Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN KEJANG DEMAM PADA ANAK

Disusun Oleh:

Dini Andriyani Mustika Ulfa Wulandari


Essy Realova Welly Rahmadhani
Febria Dewantara Livia Mailayanti
Hanifa Yatni Siska Okta Pera
Karina Aprilia Winda Ratna Sari
Lodya Riska Gusnia Suci Aulia
M. Andika Wallinda Nanda Pernandes
Silvian Diana Veranil
Sinta Purnama Sari Medya Fausa
Welly Martawati Emilia Aprilisia
Lusia Utari Risni Yulita

CI KLINIK CI AKADEMIK

(Ns. SILVIA HANDAYANI, S.Kep) (Ns. HELENA PATRICIA, M.Kep)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


STIKES SYEDZA SAINTIKA
PADANG
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pentalaksanaan Kejang Demam Pada Anak


Sasaran : Keluarga pasien
Tempat : Ruangan pertemuan anak dan kebidanan RSUP Dr.M.Djamil
Padang
Hari/tanggal : Jumat / 1 Maret 2019
Waktu : 10.00 WIB

A. Latar Belakang
Kejang demam merupakankelainan neurologis yang paling sering terjadi pada
anak, 1 dari 25 anak akan mengalami satu kali kejang demam. Hal ini dikarenakan, anak
yang masih berusia dibawah 5 tahun sangat rentan terhadap berbagai penyakit disebabkan
sistem kekebalan tubuh belum terbangun secara sempurna (Harjaningrum, 2011).
Serangan kejang demam pada anak yang satu dengan yang lain tidaklah sama,
tergantung nilai ambang kejang masing-masing. Oleh karena itu, setiap serangan kejang
harus mendapat penanganan yang cepat dan tepat, apalagi kejang yang berlangsung
lama dan berulang.Sebab, keterlambatan dan kesalahan prosedur bisa mengakibatkan
gejala sisa pada anak, bahkan bisa menyebabkan kematian (Fida&Maya, 2012).
Kejang yang berlangsung lama biasanya disertai apneu (henti nafas) yang
dapat mengakibatkan terjadinya hipoksia (berkurangnya kadar oksigen jaringan)
sehingga meninggikan permeabilitas kapiler dan timbul edema otak yang mengakibatkan
kerusakan sel neuron otak. Apabila anak sering kejang, akan semakin banyak sel otak
yang rusak dan mempunyai risiko menyebabkan keterlambatan perkembangan,
retardasi mental, kelumpuhan dan juga 2-10% dapat berkembang menjadi epilepsi
(Mohammadi, 2010)
Insiden kejang demam ini dialami oleh 2% - 4% pada anak usia antara 6 bulan
hingga 5 Tahun (ME. Sumijati 2000 :72-73) dengan durasi kejang selama beberapa menit.
Namun begitu, walaupun terjadi hanya beberapa menit, bagi orang tua rasanya sangat
mencemaskan, menakutkan dan terasa berlangsung sangat lama, jauh lebih lama
dibanding yang sebenarnya.
Hasil penelitian dari 166 kasus kejang demam yang dirawat di bagian ilmu
kesehatan anak RSUP M. Djamil padang selama tahun 1995-1996, hanya 126 yang
memenuhi syarat untuk dijadikan data penelitian.
Kejang demam merupakan kedaruratan medis yang memerlukan pertolongan
segera. Diagnosa secara dini serta pengelolaan yang tepat sangat diperlukan untuk
menghindari cacat yang lebih parah, yang diakibatkan bangkitan kejang yang sering.
Untuk itu tenaga perawat/paramedis dituntut untuk berperan aktif dalam mengatasi
keadaan tersebut serta mampu memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga dan
penderita, yang meliputi aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara terpadu
dan berkesinambungan serta memandang klien sebagai satu kesatuan yang utuh secara
bio-psiko-sosial-spiritual.
Kejang pada anak dapat mengganggu kehidupan keluarga dan kehidupan sosial
orang tua khususnya ibu, karena ibu dibuat stress dan rasa cemas yang luar biasa.Bahkan,
ada yang mengira anaknya bisa meninggal karena kejang. Beberapa ibu panik ketika
anak mereka demam dan melakukan kesalahan dalam mengatasi demam dan
komplikasinya.Kesalahan yang dilakukan ibu salah satunya disebabkan karena
kurang pengetahuan dalam menangani. Memberikan informasi kepada ibu tentang
hubungan demam dan kejang itu sendiri merupakan hal yang penting untuk
menghilangkan stress dan cemas mereka (Hazaveh, 2011).
Berdasarkan latar belakang di atas maka kami Mahasiswa Profesi Ners STIKes SYEDZA
SAINTIKA Padang ingin memberikan penyuluhan kepada keluarga pasien di ruangan anak RSUP Dr.
M DJAMIL Padang, agar keluarga mengetahui apa itu penyakit Kejang Demam dan cara mengatasi
Kejang Demam tersebut.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan kesehatan diharapkan keluarga dapat
memahami tentang penatalaksaan kejang demam.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan tindakan penyuluhan kesehatan diharapkan keluarga
mampu:
1. Menjelaskan pengertian kejang demam
2. Menyebutkan penyebab kejang demam
3. Menyebutkan tanda dan gejala kejang demam
4. Menyebutkan cara pencegahan kejang demam
5. Menyebutkan penatalaksanaan kejang demam
C. Metoda : Ceramah dan tanya jawab
D. Media : Leaflet dan infocus
E. Waktu : Jam 10.00 WIB
F. Setting Tempat

KETERANGAN :

: Infokus

: Pasien/keluarga pasien

:Pembimbing

:Moderator
:Penyaji

:fasilitator

:Observer

:Dokumentasi

G. Pengorganisasian
a. Penanggung jawab : Kelompok 2 dan 3
Fungsi : Mengkoordinir persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.
b. Moderator : Lodya Riska Gusnia
Fungsi : Mengarahkan jalannya kegiatan.
c. Penyaji : Sinta Purnama Sari
Fungsi : Menyampaikan materi penyuluhan, menjawab pertanyaan.
d. Observer : Siska Okta Pera
Fungsi : Mencatat dan mengamati jalannya penyuluhan.
e. Fasilitator : Welly, Silvian, Lusia, Dini, Hanifah, Essy, Karina, Andika, Hanifah,
Febrya, Mustika, Welly R, Livia, Suci, Veranil, Medya, Emilia, Risni.
Fungsi : Memotivasi audien untuk ikut dalam penyuluhan.
f. Dokumentator : Nanda Pernandes
Fungsi : Mendokumentasikan penyuluhan

H. Kegiatan penyuluhan
Tahap Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta Metode Waktu
Pembukaan a. Moderator memberi Mendengarkan Ceramah 5 menit
salam
b. Perkenalan Mendengarkan

c. Menjelaskan tujuan Mendengarkan dan


umum dan tujuan menyetujui
khusus
d. Kontrak waktu dan Mendengarkan dan
bahasa menjawab
Penyajian a. Menggali pengetahuan 1. Peserta, menjawab Tanya 20 menit
audien tentang jawab
pengertian kejang
2. Mendengarkan
demam
b. Memberi
3. Memperhatikan dan
reinforcement positif
mendengarkan
c. Menjelaskan
Ceramah
pengertian kejang
demam
a. Menggali 1. Peserta menjawab Tanya
pengetahuan audien jawab
tentang penyebab
2. Mendengarkan
kejang demam
b. Memberi
3. Memperhatikan dan
reinforcement positif
mendengarkan
c. Menyebutkan
Ceramah
penyebab kejang
demam
a. Menggali 1. Peserta menjawab Tanya
pengetahuan audien jawab
tentang tanda dan
2. Mendengarkan
gejala kejang demam
b. Memberi
3. Memperhatikan dan
reinforcement positif
mendengarkan
c. Menjelaskan tentang
Ceramah
tanda dan gejala
kejang demam
a. Menggali 1. Peserta menjawab Tanya
pengetahuan audien jawab
tentang cara
pencegahan kejang
2. Mendengarkan
dema
b. Memberikan 3. Memperhatian dan
reinforcement positif mendengarkan
c. Menjelaskan tentang
Peserta menjawab
Ceramah
cara pencegahan
kejang demam

a. Mendengarka
n

Memperhatian dan
mendengarkan
d. Menggali 4. Peserta menjawab Tanya
pengetahuan audien jawab
tentang
penatalaksanaan
5. Mendengarkan
kejang dema
e. Memberikan 6. Memperhatian dan
reinforcement positif mendengarkan
f. Menjelaskan tentang
Ceramah
penatalaksanaan
kejang demam
Penutup a. Menyimpulkan hasil Peserta memperhatikan Ceramah 5 menit
penyuluhan penjelasan yang
b. Menyampaikan yang
disampaikan
diharapkan penyuluh
setelah dilakukan
penyuluhan tentang
pencegahan dan
penatalaksanaan
kejang demam
c. Mengevaluasi hasil Menjawab pertanyan Tanya
penyuluhan dengan jawab
memberikan
kesempatan peserta
penyuluhan untuk
mengajukan
pertanyaan
d. Mengucapkan salam Menjawab salam penutup ceramah
penutup

I. Evaluasi :
1. Evaluasi struktur
a. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai dengan perencanaan
2. Evaluasi proses
a. Audiens berperan aktif dalam penyuluhan dengan mengajukan beberapa
pertanyaan selama kegiatan berlangsung
b. 80% Audiens yang hadir mengikuti acara penyuluhan sampai selesai
c. Fasilitator menfasilitasi pasien untuk bertanya atau memberi pendapat.
3. Evaluasi Hasil
a. 2 dari 8 audiens dapat menyebutkan pengertian kejang demam
b. 2 dari 8 audiens dapat menyebutkan penyebab kejang demam
c. 2 dari 8 audiens dapat menyebutkan tanda dan gejala kejang demam
d. 2 dari 8 audiens dapat menyebutkan cara pencegahan kejang demam
e. 2 dari 8 audiens dapat meneybutkan penatalaksanaan kejang demam
MATERI PENYULUHAN
PENCEGAHAN DAN PENATALAKSANAAN KEJANG DEMAM PADA ANAK

A. Pengertian

Kejang demam atau febrile convusion ialah bangkitan kejang yang terjadi pada
kenaikan suhu tubuh (suhu rektal diatas 38’c) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium.
(Ngastiyah, 1997: 229)

Kejang demam merupakan kelainan neurologis yang paling sering dijumpai pada
anak, terutama pada golongan anak pada umur 6 bulan sampai 4 tahun. Hampir 3% dari
yang berumur dibawah 5 tahun pernah menderita kejang demam. Pada percobaan
binatang, suhu yang tinggi dapat menyebabkan terjadinya bangkitan kejang.

Kejang demam menurut Putri & Baidul (2009) adalah kejang yang terjadi pada
saat bayi atau anak mengalami demam tanpa infeksi sistem saraf pusat. Tidak ada nilai
ambang batas suhu yang dapat menimbulkan terjadinya kejang demam. Selama anak
mengalami kejang demam, ia dapat kehilangan kesadaran disertai gerakan lengan dan kaki
atau justru disertai dengan kekakuan tubuhnya.

Jadi kejang demam merupakan akibat dari pembebasan istrik yang tidak terkontrol
dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan tiba-tiba, terjadi gangguan
kesadaran ringan, aktifitas motorik atau gangguan fenomena sensori. (Doenges, 2000).

B. Penyebab

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya kejang demam berulang antara
lain:

1. Usia < 15 bulan saat kejang demam pertama

2. Riwayat kejang demam dalam keluarga

3. Kejang demam terjadi segera setelah mulai demam atau saat suhu sudah relatif
normal

4. Riwayat demam yang sering

5. Infeksi saluran pernafasan atas, otitis media akut, pneumonia, gastroenteritis akut,
exantema subitum, bronchitis, dan infeksi saluran kemih (Goodridge, 1987;
Soetomenggolo, 1989). Selain itu juga infeksi diluar susunan syaraf pusat seperti
tonsillitis, faringitis, forunkulosis serta pasca imunisasi DPT (pertusis) dan campak
(morbili) dapat menyebabkan kejang demam.

6. Produk toksik mikroorganisme terhadap otak (shigellosis, salmonellosis)

7. Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal oleh karena infeksi.

8. Perubahan keseimbangan cairan atau elektrolit

9. Gabungan dari faktor-faktor diatas

C. Tanda dan gejala

1. Gerakan tangan, kaki dan muka yang menyentak-nyentak atau kaku

2. Bola mata berputar ke arah belakang kepala


3. Pernafasan bermasalah

4. Hilang kesadaran

5. Mengompol

6. Muntah

7. Suhu badan meningkat - biasanya lebih dari 38.5ºC

D. Pencegahan
1. Pada saat anak demam, ukur dengan termometer, bila suhu tubuh anak diatas 37,5 C
, segera kompres dengan air hangat ( jangan air dingin atau alkohol ),

2. Kompres anak dengan air hangat pada bagian ketiak kiri dan kanan serta
selangkangan kiri dan kanan,

3. Jangan memakai baju tebal

4. Jangan membalut tubuh dengan selimut tebal

5. Setelah anak dikompres selama 15 menit, ukur kembali suhu anak,

6. Jika suhu anak tidak turun atau semakin meningkat segera bawa anak ke dokter atau
pusat pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.

E. Penatalaksanaan

1. Jangan panik

2. Lindungi anak dari kemungkinan cidera dengan meletakkan anak pada dasar yang
lembut dan datar

3. Posisikan badan dan kepala anak dalam posisi miring

4. Jangan menekan/menahan gerakan kejang yang sedang terjadi

5. Jangan memasukkan jari atau alat-alat ke mulut anak

6. Jangan memberi obat ke mulut anak


7. Jangan membasahi badan anak dengan air dingin

8. Catat lamanya kejang, kalau lebih dari 5 menit segera antar ke pusat pelayanan
kesehatan terdekat

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak. Ed 1. Jakarta : Pusat Pendidikan Tenaga
Kesehatan.
Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta : Salemba
Lumbantobing, SM. 1989. Penatalaksanaan Muthakhir Kejang Pada Anak. Jakarta : FKUI
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta : EGC
Sachann, M Rossa. 1996. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta : EGC
Suriadi, dkk. 2001. Askep Pada Anak. Jakarta : PT. Fajar Interpratama
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta

Anda mungkin juga menyukai