Anda di halaman 1dari 24

GANGGUAN

PENYESUAIAN
Dadik Ardhi Wijaya
Izzatul irfaaniyah
Nian Nikmah
Yolanda Samsudin
Grace Rahmawati Widyasih
Jessica Permatasari Ernest
Irna Nur Kharisma
Maltadilla Ratu Hajjrin
A.A Gede Putra Wiadnyana
Enggar Fitri Lihanasari
Shod Abdurrachman Dzulkarnain
Rasdiana Tiara Toatubun

Pembimbing
Dr. Dearissa Surya Y. Sp.KJ

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang
Menurut WHO, gangguan penyesuaian adalah keadaan akibat gangguan
emosional atau distres yang subjektif yang biasanya mengganggu fungsi sosial
dan performa dalam periode adaptasi perubahan signfikan dalam hidup atau
terhadap konsekuensi dari peristiwa-peristiwa yang memberi tekanan kehidupan
(Casey, 2014)

Dalam suatu penelitian, 5% perawatan di rumah sakit dalam


periode 3 tahun diklasifikasikan sebagai pasien penderita gangguan
penyesuaian dengan prevalensi tersering terjadi pada remaja
(Kaplan & Sadocks, 2010)

Gangguan ini diharapkan akan segera membaik secara


spontan apabila stresor disingkirkan atau bila telah tercapai
suatu tingkat adaptasi baru terhadap stresor yang dialami
(Kaplan and shadock, 2015)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

DEFINISI
Menurut ICD-10 (WHO) dan DSM-IV (American Psychiatric Association)

mendefinisikan gangguan penyesuaian sebagai gejala klinis emosional


atau perilaku yang signifikan akibat dari sebuah stressor psikososial
yang diidentifikasi biasanya mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan.
Stressor yang muncul seperti kesedihan atau pengalaman kerugian
mempengaruhi integritas dari kehidupan sosial individu atau dukungan
sosial yang lebih luas, sistem dan nilai-nilai mewakili transisi atau
perkembangan.
(Laila F, 2014)
Gangguan penyesuaian biasanya terjadi di dalam periode 3 bulan
sejak munculnya peristiwa atau masalah yang menimbulkan stres dan
akan berkurang (menghilang) apabila stresor telah diatasi atau
penderita telah beradaptasi dengan stresor tersebut, biasanya dalam
jangka waktu 6 bulan (Ali, 2015). Jadi dengan kata lain, dapat
disimpulkan bahwa gangguan penyesuaian merupakan reaksi
maladaptif jangka pendek terhadap suatu stresor psikososial
(Kaplan and shadock, 2015)

EPIDEMIOLOGI
DSM-IV menyatakan bahwa gangguan penyesuaian adalah

diagnosis umum namun bukti untuk ini tidak jelas karena


jarang diukur dalam studi epidemiologi populasi umum dan
studi perawatan primer: Tidak ada studi dari internasional
seperti ECA, Nasional Co-morbiditas Survey atau Psikiatri
Nasional Survey. Studi ODIN gangguan depresi di lima negara
di Eropa menggunakan two stage metode skrining yang
termasuk untuk Penilaian Klinis Neuropsychiatry (SCAN)
hanya 1% dari mereka dengan gangguan depresi diberi
diagnosis ini. Namun, sebuah penelitian terbaru dari para
lansia dipilih dari masyarakat umum populasi diidentifikasi
dengan prevalensi 2,3%, mirip dengan depresi mayor
(American Psychiatric Association, 2013)

Etiologi
GENETIK

BIOLOGIK

PSIKOSOSISAL

Peran Stres
Seseorang harus mengalami kejadian yang penuh tekanan untuk dianggap
mengalami gangguan penyesuaian. Stressor yang menyebabkan
gangguan penyesuaian bisa jadi berbeda tipe dan bobot.

Vulnerabilitas Individu
Tidak semua orang yang mengalami stress akan memiliki gangguan
penyesuaian . Yang mempengaruhi vulnerabilitas seseorang
terhadap stress :
Variabilitas individu
Faktor hubungan, seperti tingkat instruksi; etik, politik, kepercayaan.
Lingkungankeluarga
Kejadian di masa kecil
Level pendidikan
Status pernikahan
gangguan kepribadian
(Kaplan and shadock, 2015)

Psikopatologi
Distress dan disorder terjadi ketika kebutuhan untuk beradaptasi

melebihi kemampuan seseorang untuk menjaga keseimbangan


antara psikologi dan fisiologis.
Adaptasi
pada tahap fisik termasuk aktifitas monoamine
neurotransmitters, hormon, dan neuromodulator. Rao et al
mengamati bahwa pasien dengan adjustment disorder mempunyai
kemampuan mengikat yang lebih tinggi dan signifikan pada
penerima platelet serotonin-2A.
Hasil yang didapatkan ini konsisten dengan teori mengenai pasien
psikiatri yang rentan bunuh diri, dimana teori tersebut menyatakan
bahwa berkurangnya ketersediaan serotonin dan upregulasi dari
reseptor serotonin 2A berhubungan dengan hilangnya kontrol
terhadap impuls untuk bunuh diri.
Stress mengakibatkan glukosa neuron pada hipokampus berkurang,
menyebabkan neuron menjadi rentan terhadap aksi dari
neurotransmitter eksitatori, seperti glutamate. Pajanan yang
berlebihan akan glutamat akan menyebabkan neuron menciut dan
kematian sel.
(Ali, 2015)

Psikopatologi
Pajanan stress yang lama dapat menghambat neurogenesis (lahirnya

sel-sel neuron baru) di dalam gyrus dentatus pada hipokampus, salah


satu area otak yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan neuron
baru yang dapat meningkatkan kemampuan belajar dan pembentukan
memori.
Selain itu, hormon stress, kortisol, mempengaruhi fungsi korteks
prefrontal, yang terlibat dalam proses membuat keputusan, kesimpulan,
dan persepsi. Kortisol juga mempengaruhi kemampuan amigdala dalam
meregulasi rasa takut. Tiap aktivitas tersebut memiliki peran dalam
kemampuan seseorang untuk merespon stressor dan terlibat dalam
perkembangan gangguan penyesuaian.
Akut adalah apabila gangguan dialami selama kurang dari 6 bulan, dan
kronik bila gangguan ada selama 6 bulan atau lebih. Pasien kebanyakan
akan kembali berfungsi seperti semula dalam kurun waktu 3 bulan. Ada
pula yang kemudian menderita gangguan mood dan gangguan yang
berhubungan dengan zat. Para remaja membutuhkan waktu pulih lebih
lama daripada dewasa.
(Elvira, 2013).

Tipe -tipe gangguan


penyesuaian
Gangguan Penyesuaian dengan Mood

Depresi
Gangguan Penyesuaian dengan Ansietas
Gangguan Penyesuaian dengan Campuran
Mood Depresi dan Ansietas
Gangguan Penyusaian dengan Gangguan
Tingkah Laku
Gangguan Penyesuaian dengan Gangguan
Campuran Emosi dan Tingkah Laku
Gaangguan Penyesuaian yang Tidak Terinci

DIAGNOSIS
DSM-5 menggambarkan lima kriteria untuk diagnosis

gangguan penyesuaian:
1. Gejala emosional atau perilaku timbul dalam waktu 3
bulan dari paparan sebuah stressor diidentifikasi
2. Gejala harus klinis yang signifikan dan lebih dari apa
yang diharapkan dalam menanggapi stressor dan atau
atau ada penurunan yang signifikan dalam fungsi
sosial atau pekerjaan
3. Gangguan stress bukan karena gangguan mental lain
atau hanya memperburuk gangguan mental yang
sudah ada sebelumnya
4. Gejala tidak mewakili berkabung yang normal
5. Gejala tidak bertahan selama lebih dari 6 bulan setelah
stressor atau konsekuensinya telah dihentikan
(American Psychiatric Association, 2013)

DIAGNOSIS
Dikatakan akut jika gangguan berlangsung kurang dari
6
bulan,
sedangkan
kronis
jika
gangguan
penyesuaian berlangsung selama 6 bulan atau lebih.
Gangguan
penyesuaian
dituliskan
berdasarkan
subtipe, yang ditentukan menurut gejala-gejala yang
predominan. Jadi setelah penulisan gangguan
penyesuaian, harus dituliskan: dengan suasana
perasaan (mood) depresi; dengan anxietas; dengan
campuran anxietas dan depresi; dengan gangguan
tingkah laku; dengan campuran gangguan emosi dan
tingkah laku; yang terakhir yaitu yang tidak
ditentukan (Elvira dan Hadisukanto, 2015).

Diagnosis Banding
Gangguan penyesuaian berada di sebuah kontinum

antara reaksi normal stres dangan gangguan psikiatri


yang spesifik. Gejala yang muncul tidak mewakili
reaksi normal jika gejalanya cukup parah, jika gejala
mengakibatkan
gangguan
sosial
atau
fungsi
pekerjaan, atau jika gejala mengancam kehidupan
seseorang. Berikut adalah diagnosis banding dari
gangguan penyesuaian :
Depresi
Gangguan Stres Post Trauma
Gangguan Sress Akut
Gangguan Kepribadian

Terapi
Psikoterapi : Psikoterapi ini bisa berupa

individual psychotherapy, family therapy,


group therapy
Intervensi krisis
Farmakoterapi
Meditasi

Psikoterapi
Individual therapy
Indikasi:
Adanya kemampuan verbal dan atau kognitif yang cukup
Tingkat keparahan ringan-sedang
Tidak mampu mentolerasi afek tanpa tingkah laku destruktif
pada kelompok
Pasien berusia lebih dari 3 tahun
Untuk pasien yang berusia dibawah 18 tahun, edukasi orang
tua dan keterlibatan orang tua merupakan prediktif dalam
prognosis yang baik
Kontraindikasi:
Membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain
Kurangnya komitmen dari pasien atau keluarganya
Psikosis ataumanik yang tidak diterapi
Intoksikasi akut atau lepas zat dari alcohol atau substansi
lain
(Anna, et al, 2006).

Psikoterapi
Family therapy
Indikasi:
Lini pertama terapi pada pasien usia 0-5 tahun
Gangguan yang mempengaruhi hubungan antar keluarga
Dinamika keluarga yang menjadi penyebab munculnya
gangguan
Kemampuan verbal dan kognitif yang cukup
Untuk pasien yang berusia dibawah 18 tahun, edukasi orang
tua dan keterlibatan orang tua merupakan prediktif dalam
prognosis yang baik
Kontraindikasi:
Membahayakan dirinya sendiri maupun orang lain
Kurangnya komitmen dari pasien atau keluarganya
Melakukan tindakan kekerasan pada anak atau anggota
keluarga
Psikosis yang tidak diobati
Intoksikasi akut atau lepas zat dari alcohol atau substansi lain
(Anna, et al, 2006).

Psikoterapi
Group therapy
Indikasi:
pasien berusia minimal 3 tahun
Tingkat keparahan ringan-sedang
Mampu bertoleransi terhadap sesama
Adanya kemampuan verbal dan atau kognitif yang cukup
Untuk pasien yang berusia dibawah 18 tahun, edukasi orang tua dan
keterlibatan orang tua merupakan prediktif dalam prognosis yang baik
Kontraindikasi:
Berbahaya bagi diri sendiri atau orang lain
Kurangnya komitmen dari pasien atau keluarganya
Tingkah laku seksual yang ditonjolkan
Inkomplet investigasi penyiksaan anak
Hiperaktivitas berat yang tidak diterapi
Psikosis atau manik yang tidak diterapi
Ketergantungan substansi yang tidak diterapi
Intoksikasi akut atau lepas zat dari alcohol atau substansi lain
diagnosis social fobia (mungkin butuh terapi individual untuk persiapan terapi
kelompok)
kerabat atau orang lain yang berarti bagi pasien yang berada dalam grup
yang sama ( kecuali merupakan terapi keluarga dan atau terapi pasangan)
(Anna, et al, 2006).

Intervensi krisis
Intervensi krisis dan pengelolaan kasus adalah terapi
jangka pendek yang ditujukan untuk membantu
orang dengan gangguan penyesuaian menyelesaikan
situasinya dengan cepat melalui teknik-teknik
suportif, sugesti, penenangan, modifikasi lingkungan,
dan bahkan perawatan di rumah sakit jika perlu.
Frekuensi dan lama kunjungan untuk dukungan krisis
beragam sesuai dengan kebutuhan pasien; stressor
harian mungkin diperlukan, kadang-kadang dua atau
tiga
kali
sehari.
Fleksibilitas
penting
pada
pendekatan ini.
(Kaplan &Sadocks, 2015)

Farmakoterapi
Tidak

ada studi yang mengkaji efektivitas intervensi


farmakologis pada seseorang dengan gangguan penyesuaian,
tetapi mungkin beralasan untuk menggunakan obat guna
mengobati gejala spesifik untuk waktu yang singkat.
Farmakoterapi tergantung pada jenis gangguan penyesuaian.
Pasien dengan ansietas berat yang hampir panik dapat
memperoleh keuntungan dari ansiolitik seperti diazepam
(valium)
Mereka yang menarik diri atau berada dalam keadaan
inhibisi dapat dibantu dengan obat psikostimulan untuk
periode waktu yang pendek.
Obat antipsikotik dapat digunakan jika terdapat tanda-tanda
dekompensasi atau psikosis yang akan terjadi.
Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) diketahui
berguna di dalam mengobati gejala berkabung traumatik.
Baru-baru ini, terdapat peningkatan penggunaan anti
gangguan penyesuaian.
(Kaplan &Sadocks, 2015)

Meditasi
Pada penelitian Malini et al di India pada tahun 2011,

didapatkan hasil terapi meditasi dapat memiliki peranan


yang efektif dalam mengatasi gejala dari gangguan
penyesuaian dengan campuran depresi dan kecemasan.
Tujuan dari meditasi adalah untuk mengurangi atau
menghilangkan pikiran-pikiran irelevan melalui proses yang
dibentuk oleh relaksasi fisik dan mental sehingga tercapai
stabilitas psikoemosional, peningkatan konsentrasi, dan
turunnya tingkat stress.
Teknik ini terdiri dari empat langkah yaitu latihan
peregangan, relaksasi sistematik dari seluruh tubuh, latihan
pernafasan, dan meditasi. Pada penelitian tersebut
didapatkan beberapa perbaikan kondisi pasien antara lain
penurunan tingkat keparahan penyakit; peningkatan
perbaikan global; penurunan tingkat kecemasan dan
depresi; kemampuan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari
(ADL).
(Maliniet al, 2011)

Prognosis
Dengan terapi yang efektif, prognosis pada

umumnya adalah baik. Kebanyakan pasien


kembali kefungsi semula dalam waktu tiga
bulan.
Ada gangguan penyesuaian yang berlangsung
sementara dan dapat sembuh sendiri atau
setelah mendapat terapi.
Remaja membutuhkan waktu lebih lama
untuk pulih kembali dibandingkan dengan
orang dewasa.

BAB III

KESIMPULAN

KESIMPULAN
Gangguan penyesuaian sebagai gejala klinis emosional atau perilaku

yang signifikan akibat dari sebuah stressor psikososial yang


diidentifikasi biasanya mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan.
Stressor yang muncul seperti kesedihan atau pengalaman kerugian
mempengaruhi integritas dari kehidupan sosial individu atau
dukungan sosial yang lebih luas, sistem dan nilai-nilai mewakili
transisi atau perkembangan.
Diagnosis gangguan penyesuaian dibuat berdasarkan suatu evaluasi
psikiatrik yang komprehensif dengan
wawancara,
dengan
mengetahui sejarah pasien yang lengkap, termasuk identifikasi dari
stresor sebagai pencetus gangguan penyesuaian dan mengevaluasi
respon terhadap stresor.
Psikoterapi tetap merupakan terapi pilihan untuk gangguan
penyesuaian. Terapi kelompok terutama dapat berguna untuk pasien
yang menjalani stress. Psikoterapi dapat membantu orang untuk
beradaptasi terhadap stressor ireversibel atau dibatasi waktu dan
dapat berfungsi sebagai intervensi preventif jika stressor pulih.

TERIMA KASIH
SEMOGA
BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai