PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi berperan penting bagi kehidupan manusia, karena
manusia itu sendiri dikenal sebagai makhluk sosial.Setiap saat pasti manusia
di dunia ini melakukan komunikasi, baik itu komunikasi verbal maupun
komunikasi non verbal.Namun, berkomunikasi dengan mengharapkan timbal
balik yang positif dari lawan bicara kita itu sulit.
Komunikasi yang terjadi di dunia kesehatan sering juga disebut
dengan komunikasi secara terapeutik.Komunikasi terapeutik sendiri adalah
komunikasi yang dilakukan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya
dipusatkan untuk kesembuhan pasien.MenurutDepkes RI 1997, komunikasi
terapeutik adalah komunikasi yang mendorong proses penyembuhan klien.
Dengan demikian komunikasi secara mutlak merupakan bagian
integral dari kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari-
harinya selalu berhubungan dengan orang lain. Baik itu pasien, sesama teman,
dengan atasan, dokter, tenaga kesehatan lain dan sebagainya. Maka
komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat efektif dalam
memudahkan perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik.
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas pada rangsangan tertentu, yang
menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara (Wikipedia,
2011).
Komunikasi diperlukan dalam hal penyampaian informasi kepada
pasien maupun keluarga, termasuk pada pasien dengan asma. Untuk itu
diperlukan komunikasi terapeutik oleh perawat dalam berhubungan dengan
pasien dan keluarga pasien.
Berdasarkan pemaparan di atas, untuk itu dibuatlah makalah ini
denganjudul “PenerapanKomunikasi Terapeutik Tim Keperawatan dengan
Pasien Asma”.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diketahui bahwa makalah ini
akan membahas mengenaibagaimana Penerapan Komunikasi Terapeutik Tim
Keperawatan dengan Pasien Asma dalam Konteks Keperawatan Intensif
dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa definisi komunikasi terapeutik?
2. Bagaimana prinsip dasar komunikasi terapeutik?
3. Apa tujuan komunikasi terapeutik?
4. Apa saja manfaat komunikasi terapeutik?
5. Apa saja tahapan komunikasi terapeutik?
6. Apa definisi asma?
7. Apa saja penyebab asma?
8. Apa saja tanda dan gejala asma?
9. Bagaimana pemeriksaan pada pasien asma?
10. Bagaimana managemen pada pasien asma?
11. Bagaimana penatalaksaan pada pasien asma?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu :
1. Mahasiswa dapat memahami mengenai definisi komunikasi terapeutik
2. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip dasar komunikasi terapeutik
3. Mahasiswa dapat mengetahui tujuan komunikasi terapeutik
4. Mahasiswa dapat mengetahui manfaat komunikasi terapeutik
5. Mahasiswa dapat mengetahui tahapan komunikasi terapeutik
6. Mahasiswa dapat memahami definisi asma
7. Mahasiswa dapat mengetahui penyebab asma
8. Mahasiswa dapat mengetahui tanda dan gejala asma
9. Mahasiswa dapat mengetahui pemeriksaan asma
10. Mahasiswa dapat memahami managemen pada pasien asma
11. Mahasiswa dapat memahami penatalaksaan pada pasien asma
2
D. Manfaat Penulisan
Dari tujuan diatas dapat diketahui bahwa pembuatan makalah ini
ditujukan sebagai salah satu tugas komunikasi keperawatan lanjutan yang
bertujuan memberikan informasi terkait komunikasi terapeutik tim
keperawatan dengan pasien asma bronkial bagi mahasiswa keperawatan.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
a. Hubungan dengan klien adalah hubungan terapeutik yang saling
menguntungkan, didasarkan pada prinsip “Humanity of Nursing
and Clients”.
b. Perawat harus menghargai keunikan klien, dengan melihat latar
belakang keluarga, budaya dan keunikan tiap individu.
c. Komunikasi yang dilakukan harus dapat menjaga harga diri baik
pemberi maupun penerima pesan, dalam hal ini perawat harus
mampu menjaga harga dirinya dan harga diri klien.
d. Komunikasi yang menumbuhkan hubungan saling percaya harus
dicapai terlebih dahulu sebelum menggali permasalahan dan
memberikan alternatif pemecahan masalahnya.
Sedangkan menurut Abdul Muhith dan Sandu Siyoto (2018),
prinsip komunikasi terapeutik adalah sebagai berikut:
a. Komunikasi berorientasi pada proses percepatan kesembuhan
b. Komunikasi terstruktur dan direncakan
c. Komunikasi terjadi dalam konteks topik, ruang, dan waktu
d. Komunikasi memperhatikan kerangka pengalaman klien
e. Keluhan utama sebagai pijakan pertama dalam komunikasi
5
4. Manfaat Komunikasi Terapeutik
Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan
mengajurkan kerja sama antara perawat dan pasien melalui hubungan
perawat dan pasien. Perawat berusaha mengungkapkan perasaan,
mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan
yang dilakukan dalam keperawatan. Proses komunikasi yang baik
dapat memberikan pengertiaan tingkah laku pasien dan membantu
pasien untuk dalam rangka mengatasi persoalan yang dihadapi pada
tahap perawatan. Sedangkan pada tahap preventif kegunaannya adalah
mencegah adanya tindakan yang negatif terhadap pertahanan diri
pasien.
6
cara pemecahan dan dalam mengembangkan hubungan kerja
sama.
2) Meningkatkan faktor fungsional komunikasi terapeutik melalui:
a) Melanjutkan pengkajian dan evaluasi masalah yang ada
b) Meningkatkan komunikasi pasien dan mengurangi
ketergantungan pasien pada perawat
c) Mempertahankan tujuan yang telah disepakati dan
mengambil tindakan berdasarkan masalah yang ada.
B. Konsep Penyakit
1. Pengertian Asma
Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten,
reversible dimana trakea dan bronkus berespon secara hiperaktif
terhadap stimulasi tertentu (Smelzer Suzanne, 2001).
Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami
penyempitan karena hiperaktivitas pada rangsangan tertentu, yang
menyebabkan peradangan; penyempitan ini bersifat sementara
(Wikipedia, 2011).
2. Penyebab Asma
Menurut Wahid (2011), obstruksi jalan nafas pada asma
disebabkan oleh:
a. Kontraksi otot sekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan nafas
b. Pembengkakan membran bronkus
c. Bronkus berisi oleh mucus yang kental
Menurut Wahid (2011), faktor predisposisi dan faktor pencetus
pada pasien asma adalah sebagai berikut:
a. Faktor Predisposisi
1) Genetik
Diturunkannya bakat alergi dari keluarga dekat, meski
belum diketahui bagaimana penurunannya dengan jelas.Karena
7
adanya bakat alergi ini.Penderita sangat mudah terkena asma
apabila dia terpapar dengan faktor pencetus.
b. Faktor Pencetus :
1) Alergen
Adalah suatu bahan penyebab alergi. Dimana ini dibagi
menjadi tiga, yaitu :
a) Inhalan, yang masuk melalui saluran pernafasan. (debu,
bulu binatang, serbuk bunga, bakteri, polusi).
b) Ingestan, yang masuk melalui mulut. (makanan dan obat-
obatan).
c) Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit.
(perhiasan, logam dan jam tangan).
2) Perubahan cuaca
Cuaca lembab dan hawa yang dingin sering mempengaruhi
asma, perubahan cuaca menjadi pemicu serangan asma. Kadang
serangan berhubungan asma seperti: musim hujan, musim
bunga, musim kemarau. Hal ini berhubungan dengan angin,
serbuk bunga dan debu.
3) Lingkungan kerja
Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya
asma, hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja.Misalnya
orang yang bekerja di pabrik kayu, polisi lalu lintas.Gejala ini
membaik pada waktu libur dan cuti.
4) Olahraga
Sebagaian besar penderita akan mendapat serangan asma
bila sedang bekerja berat/aktivitas berat. Serangan asma karena
aktivitas biasanya segera setelah aktivitas selesai.Lari cepat
paling mudah menimbulkan serangan asma.
5) Stress
Gangguan emosi dapat menjadi pencetus terjadinya
serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma
yang sudah ada. Disamping gejala asma harus segera diobati
8
penderita asma yang mengalami stress harus diberi nasehat
untuk menyelesaikan masalahnya.
4. Pemeriksaan Asma
Menurut Wahid (2011), pemeriksaan diagnostik pada pasien asma
adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan laboratorium
1) Pemeriksaan sputum
Pada asma melihat adanya sputum eosinofil, sedangkan pada
bronkitis kronik sangat dominan dengan sputum neutrofil.
2) Pemeriksaan darah
3) Dalam darah jumlah eosinofil total mengalami peningkatan.Hal
ini yang membedakan antara asma dan bronkitis.
b. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan radiologi
9
2) Pada waktu serangan menunjukkan gambaran hiperinflamasi
paru yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga
intercostalis, serta diafragma yang menurun.
3) Pemeriksaan tes kulit
Dilakukan untuk mencari faktor allergen yang dapat bereaksi
positif pada asma.
4) Elektrokardiografi
5) Scanning paru
Melalui inhilasi dapat dipelajari bahwa redistribusi udara
selama serangan asma tidak menyeluruh pada paru-paru.
6) Spirometri
Menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible, cara
tepat diagnosis asma adalah melihat respon pengobatan dengan
bronkodilator.
5. Manajemen Asma
Menurut Ramaiah (2005), ada empat tujuan utama jangka
panjang dari manajemen asma:
a. Gaya hidup normal
Gaya hidup seharusnya kembali normal sehingga anda bias
berpartisipasi dalam aktivitas pilihan anda. Penting untuk diingat
keterbatasan pengendalian factor lingkungan ketika mencoba
menormalkan gaya hidup.
b. Tidur yang tidak terganggu
Penting untuk mengendalikan gejala yang terjadi baik di malam hari
maupun pada dini hari sehingga anda mampu tidur tanpa ada
gangguan.
c. Minum obat dalam jumlah minimal
Manajemen asma yang efektif dilakukan dengan penggunaan
bronkodilator setiap hari. Bronkodilator adalah obat yang
melemaskan dan membuka saluran pernapasan anda.
d. Menormalkan fungsi paru-paru
10
Fungsi paru-paru seharusnya kembali normal atau setidaknya sebisa
mungkin mendekati normal sehingga kerusakan jangka panjang
dalam kapasitas paru-paru bias diperkecil.Fungsi paru-paru diukur
baik oleh peak flow maupun spirometri.
Menurut Ramaiah (2005), cara mengelola asma adalah
sebagai berikut:
Manajemen asma yang efektif mencakup tiga langkah utama:
a. Pendidikan, yang membantu anda belajar mengelola asma
ketimbang penyakit ini yang mengatur anda.
b. Pengendalian lingkungan, yang menolong anda mencegah
paparan dari pemicu asma dan karenanya mengurangi risiko
serangan di masa depan.
c. Obat-obatan yang bukan hanya mengendalikan gejala asma
tetapi juga membantu menormalkan fungsi paru-paru.
Cara terbaik untuk mengelola asma adalah dengan secara
aktif berpartisipasi dalam pengobatan. Cara ini terutama dilakukan
karena gejala asma tidak selalu konstan. Asma bisa
memburuk/membaik. Karena sifatnya yang berubah-ubah itu, tidak
bisa minum obat yang sama atau dengan dosis yang sama setiap
waktu (Ramaiah, 2005).
Untuk memastikan bahwa peninjauan kembali dan
perubahan perawatan ini dilakukan dengan tepat perlu: (Ramaiah,
2005)
a. Memahami bentuk penyakitnya termasuk pemicu asma yang
memprovokasi gejala yang di alami.
b. Mengenal obat-obatan untuk asma dan efek sampingnya
c. Sadari tekhnik yang benar untuk menggunakan dan memelihara
peralatan yang digunakan untuk mengobati asma
d. Menetapkan tujuan pengobatan asma sangat dianjurkan bahwa
tujuan perawatan diputuskan bersama
11
e. Waspadalah terhadap gejala yang mengindikasikan
memburuknya asma, sehingga bisa mencari pertolongan
profesional secepat mungkin.
12
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma dan diberikan dalam
dosis dua kali 1 mg/hari. Keuntungannya dapat diberikan secara
oral.
4) Kortikosteroid hidrokortisol 100-200 mg jika tidak ada respon
maka segera penderita diberi steroid oral.
b. Pengobatan non farmakologi
a) Memberikan penyuluhan
b) Menghindari faktor pencetus
c) Pemberian cairan
d) Fisioterapi nafas (senam asma)
e) Pemberian oksigen bila perlu
13
BAB III
NASKAH ROLEPLAY
Pemeran :
menuju bed 1)
anaknya di bed)
14
Ibu : “Iya sus.”
Ibu : “Ini sus, anak saya tiba-tiba saja sesak setelah bermain dengan
kucing sepupu saya sore tadi, setelah sekiar 15 menit saya
tinggal, tiba-tiba saja anak saya mengeluh sesak, batuk dan
gelisah seperti ini sus.“
Bapak : ‘‘Tidak pernah sih baru pertama ini soalnya di rumah tidak
memelihara kucing.”
Perawat 1 : “Ini Dokter, anak Y bed 1 mengeluh sesak nafas sejak sore hari.
Berdasarkan hasil pemeriksaan, frekuensi nafasnya cepat
yaitu 35x/menit, nadi yaitu 120x/menit, dan suhunya 36,0˚C.”
Dokter pun memeriksa keadaan pasien.
Dokter : “Bu nanti Hana akan kami berikan terapi nebulizer untuk
mengurangi sesaknya
Dokter : ‘‘Langsung berikan nebulizer saja sus pasien atas nama hana bed
1 tadi.’’
15
Perawat 2 pun memberikan terapi nebulizer kepada pasien Hana
Perawat 2 : ‘‘Permisi Ibu, pak saya suster Novita disini saya ingin memberikan
terapi nebulizer/ uap pada anak ibu tujuannya untuk
mengurangi sesak nafas pada anak ibu, kita tunggu sampai 15
menit ya ibu. Saya tinggal sebentar ya bu nanti saya balik lagi
kesini.’’
membaik.”
Dokter : “Jadi pak, anak bapak mengalami sesak nafas yang muncul
secara tiba-tiba dan biasanya disebut penyakit asma.”
Dokter : ‘‘Nah sekarang sedang diberikan terapi nebulizer / uap pada anak
bapak untuk mengurangi rasa sesaknya nanti akan diobservasi
lagi”
16
Perawat 2 : “Bagaimana dek apakah sudah merasa lebih nyaman?”
Perawat : 2 : “Ibu, tadi anaknya sudah kami posisikan setengah duduk dan\
kami beri terapi uap dengan obat untuk mengurangi sesaknya,
nah sementara anak ibu diobservasi dulu selama 1 jam untuk
memantau keadaan anak ibu.”
Ibu : “Iya, baik suster terima kasih.”
Bapak : ‘‘Sus, saya mau nanya sebenarnya apa penyebab anak saya jadi
asma? Tadi saya mau bertanya sama dokter lupa.”
Perawat 2 : “Penyebab anak bapak asma bisa dikarenakan anak bapak alegi
terhadap bulu kucing, dan ditambahkan ada riwayat keluarga
yaitu kakeknya yang menderita asma. Jadi anak bapak harus di
awasi agar tidak terlalu dekat dengan peliharaan hewan seperti
kucing karna bulu kucing itu bisa menyebabkan sesak nafas
pada anaknya.”
Ibu : “Oh begitu ya sus, terima kasih atas penjelasannya.”
17
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang sering digunakan
dalam dunia keperawatan. Di mana dalam hal ini seorang perawat mampu
melakukan komunikasi secara mendalam kepada tim kesehatan lain,
khususnya kepada pasien asma bronkial guna untuk memberikan khasiat
terapi bagi proses penyembuhan pasien.Oleh karena itu, seorang perawat
harus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan aplikatif komunikasi
terapeutik agar kebutuhan dan kepuasan pasien terpenuhi.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini sangat
banyak sekali kesahalan. besar harapan kami kepada para pembaca untuk bisa
memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun agar makalah ini
menjadi lebih sempurna.
18
DAFTAR PUSTAKA
19