrovaskular berbentuk segitiga yang
tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea pada daerah interpalpebra. Pterygium
tumbuh berbentuk sayap pada konjungtiva bulbi. Asal kata pterygium adalah dari bahasa
Yunani, yaitu pteron yang artinya sayap.

2. Etiologi
Penyebab pterigium belum dapat dipahami secara jelas, diduga merupakan suatu
neoplasma radang dan degenerasi. Namun, pterigium banyak terjadi pada mereka yang
banyak menghabiskan waktu di luar rumah dan banyak terkena panas terik matahari.
Faktor resiko terjadinya pterigium adalah tinggal di daerah yang banyak terkena sinar
matahari, daerah yang berdebu, berpasir atau anginnya besar. Penyebab paling umum
adalah exposure atau sorotan berlebihan dari sinar matahari yang diterima oleh mata.
Ultraviolet, baik UVA ataupun UVB, dan angin (udara panas) yang mengenai
konjungtiva bulbi berperan penting dalam hal ini. Selain itu dapat pula dipengaruhi oleh
faktor2 lain seperti zat allegen, kimia dan zat pengiritasi lainnya. Pterigium Sering
ditemukan pada petani, nelayan dan orang-orang yang tinggal di dekat daerah
khatulistiwa. Jarang menyerang anak-anak.

3. Factor Predisposisi
Faktor resiko yang mempengaruhi pterygium adalah lingkungan yakni radiasi
ultraviolet sinar matahari, iritasi kronik dari bahan tertentu di udara dan faktor herediter.
a. Radiasi Ultraviolet
b. Factor genetic
c. Factor lain
4. Manifestasi Klinis
 Mata iritatatif, merah, gatal, dan mungkin menimbulkan astigmatisme.
 Kemunduran tajam penglihatan akibat pteregium yang meluas ke kornea (Zone
Optic).
 Dapat diserati keratitis Pungtata, delen (Penipisan kornea akibat kering) dan garis besi
yang terletak di ujung pteregium

5. Patofisiologi
Patofisiologi pterygium ditandai dengan degenerasi elastotik kolagen dan
ploriferasi fibrovaskular, dengan permukaan yang menutupi epithelium, Histopatologi
kolagen abnormal pada daerah degenerasi elastotik menunjukkan basofilia bila dicat
dengan hematoksin dan eosin. Jaringan ini juga bisa dicat dengan cat untuk jaringan
elastic akan tetapi bukan jaringan elastic yang sebenarnya, oleh karena jaringan ini tidak
bisa dihancurkan oleh elastase.
Secara histopalogis ditemukan epitel konjungtiva irrekuler kadang-kadang
berubah menjadi gepeng. Pada puncak pteregium, epitel kornea menarik dan pada daerah
ini membran bauman menghilang. Terdapat degenerasi stauma yang berfoliferasi sebagai
jaringan granulasi yang penuh pembulih darah. Degenerasi ini menekan kedalam kornea
serta merusak membran bauman dan stoma kornea bagian atas.

6. Komplikasi
Komplikasi pterygium termasuk ; merah, iritasi, skar kronis pada konjungtiva dan
kornea, pada pasien yang belum eksisi, distorsi dan penglihatan sentral berkurang, skar
pada otot rektus medial yang dapat menyebabkan diplopia. Komplikasi yang jarang
adalah malignan degenerasi pada jaringan epitel di atas pterygium yang ada.
Komplikasi sewaktu operasi antara lain perforasi korneosklera, graft oedem, graft
hemorrhage, graft retraksi, jahitan longgar, korneoskleral dellen, granuloma konjungtiva,
epithelial inclusion cysts, skar konjungtiva, skar kornea dan astigmatisma, disinsersi otot
rektus. Komplikasi yang terbanyak adalah rekuren pterygium post operasi.
7. Pemeriksaan Khusus
 Anamnesis (Keluhan)
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Slit Lamp

8. Penatalaksanaan Terapi
Pterygium sering bersifat rekuren, terutama pada pasien yang masih muda. Bila
pterygium meradang dapat diberikan steroid atau suatu tetes mata dekongestan.
Pengobatan pterygium adalah dengan sikap konservatif atau dilakukan pembedahan bila
terjadi gangguan penglihatan akibat terjadinya astigmatisme ireguler atau pterygium yang
telah menutupi media penglihatan.
Lindungi mata dengan pterygium dari sinar matahari, debu dan udara kering
dengan kacamata pelindung. Bila terdapat tanda radang berikan air mata buatan dan bila
perlu dapat diberi steroid. Bila terdapat delen (lekukan kornea) beri air mata buatan
dalam bentuk salep. Bila diberi vasokontriktor (prednisone asetat) maka perlu kontrol 2
minggu dan bila terdapat perbaikkan maka pengobatan dihentikan.

Tindakan Operatif :
Tindakan pembedahan adalah suatu tindak bedah plastik yang dilakukan bila
pterygium telah mengganggu penglihatan. Pterygium dapat tumbuh menutupi seluruh
permukaan kornea atau bola mata.
Tindakan operasi, biasanya bedah kosmetik, akan dilakukan untuk mengangkat
pterygium yang membesar ini apabila mengganggu fungsi penglihatan atau secara tetap
meradang dan teriritasi. Paska operasi biasanya akan diberikan terapi lanjut seperti
penggunaan sinar radiasi B atau terapi lainnya.

B. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
 Identita
 Keluhan utama
 Riwayat penyakit (dulu, sekarang dan keluagar)
 Biopsikososial
 Aktivitas/istirahat
 Neurosensory
 Nyeri/kenyamana
 Rasa aman
2. Diagonasa yang Muncul
3. Rencana Intervensi Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai