Anda di halaman 1dari 9

Lampiran 4

SOP TERAPI TEKNIK RELAKSASI OTOT PROGRESIF

1. Definisi Terapi Relaksasi Otot Progresif


Teknik Relaksasi Otot Progresif adalah teknik relaksasi otot dalam yang
tidak memerlukan imajinasi, ketekunan, atau sugesti. Teknik relaksasi otot
progresif memusat perhatian pada suatu aktivitas otot dengan mengidentifikasi
dengan otot yang tegang kemudian menurunkan ketegangan dengan melakukan
teknik relaksasi untuk mendapat perasaan relaks (Herodes, 2010).Teknik
relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasiotot dalam yang tidak
memerlukan imajinasi, ketekunan, atau sugesti (Setyoadi & Kushariyadi,
2011).
2. Tujuan Terapi Relaksasi Otot Progresif
Menurut Herodes (2010), Alim (2009), dan Potter (2005), tujuan dari teknik
relaksasi ini adalah untuk :
1. Menurunkan ketegangan otot, kecemasan, nyeri leher dan punggung,
tekanan darah tinggi, frekuensi jantung, laju metabolik
2. Mengurangi distrimia jantung, kebutuhan oksigen
3. Meningkatkan gelombang alfa otak yang tgerjadi ketika klien sadar dan
tidak fokuskan perhatian serta relaks
4. Meningkatkan rasa kebugaran, konsentrasi
5. Memperbaiki kemampuan untuk mengatasi stress
6. Mengatasi Insomnia, depresi, kelelahan, iribilitas, spasme otot, fobia
ringan, gagap ringan, dan
7. Membangun emosi positif dari emosi negatif
3. Indikasi Terapi relaksasi Otot Progresif
Indikasi dari terapi relaksasi otot progresif menurut Setyoadi dan Kushariyadi
(2011),yaitu:
1. Lansia yang mengalami gangguan tidur (Insomnia)
2. Lansia yang sering mengalami stress
3. Lansia yang mengalami kecemasan
4. Lansia yang mengalami depresi.
4. Kontraindikasi
Ada hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan tindakan teknik terapi
relaksasi otot progresif. Menurut Setyohadi dan Kushariyadi (2011), yaitu
sebagai berikut :
1. Lansia yang mengalami keter batasan gerak, misalnya tidak bisa
menggerakan badannya.
2. Lansia yang menjalani perawatant irah baring (bed rest).
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan
Berikut adalah hal–hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan kegiatan
terapi relaksasi otot progresif (Setyohadi dan Kushariyadi, 2011) :
1. Jangan terlalu menegangkan otot berlebihan Karen ada patmelukai diri
sendiri.
2. Dibutuhkan waktu sekitar 20-50 detik untuk membuat otot – otot relaks.
3. Perhatikan posisi tubuh. Lebih nyaman dengan matter tutup. Hindari
dengan posisi berdiri.
4. Menegangkan kelompok otot dua kali tegangan.
5. Melakukan pada bagian kanan tubuh dua kali, kemudian bagian kiri dua
kali.
6. Memeriksa apakah klien benar – benar relaks.
7. Terus – menerus memberikan instruksi.
8. Memberikan intruksi tidak terlalu cepat dan tidak terlalu lambat.
6. Prosedur Terapi Relaksasi Otot Progresif
Persiapan untuk melakukan teknik ini yaitu:
1. Persiapan
Persiapan alat dan lingkungan : kursi, bantal serta lingkungan yang tenang
dan sunyi
Persiapan Klien :
a. Jelaskan tujuan, manfaat dan prosedur dan pengisian lembar
persetujuan terapi kepada klien.
b. Posisikan tubuh klien secara nyaman yaitu berbaring dengan mata
tertutup menggunakan bantal di bawah kepala dan lutut atau duduk di
kursi dengan kepala ditopang, hindari posisi berdiri.
c. Lepaskan asesoris yang digunakan seperti kacamata, jam dan sepatu.
d. Longgarkan ikatan dasi, ikat pinggang atau hal lain sifatnya mengikat
ketat.
2. Prosedur
N GERAKAN DAN TUJUAN GAMBAR
O
1 Gerakan 1 : ditujukan untuk melatih
otot tangan
a. Genggam tangan kiri sambil
membuat suatu kepalan.
b. Buat kepalan semakin kuat
sambil merasakan sensasi
ketegangan yang terjadi.
c. Pada saat kepalan dilepaskan,
rasakan relaksasi selama 10
detik.
d. Gerakan pada tangan kiri ini
dilakukan dua kali sehingg ada
patmem bedakan perbedaan
antara ketegangan otot dan
keadan relaks yang dialami.
e. Lakukan gerakan yang sama
pada tangan kanan.
2 Gerakan 2 : ditujukan untuk melatih
otot tangan bagian belakang
a. Tekuk kedua lengan
kebelakang pada peregalangan
tangan sehingga otot di tangan
bagian belakang dan lengan
bawah menegang.
b. Jari-jari menghadap kelangit-
langit.
3 Gerakan 3 : ditujukan untuk melatih
otot biseps (otot besar pada bagian
atas pangkalan lengan)
a. Genggam kedua tangan
sehingga menjadi kepalan.
b. Kemudian membawa kedua
kapalan kepundak sehingga otot
bisep sakan menjadi tegang.
4 Gerakan 4 : ditujukan untuk melatih
otot bahu supaya mengendur
a. Angkat kedua bahu setinggi-
tingginya seakan-akan hingga
menyentuh kedua telinga.
b. Fokuskan perhatian gerakan
pada kontrak ketegangan yang
terjadi di bahu punggung atas,
dan leher.
5 Gerakan 5 dan 6 : ditujukan untuk
melemaskan otot-otot wajah
(sepertiototdahi, mata,
rahangdanmulut)
a. Gerakan otot dahi dengan
cara mengerutkan dahi dan alis
sampai otot terasa kulitnya
keriput.
b. Tutup keras-keras mata
sehingga dapat dirasakan
ketegangan di sekitar mata dan
otot-otot yang mengendalikan
gerakan mata.

Gerakan 7 : ditujukan untuk


mengendurkan ketegangan yang
dialami oleh otot rahang. Katup
rahang, diikuti dengan menggigit -
gigit sehingga terjadi ketegangan di
sekitar otot rahang

Gerakan 8 : ditujukan untuk


mengendurkan otot-otot sekitar
mulut. Bibir di moncongkan sekuat-
kuatnya sehingga akan dirasakan
ketegangan di sekitar mulut
6 Gerakan 9 : ditujukan untuk
merilekskan otot leher bagian depan
maupun belakang
a. Gerakan diawali dengan otot
leher bagianbelakang baru
kemudian otot leher bagian
depan.
b. Letakkan kepala sehingga
dapat beristirahat.
c. Tekan kepala pada
permukaan bantalan kursise
demikian rupa sehingga dapat
merasakan ketegangan di bagian
belakang leher dan punggung
atas.

7 Gerakan 10 : di tujukan untuk


melatih otot leher bagian depan
a. Gerakan membawa kepala
kemuka.
b. Benamkan daguke dada,
sehingga dapat merasakan
ketegangan di daerah leher
bagian muka.

8 Gerakan 11 : di tujukan untuk


melatih otot punggung
a. Angkat tubuh dari sandaran
kursi.
b. Punggung dilengkungkan
c. Busungkan dada, tahan
kondisi tegang selama 10 detik,
kemudian relaks.
d. Saat relaks, letakkan tubuh
kembali kekursi sambil
membiarkan otot menjadi lurus.
9 Gerakan 12 : di tujukan untuk
melemaskan otot dada
a. Tarik napas panjang untuk
mengisi paru-paru dengan udara
sebanyak-banyaknya.
b. Ditahan selama beberapa
saat, sambil merasakan
ketegangan di bagian dada
sampai turun keperut, kemu dian
dilepas.
c. Saat tegangan dilepas,
lakukan napas normal dengan
lega.
d. Ulangi sekali lagi
sehingga dapat dirasakan
perbedaan antara
kondisitegang dan relaks
10 Gerakan 13 : di tujukan untuk
melatih otot perut
a. Tarik dengan kuat perut
kedalam.
b. Tahan sampai menjadi
kencang dan keras selama 10
detik, lalu dilepaskan bebas.
c. Ulangi kembali seperti
gerakan awal untuk perut.

11 Gerakan 14-15 : di tujukan untuk


melatih otot-otot kaki (seperti paha
dan betis)
a. Luruskan kedua telapak kaki
sehingga otot paha terasa
tegang.
b. Lanjutkan dengan mengunci
lutut sedemikian rupa sehingga
ketegangan pindah ke otot betis.
c. Tahan posisi tegang selama
10 detik, laludilepas.
d. Ulangi setiap gerakan
masing-masing dua kali.

7. Kriteria Evaluasi
Kriteria evaluasi menurut Setyohadi dan Kushariyadi (2011), adalah :
1. Klien tidak mengalami gangguan tidur (Insomnia) dan tidak stres.
2. Kebutuhan dasar klien terpenuhi.
3. Tanda–tanda vital dalam batas normal.
Lampiran 5

ABSENSI KEHADIRAN PMR

No Nama Jenis kelamin Terapi Progressive Muscle Relaxation (PMR)


(Inisial)
1 2 3 4 5 6 7
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
CEK LIST

LEMBAR TERAPI PMR HARI 1

No Nama Jenis Usia Tahapan Terapi PMR


(inisial) kelamin 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52

Anda mungkin juga menyukai