PENDAHULUAN
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab giza yang berarti zat makanan, dalam
bahasa Inggris dikenal dengan istilah nutrition yang berarti bahan makanan atau
zat gizi atau sering diartikan sebagai ilmu gizi. Pengertian lebih luas bahwa gizi
diartikan sebagai proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi
secara normal melalui proses pencernaan, penyerapan, transportasi, penyimpanan,
metabolisme, dan pengeluaran zat gizi untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal organ tubuh serta untuk menghasilkan tenaga.
(Djoko Pekik Irianto, 2006:2).
1
BAB II
PEMBAHASAN
2. Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yng terjadi
yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut, dan
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti
kelenjar tiroid.Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat
(rapid clinical survey). Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat
tanda-tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi.
Disamping itu digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan
melakukan pemeriksaaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau
riwayat penyakit.
2
3. Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang
diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Jaringan tubuh yang digunakan antara lain : darah, urine, tinja,dan juga beberapa
jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan untuk suatu peringatan
bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.
Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat
lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
4. Biofisik
Penentuan sttus gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi
dengan meliht kemampuan fungsi (khusunya jaringan) dan melihat perubahan
struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan dalam situasitertentu seperti
kejadian buta senja epidemik, cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
3
3. Faktor Ekologi
Bengoa mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi
sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya.
Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti
iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.
Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui
penyebab malnutrisi disuatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan
program intervensi gizi (Schrimshaw, 1964).
2.2 Faktor Yang Dipertimbangkan Dalam Memilih Metode Penilaian Status Gizi
Hal mendasar yang perlu diingat bahwa setiap metode penilaian status gizi
punyai kelebihan dan kelemaban masing-masing. Dengan menyadari kelebihan
kelemahan tiap-tiap metode, maka dalam menentukan diagnosis suatu penyakit
digunakan beberapa jenis metode. Penggunaan satu metode akan memberikan
hasil yang kurang komprehensif tentang suatu keadaan.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan mengunakan metode
adalah sebagai berikut.
1. Tujuan
Tujuan pengukuran sangat perhi diperhatikan dalam memilih metode, seperti
ingin melihat fisik seseorang, maka metode yang digunakan adalah antropome
Apabila ingin melihat status vitamin dan mineral dalam tubuh sebaiknya gunakan
metode biokimia
.
2. Unit Sampel yang Akan Diukur
Berbagai jenis unit sampel yang akan diukur sangat mempengamhi metode
penilaian status gizi. Jenis unit sampel yang akan diukur meliputi individi rumah
tangga/keluarga dan kelompok rawan gizi. Apabila unit sampel yang diukur
adalah kelompok atau masyarakat yang rawan gizi secara keseluruhan sebaiknya
4
menggunakan metode antropometri, karena metode ini murah dan dari segi
ilmiah dipertanggungjawabkan.
5
penilaian status gizi secara antropometri relatif lebih mudah didapat dibanding
dengan peralatan penentuan status gizi dengan biokimia.
Pengadaan jenis fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan, ada yang diimport
dari luar negeri dan ada yang didapat dari dalam negeri. Umumnya peralatan
yang diimport lebih mahal dibandingkan dengan yang produksi dalam negeri.
6. Tenaga
Ketersediaan tenaga, baik jumlah maupun mutunya sangat mempengaruhi
peng-gunaan metode penilaian status gizi. Jenis tenaga yang digunakan dalam
pengumpulan data status gizi antara lain: ahli gizi, dokter, ahli kimia, dan tenaga
lain. Penilaian status gizi secara biokimia memerlukan tenaga ahli kimia atau
analis kimia, karena menyangkut berbagai jenis bahan dan reaksi kimia yang
hams dikuasai.
7. Waktu
Ketersediaan waktu dalam pengukuran status gizi sangat mempenganihi
metode yang akan digunakan. Waktu yang ada bisa dalam mingguan, bulanan
dan tahunan. Apabila kita ingin menilai status gizi di suatu raasyarakat dan waktu
yang tersedia relatif singkat, sebaiknya dengan menggunakan metode
antropometri. Sangat mustahil kita menggunakan metode biokimia apabila waktu
yang tersedia sangat singkat, apalagi tidak ditunjang dengan tenaga, biaya dan
peralatan yang memadai.
8. Dana
Masalah dana sangat mempengaruhi jenis metode yang akan digunakan untuk
menilai status gizi. Umumnya penggunaan metode biokimia relatif mahal
dibanding dengan raetode lainnya. Penggunaan metode disesuaikan dengan
tujuan yang ingin dicapai dalam penilaian status gizi.
6
Jadi, pemilihan metode penilaian status gizi hams selalu mempertimbangkan
faktor tersebut di atas. Faktor-faktor itu tidak bisa berdiri sendiri, tetapi selalu
saling mengait. Oleh karena itu, untuk menentukan metode penilaian status gizi,
harus memperhatikan secara keseluruhan dan mencennati kelebihan dan
kekurangan tiap-tiap metode itu.
Penggunaan:
Contoh penggunaan:
7
Keunggulan Antropometri
Prosedur sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel cukup
besar Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli Alat murah, mudah dibawa, tahan lama,
dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat Metode ini tepat dan akurat, karena
dapat dibakukan Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau
Umumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik, karena sudah ada
ambang batas yang jelas dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode
tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya.Dapat digunakan untuk
penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi
Kelemahan Antropometri
Tidak sensitif: tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat, tidak
dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu, misal Fe dan Zn Faktor di luar gizi
(penyakit, genetik dan penurunan penggunaan energi) dapat menurunkan spesifikasi
dan sensitivitas pengukuran antropometri
Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi,
dan validitas pengukuran Kesalahan terjadi karena: pengukuran, perubahan hasil
pengukuran (fisik dan komposisi jaringan), analisis dan asumsi yang keliru Sumber
kesalahan biasanya berhubungan dengan: latihan petugas yang tidak cukup, kesalahan
alat, kesulitan pengukuran
8
Contoh:
6 tahun 2 bulan, dihitung 6 tahun
5 tahun 11 bulan, dihitung 5 tahun
Bulan usia penuh (completed month): untuk anak umur 0-2 tahun digunakan
Contoh: 3 bulan 7 hari, dihitung 3 bulan
bulan 26 hari, dihitung 2 bulan
Berat Badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan
paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus). Pada masa bayi
sampai balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju
pertumbuhan fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti
dehidrasi, asites, edema dan adanya tumor. Berat badan merupakan pilihan
utama karena berbagai pertimbangan antara lain :
Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu
singkat karena perubahan perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.
Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan periodik
memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan. Merupakan ukuran
antropometri yang sudah dipakai secara umum di Indonesia.
Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parameter yang penting bagi keadaan yang
telah lalu dan keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat.
Pengukuran TB untuk anak balita yang sudah dapat berdiri dilakukan dengan
alat pengukur tinggi mikrotoa(microtoise) yang mempunyai ketelitian 0,1 cm.
Sedangkan untuk bayi atau anak yang belum dapat berdiri digunakan alat
pengukur panjang bayi (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002: 42).
9
Lingkar Lengan Atas (LLA)
LLA merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena
mudah dilakukan dan tidak memerlukan alat-alat yang sulit diperoleh dengan
harga yang lebih murah. Mengukur LLA anak balita dilakukan dengan
menggunakan alat berupa pita pengukur yang dibuat dari fiber glass, yaitu
jenis kertas tertentu berlapis plastik. Bila tidak mempunyai alat ini, dapat juga
digunakan meteran lain (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002: 46).
Kelemahan:
Baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang
memadai untuk digunakan di Indonesia
Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan pada TB
Sensitif untuk suatu golongan tertentu (prasekolah), tetapi kurang
sensitif untuk golongan dewasa
Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak
secara praktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya
kepala atau peningkatan ukuran kepala Contoh: hidrosefalus dan
mikrosefalus.
Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang
tengkorak.
Lingkar Dada
Biasa digunakan pada anak umur 2-3 tahun, karena pertumbuhan
lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun. Rasio lingkar dada dan
kepala dapat digunakan sebagai indikator KEP pada balita. Pada umur 6 bulan
lingkar dada dan kepala sama. Setelah umur ini lingkar kepala tumbuh lebih
10
lambat daripada lingkar dada. Pada anak yang KEP terjadi pertumbuhan
lingkar dada yang lambat rasio lingkar dada dan kepala < 1.
Jaringan Lunak
Otot dan lemak merupakan jaringan lunak yang bervariasi.
Antropometri dapat dilakukan pada jaringan tersebut untuk menilai status gizi
di masyarakat.
Penggunaan
11
hwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi.
Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat
lebih banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik (I
Dewa Nyoman Supariasa dkk, 2001 : 19). Pemeriksaan biokimia dalam
penilaian status gizi memberikan hasil yang lebih tepat dan objektif daripada
menilai konsumsi pangan dan pemeriksaan lain.
2 Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik kita melakukan pengamatan terhadap perubahan fisik,
yaitu semua perubahan yang ada kaitannya dengan kekurangan gizi. Perubahan-
perubahan tersebut dapat dilihat dari kulit atau jaringan epitel, seperti rambut,
mata, muka, mulut, lidah, gigi, dan lain lain.
Kelebihan
Relatif murah
Tidak memerlukan tenaga khusus
Sederhana, cepat, dan mudah diinterpretasikan
Tidak memerlukan peralatan yang rumit
Kelemahan
12
Gejala klinis tidak mudah dideteksi
Tidak bersifat spesifik
Adanya gejala klinis yang bersifat multiple
Adanya variasi dalam gejala klinis yang timbul
Gejala klinis dapat terjadi pada waktu permulaan kekurangan zat gizi
dan dapat juga terjadi pada saat sembuh
13
Dilakukan dengan melihat tanda-tanda fisik dan keadaan tertentu seperti
riketsia, osteomalasia, fluorosis dan beri-beri. Tanda-tanda radiologi dapat
terjadi pada kurang gizi yang parah.
Kelemahan:
Tujuan
Tujuan umum
14
Untuk mengetahui kebiasaan makan dan ganbaran tingkat kecukupan bahan makanan
dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga, dan perorangan, serta faktor-faktor
yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut.
Tujuan khusus
1 Menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional dan kelompok
masyarakat
2 Menentukan status kesehatan dan gizi keluarga maupun individu
3 Menentukan pedoman kecukupan makanan dan program pengadaan
pangan
4 Sebagai dasar perencanaan dan program pengembangan gizi
5 Sebagai sarana pendidikan gizi masyarakat
6 Menetukan perundang-undangan yang berkenaan dengan makanan dan
kesehatan masyarakat
Penggunaan
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang
konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat
mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
Metode pengukuran
Berdasarkan jenis data yang diperoleh
o Metode kualitatif
Untuk mengetahui frekuensi makan, frekuensi konsumsi menurut
jenis bahan makanan, dan menggali informasi tentang kebiasaan makan
serta cara memperoleh bahan makanan.
o Metode kuantitatif
Untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga
dapat dihitung konsumsi zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi
Bahan Makanan (DKBM).
15
Berdasarkan pengguna
o Tingkat nasional
Untuk menghitung tingkat konsumsi masyarakat dan perkiraan
kecukupan persediaan makanan secara nasional pada suatu wilayah
dengan cara Food Balance Sheet (FBS) .
o Tingkat rumah tangga
o Tingkat individu
Langkah-langkah:
Faktor konversi
Daftar yang diperlukan:
o Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
o Daftar Kandungan Zat Gizi Makanan Jajanan (DKGJ)
o Daftar Konversi berat Mentah Masak (DKMM)
o Daftar Konversi Penyerapan Minyak (DKPM)
o Daftar Ukuran Rumah Tangga (DURT)
o
16
Analisis zat gizi
Dapat dilakukan dengan cara komputerisasi atau manual.
Daftar yang diperlukan:
o Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM)
o Daftar Kandungan Zat Gizi Makanan Jajanan (DKGJ)
o Pedoman komposisi ASI
Validasi data
Validitas dan akurasi
Merupakan derajat kemampuan suatu metode dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur
Penggunaan
Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian dari indicator tidak langsung
pengukuran status gizi masyarakat (I Dewa Nyoman Supariasa dkk, 2001 : 19)
Angka kematian berdasarkan umur
Umur 2-5 bulan
Periode umur ini merupakan periode status gizi seorang anak yang dapat
tergantung pada praktik pemberian makanan, terutama apakah disusui atau
tidak.
Penyebab :
o Beri-beri infantile
o Defisiensi vitamin B12 atau asam folat
o Riketsia/kurang vitamin D
17
Umur 1-4 tahun
Merupakan periode seorang anak tumbuh dengan cepat sehingga kebutuhan
zat gizi meningkat
Penyebab:
o Akumulasi infeksi
o Serangan parasit
o Kekurangan vitamin A dan KEP
Umur 13-24 bulan
Merupakan periode penyapihan. Anak yang disapih menghalami masa transisi
pada pola makannya. Anak pada umur ini mudah terserang KEP.
Kelemahan
18
o muntah-muntah
o pendarahan yang berkelanjutan
Keadaan Ekonomi
o Golongan miskin : bagian terbesar income untuk pangan
o Pendapatan naik, maka sampai level tertentu jenis dan jumlah pangan
meningkat
Data social
Data social yang perlu dipertimbangkan:
o Keadaan penduduk disuatu masyarakatKeadaan keluarga
o Pendidikan
o Perumahan
o Dapur
o Penyimpanan makanan
o Air
o Kakus
Data ekonomi
o Pekerjaan
o Pendapatan keluarga
o Kekayaan
o Pengeluaran
o Harga makanan
Faktor Budaya
Faktor budaya sangat berperan dalam proses terjadinya masalah gizi.
Budaya memberi peranan dan nilai yang berbedatterhadap pangan dan
makanan. Unsur budaya mempu menciptakan suatu kebiasaan makan
penduduk yang kadang bertentangan dengan prinsip-prinsip ilmu gizi.
19
Faktor Lingkungan
Permasalahan lingkungan yang penting : pencemaran
Pencemaran didefinisikan adalah suatu proses yang terjadi dalam lingkungan
yang sifatnya membahayakan manusia, hewan, tumbuhan dan hal-hal yang
berhubungan dengan ini, yang dihasilkan oleh tingkah laku manusia, tidak
termasuk peristiwa-peristiwa alamiah (seperti: banjir)
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada dasarnya penilaian status gizi dapat dibagi dua yaitu secara langsung dan
tidak langsung. Penilaian secara langsung meliputi: antropometri, biokimia, klinis dan
biofisik. Penilaian secara tidak langsung meliputi: survei konsumsi makanan, statistik
vital, dan faktor ekologi. Penilaian status gizi tersebut mempunyai ke-unggulan dan
kelemahan.
3.2 Saran
Indonesia sampai saat ini masih belum bisa keluar dari jeratan masalah gizi.
Untuk mengatasi masalah tersebut diperlukan kerja sama masyarakat dan pemerintah.
Oleh karena itu, tenaga kesehatan yang memiliki peranan penting hendaknya
mengembangkan pengetahuan mengenai gizi dan cara penilaiannya. Karena dengan
cara penilaian status gizi inilah kita dapat mengukur derjat kecukupan gizi suatu
negara.
21
Daftar Pustaka
Sediaoetama, Achmad Djaeni. 2004. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa dan Profesi.
Jakarta: PT Dian Rakyat
22