Anda di halaman 1dari 39

MODUL 4

SYARIAT ISLAM

A. Pengertian Syari’at Islam

 Jalan nyata & lurus, jalan air, menuju tempat air (sumber) (Qs. 45:18,

5:48)

 Hukum Allah untuk diimani & diamalkan berkaitan dengan sistem hidup,

aqidah & akhlaq

 Al Qur-an ; 5 : 3 ; 42 : 13, 3 : 112, 16 : 97

A. KARAKTERISTIK SYARI’AT ISLAM

 Robbaniyyah ( 5:50; 33:36 )

 Insaniyyah & ‘alamiyah / Global ( 21:107; 7:158;

Qs. 34:28
Artinya :

Dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia

seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi

peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui.

Qs. 3:110

Artinya :

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh

kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman

kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi

mereka; di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka

adalah orang-orang yang fasik.


Qs. 3:64

Artinya :

Katakanlah: "Hai Ahlul Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat

(ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa

tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan

sesuatu pun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain

sebagai Rabb-Rabb selain Allah". Jika mereka berpaling maka katakanlah

kepada mereka: "Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang

berserah diri (kepada Allah).

 Syumul / Universal

Qs. 6:38
Artinya :

Dan tiadalah binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang

terbang dengan kedua sayapnya, melainkan umat (juga) seperti kamu.

Tiadalah Kami alpakan sesuatupun dalam Al-Kitab, kemudian kepada

Tuhanlah mereka dihimpunkan.

Qs. 16:89

Artinya :

(Dan ingatlah) akan hari (ketika) kami bangkitkan pada tiap-tiap umat

seorang saksi (rasul) atas (perbuatan) mereka, dari (kalangan) mereka

sendiri, dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas

seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-

Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat, bagi

orang-orang yang berserah diri.

 Asholah & Tsabat / Orisinil & Abadi

Qs. 15:9
Artinya :

Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur'an, dan sesungguhnya,

Kami benar-benar memeliharanya.

 Mudah & Menghapus Kesulitan

Qs. 2:185

Artinya :

Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di

dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi

manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda

(antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu

hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia

berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu
ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang

ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki

kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan

hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu

mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya

kamu bersyukur.

Qs. 22:78

Artinya :

Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-

benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan

untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu

Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim

dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu

menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas

segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan


berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah

sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.

Qs. 2:286

Artinya :

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya

dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka

berdoa): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa

atau kami bersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada

kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-

orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada

kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami;

ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka

tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.


 Melindungi Maslahat Ummat Manusia; bersifat dharuriyat (agama, jiwa,

kehormatan, akal & harta), hajiyat, dan tahsiniyat

 Tawazun / proporsional

Qs. 24:27

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah, yang

bukan rumahmu, sebelum meminta ijin dan memberi salam kepada

penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu)

ingat.

Qs. 62:10
Artinya :

Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi;

dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu

beruntung.

Qs. 2:177

Artinya :

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu

kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada

Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan

memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,

orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-

orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,


mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati

janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan,

penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar

(imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Qs. 28:77

Artinya :

Dan carilah, pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu,

(kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu

dari (kenikmatan) duniawi, dan berbuat baiklah (kepada orang lain),

sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu

berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai

orang-orang yang berbuat kerusakan.


Qs. 7:32

Artinya :

Katakanlah: 'Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah, yang

telah di keluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya, dan (siapa pulakah yang

mengharamkan) rejeki yang baik'. Katakanlah: 'Semuanya itu (disediakan)

bagi orang-orang yang beriman, dalam kehidupan dunia, khusus (untuk

mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu,

bagi orang-orang yang mengetahui.


 Koheren Aqidah & Kehidupan

Qs. 2:275-281

Artinya :

275. Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri

melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran

(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah

disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan

dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya

apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan


urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba),

maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di

dalamnya.

276. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak

menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat

dosa.

277. Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh,

mendirikan shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi

Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula)

mereka bersedih hati.

278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang

beriman.

279. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka

ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika

kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu;

kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.

280. Dan jika (orang yang berhutang itu) dalam kesukaran, maka berilah

tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau

semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui


281. Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada

waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-

masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah

dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).

Qs. 2:179

Artinya :

Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan) hidup bagimu, hai

orang-orang yang berakal, supaya kamu bertakwa.

Qs. 5:44-50
Artinya :

44. Sesungguhnya, Kami telah menurunkan Kitab Taurat di dalamnya

(ada) petunjuk dan cahaya (yang menerangi), yang dengan kitab itu

diputuskan perkara orang-orang Yahudi, oleh nabi-nabi yang menyerah

diri kepada Allah, oleh orang-orang alim mereka dan pendeta-pendeta

mereka, disebabkan mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah,

dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut

kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu

menukar ayat-ayat-Ku, dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang tidak

memutuskan, menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah

orang-orang yang kafir.

45. Dan Kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At-Taurat),

bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan
hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka (pun) ada

kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan

hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan

perkara, menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah

orang-orang yang zalim.

46. Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi-nabi Bani Israil) dengan Isa

putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan

Kami telah memberikan kepadanya kitab Injil sedang di dalamnya (ada)

petunjuk dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang

sebelumnya, yaitu kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran

untuk orang-orang yang bertaqwa.

47. Dan hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara,

menurut apa yang diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa tidak

memutuskan perkara, menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka

itu adalah orang-orang yang fasik.

48. Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Qur'an dengan membawa

kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang

diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu;

maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan

janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan

kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara

kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah

hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka

berlomba-lombalah berbuat kebaikan. Hanya kepada Allah-lah kembali

kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu

perselisihkan itu.

49. Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka, menurut

apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu

mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak

memalingkan kamu, dari sebagian apa yang telah diturunkan Allah

kepadamu. Jika mereka berpaling, (dari hukum yang telah diturunkan

Allah), maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan

menimpakan musibah kepada mereka, disebabkan sebagian dosa-dosa

mereka. Dan sesungguhnya, kebanyakan manusia adalah orang-orang

yang fasik.

50. Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum)

siapakah yang lebih (baik) daripada (hukum) Allah, bagi orang-orang yang

yakin ?

B. PERBEDAANNYA DENGAN FIQIH

 Hukum syara’ praktis digali dari dalil tafsili

 Cakupan ibadah & muamalah

 Sumber Fiqh( Al Qur-an, As Sunnah, Ijma’, dan Qiyas)


 Al Qur-An

 Firman Allah dibawa Ruhul Amin ke qalbu Rosul Muhammad

berbahasa Arab sebagai manhaj dan hidayat, membacanya ibadah

dimulai Al Fatihah dan diakhiri An Nas disampaikan secara mutawatir.

 As Sunnah

 Ucapan, perbuatan & pengakuan Rosul

C. KEKUATAN ARGUMENTASI (HUJJAH)

 Al Qur-an

 Validitas/tsubut qath’y

 Konotasi/dalalah qath’y & zhanny

 As Sunnah

 Sejajar Qur-an

Qs. 33:36
Artinya :

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang Mukmin dan tidak (pula) bagi

perempuan yang Mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah

menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain)

tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan

Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.

 Memperkuat (perintah sholat, zakat dll)

 Memperjelas (merinci, membatasi, dan mengkhususkan)

 Menentukan yang baru

 Shahih (mutawatir, masyhur, ahad) vs Dhoif (fadhoilul amal)

 Ijma’

 Kesepakan mujtahid pada suatu waktu ( 4:59 ) wajib diikuti

Qs. 4:59
Artinya :

Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap

(tentang) Allah. Dan cukuplah perbuatan itu, menjadi dosa yang nyata

(bagi mereka).

 Qiyas

 Analogi suatu masalah

Qs. 5:90

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar,

berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah,

adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-

perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

Qs. 62:9
Artinya :

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat

Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan

tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika

kamu mengetahui.

 Istihsan

 Maslahat al Mursalah

 Adat

D. CAKUPAN SYARI’AT

 Ibadah

 Ibadah menurut bahasa taat dan tunduk. Terminologi adalah nama

yang mencakup setiap sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah

berupa perkataan dan perbuatan baik secara zhahir maupun batin

(Yusuf Qardhawi)

 Ibadah Mahdhoh (ucapan, perbuatan, dan gerak hati, yang ditujukan

kepada Allah). Bentuknya universal


Qs. 6:162-163

Artinya :

162. Katakanlah (Muhammad): ”Sesungguhnya salatku, ibadahku,

hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam,

163. Tidak ada sekutu bagi-Nya; dan demikianlah yang diperintahkan

kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri

(muslim).

 Maududi: aktivitas & ruang lingkup sesuai syari’at Allah (Cara), hati

takut kepada Allah (Niyat), untuk tujuan keridhoan Allah (Tujuan)

Qs. 22:31

Artinya :

Dengan ikhlas kepada Allah; tidak mempersekutukan sesuatu dengan

Dia. Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka


adalah ia seolah-olah jatuh dari langit, lalu disambar oleh burung, atau

diterbangkan angin ke tempat yang jauh.

Qs. 2:264

Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan

(pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti

(perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya

karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan

hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di

atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu

menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai

sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi

petunjuk kepada orang-orang yang kafir.


Qs. 24:39

Artinya :

Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana

fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang

yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya

sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu

Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amalnya dengan

cukup dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.

Qs. 25:23

Artinya :

Dan Kami hadapi (hisab) segala amal yang mereka kerjakan, lalu

Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan.

 Perbuatan mukmin ---> amal shaleh / taqwa


Qs. 2:21

Artinya :

Hai manusia, sembahlah Rabb-mu Yang telah menciptakanmu dan

orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertaqwa.

Qs. 14:24-27
Artinya :

24. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat

perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya

teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.

25. Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin

Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu untuk

manusia supaya mereka selalu ingat.

26. Dan perumpamaan kalimat yang buruk seperti pohon yang buruk,

yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi; tidak

dapat tetap (tegak) sedikitpun.

27. Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan

ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan

Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang

Dia kehendaki.

 Perbutan orang kafir -- > fatamorgana


Qs. 24:39

Artinya :

Dan orang-orang yang kafir amal-amal mereka adalah laksana

fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang

yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya

sesuatu apapun. Dan didapatinya (ketetapan) Allah di sisinya, lalu

Allah memberikan kepadanya perhitungan amal-amalnya dengan

cukup dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya.

 Cakupan Ibadah Mahdhoh: Shalat, Zakat, Puasa dan Haji

 Mu’amalah

Ibadah (khusus)  penguatan hubungan dengan Allah

 Syari’ah

Mu’amalah  penguatan hubungan sesama manusia


Artinya :

Rasulullah SAW bersabda; “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari

akhir, hendaklah ia berkata yamg baik-baik atau diam, Barang siapa

beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berbuat baik

kepada tatangganya dan Barang siapa beriman kepada Allah dan hari

akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya”. (HR. Bukhari dan Muslim).

ُ ‫ْس ْال ُمؤْ ِم ُن الَّذِي يَ ْشبَ ُع َو َج‬


‫ارهُ َجائِ ٌع ِإلَى َج ْن ِب ِه‬ َ ‫لَي‬
 Rasulullah SAW bersabda; “ Bukan orang mu’min yang ia sendiri dalam

keadaan kenyang tetapi tetangganya kelaparan (dibiarkan)”. (HR. Abu

Ya’la dalam Musnadnya, dan sanadnya dinilai hasan oleh Husain Salim

Asad)

‫ قال رسول هللا صلى هللا‬:‫عن عبد هللا بن عمر رضي هللا عنه قال‬
‫اء – وفي‬ ُّ ‫ُوق ْال ُم ْس ِل ُم َم َع ال‬
ِ َ‫ش َهد‬ ُ ‫صد‬ ُ ‫اج ُر األ َ ِم‬
َّ ‫ين ال‬ ِ َّ ‫ الت‬:‫عليه و سلم‬
‫ مع النبيين و الصديقين و الشهداء – يَ ْو َم ْال ِقيَا َم ِة » رواه‬:‫رواية‬
‫ابن ماجه والحاكم والدارقطني وغيرهم‬
 Rasulullah SAW bersabda; “ Pedagang yang terpercaya dan jujur (kelak

di surga) akan bersama dengan para Nabi, Shiddiqin, Syuhada dan

Shalihin”. (HR. Turmudzi)

:‫سلَّ َم‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ‫ قال رسول هللا‬:‫عن سهل بن سعد قال‬
‫« أَنَا َو َكافِ ُل ْاليَتِ ِيم فِى ْال َجنَّ ِة ه َكذَا » وأشار بالسبابة‬
‫ رواه البخاري‬.ً‫والوسطى وفرج بينهما شيئا‬

Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda: “Aku dan orang yang menanggung anak yatim
(kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa
sallam, serta agak merenggangkan keduanya[1]

Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan dan pahala orang yang
meyantuni anak yatim, sehingga imam Bukhari mencantumkan hadits ini dalam
bab: keutamaan orang yang mengasuh anak yatim.

Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini:

– Makna hadits ini: orang yang menyantuni anak yatim di dunia akan menempati
kedudukan yang tinggi di surga dekat dengan kedudukan Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam[2].

– Arti “menanggung anak yatim” adalah mengurusi dan memperhatikan semua


keperluan hidupnya, seperti nafkah (makan dan minum), pakaian, mengasuh dan
mendidiknya dengan pendidikan Islam yang benar[3].
– Yang dimaksud dengan anak yatim adalah seorang anak yang ditinggal oleh
ayahnya sebelum anak itu mencapai usia dewasa[4].

– Keutamaan dalam hadits ini belaku bagi orang yang meyantuni anak yatim dari
harta orang itu sendiri atau harta anak yatim tersebut jika orang itu benar-benar
yang mendapat kepercayaan untuk itu[5].

– Demikian pula, keutamaan ini berlaku bagi orang yang meyantuni anak yatim
yang punya hubungan keluarga dengannya atau anak yatim yang sama sekali tidak
punya hubungan keluarga dengannya.

E. KAIDAH PRINSIP DALAM IBADAH (KHUSUS)

 “Hukum pokok dari ibadah (pokok) adalah tidak boleh Kecuali ada dalil
yang mewajibkannya”.

 Sebagian kalangan mengemukakan alasan ketika suatu ibadah yang tidak


ada dalilnya disanggah dengan celotehan, “Kan asalnya boleh kita
beribadah, kenapa dilarang?” Sebenarnya orang yang mengemukakan
semacam ini tidak paham akan kaedah yang digariskan oleh para ulama
bahwa hukum asal suatu amalan ibadah adalah haram sampai adanya dalil.
Berbeda dengan perkara duniawi (seperti HP, FB, internet), maka hukum
asalnya itu boleh sampai ada dalil yang mengharamkan. Jadi, kedua
kaedah ini tidak boleh dicampuradukkan. Sehingga bagi yang membuat
suatu amalan tanpa tuntunan, bisa kita tanyakan, “Mana dalil yang
memerintahkan?”
 Ada kaedah fikih yang cukup ma’ruf di kalangan para ulama,

‫األصل في العبادات التحريم‬


 “Hukum asal ibadah adalah haram (sampai adanya dalil).”
 Contoh Shalat tidak boleh ada tambahan apapun (Jumlah rakaat,

gerakan, bacaan dengan terjemah dsb), ibadah haji, ibadah shaum

(puasa) dsb.

 Tidak boleh ada Ijtihad dalam ibadah

 Kaidah fiqh mu’amalah adalah

”‫“األصل في المعاملة اإلباحة حتى يدل على تحريمها‬


 (hukum asal dalam urusan muamalah adalah boleh, kecuali ada dalil
yang mengharamkannya).
 Ini berarti bahwa semua hal yang berhubungan dengan muamalah yang
tidak ada ketentuan baik larangan maupun anjuran yang ada di dalam dalil
Islam (Al-Qur’an maupun Al-Hadist), maka hal tersebut adalah
diperbolehkan dalam Islam.
 Kaidah fiqh dalam mu’amalah di atas memberikan arti bahwa dalam
kegiatan muamalah yang notabene urusan ke-dunia-an, manusia diberikan
kebebasan sebebas-bebasnya untuk melakukan apa saja yang bisa
memberikan manfaat kepada dirinya sendiri, sesamanya dan
lingkungannya, selama hal tersebut tidak ada ketentuan yang melarangnya.

Kaidah ini didasarkan pada hadist Rasulullah yang berbunyi: “ ‫أنتم أعلم‬
‫( ”بأمور دنياكم‬kamu lebih tahu atas urusan duniamu).
 Bahwa dalam urusan kehidupan dunia yang penuh dengan perubahan atas
ruang dan waktu, Islam memberikan kebebasan mutlak kepada manusia
untuk menentukan jalan hidupnya, tanpa memberikan aturan-aturan kaku
yang bersifat dogmatis. Hal ini memberikan dampak bahwa Islam
menjunjung tinggi asas kreativitas pada umatnya untuk bisa
mengembangkan potensinya dalam mengelola kehidupan ini, khususnya
berkenaan dengan fungsi manusia sebagai khalifatul-Lilah fil ‘ardlh (wakil
Allah di bumi).
 “ Hukum pokok dari mu’amalah adalah boleh kecuali ada dalil yang

mengharamkannya”.

o Contoh Apapun kegiatan ekonomi boleh dilakukan keculi ada dalil

yang mengharamkannya.”

F. PRINSIP-PRINSIP DALAM MU’AMALAH

1. Tidak boleh jual-beli benda yang diharamkan (minuman keras, obat-

obatan terlarang, daging babi, dsb )

Dari Jabir bin Abdillah, beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa

sallam bersabda di Mekah saat penaklukan kota Mekah,

‫ فَ ِقي َل َيا‬. » ‫صن َِام‬ ْ َ ‫ير َواأل‬ ِ ‫سولَهُ َح َّر َم بَ ْي َع ْالخ َْم ِر َو ْال َم ْيت َ ِة َو ْال ِخ ْن ِز‬ َّ ‫ِإ َّن‬
ُ ‫َّللاَ َو َر‬
ُّ ‫طلَى ِب َها ال‬
‫ َويُ ْده َُن ِب َها‬، ‫سفُ ُن‬ ْ ُ‫وم ْال َم ْيت َ ِة فَإِنَّ َها ي‬َ ‫ش ُح‬ ُ ‫ْت‬ َ ‫ أ َ َرأَي‬، ِ‫َّللا‬
َّ ‫سو َل‬ ُ ‫َر‬
‫سو ُل‬ ُ ‫ ث ُ َّم قَا َل َر‬. » ‫ ُه َو َح َرا ٌم‬، َ‫ فَقَا َل « ال‬. ‫اس‬ ُ َّ‫ص ِب ُح ِب َها الن‬ ْ َ ‫ َو َي ْست‬، ُ‫ْال ُجلُود‬
َّ ‫ ِإ َّن‬، َ‫َّللاُ ْال َي ُهود‬
‫َّللاَ لَ َّما َح َّر َم‬ َّ ‫َّللاِ – صلى هللا عليه وسلم – ِع ْندَ ذَ ِل َك « قَات َ َل‬ َّ
ُ‫عوهُ فَأ َ َكلُوا ث َ َمنَه‬ُ ‫ش ُحو َم َها َج َملُوهُ ث ُ َّم َبا‬ ُ

 Rasulullah SAW bersabda; “ Allah dan Rasul-Nya melarang jual-beli

Khamar, bangkai babi dan berhala/patung yang disembah…”. (HR.

Bukhari dan Muslim)

2. Tidak boleh menipu, seperti mempermainkan takaran/timbangan dan

kwalitas (QS. 83 : 1- 6).


‫ْس‬ َّ ‫سلَّ َم َم ْن غ‬
َ ‫َش فَلَي‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫َع ْن أ َ ِبي ُه َري َْرة َ أ َ َّن َر‬
َّ ‫سو َل‬
َ ِ‫َّللا‬

‫ِم ِنِّي‬
Diriwayatkan daripada Abu Hurairah bahawa Rasulullah s.a.w. bersabda:

“Sesiapa yang menipu maka dia bukan dari kalanganku.”

 Rasulullah SAW bersabda; “ Barangsiapa yang suka menipu maka

bukan termasuk umatku”.

3. Tidak boleh melakukan suap/sogok/risywah (QS. 2: 188)

‫سلَّ َم‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ لَعَنَ َر‬: ‫عن ثوبان قال‬
َّ ‫سو ُل‬

‫ا‬‫ش َي ْعنِي الَّذِي َي ْمشِي َب ْينَ ُه َم‬


َ ِ‫الرائ‬ َ ‫ي َو ْال ُم ْرتَش‬
َّ ‫ِي َو‬ َ ‫الرا ِش‬
َّ
Dan diriwayatkan dari Tsauban radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah

shallallahu alaihi wasallam melaknat pemberi suap, penerima suap, dan

perantaranya.” (HR. Ahmad V/279 no.22452. namun sanad hadits ini

dinyatakan Dho’if (lemah) oleh syaikh Al-Albani di dalam Dho’if At-

Targhib wa At-Tarhib II/41 no.1344).

 Rasulullah SAW bersabda; “ Allah melaknat orang yang menyuap,

yang menerimanya dan yang menjadi perantaranya”. (HR. Ahmad)

Korupsi perbuatan fasad Perbuatan Fasad ( yang merusak tanaman

kehidupan)

4. Tidak boleh melakukan Riba. Bunga termasuk Riba


Qs. 30:39

ِ َّ‫َو َما آت َ ْيتُم ِ ِّمن ِ ِّربا ً ِلِّيَ ْربُ َو فِي أ َ ْم َوا ِل الن‬
َ‫اس فَ ََل يَ ْربُو ِعند‬

‫َّللا فَأ ُ ْولَ ِئ َك ُه ُم‬


ِ َّ َ‫َّللا َو َما آت َ ْيتُم ِ ِّمن زَ َكا ٍة ت ُ ِريدُونَ َو ْجه‬
ِ َّ

ْ ‫ْال ُم‬
َ‫ض ِعفُون‬

Artinya :

Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada

harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa

yang kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai

keridhaan Allah, maka (yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang

melipat gandakan (pahalanya).

Qs. 4:161

Artinya :

Dan disebabkan mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka

telah dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang

dengan jalan yang batil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang

kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.

Qs. 3: 130-131
Artinya :

130. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan
berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat
keberuntungan.

131. Dan peliharalah dirimu dari api Neraka, yang disediakan untuk orang-orang
kafir.

Qs. 2:278 -279

Artinya :

278. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang

beriman.
279. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba), maka

ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika

kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu;

kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.

 Lembaga-lembaga yang mengharamkan bunga (identik dengan Riba)

 Majlis Tarjih muhammadiyah (Sidoarjo, 1968)

 Lajnah bahsul masail – NU (Bandar Lampung, 1982)

 Sidang Organisasi Konferensi Islam (Pakistan, 1970)

 Mufti Negara Mesir (1989)

 Konsul Kajian Islam Dunia (Cairo, 1969)

 Komisi Fatwa MUI (Desember, 2003)

G. PERBEDAAN INVESTASI DENGAN MEMBUNGAKAN UANG

 Investasi adalah kegiatan usaha yang mengandung resiko karena

berhadapan dengan unsur ketidakpastian. Dengan demikian, perolehan

kembaliannya (return) tidak pasti dan tidak tetap

 Membungakan uang adalah kegiatan usaha yang kurang mengandung

resiko karena perolehan kembaliannya berupa bungan yang relatif pasti

dan tetap.
Di Lembaga Keuangan syari’ah (LKS) termasuk kegiatan investasi, karena

perolehan kembaliaannya (return) tidak pasti dan tidak tetap. Besar kecil

return dari waktu ke waktu tergantung kepada hasil usaha yang benar-

benar terjadi dan dilakukan bank sebgai mudharib atau pengelola dana.

H. PERBEDAAN HUTANG UANG DAN HUTANG BARANG

Jenis hutang ada 2, yaitu :

1. Pinjam meminjam uang. Hutang seperti ini uang tidak boleh ada tambahan

kecuali dengan alasan yang pasti dan jelas, misalnya biaya materai,

notaris dan studi kelayakan

2. Pengadaan barang. Hutang yang terjadi karena biaya pengadaan barang

harus jelas dalam satu kesatuan yang utuh atau disebut jual beli.

I. PERBEDAAN ANTARA BUNGA DAN BAGI HASIL

 Bunga

a. Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan asumsi harus selalu

untung

b. Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang

dipinjamkan

c. Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan

apakah proyek yang dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi
d. Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat sekalipun jumlah

keuntungan berlipat atau keadaan ekonomi sedang “booming”

 Bagi hasil

a. Penentuan besarnya rasio/nisbah bagi hasil dibuat pada waktu akad

dengan berpedoman pada kemungkinan rugi

b. Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada jumlah keuntungan yang

diperoleh

c. Bagi hasil tergantung pada keuntungan proyek yang di jalankan. Bila

usaha merugi, kerugian akan ditanggung bersama oleh kedua belah

pihak

d. Jumlah pembagian laba meningkat sesuai dengan peningkatan jumlah

pendapatan.

Anda mungkin juga menyukai