Anda di halaman 1dari 53

1

JUDUL
Pembinaan Warga Masyarakat Desa Banjarejo Kec. Pakis Dalam Upaya
Optimalisasi Pertumbuhan Dan Perkembangan Bayi Dan Balita
BAB 1
PENDAHULUAN
1. ANALISIS SITUASI
A. Geografi
Desa Banjarejo mempunyai luas wilayah 371.429 Ha yang mempunyai
jumlah lima RW dan 34 RT dengan pembagian: RW 1(7 RT), RW 2(8 RT), RW
3(7 RT), RW 4(6 RT), RW 5(7 RT).
Untuk transportasi dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua dan roda
empat dengan jarak antara Desa Banjarejo denganPuskesmas Pakis+ 15 Km,
Kecamatan+ 15 Km, RSSA+16 Km, Kodya+ 10 Km.
Adapun batas wilayah sebagai berikut:Utara: Desa Pucang Songo Kec.
Pakis, Selatan: Desa Kabingan Kec. Tumpang, Barat: Desa Slamet Kec.
TumpangTimur: Desa Kedungrejo Kec. Pakis
B. Demografi
Berdasarkan data dari kantor statistik keadaan Demografi Desa Banjarejo
memiliki jumlah penduduk sebanyak 7.262 jiwa dengan 2.081 Kepala Keluarga.
Sedangkan bayi usia 0-12 bulan sebanyak 123 jiwa, dan balita usia 1-4 tahun
sebanyak 503 jiwa.
C. Keadaan Khusus
a. Sarana Kesehatan Pemerintah
Puskesmas Pembantu

b. Sarana Kesehatan Swasta


Balai Pengobatan (BP)

Dokter Praktek Swasta

Bidan Praktek Swasta

Rumah Bersalin

c. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UK3M)


Posyandu

Jumlah Kader

35

Jumlah Kader Aktif

35

Posyandu Lansia

d. Ketenagaan
Tenaga Di Puskesmas Pembantu
1 Orang Perawat
1 Orang Tenaga Administrasi Honorer
Tenaga Kehatan di Luar Pustu
6 Orang Perawat
3 Orang Bidan
2 Orang Dokter Umum
Dukun Bayi
2 Orang Terlatih
e. Jenis Pelayanan Kesehatan di Pustu
Pelayanan Pengobatan Umum
Pelayanan KIA
Pelayanan KB
f. Jumlah PAUD
Terdapat 1 PAUD

PAUD PELANGI HATI

Tabel 1: Kondisi Umum Kesehatan pada Bayi/Balita


No
.

Masalah
Pertumbuhan
perkembangan

Deskripsi
dan Pemantauan pertumbuhan dilaksanakan setiap bulan di
Posyandu yang dilaksanakan di 7 pos. Tingkat
kehadiran ibu yang memiliki bayi dan balita /

1.

Desember 2012 masih kurang yaitu sebesar 71,8 %


yaitu sebanyak 406 orang dari 565 bayi/balita yang
terdaftar. Jumlah bayi yang tidak naik / Desember 2012

sebanyak 46 anak atau 11,3 %.


Pemantauan perkembangan anak pada awalnya telah
dilaksanakan

di

posyandu.

Namun,

Berdasarkan

keterangan Bidan Desa pematauan tumbuh kembang


mulai terabaikan disebabkan menumpuknya tugas
kader disebabkan bertambahnya jumlah bayi/balita
yang harus dilayani di Posyandu dengan minimnya
jumlah tenaga kader serta sarana dan prasarana
pemantauan perkembangan.
Pada Umumnya masih banyak masyarakat di Desa
yang masih menggunakan sungai sebagai tempat MCK.
Selain itu masalah pembuangan sampah sembarangan
masih menjadi fokus utama penyelesaian masalah desa.
Penyuluhan tentang prilaku hidup bersih dan sehat
pernah disampaikan ke balita di PAUD. Berdasarkan
2.

Higiene dan sanitasi

keterangan

kepala

PAUD,

siswa

telah

mandiri

mempraktekkan cuci tangan disekolah. Sarana dan


prasarana disekolah pun telah ada antaralain

sabun

cuci tangan, tempat air dan air bersih. Namun belum


dapat dipastikan cara mencuci tangan balita di PAUD
telah benar sesuai standart WHO karena saat survey
dilaksanakan sekolah masih libur.
Jumlah BGM selama 2012 berjumlah 12
anak. peye bab kejadian ini antara lain
rendahnya
3.

Gizi

intake

makanan,

kondisi

perekonomian rendah dan riwayat BBLR


(Berat Badan Lahir Rendah). Hal ini dapat
disebabkan oleh kondisi status gizi ibu saat
hamil tidak baik, Asupan makronutrient dan

4.

Imunisasi

mikronutrient yang tidak adequate.


Data per desember 2012 menunjukkan 100% bayi
mendapat imunisasi dasar lengkap.

Analisis USG Tumbuh Kembang


URGENCY
1:2=1
1:3=1
1:4=1

KETERANGAN
1 =3
2 =1
3 =2
4 =0

2:3=3
2:4=2
3:4=3
SERIOUSNESS
1:2=1
1:3=3
1:4=1

KETERANGAN
1 =3
2 =1
3 =2
4 =0

2:3=2
2:4=2
3:4=3
GROWTH
1:2=1
1:3=3
1:4=1

KETERANGAN
1 =2
2 =2
3 =2
4 =0

2:3=2
2:4=2
3:4=3
Keterangan:
1 = Pertumbuhan dan perkembangan
2 = Higiene dan sanitasi
3 = Gizi
4 = Imunisasi

Dari hasil analisis USG


No. MASALAH
1
Pertumbuhan
2
3
4

perkembangan
Higiene dan sanitasi
Gizi
Imunisasi

U
dan 3

S
3

G
2

TOTAL
8

1
2
0

1
2
0

2
2
0

4
6
0

2. Perumusan Masalah
1. Bagaimana tingkat pengetahuan ibu mengenai Pertumbuhan dan
perkembangan Bayi / Balita di Desa Banjarejo?
2. Bagaimana praktek penyediaan makanan ibu bayi/balita dalam memenuhi
kebutuhan anak?
3. Bagaimanakah perilaku hidup bersih dan sehat Balita di PAUD Pelangi
Hati ?
4. Bagaimana status gizi aktual dan kondisi gigi di PAUD Pelangi Hati ?
5. Apakah program pembinan yang diusulkan kelompok 11 dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemandirian ibu bayi/balita dalam
memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, menyediakan makanan
sehat dan prilaku hidup sehat untuk balita?
3. Tujuan Kegiatan
1. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu mengenai Pertumbuhan dan
perkembangan Bayi / Balita di Desa Banjarejo
2. Mengetahui praktek penyediaan makanan ibu bayi/balita dalam memenuhi
kebutuhan anak
3. Mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat Balita di PAUD Pelangi
Hati
4. Mengetahui status gizi aktual dan kondisi gigi di PAUD Pelangi Hati
5. Mengetahui program pembinan yang diusulkan kelompok 11 dapat
meningkatkan pengetahuan dan kemandirian ibu bayi/balita daln
memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, menyediakan makanan
sehat dan prilaku hidup sehat untuk balita
4. Manfaat Kegiatan
1. Meningkatnya pengetahuan ibu mengenai

pertumbuhan

dan

perkembangan pada anak sehingga pemantauan pertumbuhan dan

perkembangan anak dapat optimal dan terekam secara mandiri oleh ibu
balita.
2. Meningkatkan pengetahuan dan kemandirian perilaku hidup bersih dan
sehat balita di PAUD Pelangi hati.
3. Memberikan informasi kepada praktisi kesehatan mengenai status gizi
aktual dan kondisi gigi.
4. Meningkatkan kreativitas ibu dalam penyediaan makanan sehat untuk
balita sesuai kebutuhan dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang
tersedia.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. TUMBUH KEMBANG
A. Definisi
Tumbuh kembang sebenarnya mencakup dua peristiwa yang sifatnya
berbeda tetapisaling berkaitan dan sulit dipisahkan, yaitu pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhanberkaitan dengan masalah perubahan dalam besar,
jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,organ, maupun individu. Perkembangan
lebih menitikberatkan pada aspek perubahan bentukatau fungsi pematangan organ
tubuh individu, termasuk perubahan aspek sosial atauemosional akibat pengaruh
lingkungan (Markum, 1996).Pertumbuhan memiliki ciri-ciri seperti : perubahan
ukuran, perubahan proporsi,hilangnya sifat lama, dan timbulnya sifat baru.
Sedangkan perkembangan memiliki cirriseperti : melibatkan pertumbuhan,
mempunyai pola yang tetap, mempunyai tahapan yangberurutan, mempunyai
kecepatan yang berbeda, serta berkorelasi dengan pertumbuhan(Fadlyana, 2006).
Perkembangan anak adalah salah satu kebutuhan yang sangat penting
dalam mencapai kemampuan yang optimal, proses perkembangan tersebut
merupakan maturasi organ tubuh terutama sistem saraf pusat (SSP) (Soetjiningsih,
1995; Moersintowati, 2000). Tahapan yang terpenting pada perkembangan anak
adalah pada 3 tahun pertama, karena perkembangan berlangsung dengan pesat dan
menentukan masa depan anak kelak (Narendra M, 2002; Tanuwidjaja, 2002).
Berbagai masalah perkembangan anak seperti keterlambatan motorik, berbahasa,
perilaku, autisme, hiperaktif, dalam beberapa tahun terakhir ini semakin
meningkat, angka kejadian di Amerika serikat berkisar 12-16%,6 Thailand 24%,
dan Argentina 22% (Frankerburg and Doddss, 1992), di Indonesia antara 13%18%.
B.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang


Faktor genetik: berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis

kelamin, suku bangsa


Faktor lingkungan:

Faktor pranatal: gizi pada waktu hamil, mekanis, toksin, endokrin, radiasi,

infeksi, stress, imunitas, anoksia embrio


Faktor postnatal: faktor lingkungan biologis (ras, jenis kelamin, umur, gizi,
kepekaan terhadap penyakit, perawatan kesehatan, penyakit kronis, dan
hormon. Faktor lingkungan fisik (cuaca, musim, sanitasi, keadaan rumah).
Lingkungan sosial (stimulasi, motivasi belajar, stress, kelompok sebaya,
ganjaran atau hukuman yang wajar, cinta dan kasih sayang). Lingkungan
keluarga dan adat istiadat (pekerjaan, pendidikan ayah dan ibu, stabilitas
rumah tangga, kepribadian ayah/ibu, agama, adat-istiadat, norma-norma)
(Arief, 209).
Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum dibagi menjadi

3kebutuhan dasar yaitu (Kania, 2006):


1. Kebutuhan

fisik-biomedis

(ASUH), meliputi:pangan/gizi,

perawatan

kesehatan dasar: imunisasi, pemberian ASI,penimbangan yang teratur,


pengobatan, pemukiman yang layak, kebersihan perseorangan, sanitasi
lingkungan, pakaian, rekreasi, kesegaran jasmani
2. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH), meliputi: Kasih sayang dari orang
tua akan menciptakan ikatan yang erat dan, kepercayaan dasar untuk
menjamin tumbuh kembang yang selaras baik, fisik, mental, atau psikososial.
3. Kebutuhan akan stimulasi mental (ASAH) meliputi: Stimulasi mental
mengembangkan perkembangan kecerdasan,kemandirian, kreativitas, agama,
kepribadian, moral-etika, produktivitas, dan sebagainya.
Anak yang mendapat ASUH, ASIH, dan ASAH yang memadai akan
mengalamitumbuh kembang yang optimal sesuai dengan potensi genetik yang
dimilikinya.
C.

Pemantauan Perkembangan
Skrining perkembangan untuk deteksi dini pada setiap anak penting

dilakukan, terutama pada anaksampai usia 1 tahun agar bila ditemukan


kecurigaanpenyimpangan perkembangan dapat segera dilakukanintervensi dini
sebelum terjadi kelainan.Dari beberapa sumberkepustakaan didapatkan bahwa
intervensi pada anak dengan kecurigaan penyimpanganperkembangan sebaiknya

dilakukan sebelum usia 3 tahun (Darmosubroto S, 1996). Ada beberapa jenis


alat/cara untuk melakukan penilaian/skrining perkembangan pada seorang anak,
diantaranya yang sudah terbukti menunjukkan sensitivitas dan spesifisitas baik
adalah menggunakan Denver II dan KPSP, namun perbedaannya adalah DDST II
sampai saat ini hanya dapat digunakan pada profesi kesehatan. Tidak pada semua
anak dapat dilakukan skrining perkembangan karena yang biasa melakukan adalah
dokter anak, dan memerlukan biaya cukup mahal, sementara Departemen
Kesehatan RI mengharapkan pada tahun 2010, 80% anak balita sudah dilakukan
skrining perkembangan agar dapat dilakukan intervensi dini terhadap anak yang
dicurigai mengalami gangguan perkembangan (Needlman, 2004). Depkes RI
pada tahun 2005 mengeluarkan revisi buku deteksi dini tumbuh kembang yang
bertujuan identifikasi dini perkembangan anak di tingkat terbawah, yaitu tingkat
kecamatan, berupa kuesioner praskrining perkembangan (KPSP) (Needlman,
2004). KPSP ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan seorang anak apakah
sesuai dengan usianya ataukah ditemukan kecurigaan penyimpangan, KPSP dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan ataupun tenaga non kesehatan yang terlatih
khususnya adalah keluarga. Dalam penulisan artikel ini bertujuan untuk
menjelaskan optimalisasi penggunaan KPSP dalam keluarga sebagai salah satu
upaya pencegahan gangguan perkembangan anak (Direktorat Bina Kesehatan
Keluarga, 1998)
D.

Paramater Pertumbuhan Dan Perkembangan


Untuk mengetahui pertumbuhan dapat dilakukan pengukuran berat badan,

tinggi badan, lingkar lengan atas, dan lingkar kepala. Sedangkan untuk
mengetahui

Deteksi

dini

perkembangan

anak

dilakukan

dengan

cara

pemeriksaanperkembangan secara berkala, apakah sesuai dengan umur atau telah


terjadipenyimpangan dari perkembangan normal. Empat parameter yang dipakai
dalammenilai perkembangan anak adalah (Kania, 2006):
1. Gerakan motorik kasar (pergerakan dan sikap tubuh).
2. Gerakan motorik halus (menggambar, memegang suatu benda dll).
3. Bahasa (kemampuan merespon suara, mengikuti perintah, berbicaraspontan).

10

4.

Kepribadian/tingkah

laku

(bersosialisasi

dan

berinteraksi

denganlingkungannya).
E.

Stimulasi Dalam Tumbuh Kembang Anak


Kemampuan dan tumbuh kembang anak perlu dirangsang oleh orang tua

agaranak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuai umurnya.
Stimulasiadalah perangsangan (penglihatan, bicara, pendengaran, perabaan) yang
datang darilingkungan anak. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan
lebih cepatberkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat
stimulasi.Stimulasi juga dapat berfungsi sebagai penguat yang bermanfaat bagi
perkembangananak.

Berbagai

macam

stimulasi

seperti

stimulasi

visual

(penglihatan), verbal (bicara),auditif (pendengaran), taktil (sentuhan) dll dapat


mengoptimalkan perkembangananak.
Pemberian

stimulasi

akan

lebih

efektif

apabila

memperhatikan

kebutuhankebutuhananak sesuai dengan tahap-tahap perkembangannya.Pada saat


ini di Indonesia telah dikembangkan program untuk anak-anakprasekolah yang
bertujuan untuk menstimulasi perkembangan anak sedini mungkin,dengan
menggunakan APE (alat permainan edukatif). APE adalah alat permainan
yangdapat mengoptimalkan perkembangan anak disesuaikan dengan usianya dan
tingkatperkembangannya, serta berguna untuk pengembangan aspek fisik
(kegiatan-kegiatanyang menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak),
aspek bahasa (denganmelatih berbicara, menggunakan kalimat yang benar), aspek
kecerdasan (denganpengenalan suara, ukuran, bentuk, warna dll.), dan aspek
sosial (khususnya dalamhubungannya dengan interaksi antara ibu dan anak,
keluarga, dan masyarakat).
Di

bawah

ini

ada

beberapa

contoh

alat

permainan

balita

dan

perkembanganyang distimuli:
1. Pertumbuhan fisisk/motorik kasar:Sepeda roda tiga/dua, bola, mainan yang
ditarik atau didorong
2. Motorik halus:Gunting, pensil, bola, balok, lilin.
3. Kecerdasan/kognitif:Buku bergambar, buku cerita, puzzle, lego, boneka,
pensil warna, radio.
4. Bahasa:Buku bergambar, buku cerita, majalah, radio tape, TV

11

5. Menolong diri sendiri:Gelas/piring plastik, sendok, baju, sepatu, kaos kaki


6. Tingkah laku social:Alat permainan yang dapat dipakai bersama, misalnya
congklak, kotak pasir,bola, tali (Kania, 2006).
2. KESEHATAN GIGI BAYI DAN BALITA
Pertumbuhan fisik terutama batita bertumbuh dengan cepat. Seiring dengan
pertumbuhannya maka diperlukan pemeriksaan secara berkala yang rutin .Salah
satu pemeriksaan yang perlu diperhatikan pada bayi dan balita adalah
pemeriksaan gigi.Hal tersebut sesuai dengan standaryang telah dibuat oleh AAP
(American Academy of Pediatric). Selain itu AAP juga merekomendasikan agar
pemeriksaan rutin batita dilakukan pada usia 12, 15, 18, 24, dan 36 bulan dan
dapat ditambahkan lagi waktu pemeriksaannya menjadi lebh rutin (Ratih, 2008).
Perawatan gig bayi terutama saat pertama kali gigi bayi mulai tumbuh merupakan
hal yang penting karena dapat membantu dalam memperkenalkan si bayi dan
balita cara menjaga kesehatan gigi dan mulut serta membiasakan diri bayi dan
balita dengan perawatan kesehatan gigi dan mulut sehingga mereka tidak akan
terlalu menolak ketika orang tua mulai memperkenalkan sikat gigi. Oleh karena
itu maka perlunya dilaksanakan penyuluhan mengenai cara menjaga kesehatan
gigi sejak dini pada bayi dan balita sehingga dengan adanya penyuluhan para ibu
dapat mengetahui serta mengaplikasikan teknik-teknik merawat kesehatan gigi.
I.

Kesehatan Gigi Bayi


A. Pentingnya gigi desidui
Merawat gigi pertama ( gigi desidui ) bayi sama pentingnya dengan merawat
gigi tetapnya. Gigi desidui berfungsi menyediakan tempat untuk tempat
tumbuhnya gigi tetap.Bila gigi bayi ada yang hilang, bisa menyebabkan
bergesernya lokasi tumbuh gigi tetap yang dapat mengakibatkan masalah
posisigigi pada anak tersebut di kemudian hari. Selain itu peran gigi deisidui bagi
bayi adalah agar bayi dapat belajar berbicara dengan benar dan jelas, menggigit
dan mengunyah serta a[abila bayi kehilangan gigi desidui terlalu dini akan
mengganggu rasa percaya dirinya ketika anak tersebut memasuki usia prasekolah
(Anonymous, 2012).

12

B. Pasta Gigi dan Fluoride


Pada dasarnya bayi belum memerlukan pasta gigi untuk membersihkan giginya
karena dengan menyikat gigi saja gigi bayi sudah menjadi bersih.Bila
menggunakan pasta gigi maka harus memilih pasta gigi khusus bayi, dengan
kandungan fluoride yang sangat sedikit khusus untuk bayi yang berusia dibawah 2
tahun.Fluoride membantu memperkuat lapisan enamel gigi. Namun apabila terlalu
banyak fluoride bisa menyebabkan Fluorosis, yaitu munculnya bintik-bintik putih
pada gigi tetap.Oleh karena itu dalam menyikat gigi bayi tidak boleh
menggunakan odol dewasa yang memiliki fluor tinggi karena bayi cenderung
menelan odol yang tersisa dan menyebabkan tingkatan fluor tinggi dan
menyebabkan fluorosis.
II. Kesehatan Gigi Balita
Teknik Perawatan kesehatan gigi balita
A. Usia 1-1,5 tahun
Usia ini adalah waktu yang ideal untuk memulai pelajaran menggosok gigi
karena gigi susu sudah mulai tumbuh.. Pada usia ini pelajaran pertama dapat
dimulai dengan mengajarkan gosok gigi dengan sikat gigi khusus untuk anakanak. Bulu sikat jangan terlalu keras/lembek/jarang.Ujung sikat gigi dan ujung
bulu sikat sedekat mungkin.Bisa juga menggunakan sikat gigi lembut yang dapat
disarungkan pada jari.Berikut inicaranya :
1. Sikat gigi tanpa menggunakan pasta gigi atau odol, untuk mencegah
kemungkinan tertelannya fluoride yang banyak.
2. Sikat gigi si kecil dengan gerakan memutar.
3. Bilas dengan memberikan air putih matang yang bersih sehingga tidak
berisiko menyebabkan diare jika tertelan.

13

4. Untuk membiasakan gosok gigi di usia ini, awalnya dengan membiasakan


si kecil melihat contoh menggosok gigi. Kemudian, biarkan dia memegang
sendiri sikat giginya dan bermain sambil meniru gerakan gosok gigi.
B. Usia 1,5-2 tahun
Pada usia ini, biasanya sudah mulai mampu memegang sikat gigi dan
berkumur. Jadi, kini sudah bisa diajari gosok gigi menggunakan pasta gigi khusus
untuk Balita, namun pastikan tidak terlalu banyak memakainya.
Sebelum memulai pelajaran menyikat gigi, siapkan alat-alatnya serta pasta
gigi pada sikat giginya sebesar biji jagung dan memepringatkan anak agar tidak
menelan pasta gigi.
C. Usia lebih dari 2 tahun
Mulai usia 2 tahun, anak dapat mulai mengajarkan si kecil menggosok gigi
dengan metode schrob. Yakni, suatu metode menggosok gigi yang mudah dan
sederhana untuk Balita.
Caranya :
1. Gosok gigi depan bagian atas dan bawah dengan arah ke samping kanan dan
kiri.
2. Kemudian, seluruh gigi bagian samping, dan seluruh gigi bagian belakang.
3. Kumurlah dengan air bersih beberapa kali.
Hal-Hal yang mendukung dalam menciptakan kesehatan gigi
Selain menyikat gigi ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menjaga
kesehatan gigi Balita :

14

1. Kurangi konsumsi makanan manis dan mudah melekat pada gigi seperti permen
atau coklat.
2. Makan makanan kaya kalsium (ikan &susu), fluor (teh, daging sapi & sayuran
hijau), fosfor, serta vitamin A (wortel), C (buah-buahan), D (susu), dan E (tauge).
Mineral dan vitamin tersebut diperlukan untuk pertumbuhan gigi balita.
3. Menjaga oral hygiene.
4. Periksakan gigi enam bulan sekali.(Dinas Kesehatan Kota Surabaya)

Pertumbuhan Gigi Balita


Mengenali dan mengamati pertumbuhan gigi pada balita sangat penting
peranannya dalam pertumbuhan dan perkembangan gigi balita.Dalam hal ini,
nutrisi yang baik juga sangat diperlukan dalam upaya membuat tumbuh kembang
anak menjadi lebih optimal. Tumbuh kembang balita yang optimal akan memberi
dampak positif pada kepribadian anak setelah dewasa.Bertambahnya berat badan
bayi dan tinggi badan bayi menandakan kalau pertumbuhan balita Anda
baik.Perkembangan otak dan otot serta pertumbuhan gigi balita juga menandakan
kalau pertumbuhan bayi berlangsung normal dan baik.
Gigi yang tumbuh pada masa balita disebut juga gigi susu. Pertumbuhan gigi
balita diawali dengan munculnya ujung gigi di permukaan gusi. Selanjutnya gigi
akan tumbuh secara tegak sesuai struktur rongga mulut. Namun, gigi akan
berhenti tumbuh secara otomatis saat ia bersentuhan dengan gigi lain di
sebelahnya.Gigi balita mulai tumbuh pada usia balita sekitar 6 bulan. Akan tetapi
ada juga bayi yang sudah tumbuh gigi saat ia masih berada dalam rahim. Dokter
gigi mendiagnosa bahwa hal itu disebabkan karena ibu bayi mengkonsumsi
kalsium dalam jumlah besar saat hamil.Gigi balita yang pertama muncul adalah
gigi incicvus mandibula, disusul gigi incicivus maksila. Gigi selanjutnya yang
tumbuh adalah molar satu sulung, yaitu pada saat balita memasuki usia 15 sampai
20 bulan dan dibarengi dengan pertumbuhan gigi caninus.Gigi molardua

15

sulungakan tumbuh pada usia 2 tahun, dan seluruh gigi akan tumbuh secara
sempurna pada usia balita 3 tahun. Sementara, pertumbuhan gigi balita yang sehat
dan sempurna akan terwujud dengan asupan gizi yang baik pada balita, seperti
kalsium dan vitamin D.
Agar pertumbuhan dan perkembangan gigi balita berjalan baik, dianjurkan
agar orang tua memeriksakan gigi balita kepada dokter gigi setidaknya setiap
enam bulan sekali. Selain itu dianjurkan pula agar orang tua mendidik anak untuk
terus memeriksakan giginya secara rutin kepada dokter gigi setelah ia besar agar
memiliki gigi yang sehat dan sempurna. Di sini, peran orang tua sangat vital dan
penting dalam menjaga dan mempertahankan kesehatan gigi anak dan balita.
Pendidikan akan pentingnya menjaga kesehatan gigi perlu ditanamkan sedini
mungkin. Karena, dengan gigi yang sehat dan terawat akan menambah
kepercayaan diri, bahkan dapat meningkatkan kualitas penampilan.

Pola umum urutan pertumbuhan gigi anak

Usia
(bulan)

Nama gigi

Usia
(bulan)

Rahang Bawah

Nama gigi

Rahang Atas

Gigi Incicivus 1

7,5

Gigi Incicivus 1

Gigi Incicivus 2

Gigi Incicivus 2

16

Gigi caninus

18

Gigi caninus

12

Gigi molar pertama

14

Gigi molar pertama

16

20

Gigi molar kedua

24

Gigi molarkedua

Tanda gigi susu yang akan erupsi


Kebanyakan gigi susu atau gigi yang pertama tumbuh mulai tampak pada usia
6 bulan. Gigi susu berfungsi penting dalam mempengaruhi kondisi serta
kelancaran pertumbuhan gigi tetap kelak. Berikut adalah tanda tandanya :

Air liur lebih banyak dan sering menetes keluar.

Menggigit-gigit benda yang agak keras, karena gerahamnya terasa gatal.

Sering memasukkan jari-jari tangannya ke dalam mulut, seperti mau digigit-gigit.

Bayi terlihat gelisah, tidak bisa diam, atau menjadi mudah marah (sensitif).

Gusi

bayi

terlihat

membengkak

dan

berwana

kemerahan,

seperti

terkena sariawan(sore gums).

Nafsu makan turun dan sering susah tidur.

Ada yang pipinya terlihat agak membengkak.

Kadang-kadang, ada yang disertai demam (kalau teradapat gejala seperti demam
yang tidak turun-turun selama beberapa hari, atau diare, perlu diwaspadai adanya
serangan penyakit, misalnya infeksi sistem pencernaan).
3. GIZI BAYI DAN BALITA
A. Makanan Prelakteal
Makanan prelakteal adalah makanan yang diberikan sebelum bayi
diberikan ASI. Makanan prelakteal diberikan pada 1-3 hari setelah kelahiran.
Makanan prelakteal yang umumnya diberikan adalah madu, kelapa muda, pisang
dihaluskan, pepaya dihaluskan, air gula, susu sapi/susu bubuk.

17

Bahaya pemberian makanan prelakteal


-

infeksi seperti diare, septikemia(Septikemia adalah suatu keadaan ketika


terdapat multiplikasi bakteri dalam darah. Istilah lain untuk septikemia adalah
biood poisoning atau keracunan darah atau bakterimia dengan sepsis.
Septikemia merupakan suatu kondisi infeksi serius yang mengancam jiwa dan
cepat memburuk. Sumber infeksinya berasal dari paru paru, saluran kencing,
dan tulang radang otak. Mayoritas dari kasus sepsis disebabkan oleh infeksi
infeksi bakteri, ada juga yang disebabkan oleh infeksi infeksi jamur) dan
meningitis radang selaput pelindung sistem saraf pusat. Meningitis adalah
penyakit serius karena letaknya dekat otak dan tulang belakang, sehingga dapat

menyebabkan kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian)


penyebab kematian
gagal tumbuh, reaksi alergi, hambatan dalam proses menyusuibagi ibu
mastitis dan bengkaknya payudara ibu karena kurangnya rangsangan isapan

bayi untuk mengeluarkan dan memproduksi ASI


B. Pemberian ASI Eksklusif
ASI eksklusif merupakan pemberian air susu ibu kepada bayi, dari pertama
lahir sampai 6 bulan tanpa disertai makanan maupun minuman tambahan. Tujuan
dari pemberian asi eksklusif adalah dapat melindungi bayi dari resiko penyakit
infeksi akut dan manfaat luar biasa lainnya adalah sangat baik untuk kesehatan
ibunya.Bagi ibu yang memberikan asi eksklusif pada bayinya sang ibu akan
mendapatkan banyak manfaat antara lain :
1.

Dapat menunda proses kembalinya kesuburan sehingga dapat mengurangi resiko


hamil lebih dini dari seorang ibu.

2.

Mengurangi resiko pendarahan pasca melahirkan.

3.

Mencegah resiko terkena kanker ovarium.

4.

Mencegah tumbuhnya kanker payudara.

5.

Mempermudah proses pengembalian postur tubuh yang normal seperti semula.


Dalam kondisi tertentu jika sang ibu menderita suatu penyakit yang dapat
mengganggu kesehatan bayi / dapat berakibat buruk bagi kesehatan bayi, maka asi
eksklusif bias diganti dengan susu formula sesuai tingkatan usia bayi.

18

Menurut Peraturan Pemerintah PP no33/2012 tentang kondisi medis yang


menghambat pemberian asi eksklusif kepada bayi adalah :
1.

Ibu yang terinfeksi HIV.

2.

Ibu yang mengidap Sepsis ( infeksi demam tinggi sampai tak sadarkan diri )

3.

Ibu yang terinfeksi Virus Herpes simplex tipe 1 di payudara.

4.

Seorang ibu yang mengkonsumsi obat penenang, anti epilepsy, opioid, radio aktif,
iodine 131, yodofor topical dan sitotoksik kemoterapy.
Pentingnya Asi Eksklusif dan MP- ASI
Memberikan asi eksklusif sangat penting demi kecerdasan bayi. Memang
tidak mudah untuk memberikan asi eksklusif selama 6 bulan. Tanpa ibu
memberikan makanan tambahan apapun kecuali asi kepada bayi.Setelah bayi
lebih dari 6 bulan dan bayi sudah mulai diberi makanan tambahan selain asi,
sebaiknya bayi tetap masih diberi asi. Menurut WHO bayi sebaiknya disapih
setelah bayi berumur 2 tahun.Dalam proses pemberian asi eksklusif kepada bayi
secara otomatis ibu akan mentransfer imunitas ( kekebalan ) kepada sang bayi.
Sehingga bayi akan tetap sehat dan lebih kebal terhadap penyakit dibanding bayi
yang tidak minum asi eksklusif. Pentingnya pemberian MP-ASI pada usia 6
bulan:

Pemberian makan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan perlindungan


besar dari berbagai penyakit. Hal ini disebabkan sistem imun bayi < 6 bl
belum sempurna. Pemberian MPASI dini sama saja dg membuka pintu
gerbang masuknay berbagai jenis kuman. Belum lagi jika tidak disajikan
higienis. Hasil riset terakhir dari peneliti di Indonesia menunjukkan bahwa
bayi yg mendapatkan MPASI sebelum ia berumur 6 bl, lebih banyak terserang
diare, sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yg hanya
mendapatkan ASI eksklusif. Belum lagi penelitian dari badan kesehatan dunia
lainnya.

19

Saat bayi berumur 6 bl keatas, sistem pencernaannya sudah lebih sempurna


dan siap menerima makanan pendampig-ASI. Beberapa enzim pemecah
protein spt asam lambung, pepsin, lipase, enzim amilase, dsb baru akan
diproduksi sempurna pada saat ia berumur 6 bulan.

Mengurangi resiko terkena alergi akibat pada makanan. Saat bayi berumur <
6 bl, sel2 di sekitar usus belum siap utk kandungan dari makanan. Sehingga
makanan yg masuk dapat menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi.

Menunda pemberian MPASI hingga 6 bl melindungi bayi dari kelebihan berat


badan di kemudian hari. Proses pemecahan sari2 makanan yg belum
sempurna.Pada beberapa kasus yg ekstrem ada juga yg perlu tindakan bedah
akibat pemberian MPASi terlalu dini. Dan banyak sekali alasan lainnya
mengapa MPASI baru boleh diperkenalkan pada anak setelah ia berumur 6 bl.

4. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Definisi
Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi
bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan pimpinan (advocacy), bina
suasana (social support) dan pemberdayaan masyarakat (empowerment) sebagai
suatu upaya untuk membantu masyarakat mengenali dan mengetahui masalahnya
sendiri, dalam tatanan rumah tangga, agar dapat menerapkan cara-cara hidup sehat
dalam rangka menjaga, memelihara dan lingkungan (Sudayasa, 2009).
Indikator
1. Indikator PHBS Tatanan Rumah Tangga
Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau
permasalahan kesehatan di rumah tangga. Indikator mengacu pada Standar
Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan. Ada 10 indikator PHBS yang
terdiri dari 6 indikator perilaku dan 4 indikator lingkungan. Dengan rincian
sebagai berikut :
a. Ibu bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan

20

b. Ibu hanya memberikan ASI kepada bayinya


c. Keluarga mempunyai Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPKM)
d. Anggota keluarga tidak merokok
e. Olah raga atau melakukan aktifitas fisik secara teratur
f. Makan dengan menu gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap hari)
g. Tersedia air bersih
h. Tersedia Jamban
i. Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni
j. Lantai rumah bukan dari tanah
2. Indikator PHBS Tatanan Institusi Pendidikan
Indikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau
permasalahan kesehatan di institusi pendidikan. Sasaran PHBS tatanan
institusi pendidikan adalah sekolah dan siswa dengan indikator :
a. Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan jumlah siswa
b. Tersedia air bersih atau air keran yang mengalir di setiap kelas
c. Tidak ada sampah yang berserakan dan lingkungan sekolah yang bersih
d.
e.
f.
g.

dan serasi
Ketersediaan UKS yang berfungsi dengan baik
Siswa pada umumnya (60 %) kukunya pendek dan bersih
Siswa tidak merokok
Siswa ada yang menjadi dokter kecil atau promosi kesehatan sekolah

(minimal 10 orang)(Dinkes Sulsel, 2006).


3. Cuci tangan
Cuci tangan merupakan tindakan yang paling efektif dalam mencegah
penyebaran kuman dan penyakit. Saat-saat yang dianjurkan untuk mencuci
tangan diantaranya:
Sebelum dan sesudah makan
Sebelum dan sesudah ke kamar mandi
Sebelum dan sesudah membuang ingus/ membersihkan hidung
Sesudah memegang uang dan hewan
Sesudah bermain
Pada saat tangan tampak kotor
Sebelum tidur
Langkah-langkah mencuci tangan:
1. Tuangkan larutan tersebut ke telapak tangan secukupnya
2. Gosokkan kedua telapak tangan
3. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangan kanan dan
sebaliknya
4. Gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari
5. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mencuci
6. Gosok ibu jari kiri berputar dalam tangan kanan dan lakukan sebaliknya

21

Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanan dan


laukan sebaliknya(Dinkes Sulsel, 2006).
5. CARA PEMBUATAN ORALIT
Oralit diminum dengan cara mencampurkan satu sachet oralit ke dalam
segelas (200 cc) air, lalu diteguk sekaligus. Apabila tidak terdapat kemasan sachet,
oralit dapat dibuat sendiri dengan cara 4 pucuk sendok gula dan 1 pucuk sendok
garam ke dalam air matang 250cc.Yang sering terjadi, penderita kemudian muntah
dan terasa mau buang air besar. Hal ini dikarenakan cara meminum oralit yang
tidak benar. Seharusnya, cara yang benar adalah larutan oralit diteguk sedikit demi
sedikit, 2 - 3x lalu berhenti 3 menit. Hal ini memberi kesempatan oralit diserap
oleh usus untuk menggantikan garam dan cairan yang hilang dalam feses.
Demikianlah prosedur ini diulang terus sampai satu gelas habis. Bila diare hebat
masih berlanjut, minum oralit harus diteruskan sampai beberapa bungkus atau
gelas (3 - 8) sehari. Dengan cara minum yang benar, oralit biasanya akan
menghentikan diare dengan cepat dan efisien.

BAB III
KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

22

23

BAB IV
METODE KEGIATAN
1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kegiatan
a) Mama Hebat, Aku Sehat
Hari/tanggal : Senin, 7 Januari 2013
Waktu
: 07.30-12.00 WIB
Tempat
: Posyandu Rahayu I RW 01 Dusun Banjarsari Desa
Banjarejo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang
b) Sehat Bersama PAUD
Hari/tanggal : Jumat, 11 Januari 2013
Waktu
: 07.30-09.30 WIB
Tempat
: PAUD Pelangi Hati Desa Banjarejo Kecamatan Pakis
Kabupaten Malang
2. Sasaran Kegiatan
Sasaran dari kegiatan ini adalah ibu-ibu warga RW 01 Dusun Banjarsari
dan siswa PAUD Pelangi Hati beserta orang tua.
3. Deskripsi Kegiatan
Kegiatan penyuluhan dan pelatihan akan dilaksanakan dalam dua hari,
dengan deskripsi kegiatan sebagai berikut :
a. Hari I (Senin, 7 Januari 2013)
Mama Hebat, Aku Sehat merupakan kegiatan penyuluhan serta pelatihan
bagi ibu dari bayi dan balita yang berkunjung di posyandu, serta pembagian
PMT (Pemberian Makanan Tambahan) untuk bayi dan balita. Ibu dari bayi dan
balita yang berkunjung di posyandu tersebut akan diarahkan oleh mahasiswa
untuk mengikuti kegiatan Mama Hebat, Aku Sehat setelah ibu selesai
melakukan pemeriksaan terhadap bayi dan balitanya. Target partisipasi peserta
kegiatan ini sebesar 30% dari jumlah ibu yang berkunjung di posyandu.
Kegiatan ini terdiri dari penyuluhan mengenai Tumbuh Kembang Optimal
Bayi dan Balita dengan metode ceramah-tanya jawab. Kemudian dilanjutkan
dengan pelatihan Pemantauan Tumbuh Kembang Bayi dan Balita melalui
metode small group discussion dengan jumlah 5 peserta di setiap kelompok
yang akan didampingi oleh fasilitator, dimana setiap peserta akan diberikan
buku saku Tumbuh Kembang Anak. Dilanjutkan dengan acara demonstrasi
pembuatan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) Bola-Bola Pelangi.
Setelah itu, peserta akan mendapatkan materi penyuluhan mengenai Tata

24

Laksana Diare. Sebagai evaluasi mahasiswa terhadap tingkat pengetahuan dan


antusiasme peserta, maka peserta akan diberikan quiz berupa tiga buah
pertanyaan seputar materi dan jawaban benar akan diberikan hadiah. Acara
diakhiri dengan pembagian PMT secara gratis pada setiap bayi dan balita yang
hadir di posyandu.
b. Hari II (Jumat, 11 Januari 2013)
Sehat BersamaPAUD merupakan

kegiatan

penyuluhan

yang

diperuntukkan untuk balita dan orang tua balita yang bersekolah di PAUD
Pelangi Hati. Kegiatan penyuluhan akan dibagi menjadi dua kelas yang
akan dilaksanakan secara bersama-sama, yaitu penyuluhan untuk orang tua
balita mengenai pertumbuhan dan perkembangan optimal balita dan
penyediaan makanan

sehat untuk balita. Penyuluhan akan disampaikan

dengan metode ceramah disertai dengan penyampaian contoh-contoh


makanan sehat melalui metode example non example menggunakan gambar.
Sebelum dilaksanakan penyuluhan akan dilaksanakan pretest dan setelah
penyuluhan akan dilaksanakan post test yang bertujuan untuk mengukur
peningkatan pengetahuan mengenai materi yang disampaikan. Di kelas yang
lain dengan sasaran balita akan dilaksanakan kegiatan screening antropometri
dan cekgigi balita untuk mengetahui status gizi dan kondisi gigi aktual dari
balita yang ada di PAUD Pelangi Hati. Setelah kegiatan screening selesai
akan dilanjutkan dengan penyuluhan dan praktek langsung prilaku hidup
bersih dan sehat yaitu mencuci tangan dan meggosok gigi dan makan bersama
bekal makan yang sudah disiapkan dari rumah.
4. Metode Pelaksanaan.
No
1

Kegiatan
Sasaran
Penyuluhan Tumbuh Kembang Ibu Bayi
Optimal Bayi dan Balita

Balita

dan di

Posyandu
Rahayu

dan -

Metode
Ceramah
menggunakan
flipchart
Tanya jawab

PAUD Pelangi
2

Penyuluhan

Hati
Penyediaan Ibu Bayi

dan -

Ceramah
Tanya jawab

25

Makanan Sehat

Balita di PAUD -

Metode

example

Pelangi Hati

non

example

menggunakan
3
4

5
6
7

Pengukuran Antropometri

Balita

Pemeriksaan Gigi

Pelangi Hati
Balita
PAUD -

dan BB
Pemeriksaan

Pelangi Hati

kondisi kesehatan

Penyuluhan

PAUD Tangan yang Benar


Pelangi Hati
Penyuluhan Cara Menggosok Balita
PAUD Gigi yang Benar
Pelangi Hati
Pelatihan
Pemantauan Ibu Bayi dan di
Tumbuh Kembang Bayi Balita
Posyandu
dan Balita
Penyuluhan

Cara

PAUD -

gambar
Pengukuran

Tata

Mencuci Balita

Rahayu I
Laksana Ibu Bayi

Diare dan Pembuatan Oralit

Balita

dan di

TB

gigi
Role play
Praktik
Role play
Praktik
Demonstrasi
Praktik
Small
group
discussion
Ceramah
Tanya Jawab

Posyandu
9

Demonstrasi Pembuatan PMT

Rahayu I
Ibu Bayi
Balita

dan
di

Demonstrasi

Posyandu
10

Pembagian PMT

Rahayu I
Bayi dan Balita
di

Posyandu

Rahayu I
5. Pembagian Jobdesk Tiap Program Studi
Setiap kegiatan yang diselenggarakan berdasarkan pada skill masingmasing program studi. Meskipun demikian, seluruh rangkaian kegiatan tetap
dilaksanakan dengan menerapkan prinsip Interprofesional Education (IPE).
Berikut ini pembagian jobdesk untuk setiap program studi :

26

No
1

Program Studi
Pendidikan
Dokter

Kegiatan
Penanggung Jawab
Pengukuran Antropometri
1. Dedy Arifianto
Penyuluhan Cara Mencuci 2. Choirotussanijjah
3. Cholifah
Tangan yang Benar
- Stimulasi
tumbuh
Apriliana
4. Debby Sartika M
kembang dengan APE
5. Vinoth
Kumar
-

A/L Rahman
6. Priya
Ashiwini
2

Ilmu

Penyuluhan

Keperawatan

Kembang Optimal Bayi dan Suprawoto

Gizi Kesehatan

Balita
- Penyuluhan
-

Kedokteran Gigi -

Kebidanan

Penyediaan

Makanan Sehat
Demonstrasi Pembuatan
PMT
Penyuluhan
Menggosok

A/P Krishnan
Tumbuh Dina
Nurpita

Gigi

1. Amalia Rahma
2. Elvin Rahmawati

Cara

1. Anita

Yunita

yang

Harwanti
2. Devina Octarisa

Benar
- Pemeriksaan Gigi
Purnomo
Pelatihan Pemantauan Ayu Selehati Agustina
Tumbuh Kembang Bayi

Farmasi

dan Balita
Penyuluhan Tata Laksana Dian
Diare dan Pembuatan Oralit

Novita

Wulandari

6. Kemitraan Kegiatan
Kegiatan ini dilakukan bermitra dengan perangkat Desa Banjarejo melalui
metode pendekatan personal dengan perangkat desa, bidan desa, kader
posyandu, serta kepala sekolah PAUD.

27

28

BAB V
RANCANGAN EVALUASI
Kegiatan
Penyuluhan

Indikator Keberhasilan
Cara Mengukur Indikator
Tumbuh - Penyuluhan diikuti minimal -Melalui daftar kehadiran.
-Melalui keaktifan bertanya &
Kembang Optimal Bayi
60% dari total kehadiran
menjawab dari peserta.
dan Balita
posyandu & PAUD.
-Pretest dan postest
Penyuluhan Penyediaan - Penyuluhan diikuti oleh -Melalui absensi kehadiran.
-Melalui keaktifan bertanya
Makanan Sehat
minimal 60% dari total wali
wali murid.
murid.
-Pretest dan postest
- Peserta dapat memahami
Pengukuran

Antropometri
Penyuluhan
menggosok

cara gigi

dan

Pemeriksaan Gigi
Penyuluhan

Cara -

Mencuci Tangan yang


-

Benar

materi
Siswa PAUD yang hadir -Melalui daftar kehadiran.
-Hasil nilai antropometri
minimal 60%
Penyuluhan dan pelatihan -Melalui daftar kehadiran.
-60% dari total peserta yang
tensi diikuti oleh minimal
hadir dapat melakukan
60% dari total PAUD.
gosok gigi yang benar.
Siswa PAUD yang hadir -Melalui daftar kehadiran.
-Siswa dapat melakukan cuci
minimal 60%
Siswa bersedia mengikuti
tangan yang baik dan benar

Pelatihan

Pemantauan -

simulasi cuci tangan


Kader dapat hadir minimal 3 -Daftar kehadiran

Tumbang

Bayi

orang

dan

Balita
Penyuluhan Pembuatan -

Peserta memahami materi

Oralit
Penyuluhan Pembuatan -

Peserta

dan pembagian PMT

dan manfaat PMT

memahami

-Keaktifan

bertanya

menjawab pertanyaan
materi -Keaktifan
bertanya

dan
dan

menjawab pertanyaan

BAB VI
JADWAL KEGIATAN
Tanggal
27Desember

Kegiatan
- Survey Lapangan

Target Peserta
Indikator
Kepala Desa, Bidan Mendapatkan

data

dari

29

2012

Desa Kader.

Desa Banjarejo, dan Bidan


Desa dan Kader terkait

2 Januari 2012

Survey Lapangan

masalah kesehatan.
Menggali lebih dalam

Bidan Desa

mengenai
kesehatan
3Januari 2012

Survey Lapangan

6 Januari

Pembuatan Proposal Pembuatan


media -

penyuluhan
Persiapan pembuatan

undangan
Pembagian

7 Januari 2012

tanggal intervensi
-

pada (Posyandu

sasaran

posyandu Banjarsari)

Banjarsari RW.1
Pembagian
undangan

kepada

Orangtua

peserta

Desa

Banjarejo

dan

Orangtua

peserta

PAUD

PAUD
Penyuluhan tentang Peserta
Pertumbuhan

PAUD, dan memastikan

Ibu Ibu di RW.1 Undangan sampai ke target

undangan
peserta

desa

Kepala kader dan Kepala Sekolah

Sekolah PAUD
4Januari 2012
5 Januari 2012

di

Banjarejo
Kader Mendaapatkan data dari

Ketua
Posyandu,

permasalahan

Posyandu Peserta yang hadir pada

dan Banjarsari RW.1

kegiatan lebih dari 60%

Perkembangan Bayi

dari data jumlah peserta

dan Balita
Simulasi Pengukuran

posyadu

dan

Perkembangan

Bayi dan Balita


Pelatihan Pembuatan

PMT
Pencegahan

dan

30

Penatalaksaan
Penyakit pada Bayi
11 Januari 2012

dan Balita
Penyuluhan

Balita Balita dan ibu-ibu, di Peserta yang hadir pada

PAUD Pelangi Hati PAUD Pelangi Hati kegiatan lebih dari 60%
cuci

tangan, Desa Banjarejo

pemilihan makanan
sehat, cara sikat gigi
yang
-

baik,

dan

praktiknya
Penyuluhan ke IbuIbu Balita

tentang

pertumbuhan

dan

perkembangan
balita,

dan

Penyuluhan
penyiapan makanan
Januari -

sehat untuk balita


Pembuatan Laporan

2012
12 Januari 2012 -

Hasil Kegiatan
Presentasi Laporan

8-11

Kegiatan

No.

Kegiatan

Survey lapangan
Pendalaman

2
3
4

masalah
Persiapan
program
Pelaksanaan
program

Hari ke
0
1

10

31

Presentasi
laporan

32

BAB VII
HASIL DAN PEMBAHASAN
Intervensi Hari I
Judul Kegiatan
Waktu dan Tempat

Peserta

Mama Hebat, Aku Sehat


Hari/tanggal : Senin, 7 Januari 2013
Waktu
: 07.30-12.00 WIB
Tempat: Posyandu Rahayu I RW 01 Dusun Banjarsari
Desa Banjarejo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang
Jumlah yang hadir
Peserta bayi balita : 58 anak
Peserta ibu : 54 orang
Kualifikasi
Sebagian besar peserta sangat antusias terhadap kegiatan
ini dibuktikan dengan 100% peserta yang diberikan
pertanyaan mampu menjawab dengan tepat dan sejumlah
20% dari seluruh peserta mengajukan pertanyaan pada

Sasaran/ Target
Tujuan

penyuluh.
Ibu-ibu warga RW 01 Dusun Banjarsari
Setelah diberikan penyuluhan dan praktik
mengenai stimulasi tumbuh kembang dan PMT
diharapkan pengetahuan dan motivasi ibu-ibu
warga RW 01 Dusun Banjarsari mengenai
stimulasi tumbuh kembang bayi dan balita

Jadual Rinci

dapat meningkat.
05.30 06.00 Briefing dan persiapan
06.00 07.00 Perjalanan ke desa
07.00 08.00 Persiapan tempat posyandu dan penyuluhan
08.00 09.00 Pengondisian peserta
09.00 10.00 Pelaksanaan intervensi gelombang 1
09.00 09.05 Pembukaan oleh MC dan Pembagian Buku
Saku Tumbuh Kembang Bayi Balita
09.05 09.15 Penyuluhan Tumbuh Kembang Optimal
Bayi Balita

33

09.15 09.30 Praktik Stimulasi Tumbuh Kembang


09.30 09.40 Demo Pembuatan PMT : Baso Pelangi
09.40 09.50 Penyuluhan Tata Laksana Diare dan Oralit
09.50 09.55 Quiz
09.55 10.00 Penutupan dan Pembagian PMT
10.00 11.00 Pelaksanaan intervensi gelombang 2
11.00 12.00 Pelaksanaan intervensi gelombang 3
12.00 12.15 Penyerahan kenang-kenangan (1 set
pengukur DDTK) ke pihak posyandu
12.15 13.00 Perapian alat dan tempat
Pencapaian Hasil

Pelaksanaan

13.00
Persiapan pulang
- Kegiatan selesai tepat pada waktunya
- Keikutsertaan peserta telah melebihi target
- Pengetahuan peserta meningkat ditandai dengan
jawaban yang benar dan singkat ketika quiz
Situasi Pelaksanaan
Pelaksanaan

penyuluhan,

praktik,

dan

demonstrasi

berjalan lancar yang didukung dengan kehadiran peserta


penyuluhan 100% dan antusiasme peserta saat kegiatan
berlangsung. Kegiatan tidak berlangsung secara formal
melainkan dengan metode sharing yang lebih efektif.
Kelebihan
-

Kehadiran peserta melebihi target


Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan
Peserta sangat aktif bertanya
Para kader dan bidan posyandu yang kooperatif

mendukung jalannya acara


Kegiatan penyuluhan dikemas dengan metode yang

menarik sehingga peserta merasa nyaman


Kerjasama tim yang efektif dan kompak, seluruh
anggota tim berpartisipasi aktif

Kekurangan
-

Kegiatan demo pembuatan PMT tidak menggunakan


peralatan sebenarnya

34

Waktu yang terbatas sehingga tidak semua ibu dapat


menerapkan stimulasi tumbuh kembang

Hambatan
-

Tempat kegiatan yang sempit dan kurang strategis

hanya muat untuk maksimal 10 peserta


Cuaca yang kurang mendukung (gerimis)

Peluang Pengembangan
-

Sebagian besar peserta dapat berbahasa indonesia


sehingga komunikasi efektif terjadi antara penyuluh

dan peserta
Kerja sama yang baik antara mahasiswa dan kader
sehingga para ibu yang berkunjung ke posyandu turut

Analisis Tingkat

partisipasi kegiatan penyuluhan


Program kegiatan ini tergolong berhasil karena telah

Keberhasilan

memenuhi indikator yang telah ditetapkan yaitu :

Program dan

Faktor Penyebab

Evaluasi Proses
Jumlah peserta >60% dari jumlah total kunjungan
ibu ke posyandu yang dinilai melalui absensi

peserta
Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
Peserta aktif bertanya
Evaluasi Hasil
Ketika diberi pertanyaan (quiz) oleh penyuluh, peserta
mampu menjawab pertanyaan dengan benar dan

Pelajaran yang
dapat diambil

singkat.
Penerapan Interprofesional education
Penerapan komunikasi efektif dan

interprofesional
Penerapan kerjasama tim dan kemitraan dengan kader

dan bidan desa


Manajemen konflik

komunikasi

Intervensi Hari Ke-2


Judul Kegiatan
Waktu dan Tempat

Sehat Bersama Balita


Hari/tanggal
: Jumat, 10 Januari 2013
Waktu
: 08.00 09.30 WIB

35

Tempat
Peserta

PAUD

Pelangi

Hati,

Desa

Banjarejo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang


Jumlah yang hadir
Peserta bayi balita : 23anak

Sasaran/ Target
Tujuan

Peserta ibu : 17 orang


ibu balita dan balita yang bersekolah di PAUD pelangi hati
Dapat
meningkatkan
pengetahuan
dan
memberikan stimulasi kebiasaan prilaku hidup
sehat setelah diberi penyuluhan dan praktik
mengenai stimulasi tumbuh kembang dan
makanan

sehat

bagi

ibu

balita

serta

penyuluhan dan praktek prilaku hidup bersih


Jadwal Rinci

dan sehat .
Kegiatan di kelas Anak
07.30-07.35

Pengkondisian

Screening

antropometri
07.35-07.55 Screening
07.55-08.10 Penyuluhan cuci tangan dan Sikat
Gigi
08.10-08.15 Pengkondisian keluar kelas
08.15-08.35 Praktek langsung
08.35-08.40 Mobilisasi ke kelas
08.40-08.45

Persiapan

makan,

berdoa

bersama
08.45-09.05 Makan Bersama
09.05-09.15 Penutupan
Kegiatan di kelas Ibu
07.30-07.35 Pengkondisian ibu-ibu
07.35-07.40 Pembukaan MC (menyampaikan
tujuan
07.40-07.50 Pre test
07.50-08.10

Penyuluhan

pemantauan

36

perkembangan dan pertumbuhan


balita
08.10-08.20 Penyuluhan Penyiapan makanan
sehat untuk balita
08.20-08.30 Post test
Pencapaian Hasil

08.30-08.40 Penutup
- Kegiatan selesai lebih cepat
- Materi tersampaikan 100 %
- Pengetahuan peserta meningkat ditandai
dengan jawaban yang benar dan singkat
-

ketika quiz untuk balita


Pengetahuan
peserta

ibu-ibu

balita

meningkat ditandai dengan jawaban prePelaksanaan

test dan post-test sebesar 20 %.


Situasi Pelaksanaan
Pelaksanaan penyuluhan dan praktik pada anak-anak
balitaberjalan lancar yang didukung dengan ibu-ibu guru
PAUD dan ibu balita yang mengkondisikan keramain
anak-anak. Kondisi penyuluan di ibu-ibu balita sangat
antusias meskipun tidak semua mengikuti kegiatan karena
anak-anak rewel ketika penyuluhan di anak-anak.
Kelebihan
-

Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan


Peserta sangat aktif bertanya
Ibu guru kooperatif mendukung jalannya acara
Kegiatan penyuluhan dikemas dengan metode yang

menarik sehingga peserta merasa nyaman


Kerjasama tim yang efektif dan kompak, seluruh
anggota tim berpartisipasi aktif

Kekurangan
-

Kegiatan demo pembuatan PMT tidak menggunakan

peralatan sebenarnya
Waktu yang terbatas sehingga tidak semua ibu dapat
menerapkan stimulasi tumbuh kembang

37

Hambatan
-

Tempat kegiatan yang sempit dan kurang strategis

hanya muat untuk maksimal 10 peserta


Cuaca yang kurang mendukung (gerimis)

Peluang Pengembangan
-

Sebagian besar peserta dapat berbahasa indonesia


sehingga komunikasi efektif terjadi antara penyuluh
dan peserta
Kerja sama yang baik antara mahasiswa dan kader

sehingga para ibu yang berkunjung ke posyandu turut


Analisis Tingkat

partisipasi kegiatan penyuluhan


Program kegiatan ini tergolong berhasil karena telah

Keberhasilan

memenuhi indikator yang telah ditetapkan yaitu :

Program dan

Faktor Penyebab

Evaluasi Proses
Jumlah peserta balita dan ibu balita>60% dari
jumlah total jumlah balita yang bersekolah di

PAUD
Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
Peserta aktif bertanya
Peserta aktif menjawab pertanyaan
Evaluasi Hasil
Meningkatnya pengetahuan ibu-ibu ditunjukkan
degan hasil post-test meningkat sebesar 20 %.

Pelajaran yang
dapat diambil

.
Penerapan Interprofesional education
Penerapan komunikasi efektif dan

interprofesional
Penerapan kerjasama tim dan kemitraan dengan ibu

guru PAUD dan orang tua balita


Manajemen konflik
Perlu kesabaran dalam memberikan edukasi dan
praktek kepada anak balita.

BAB VIII
PENUTUP

komunikasi

38

KESIMPULAN
1. Program pembinaan PKNM ini dapat menambah dan meningkatkan
pengetahuan ibu mengenai tumbuh kembang bayi dan balita.
2. Kondisi gizi dan PHBS balita di PAUD Pelangi Hati cukup baik sehingga
perlu dipertahankan dan dibiasakan.
SARAN
Dibutuhkan monitoring dan follow up secara rutin dari posyandu untuk
memantau keberlanjutan dan outcome dari program

BAB IX
REKAPITULASI PENGGUNAAN DANA
Iuran Anggota @Rp 100.000,-

Rp 1.100.000,-

A. PERALATAN KEGIATAN
Proposal
Poster 20buah @Rp 2.500,Kapas
Tissu
Alcohol
Betadine

Rp 10.000,Rp 50.000,Rp 5.000,Rp 3.000,Rp 15.000,Rp 3.000,-

B. BAHAN KEGIATAN
Sikat Gigi 25buah @Rp 2.500,Pasta Gigi 2buah @Rp 5.000,Sabun Cuci Tangan
Buku Tulis 3pack @Rp 10.000,Pensil 2dz @Rp 5.000,Penghapus 1pack
Rautan 1pack
Sticker
Plastik Pembungkus

Rp 62.500,Rp 10.000,Rp 10.000,Rp 30.000,Rp 10.000,Rp 10.000,Rp 10.000,Rp 10.000,Rp 10.000,-

39

Buku Mewarnai 25buah @Rp 2.500,Konsumsi


Air Mineral 2dos @Rp 20.000,PMT

Rp 62.500,Rp 100.000,Rp 40.000,Rp 100.000,-

C. TRANSPORTASI
Bensin

Rp 75.000,-

TOTAL

Rp 626.000,DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.2013.

American

Academy

of

Pediatric

Dentistry.

(http://www.homemade-baby-food-recipes.com/brushing-babys-teeth.html,
diakses 4 Januari 2013)
Arief Y.S. 2006. Pertumbuhan danPerkembangan anak. Disampaikan pada Kuliah
Keperawatan di Universitas Airlangga pada 15 September 2009.
Darmosubroto S. Instrumen pemantauan tumbuhkembang anak. Pendidikan
KedokteranBerkelanjutan Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: FKUI;1996. h. 12531.
Departemen Kesehatan RI. 2005. Pedoman pelaksanaan stimulasi, deteksi dan
intervensi dini tumbuh kembang di tingkat pelayanan kesehatan.
Dinas Kesehata Kota Surabaya,2013. Tips Merawat Gigi dan Mulut Balita,
(http://www.surabaya-ehealth.org/tips/tips-merawat-gigi-dan-mulut-balita,
dikases pada 4 Januari 2013)
Dinkes Sulsel. 2006.
Percontohan

Pedoman Pengembangan Kabupaten/Kota

Program

Perilaku

Hidup

Bersih

Dan

Sehat

(PHBS).Dinkes-sulsel.go.id/pdf/Perilaku_hidup_bersih_&_sehat.pdf
Direktorat Bina Kesehatan Keluarga. Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan
Masyarkat, 1998, Pedoman deteksi dini tumbuh kembang balita. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.

40

Frankerburg WK, Doddss JB, 1992, The Denver II: a major revision and
restandardization of the Denver developmental screening test Denver II
technical manual. Pediatrics.
Kania N. 2006. Stimulasi tumbuh kembang anakUntukMencapai tumbuh
kembang yang optimal. Disampaikan pada seminar stimulasi tumbuh
kembang anak bandung, 11 maret 2006
Markum, A.H. (1996). Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Fakultas Kedokeran
UniversitasIndonesia
Moersintowati, 2000, Deteksi dini tumbuh kembang. Simposium penatalaksanaan
mutakhir bidang ilmu kesehatan anak untuk mencapai tumbuh kembang
optimal. Bandung: IDAI Jawa Barat.
Narendra M, 2002, Penilaian pertumbuhan dan perkembangan anak. Dalam:
Narendra M, Sularyo, Soetjiningsih, penyunting. Tumbuh kembang anak dan
remaja. Edisi ke-1. Jakarta: Sagung Seto
Needlman RD, 2004, Growth and development. Dalam: Behrman RE, Kliegman,
RM, Jenson HB, penyunting. Nelson textbook of pediatrics. Edisi ke-17.
Philadelphia: WB Saunders Company.
Ratih I .2008.Buku Pintar Perawatan Bayi dan Anak Usia Emas. Gala Ilmu
Semesta, Yogyakarta.
Sambas, W. (2005). What Children Want, Menuju Indonesia yang Layak bagi
Anak.Bandung : Batic Press
Soetjiningsih, 1995, Tumbuh kembang anak. Dalam: Ranuh IGN, penyunting.
Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC
Sudayasa,

Putu.

2009.10

Indikator

Phbs

Tatanan

Rumah

Tangga.

http://www.puskel.com/10-indikator-phbs-tatanan-rumah-tangga/
Tanuwidjaja, 2002, Konsep tumbuh kembang anak. Dalam: Narendra M, Sularyo,
Soetjiningsih, penyunting. Tumbuh kembang anak dan remaja. Edisi ke-1.
Jakarta: Sagung Seto.

41

42

LAMPIRAN
Lampiran 1
Tahap-Tahap Pertumbuhan Dan Perkembangan (DepKes RI, 2005)
Dari lahir sampai 3 bulan

Belajar mengangkat kepala setinggi 45


Belajar mengikuti obyek dengan matanya
Melihat kemuka orang dengan tersenyum
Bereaksi terhadap suara/bunyi
Suka tertawa keras

Dari 3 sampai 6 bulan

Mengangkat

Mengenal

penciuman, pendengaran, dan kontak


Menahan barang yang dipegangnya
Mengoceh spontan atau bereaksi dengan

90

derajat

jangkauannya
Menaruh benda-benda di mulutnya

dengan

penglihatan,

mengoceh

dan

mengangkat dada dengan bertopang tangan


Mulai belajar meraih benda-benda yang ada

dalam
jangkauannya
atau
diluar
kepala

ibunya

Berusaha memperluas lapangan pandangan


Tertawa dan menjerit karena gembira bila
diajak bermain
Mulai berusaha mencari benda-benda yang

hilang
Mempertahankan posisi kepala tetap tegak

dan stabil
Menggenggam pensil

Dari 6 sampai 9 bulan

Dapat duduk tanpa dibantu

Dapat tengkurap dan berbalik sendiri


Dapat merangkak meraih benda atau

mendekati seseorang
Memindahkan benda dari satu tangan ke

tangan yang lain


Memegang benda yang kecil dengan ibu

jari dan jari telunjuk


Bergembira dengan melempar benda-benda

Makan kue sendiri

Dari 9 sampai 12 bulan


Dapat berdiri sendiri tanpa bantuan
Dapat berjalan dengan dituntun
Menirukan suara

Mengeluarkan kata-kata yang tanpa arti


Mengenal muka anggota-anggota keluarga
dan takut kepada orang asing/lain
Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk
tangan dan sembunyi-sembunyian
Belajar berdiri kedua kakinya menyanggah
sebagian berat badan
Memungut benda sebesar kacang dengan
cara meraup
Mencari mainan/benda yang dijatuhkan

Menggenggam erat pensil


Senang diajak bermain cilukba
Mengenal anggota keluarga, takut pada

43

Mengulang bunyi yang didengarnya


Belajar menyatakan satu atau dua kata
Mengerti perintah sederhana atau larangan
Berpartisipasi dalam mainan

Dari 12 sampai 18 bulan


Berjalan dan mengeksplorasi rumah serta

sekeliling rumah
Menyusun 2 atau 3 kubus

Dapat mengatakan 5-10 kata

Memperlihatkan rasa cemburu dan bersaing


Berdiri sendiri tanpa berpegangan

orang yang belum dikenal


Memperlihatkan minat yang besar dalam
mengeksplorasi

sekitarnya,

ingin

menyentuh apa saja dan memasukkan


benda-benda ke mulutnya

Membungkuk memungut mainan kemudian


berdiri kembali
Berjalan mundur 5 langkah
Memanggil ayah dengan

kata

papa

memanggil ibu dengan mama


Memasukan kubus di kotak

Dari 18 sampai 24 bulan

Naik turun tangga


Menyusun 6 kubus
Menunjukkan mata dan hidungnya
Menyusun 2-6 kata
Belajar makan sendiri
Menggambar garis di kertas atau pasir

Mulai belajar mengontrol buang air besar

dan buang air kecil/kencing


Menaruh minat kepada anak lain dan

bermain-main dengan mereka


Bertepuk tangan melambai-lambai
Menggelindingkan bola kearah sasaran
Membantu atau menirukan pekerjaan rumah
tangga

Dari 2 sampai 3 tahun


Belajar meloncat, memanjat, melompat

dengan satu kaki

Membuat jembatan dengan 3 kotak

Mampu menyusun kalimat


Mempergunakan kata-kata saya, bertanya,

Jalan naik tangga sendiri


Dapat bermain dan menendang bola kecil
Mencoret-coret kertas
Bicara dengan baik, menggunakan 2 kata
Dapat menunjuk 1 atau lebih anggota

mengerti

tubuhnya
Melihat gambar dan dapat menyebut dengan

kata-kata

yang

ditujukan

kepadanya
Menggambar lingkaran
Bermain bersama dengan anak lain dan

menyadari adanya lungkungan lain di luar


keluarganya

benar 2 benda atau lebih


Membantu memungut mainanya sendiri
Makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah
Melepas pakaian sendiri

44

Dari 3 sampai 4 tahun


Berjalan-jalan
sendiri

mengunjungi

Mengenal sisi atas, sisi bawah, sisi muka,

tetangga
Berjalan pada jari kaki

Belajar berpakaian dan membuka pakaian

sendiri

sisi belakang
Mendengarkan cerita-cerita
Bermain dengan anak lain
Menunjukkan rasa sayang kepada saudara-

Menggambar garis silang


Menggambar orang hanya kepala dan

badan

Mengenal 2-4 warna

Bicara dengan baik


Menyebut namanya, jenis kelamin, dan

umur, dan tempat tinggalnya.

Banyak bertanya
Bertanya bagaimana anak dilahirkan

saudaranya
Dapat melaksanakan tugas-tugas sederhana
Mengenakan sepatu sendiri
Berdiri 1 kaki 2 detik
Melompat kedua kaki diangkat
Mengayuh sepeda roda tiga
Menyusun 8 kubus
Mencuci da mengeringkan tangan sendiri

Dari 4 sampai 5 tahun


Melompat dan menari

Menggambar orang terdiri dari kepala,

lengan, badan
Menggambar segiempat dan segitiga
Pandai bicara
Dapat menghitung jari-jarinya
Dapat menyebut hari-hari dalam seminggu
Mendengar dan mengulang hal-hal penting

dan cerita
Minat kepada kata baru dan artinya
Memprotes bila dilarang apa

diingininya
Menggosok igi tanpa dibantu

Bereaksi tenang dan tidak rewel ketika

yang benar
Bicara mudah dimengerti
Menyebut
angka,
menghitung
berpakaian sendiri tanpa dibantu

ditinggal ibu
Umur 5-7 tahun
Berjalan lurus

Berdiri dengan 1 kaki selama 11 detik


Menggambar orang dengan 6 bagian

Menangkap bola kecil dengan kedua tangan


Menggambar segi empat

Mengenal lebih dari 4 warna


Memperkirakan bentuk dan besarnya benda,

membedakan besar dan kecil


Menaruh minat kepada aktivitas orang

yang

dewasa
Berdiri 1 kaki 6 detik
Menggambar tanda silang dan lingkaran
Mengancing baju atau pakaian boneka
Menyebut nama lengkap tanpa dibantu
Senang bertanya tentang sesuatu
Menjawab pertanyaan dengan kata-kata

Menjawab

pertanyaan

tentang

jari,

benda,

terbuat dari apa dan kegunaanya


Mengenal angka, bisa menghitung angka 510

45

Mengerti arti lawan kata


Mengerti pembicaraan yang menggunakan

7 kata atau lebih

Mengenal warna-warni
Mengungkapkan simpati
Mengikuti aturan permainan
Berpakaian sendiri tanpa dibantu

46

Lampiran 2
Tips Menyikat Gigi Bayi
1. Bila bayi tidak mau membuka mulutnya, beri contoh bayi dengan
memasukkan sikat gigi itu ke dalam mulut Ibu. Bayi senang menirukan
apa saja yang dilakukan oleh ibunya.
2. Buka mulut Ibu lebar-lebar, lakukan sambil bernyanyi. Bayi akan mencoba
menirukan nyanyian itu atau bisa juga ia malah tertawa tapi setidaknya ia
mau membuka mulutnya
3. Dudukkan bayi dalam posisi yang nyaman baik bagi bayi maupun bagi
Ibu. Seperti berdiri atau duduk di belakangnya sambil ia melihat apa yang
Ibu lakukan. Posisi seperti ini paling baik dilakukan, karena memudahkan
Ibu mencapai seluruh area di dalam mulutnya.
4. Sikatlah dengan lembut dan tidak perlu menyikat giginya dengan kuat
karena justru nanti malah membuatnya menolak untuk sikat gigi lagi.
Tips Tambahan Menjaga Kesehatan Gigi Bayi
1. Hindari pemberian jus buah pada bayi. Pilihan terbaik untuk bayi minum selain
ASI adalah air putih. Apabila ingin memberikan jus buah, pastikan bayi
meminumnya dari gelas bayi (sippy cup) dan bukan dengan botol/dot. Jika bayi
minum jus menggunakan botol, jus-nya akan terkumpul di giginya dan bisa
menimbulkan kerusakan gigi pada anak.
2. Jangan menidurkan bayi dengan meminumkan sebotol jus atau sebotol susu.
Bakteri yang ada di dalam mulut bayi dapat bereaksi dengan laktosa yang ada
di dalam susu dan membentuk asam yang dapat merusak lapisan enamel gigi.
3. Jangan mencelupkan empeng ke dalam cairan yang manis

47

4. Jangan menambahkan/memberikan gula pada makanan bayi karenabayi tidak


terlahir langsung memiliki rasa suka makanan manis melainkan karena
kebiasaan diberi makanan atau minuman yang manis.
5. Bersihkan gigi bayi secara menyeluruh pada saat ia tidur. Produksi air liur bayi
menurun di malam hari, sementara air liur berfungsi membersihkan gigi.
Dengan demikian bakteri jahat yang ada di mulut akan lebih mudah
menempel pada gigi bayi.
6. Jika ingin memberi obat minum untuk bayi maka dilakukan sebelum
menggosok gigi karena biasanya obat minum untuk bayi mengandung sukrosa
yang dapat merusak gigi jika tidak dibersihkan.(Anonymous, 2013)

48

Lampiran 3
Demontrasi Pembuatan PMT
Resep Baso pelangi
Bahan:
300 Gram daging ayam giling
50 g wortel
50 g bayam
1 sdt garam
1 siung bawang putih, goreng, haluskan.
1/4 sdt merica bubuk
1 sdt kecap asin
1 butir telur
50 gr tepung kanji
Cara Membuat :
- Blender ayam, bawang putih dan garam sampai lembut
- Simpan dalam baskom tambahkan tepung kanji dan telur aduk dengan rata
sambil dibanting-banting hingga kalis.
- Tambahkan minyak wijen, kecap asin dan merica kemudian banting-banting lagi
sampai kalis dan tercampur rata.
- Buat kepalan kira-kira segenggam tangan, lalu sendokan adonan yang keluar
dari ibu jari dan telunjuk, masukan ke dalam air mendidih hingga terapung.
- Angkat baso yang sudah terapung dan siap untuk disajikan langsung atau
dimasak sebagai bahan campuran yang lain. Bahan diatas bisa untuk 20 butir
bakso.

49

Lampiran 4
Hasil Pre-Test dan Post-Test Ibu Balita
PENYULUHAN PAUD
DESA BANJARREJO, KEC. PAKIS, KAB. MALANG
No

Nama Ibu

Hasil Pre-Test

Hasil Post-Test

Masruro

Sriani

Kusmiati

Mariani

Fitri

10

Ratna

Sudarpi

Sugianti

Didin Nurul

10

Solikha

11

Citra Tri

12

Suarti Ningsih

13

Indra

14

Yuniasih

10

15

Ima Wahyuni

16

Riani

17

Sriani

6,5

8,5

Total
Peningkatan pengetahuan 20 %

50

Lampiran 5
Screening Antropometri dan Kondisi Gigi

No

Nama

Berat

Tinggi

Status gizi

2
3
4
5

Mochammad
Fadhilah
Akbar
Debra Ferlita
Junian Pandu Adi Pratama
Inneke Alya Kamalin
Wisnu Ramadhan

16
13,5
14
10,3

101
95
96
89

6
7
8
9

Faiha Zulfa Surahmad


M. Mandala Bima Sena
Khoirul Anwar
Andra Gendis Puspita

13,5
15
13
10

95
102
105
93

10
11

M. Sahrul Gunawan
Dio Putra Pratama

13

96

12
13

Abinaya Aesar Maulana


Lovel Shavergio Islamy
Pasya
Farelino Oktan Fitrianto

14

104

Normal
Stunting (HAZ : -2,84)
Normal
Stunting (HAZ :-2,31)
Wasting (WHZ: -2,47)
Underweight (WAZ : -2,89)
Normal
Normal
Wasting (WHZ : -3,04)
Wasting (WHZ : -3,68)
Underweight (WAZ : -2,81)
Stunting (HAZ : -2,29)
Underweight (WAZ : -2,06)
Normal

14

Kondisi
Gigi
-

Keterangan

d=4
d=5
-

Sangat rendah

d=2
D=12
D=9
D=3

Sangat rendah
Sangat rendah
Sangat rendah
Sangat rendah

Sangat rendah

D=3
-

Sangat rendah

Lain-Lain

51

15

16

103

Normal

D=8

16
17
18
19
20
21

Wafa Arvel Danendra


Irawan
M. Ridho Al Hafidz
M. Abdan Fadlan
M. Abdin Fadlan
M. Ravel Efendy
Restu Hermawanto
Agustina Permatasari

18
15
15
13

103
98
100
96,5

D=3
D=3
D=4

22
23
24

Tasya Adinca Azzahra


Dinar Putri Yulianti
M. Raffa Fathul Laquinta

15
20
11

98
102
91

25

M. Husein

24

100

26

Anis Khoirun Nisa

11

94,5

Normal
Normal
Normal
Stunting (HAZ : - 2,89)
Underweight (WAZ : 2,44)
Normal
Normal
Wasting (WHZ : -2.10
Underweight (WAZ : -2,24)
Obesitas (WHZ : 5, 10)
(WAZ : 2,67)
Underweight (WAZ : -2,93)
Stunting (HAZ : -2,11)
Wasting (WHZ : - 2,46)

Sangat rendah
Sangat rendah
Sangat rendah

Sangat rendah

D=2
d-1
D=6

Sangat rendah
Sangat rendah
Sangat rendah

Sangat rendah

D=10

Sangat rendah

52

Lampiran 6
Dokumentasi Foto
Kegiatan di posyandu

Kegiatan di PAUD

53

Anda mungkin juga menyukai