Anda di halaman 1dari 14

BAB II

PEMBAHASAN

A. KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN KESEHATAN


1. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan perilaku
dan memungkinkan individu untuk berhubungan dengan orang lain dan
dunia sekitarnya.
Menurut Nursalam (2007), komunikasi merupakan suatu seni untuk
dapat menyusun dan menghantarkan suatu pesan dengan cara yang
mudah sehingga orang lain dapat mengerti dan menerima maksud dan
tujuan pemberi pesan.
Menurut Taylor, dkk (1993), komunikasi merupakan proses
pertukaran informasi yang menimbulkan dan meneruskan makna atau
arti.
Menurut Burgess (1988), komunikasi merupakan proses
penyampaian informasi, makna dan pemahaman dari pengirim pesan
kepada penerima pesan.
Menurut Yuwono (1985), komunikasi yaitu kegiatan mengajukan
pengertian yang diinginkan dari pengirim informasi kepada penerima
informasi dan menimbulkan tingkah laku yang diinginkan dari penerima
informasi.

2. Tingkat Hubungan Komunikasi


Menurut Potter dan Perry (1993), komunikasi terjadi pada tiga
tingkatan yaitu :
a. Komunikasi intrapersonal
Komunikasi intrapernonal ini terjadi dalam diri individu sendiri.
Komunikasi ini akan membantu agar seseorang atau individu tetap
sadar akan kejadian disekitarnya.
b. Komunikasi interpersonal
Komunikasi interpersonal adalah interaksi antara dua orang atau
kelompok kecil. Komunikasi interpersonal ini merupakan inti dari
praktek keperawatan karena dapat terjadi antara perawat dan klien
serta keluaga, perawat dengan perawat, dan perawat dengan tim
kesehatan lain.
c. Komunikasi massa
Komunikasi massa adalah interaksi yang terjadi dalam kelompok
besar. Ceramah yang diberikan pada mahasiswa, kampanye,
merupakan contoh komunikasi massa.

3. Prinsip-Prinsip Komunikasi
Adapun prinsip-prinsip komunikasi terapeutik menurut Carl Rogers
yaitu:
a. Perawat harus mengenal dirinya sendiri.
b. Komunikasi harus ditandai dengan sikap saling menerima, percaya,
dan menghargai.
c. Perawat harus memahami, menghayati nilai yang dianut oleh pasien.
d. Perawat harus menyadari pentingnya kebutuhan pasien, baik fisik
maupun mental.
e. Perawat harus dapat menciptakan suasana yang nyaman dan aman
bagi pasien.
f. Kejujuran dan terbuka.
g. Mampu sebagai role model.
h. Altruisme.
i. Bertanggung jawab.

Sedangkan prinsip-prinsip komunikasi terapeutik menurut Boyd dan


Nihart (1998) yaitu :
a. Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi.
b. Tingkah laku profesional mengatur hubungan terapeutik.
c. Membuka diri dapat digunakan hanya pada saat membuka diri
mempunyai tujuan terapeutik.
d. Hubungan sosial dengan klien harus dihindari.
e. Kerahasiaan klien harus di jaga.
f. Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman.
g. Implementasi intervensi harus dilakukan berdasarkan teori.
h. Memelihara interaksi yang tidak menilai dan hindari membuat
penilaian tentang tingkah laku klien dan memberi nasihat.
i. Beri petunjuk klien untuk menginterpretasikan kembali
pengalamannya secara rasional.
j. Telusuri interaksi verbal klien melalui pernyataan klarifikasi dan
hindari perubahan subyek atau topik jika perubahan isi topik tidak
merupakan sesuatu yang sangat menarik klien.

4. Komponen-Komponen dalam Komunikasi


a. Sender (pemberi pesan): individu yang bertugas mengirimkan pesan.
b. Receiver (penerima pesan): seseorang yang menerima pesan. Bisa
berbentuk pesan yang diterima maupun pesan yang sudah
diinterpretasikan.
c. Pesan : informasi yang diterima, bisa berupa kata, ide atau perasaan.
Pesan akan efektif bila jelas dan terorganisir yang diekspresikan oleh
si pengirim pesan.
d. Media: metode yang digunakan dalam pesan yaitu kata, bisa dengan
cara ditulis, diucapkan, diraba, dicium. Contoh: catatan atau surat
adalah kata, bau badan atau cium parfum adalah penciuman (dicium),
dan lain-lain.
e. Umpan balik: penerima pesan memberikan informasi/ pesan kembali
kepada pengirim pesan dalam bentuk komunikasi yang efektif.
Umpan balik merupakan proses yang kontinue karena memberikan
respons pesan dan mengirimkan pesan berupa stimulus yang baru
kepada pengirim pesan.

5. Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi


a. Situasi/suasana
Situasi/suasana yang hiruk pikuk atau penuh kebisangan akan
mempengaruhi baik/tidaknya pesan diterima oleh komunikan, suara
bising yang diterima komunikan saat proses komunikasi berlangsung
membuat pesan tidak jelas, kabur, bahkan sulit diterima. Oleh karena
itu, sebelum proses komunikasi dilaksanakan, lingkungan harus
diciptakan sedemikian rupa supaya tenang dan nyaman.
Komunikasi yang berlangsung dan dilakukan pada waktu yang
kurang tepat mungkin diterima dengan kurang tepat pula. Misalnya,
apabila perawat memberikan penjelasan kepada orang tua tentang
cara menjaga kesterilan luka pada saat orang tua sedang sedih, tentu
saja pesan tersebut kurang diterima dengan baik oleh orang tua
karena perhatian orang tua tidak berfokus pada pesan yang
disampaikan perawat, melainkan pada perasaan sedihnya.
b. Kejelasan pesan
Kejelasan pesan akan sangat mempengaruhi keefektifan
komunikasi. Pesan yang kurang jelas dapat ditafsirkan berbeda oleh
komunikan sehingga antara komunikan dan komunikator dapat
berbeda persepsi tentang pesan yang disampaikan. Hal ini akan
sangat mempengaruhi pencapaian tujuan komunikasi yang
dijalankan. Oleh karena itu, komunikator harus memahami pesan
sebelum menyampaikannya pada komunikan, dapat dimengerti
komunikan dan menggunakan artikulasi dan kalimat yang jelas.

6. Pentingnya Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan


Manusia sebagai makhluk sosial tentunya selalu memerlukan
orang lain dalam menjalankan dan mengembangkan kehidupannya.
Hubungan dengan orang lain akan terjalin bila setiap individu
melakukan komunikasi diantara sesamanya. Kepuasan dan kenyamanan
serta rasa aman yang dicapai oleh individu dalam berhubungan sosial
dengan orang lain merupakan hasil dari suatu komunikasi. Komunikasi
dalam hal ini menjadi unsur terpenting dalam mewujudkan integritas
diri setiap manusia sebagai bagian dari sistem sosial.
Komunikasi yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari
memberikan dampak yang sangat penting dalam kehidupan, baik secara
individual maupun kelompok. Komunikasi yang terputus akan
memberikan dampak pada buruknya hubungan antar individu atau
kelompok. Tatanan klinik seperti rumah sakit yang dinyatakan sebagai
salah satu sistem dari kelompok sosial mempunyai kepentingan yang
tinggi pada unsur komunikasi.
Komunikasi di lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal
utama untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan
kepada konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua
sisi yaitu konsumen internal an konsumen eksternal. Konsumen internal
melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja Komunikasi di
lingkungan rumah sakit diyakini sebagai modal utama untuk
meningkatkan kualitas pelayanan yang akan ditawarkan kepada
konsumennya. Konsumen dalam hal ini juga menyangkut dua sisi yaitu
konsumen internal an konsumen eksternal. Konsumen internal
melibatkan unsur hubungan antar individu yang bekerja di rumah sakit,
baik hubungan secara horisontal ataupun hubungan secara vertikal.
Hubungan yang terjalin antar tim multidisplin termasuk keperawatan,
unsur penunjang lainnya, unsur adminitrasi sebagai provider merupakan
gambaran dari sisi konsumen internal. Sedangkan konsumen eksternal
lebih mengarah pada sisi menerima jasa pelayanan, yaitu klien baik
secara individual, kelompok, keluarga maupun masyarakat yang ada di
rumah sakit.Seringkali hubungan buruk yang terjadi pada suatu rumah
sakit, diprediksi penyebabnya adalah buruknya sistem komunikasi antar
individu yang terlibat dalam sistem tersebut.
Ellis (2000) menyatakan jika hubungan terputus atau menjadi
sumber stres, pada umumnya yang ditunjuk sebagai penyebabnya
adalah komunikasi yang buruk.Keperawatan yang menjadi unsur
terpenting dalam memberikan pelayanan dalam hal ini perawat berperan
sebagai provider. Fokus perhatian terhadap buruknya komunikasi juga
terjadi pada tim keperawatan. Hal ini terjadi karena beberapa sebab
diantaranya adalah :
a. Lemahnya pemahaman mengenai penggunaan diri secara terapeutik
saat melakukan intraksi dengan klien.
b. Kurangnya kesadaran diri para perawat dalam menjalankan
komunikasi dua arah secara terapeutik.
c. Lemahnya penerapan sistem evaluasi tindakan (kinerja) individual
yang berdampak terhadap lemahnya pengembangan kemampuan
diri sendiri.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka perlu diupayakan suatu
hubungan interpersonal yang mencerminkan penerapan komunikasi
yang lebih terapeutik. Hal ini dimaksudkan untuk meminimalkan
permasalahan yang dapat terjadi pada komunikasi yang dijalin oleh tim
keperawatan dengan kliennya. Modifikasi yang perlu dilakukan oleh
tim keperawatan adalah melakukan pendekatan dengan berlandaskan
pada model konseptual sebagai dasar ilmiah dalam melakukan tindakan
keperawatan. Sebagai contoh adalah melakukan komunikasi dengan
menggunakan pendekatan model konseptual proses interpersonal yang
dikembangkan oleh Hildegard E.Peplau.

B. KONSEP DASAR STROKE


1. Definisi Stroke
Stroke adalah gangguan fungsi otak yang terjadi dengan cepat (tiba-
tiba) dan berlangsung lebih dari 24 jam karena gangguan suplai darah ke
otak. Dalam jaringan otak, kekurangan aliran darah menyebabkan
serangkaian reaksi bio-kimia yang dapat merusakkan atau mematikan sel-sel
otak.
Kematian jaringan otak dapat menyebabkan hilang fungsi yang
dikendalikan oleh jaringan itu. Seperti yang kita ketahui, otak adalah pusat
sistem saraf dalam tubuh manusia. Otak tidak hanya mengendalikan
gerakan, namun juga pikiran, ingatan, emosi, suasana hati, bahkan sampai
dorongan seksual.
Selama masih hidup, otak terus-menerus menerima rangsangan,
mengolah, dan menyimpan informasi dalam bentuk memori. Gangguan
aliran darah ke otak merupakan masalah yang paling serius, dan bahkan bisa
berakibat fatal. Aliran darah ke otak pada dasarnya memasok nutrisi dan
oksigen ke sel-sel saraf otak.
Jika aliran darah dan pasokan oksigen ke otak berjalan lancar,
fungsi otak pun akan berfungsi normal. Otak membutuhkan darah segar
sekitar 1/5 dari kebutuhan seluruh bagian organ tubuh lainnya. Padahal,
berat otak hanya ¼0 dari berat tubuh. Tanpa nutrisi dan oksigen, sel-sel otak
akan mati.
Gangguan aliran darah ke otak akan menyebabkan berkurangnya
pasokan oksigen ke otak. Oksigen yang terputus selama 8 – 10 detik akan
menyebabkan gangguan fungsi otak. Sedangkan, terputusnya aliran oksigen
ke otak dalam 6 – 10 menit dapat merusak sel-sel otak, dan kemungkinan
tidak bisa pulih kembali. Anda bisa bayangkan jika pasokan oksigen itu
terputus selama lebih dari 10 menit, bahkan lebih.
Stroke memang bukan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi
atau virus. Dia juga tidak disebabkan oleh bibit penyakit. Oleh karena itu,
stroke tidak dapat ditularkan. Jadi, anda tidak perlu takut tertular stroke
yang menderita oleh teman, saudara, atau kerabat anda.
Selama ini, mungkin orang menganggap bahwa stroke hanya
menyerang mereka yang sudah dalam masa lansia. Namun, jika anda ingat
dengan salah seorang selebritis tanah air, Meutia Kasim, penulis yakin
pandangan anda tentang stroke akan berubah. Pasalanya, artis yang pernah
menjadi juri pada acara pencarian bakat Indonesia Idol periode 1 dan 2 ini
tengah berbaring lemas karena serangan stroke pendarahan pada usianya
yang baru ke-36 pada 2005 lalu. Mungkin anda pernah mendengarnya lewat
infotainment atau berita di televisi nasional.
Di Amerika Serikat setiap tahunnya 15.000-an orang berusia antara
30-44 tahun terserang stroke. Bahkan, dilaporkan bahwa stroke adalah
penyebab kematian yang ketiga di Amerika Serikat dan negara-negara
industri lainnya di Eropa. Memang, stroke tidak dapat disembuhkan secara
total. Kalaupun toh dapat diselamatkan, si penderita biasanya mengalami
gangguan, seperti lumpuh pada sebagian anggota tubuhnya, hilang ingatan,
atau kurangnya kemampuan dalam bicara.

2. Jenis Stroke
Stroke pada dasarnya terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu sebagai berikut:
a. Stroke Iskemik
Stroke jenis ini terjadi jika aliran darah ke otak terhenti karena
aterosklerosis (penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah)
atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu pembuluh darah ke
otak sehingga pasokan darah ke otak terganggu. Hampir sebagian
besar pasien atau sebesar 83% mengalami stroke jenis ini.
Menurut salah seorang ahli saraf di FKUI, Professor S.M.
Lumbantobing, stroke iskemik disebabkan kematian jaringan sel-sel
otak karena pasokan darah yang tidak mencukupi.
Pada dasarnya, stroke iskemik disebabkan oleh beberapa hal, di
antaranya sebagai berikut:
1) Ateroma (endapan lemak), yaitu penyumbatan yang bisa terjadi di
sepanjang arteri menuju otak. Penyumbatan bisa terjadi di
sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak, yaitu
pada dua arteri karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-
arteri ini merupakan cabang dari lengkungan aorta jantung. Suatu
ateroma bisa terbentuk di dalam pembuluh darah arteri karotis
sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini
sangat serius karena setiap pembuluh darah arteri karotis dalam
keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak.
2) Peradangan atau infeksi yang dapat menyebabkan menyempitnya
pembuluh darah yang menuju ke otak.
3) Obat-obatan, seperti kokain dan amfetamin, juga bisa
mempersempit pembuluh darah ke otak.
4) Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba sehingga menghambat
aliran darah ke otak. Hal ini sering terjadi pada orang yang
kehilangan darah sangat banyak karena cedera atau pembedahan.
5) Emboli, yaitu endapan lemak yang terlepas dari dinding arteri dan
terbawa aliran darah lalu menyumbat arteri yang lebih kecil. Arteri
karotis dan arteri vertebralis beserta percabangannya juga bisa
tersumbat karena adanya pembekuan darah yang beralas dari
tempat lain, seperti dari jantung atau satu katupnya. Strokenya
semacam ini disebut sebagai stroke emboli serebral
(emboli=sumbatan, serebral=pembuluh darah otak).

Ada dua jenis stroke iskemik yang paling banyak terjadi, yaitu
sebagai berikut:
1) Thrombotic stroke, yaitu gumpalan darah (trombus) terbentuk
dalam salah satu arteri yang menyuplai darah ke otak dan
2) Embolic stroke, terjadi ketika gumpalan darah atau partikel lain
yang terbentuk di luar otak, biasanya di dalam jantung, terbawa
aliran darah, dan mempersempit pembuluh darah. Stroke jenis ini
biasanya terjadi mendadak dan penderitanya berusia muda.

b. Stroke Hemorragik
Jenis stroke hemorragik terjadi jika pembuluh darah pecah
sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes
ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Hampir 70% kasus
stroke hemorragik terjadi pada penderita hipertensi.

c. Stroke Ringan (Transiet Ischemic Attack/TIA)


Sebenarnya, TIA termasuk dalam jenis stroke iskemik. Gejala-
gejala TIA cepat datang, hanya selama beberapa menit sampai
beberapa hari. Stroke jenis ini disebut juga mini stroke karena masih
dalam kategori warning. Karena sifat serangannya yang terjadi secara
tiba-tiba dan cepat hilang, TIA sering dianggap remeh oleh
kebanyakan orang. Meskipun masih ringan, jika diabaikan, bukan
berarti TIA akan berubah menjadi parah dan berat.
Seorang kepala program storke di Tan Tock Seng Hospital,
Singapura, Dr.N.V.Ramani, mengatakan bahwa penyakit ini sama
pentingnya seperti serangan jantung. Penanggulangan stroke akan
berhasil bila penderita menyadari gejala sejak awal sehingga bisa cepat
di antisipasi.

3. Gejala Stroke
Beberapa penyakit berawal dari munculnya gejala-gejala, termasuk
stroke. Nah, waspada adalah jalan terbaik untuk mencegah terjadinya
stroke lebih parah. Apalagi, untuk mereka yang memang mempunyai
risiko terkena serangan stroke. Beberapa orang mengatakan bahwa stroke
adalah silent killer. Artinya, meskipun kadang tidak menunjukkan tanda-
tanda yang begitu berarti, serangan otak (stroke) ini bisa mematikan secara
diam-diam.
Untuk mencegah terjadinya stroke, sebenarnya ada beberapa tanda-
tanda awal yang bisa anda kenali kemungkinan terjadinya stroke.
Masalanya, gejala yang timbul tidak terlalu signifikan, bahkan dokter yang
sudah ahli dalam bidangnya pun sering tidak mengenalinya secara pasti.
Dalam kasus stroke, dikenal istilah “the golden hour”, yaitu saat-
saat sangat penting yang harus dimanfaatkan untuk membawa penderita ke
dokter, yaitu sebelum 3 jam dihitung sejak mengalami serangan. Semakin
cepat pertolongan yang diberikan, semakin kecil pula risiko kecacatan
yang akan terjadi.
Meskipun stroke tidak menunjukan gejala secara pasti, ada baiknya
anda mengenali dan segera berkonsultasi ke dokter jika anda menemukan
hal-hal yang ganjil.
Gejala-gejala stroke yang umum terjadi dimasyarakat anara lain
sebagai berikut:
a. Mati rasa mendadak pada wajar, atau rasa lemah mendadak pada
lengan, tungkai, tungki kaki, teruma pada satu sisi tubuh.
b. Mendadak sulit berjalan, kehilangan keseimbangan tubuh, atau
koordinasi anggota tubuh.
c. Merasa lemah dan tidak bertenaga.
d. Tiba-tiba pusing atau kehilangan keseimbangan.
e. Tiba-tiba menderita sakit kepala terparah selama hidup.
f. Bingung atau kesulitan berbicara.
g. Mulut mencong atau kesulitan berbicara.
h. Separo badan terasa pegal, kesemutan, dan panas.
i. Lidah mencing biloa dijulurkan.
j. Bicara pelo.
k. Sulit menelan.
l. Merasa tidak adakoordinasi antara yang dibicarakan dan yang ada
dipikirkan.
m. Tidak bisa atau sulit membaca dan menulis.
n. Penglihatan terganggu.
o. Kemunduran pendengaran.
p. Gerakan idak terkoordinasi.
q. Mendadak lumpuh setengah badan.
r. Terjadi nyeri kepala sangat hebat dengan karakter tidak lazim.
s. Kejang yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
t. Sakit kepala berat.

Gejala-gejala diatas memang tidak selalu menunjukan bahsa akan


terjad/awal stoke karena bisa juga karena penyakit lain misalnya vertigo,
yang juga perlu anda ketahui adalah banhwa setiap orang mempunyai
gejala yang berbeda. Jadi, jangan hanya berpatok pada satu keluarga anda
atau bahkan anda mengalami gejala-gejala diatas, sebaiknya segera
hubungi dokter

4. Kenali Gejala Stroke Dengan Senyum, Gerak Dan Bicara

Akibat paling parah dari stroke adalah kematian. Maka jika si


penderita tidak meninggal, akibat yang dirasakan adalah kecacatan
anggota gerak. Benar-benar akhir yang mengerikan. Tak ada pilihan lain
kecuali mencegahnya dari awal dan mengenali gejala stroke lebih dini.
Semakin besar peluangnya untuk pulih. Anda dapat mengenali gejala
stroke dari senyum, gerak dan bicara.

Masalah yang sering muncul adalah pasien datang terlambat ke


rumah sakit. Ketika dia datang kerumah sakit, penyakit stroke yang
dideritannya sudah mencapai level diatas tidak berbahaya. Dengan kata
lain, mencapai taraf parah.

Keterlambatan pasien datang ke rumah sakit disebabkan mereka


tidak terlalu mengenal gejala stroke. Penelitian di Thailand menunjukan
bahwa hanya 20,2% pasien stroke yang datang ke RS dalam waktu kurang
dari 24 jam. Penilitian di Australia memperlihatkan bahwa 41% datang ke
RS kurang dari 3 jam setelah gejala muncul, dan 15% antara 3-6 jam. Ada
sekitar 25% pasien yagn datang lewat dari 24 jam setelah serangan stroke.
Jumlah ini sudah relaif lebih baik setelah adanya kampanye nasional
tentang brain attack

Maka, yang harus lakukan adalah melihat gejala dini stroke,


seperti:

a. Senyum
Senyum merupakan hal yang termudah yang dilakukan oleh
setiap orang. Mintalah seseorang untuk melihat senyum anda, apakah
bibir anda terjadi keanehan ketika anda senyum. Keanehan iu seperti
pelo. Pada penderita stroke, saat tertawa atau senyum, bibirnya akan
pelo. Pada awal-awal memang tidak begitu tampak. Namun coba
perhatikan lebih teliti lagi untuk mencegah adanya kecacatan total.
b. Gerak
Untuk melihat apakah seseorang terkena stroke, pada tes gerak,
mintalah seseorang untuk memperhatikan gerak anda. Angkat kedua
tangan anda, apakah sama tinggi atau tinggi sebelah. Jika tinggi
sebelah, anda harus waspada karena kemungkinan stroke menyerang
anda.
c. Bicara
Seseorang yang normal pasti akan berbicara normal pula. Jika
di awal berbicara normal, namun setelah beberapa menit berbicara
cedal, bisa jadi terkena stroke. Orang yang bisa bicara normal tidak
akan berubah cedal hanya karena terlalu banyak bicara

5. Faktor Resiko
Keadaan yang menyebabkan atau memperparah stroke disebut sebagai
fakor resiko. Jadi, anda harus waspada terhadap serangan stroke jika anda
adalah seseorang penderita:
a. Hipertensi
b. Penyakit jantung
c. Diabetes melitus
d. Hiperlipidema
e. Gangguan pembuluh darah koroner
f. Mempunyai riwayat pernah terkena serangan stroke

Selain itu masih ada fakor resiko ikutan yang meliputi :

a. Kadar lemak tinggi dalam darah


b. Obesitas
c. Merokok
d. Kurang olahraga
e. Kadar asam urat tinggi
f. Kadar fibrinogen tinggi

Faktor-faktor tersebut memang merupakan faktor. Meskipun demikian,


sebaiknya anda tidak meremehkan faktor resiko tersebut karena
keberadaannya tetap memberikan peluang akan terjadinya serangan
stroke. Satu aja fakor resiko tersebut anda milik, anda harus waspada.
Bagi anda yang memiliki fakor resiko tersebut pun, sebaiknya tetap
menjaga diri agar terhindar dari stroke.

Anda mungkin juga menyukai