Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP

KECEMASAN PADA LANSIA DI RT 01 RW 01 KELURAHAN


POLOWIJEN KECEMATAN BLIMBING KOTA MALANG

SKRIPSI

Oleh:
Emanuel Handik
NIM: 1601080453
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
2021
LATAR BELAKANG
BAB I PERUMUSAN MASALAH
PENDAHULUAN
TUJUAN PENELITIAN

MANFAAT
Pravelensi Kejadian
(WHO) tahun 2015 yaitu lansia
mencapai (9,8%)
LATAR Di Indonesia sendiri yaitu =23.66 juta
jiwa (9,03 % )
BELAKANG Di indonesia sendiri kecemasan terjadi
pada lansia =
usia 55-64 tahun (6,9 %)
Usia 65-74 tahun=(9,7%)
Usia 75 tahun =(13,4% )
(Feldman, 2013)
Lanjutan……..

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik


LATAR untuk melakukan penelitian tentang
“Pengaruh Terapi Relaksasi otot
BELAKANG progresif terhadap kecemasan pada
lansia di Rt 01 Rw 01 kelurahan
polowijen kecematan blimbing kabupaten
Malang
PERUMUSAN MASALAH
Lanjutan…
TUJUAN PENELITIAN

MANFAAT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep lansia


2.2 Konsep kecemasan
2.3 Konsep terapi otot progresif
BAB III
KERANGKA KONSEP
Hipotesis Alternatif (H1)

Hipotesis Alternatif (H1) dalam

HIPOTESIS penelitian ini adalah ada pengaruh terapi


relaksasi otot progresif terhadap kecamasan
pada lansia di Rt 01 Rw 01dikelurahan
polowijen kecamatan blimbing kabupaten
malang
bv
BAB IV
METODE DAN DESAIN PENELITIAN
DEFINISI OPERASIONAL
No Variabel Definisi Parameter Instrumen Skala Kriteria
independen Oprasional

1
terapi Relaksasi otot SOP relaksasi lembar -

relaksasi progresif otot progresif SOP


otot merupakan
suatu
progresif
peregangan otot
untuk
mendapatkan
perasaan rileks
sesuai sop
dengan durasi
pemberian 20
menit
DEFINISI OPERASIONAL
No Variabel Definisi Parameter Instrumen skala kriteria
Dependen Oprasional
2 kecemasan Kecemasan 1. Perasaan cemas kuisioner Ordinal 0-13 : Cemas
lansia yang 2. Keteganga HARS Ringan
menganggu 3. Ketakutan 14-28:Cemas
4. Gangguan tidur Sedang
sehingga 5. Gangguan 29-42 : Cemas
menimbulkan kecerdasan Berat
rasa cemas 6. Perasaan depresi 43-56 :Panik
atau dirasakan 7. Gejala somatik
oleh 8. Genjala sensorik
9. Gejala
responden kardiovaskuler
lansia 10.Gejala
perrnapasan
11.Gejala gastroin-
testinal
12.Gejala
urogenital
13.Gejela vegetatif
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA
5.1 Data Umum
5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Jenis Kelamin F %

60-65 Tahun 14 47%

9 30%
70-75 Tahun
7 23%
80-85 Tahun
30 100%
Total
5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin F %

12 40%
Laki-laki

18 60%
Perempuan

30 100%
Total
5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Karakteristik pendidikan F %

Tidak Sekolah 3 10%

SD 8 27%

SMP 8 27%

7 23%
SMA

Diploma/sarjana 4 13%

Total 30 100%
5.2 Data Khusus
5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Tingkat
Kecemasan Sebelum dilakukan Pemberian Terapi Relaksasi Otot
Progresif

Sebelum
 
No Tingkat Kecemasan
  Frekuensi Prosentase

1 Tidak Ada 0 -
2 Kecemasan Ringan 0 -
3 Kecemasan Sedang 30 100%
4 Kecemasan Berat 0  
5 Panik 0 -
Total 30 100%
5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Tingkat
Kecemasan Sesudah dilakukan Pemberian Terapi Relaksasi
Otot Progresif

Sesudah
 
No Tingkat Kecemasan Frekuensi Prosentase
 

1 Tidak Ada 0 -
2 Kecemasan Ringan 27 90%

3 Kecemasan Sedang 3 10%

4 Kecemasan Berat 0 -
5 Panik 0 -
Total 30 100%
5.10 Analisa Pengaruh Pemberian Terapi Relaksasi Otot Progresif
di RT 01 RW 01 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Kota
Malang.
       
  Median  
N (Minimum- P
Maximum)
       
Tingkat Kecemasan 30 2 (1-3) 0.000
sebelum terapi  
 

Tingkat Kecemasan 30 2 (1-3)  


sesudah terapi
 
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Tingkat Kecemasan Pada Lansia Sebelum Diberikan Terapi
Relaksasi Otot Progresif Di RT 01 RW 01 Kelurahan
Polowijen Kecamatan Blimbing Kota Malang.

Sebelum dilakukan terapi relaksasi otot progresif dari jumlah lansia


dengan total 37 lansia didapatkan 30 lansia yang bersedia mengisi
kusioner dan mengikuti terapi relaksasi otot progresif dan berdasarkan
hasil penelitian yang tertera dalam Tabel 5.4 diatas dari 30 (100%)
responden menunjukkan bahwa semua responden sebanyak 30
(100%) dengan tingkat kecemasan sedang.
6.2 Tingkat kecemasan pada lansia Sesudah diberikan Terapi
Relaksasi Otot Progresif di RT 01 RW 01 Kelurahan
Polowijen Kecamatan Blimbing Kota Malang

Hasil penelitian tingkat kecemasan sesudah di berikan teknik


relaksasi otot progresif berdasarkan Tabel 5.5 diatas dari 30
(100%) responden menunjukkan bahwa paling banyak 27
(90%) dengan kategori tingkat kecemasan ringan, dan 3 (10%)
responden dengan kategori tingkat kecemasan sedang
6.3 Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Pada Lansia Di RT
01 RW 01 Kelurahan Polowijen Kecamatan Blimbing Kota
Malang

Hasil uji statistik wilcoxon didapakan hasil data probabilitas (ρ)


= 0.000; adalah kurang dari nilai (α) = 0.05; sehingga H0 ditolak H1
diterima, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara nilai
sebelum dan sesudah diberikan terapi Relaksasi Otot Progresif
Terhadap Kecemasan Pada Lansia di RT 01 RW 01 Kelurahan
Polowijen Kecamatan Blimbing Kota Malang
Keterbatasan penelitian ini adalah dilakukan dengan

Keterbatasan mendatangi responden kesetiap rumahnya, dan kontrak waktu


yang digunakan pada saat melakukan penelitian menyesuaikan
dengan kondisi responden, pemberian terapi kurang maksimal
Penelitian karena peneliti hanya dapat melakukan terapi secara lansung 2x
saja yaitu pre dan post dikarenakan meminimalisir kontak
dengan lansia akibat adanya pandemic covid-19 namun peneliti
tetap mengobservasi kepada responden secara daring, serta
peneliti tidak mengkaji lebih dalam mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi kecemasan.
KESIMPULAN
BAB VII SARAN
PENUTUP - Bagi Responden
- Bagi Institusi Pendidikan
STIKes Kendedes
- Bagi Peneliti Selanjutnya
TERIMA KASIH
NEPTUNUS CLASS

Anda mungkin juga menyukai