Anda di halaman 1dari 33

Produksi Siomay Dimsum Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dan

Tepung Oats (Avenasativa) sebagai Makanan Fungsional Tinggi Serat dan


Alternatif Pencegahan pada Penyakit Hiperkolesterolmia

LAPORAN AKHIR

Dosen Pengampu: Yoswenita Susindra.,S.ST.,M.Kes

Disusun oleh :

D/4

Sarah Likhita Vidya (G42182230)

Yomi Meda Anjati (G42182239)

Nuriyah Kamilati (G42182241)

Fahrani Nur Ngizan (G42182260)

Yustina Kotouki (G42182285)

Siti Nuri Aisyari (G42182288)

Fitra Rakhmaudina Zahwa (G42182300)

PROGRAM STUDI DIV GIZI KLINIK

JURUSAN KESEHATAN

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

2020-2021
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Riskesdas (2013) prevalensi Hiperkolesterolemia di Indonesia


berdasarkan jenis kelamin dan tempat tinggal didapatkan pada laki-laki 30% dan
pada perempuan sebesar 39,6%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh
Sihadi, perempuan lebih berisiko mengalami hiperkolesterolemia hal yersebut
dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu faktor hormonal, kehamilan, dan
menopause.

Penelitian di Yogyakarta menemukan sebanyak 20% responden dengan


hipertensi sedang memiliki kadar kolesterol di atas normal dan sebanyak 6,7%
responden dengan hipertensi berat memiliki kadar kolsterol sangat nggi (Lestari,
2015). Penelian di kota Surakarta, diketahui bahwa sebanyak 76% penderita
hipertensi mengalami hiperkolesterolemia dan resiko perkembangan hipertensi
pada pria dengan kadar kolesterol nggi lebih besar (23%) daripada pria dengan
kadar kolesterol yang normal (Hasliani, 2017).

Prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia pada kelompok usia 25-34


tahun yaitu sebesar 9,3 % dan meningkat sesuai dengan bertambahnya usia hingga
mencapai 15,5% pada kelompok usia 55-64 tahun (Depkes RI, 2012). Dari jumlah
tersebut 80% pasien meninggal mendadak akibat serangan jantung dan 20% tidak
menampakkan gejala sebelumnya (Indriyana dkk, 2018).

Inovasi produk yaitu dimsum jamur dengan tepung oat. Jamur yang
digunakan yaitu jamur tiram (Pleurotus ostreatus) beberapa penelitian
menunjukkan diet Jamur tiram putih memiliki aktivitas hipokolesterolemik yang
dapat menurunkan kadar lipid di dalam darah, yaitu total kolesterol, trigliserida,
dan rasio LDL/ HDL (Alam,dkk: 2011). Oat (Avena sativa) memiliki kandungan
serat yabg cukup tinggi sehingga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol.
Produk makanan yang dipilih yaitu dim sum karena dimsum sangat digemari dan
diminati oleh masyarakat. Dengan kepopuleran dim sum pada saat ini dan
diterima oleh masyarakat.

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan makanan yang populer


dikalangan masyarakat karena jamur tiram putih dapat di olah menjadi berbagai
macam produk, selain itu jamur tiram putih juga memiliki kandungan gizi yang
tinggi dan anti kolesterol. Pemilihan jamur tiram putih sebagai bahan utama
karena jamur tiram putih lebih mudah didapatkan dan harganya terjangkau. Selain
itu, pemilihan jamir tiram putih karena lebih cocok di gunakan sebagai bahan
utama pembuatan dimsum dibandingkan dengan jamur lainnya.

Sumarmi (2006)dalam (Egra, Kusuma dan Arung, 2018), menyatakan


bahwa setiap 100 gram jamur tiram mengandung protein 19-35 % dengan 9
macam asam amino; lemak 1,7-2,2 % terdiri dari 72 % asam lemak tak jenuh,
karbohidrat. Tiamin, riboflavin, dan niasin merupakan vitamin B utama dalam
jamur tiram selain vitamin D dan C, mineralnya terdiri dari K, P, Na, Ca, Mg,
juga Zn, Fe, Mn, Co dan Pb. Mikro elemen yang bersifat logam sangat rendah
sehingga aman dikonsumsi setiap hari.

Jamur tiram putih memiliki kelebihan di antara jamur yang lainya yaitu
mengandung protein tinggi dan memiliki kandungan serat yang cukup tinggi yaitu
24,6% per 100 gram. Produksi jamur tiram putih di Indonesia pada tahun 2011
adalah 43.047.029 kg. Dengan jumlah penduduk sebesar 437.737.582 jiwa, maka
konsumsi jamur Indonesia rata-rata adalah 0,197 kg per kapita per tahun (Sarina,
2012).

Menurut Parjino (2009), peluang pasar jamur didalam negeri ditandai dengan
perkembangan produksi jamur di Indonesia yang terus meningkat, kenaikannya
sekitar 20%-25% per-tahun. Ditinjau dari populasi Indonesia yang terus
meningkat dan tersebar di beberapa provinsi disertai dengan perkembangan
industri pengolahan serta industri pariwisata, maka peluang pemesaran produk
jamur didalam negeri memberikan prospek yang cerah bagi para pelaku usahatani
jamur tiram .Salah satu jamur pangan yang cukup popular di Indonesia, karena
relatif mudah budidayanya, banyak khasiat dan manfaatnya, lezat dan murah
harganya adalah jamur tiram.

Oat(Avenasativa)merupakan jenis tanaman padi-padian atau serealia yang


masih berkerabat dekat dengan padi, gandum, barley, dan sorgum
(GibsonandBenson,2002). Dalam 100 gram oat mengandung 10,3 gram total serat
(serat larut dan serat tidak larut), 12,82 gram protein, lemak 6,41 gram,
karbohidrat 66,7 gram. Oat juga mengandung mineral kalsium sebanyak 123 mg
dan zat besi 4,62 mg.

Struktur biji oat hampir mirip seperti gandum. Bijian yang didalamnya
terkandung kandungan GLA (Gamma Linoliec Acid) dan serat terlarutnya yaitu β–
glukan. Adanya serat terlarut tersebut memberikan tekstur seperti gel pada oat dan
serat larut ini akan larut dalam air dan berubah menjadi gel lembut di dalam
usus.Serat jenis ini akan mengikat lemak sehingga lemak tidak akan terserap oleh
tubuh melainkan dikeluarkan bersama feses. Serat terlarut tersebut membantu
menurunkan tingkat kolesterol dalam darah (Bowers,2005)

1.2 Tujuan
1. Membuat inovasi produk camilan sehat dan bergizi
2. Membuat inovasi produk camilan yang tinggi serat
3. Membuat inovasi saus dimsum yang sehat tanpa zat pengawet
4. Menjadi salah satu camilan untuk mencegah penyakit hiperkolesterolmia
5. Membuat salah satu alternative produk dimsum siomay fungsional yang
berbeda dengan yang lain
BAB 2. DASAR TEORI

2.1 Prevelensi Kejadian Penyakit

Prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia menurut Survei Kesehatan


Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 pada kelompok usia 25-34 tahun yaitu 9,3%
dan terus meningkat seiring dengan bertambahnya usia, pada kelompok usia 53-
64 tahun yaitu sebesar 15,5%. Prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia yaitu
sebesar 1,5% pada laki-laki, dan pada perempuan sebesar 2,2%. Berdasarkan hasil
Riskesdas tahun 2013 proporsi penduduk Indonesia dengan kadar kolesterol diatas
normal lebih tinggi terjadi pada perempuan yaitu sebesar 39,6% dan pada laki-laki
yaitu sebesar 30%. Faktor yang dapat mempengaruhi tingginya kadar kolesterol
total yaitu pola makan yang tidak sehat, jenis kelamin, aktivitas fisik, dan obesitas
(Annies, 2013).

Prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia pada kelompok usia 25-34 tahun


yaitu sebesar 9,3 % dan meningkat sesuai dengan bertambahnya usia hingga
mencapai 15,5% pada kelompok usia 55-64 tahun (Depkes RI, 2012). Dari jumlah
tersebut 80% pasien meninggal mendadak akibat serangan jantung dan 20% tidak
menampakkan gejala sebelumnya (Indriyana dkk, 2018).

2.2 Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) dan Oats (Avenasativa)


Sebagai Pangan Fungsional

Kandungan nutrisi yang terkandung dalam jamur tiram putih membuat


jamur ini memiliki banyak potensi. Diantaranya sebagai makanan tambahan, obat
dan suplemen. Beta Glucan Health Center menyebutkan bahwa jamur tiram
mengandung senyawa pleuran, protein (19-30%), karbohidrat (50-60%), asam
amino, vitamin B1, B2, B3, B5, B7, vitamin C, kalsium, besi, magnesium, fosfor,
kalium, potassium, sulfur, zinc, serat kasar, thiamin, dan riboflavin (Achmad et al.
2009 dan Widyastuti et al. 2004).
Menurut Widyastuti et al. (2004), jamur tiram putih mempunyai
kemampuan untuk meningkatkan metabolisme dan mengatur fungsi saraf otonom.
Selain itu juga untuk pengobatan penyakit hepatitis, pencernaan, usus duabelas
jari dan lambung. Kemudian menurut Bobek et al. (1998) di dalam Widyastuti et
al. (2004), jamur tiram baik sekali untuk penderita jantung kardiovaskular dan
untuk pengendalian kolesterol. Jamur tiram mengandung mevinolin dan senyawa
sejenisnya yang berpotensi sebagai penghambat HMG CoA, yang merupakan
enzim utama pada biosintesis kolesterol. Jamur tiram juga berkhasiat mengobati
penyakit seperti tekanan darah tinggi, diabetes, anemia, meningkatkan daya tahan
tubuh terhadap serangan polio, influenza, dan kekurangan gizi (Sucrama et al.
2010).

Jamur tiram (Pleurotus sp) mempunyai kandungan nutrisi yang cukup baik
nilai gizi jamur tiram yaitu lemak (1.1-2.4%), protein total (10.5- 44%),
karbohidrat (50.7-81.8%), abu (6.1-9.8%), kalori (245-367 Kcal), serat (7.5-
12.4%), kadar air (73.7-92.2%), Vit B complex (1.7-4.8 mg/g), Niacin (108.7
mg/g) (Anonimous, 2005).

Sumber lain menyebutkan, pada jamur tiram pada umumnya kandungan


protein, berkisar 15-35 % dengan kandungan asam amino yang relatif tinggi.
Selain itu juga masih mengandung vitamin C (30-144mg. per 100 gram) dan
vitamin B, niacin (109 mg per 100 gram). Hasil analisa Tim Jamur Pangan Pusat
Teknologi Bioindustri – BPPT, kandungan protein jamur tiram coklat sekitar 17
%, tiram putih 32 % dan tiram abu-abu 26 %, sedangkan shiitake 32 %
(Widyastuti, 2009) .

(Pleurotus ostreatus) memiliki nilai gizi tertinggi tergantung pada


kehadiran tingkat tinggi penting asam amino (arginin, alanin, glutamin, dan
glutamat asam), karbohidrat (pati tidak ada, tetapi menemukan glukan, manitol
dan trehalosa), kadar air (dari 80 sampai 90%), protein (40%), vitamin B, C, D, K,
tiamin, riboflavin, asam folat, dan niasin (Patil,2010) dan (Çaqlarirma, 2007)
mineral (Ca, P, Fe, K, Mn, Cu, Zn, Mg dan Se (Parikh et al, 2005 and Pedneault et
al,2007). Selain itu, P. ostreatus memiliki kalori yang rendah (masing-masing 100
g memiliki 28 k / Cal) dan natrium. Oleh karena itu, jamur memiliki nilai obat
tinggi dan digunakan untuk berbagai tahun dalam obat rakyat.

Oats (Avenasativa) termasuk dalam family Graminaceae atau rumput‐


rumputan dan masih satu family dengan gandum, padi, dan tanaman serealia
lainnya (Nirmala, 2001). Oats termasuk dalam kategori makanan yang kandungan
serat alaminya tinggi. Hal ini terbukti bahwa setiap 100 gram oats terkandung 5‐
7,2 gram serat larut dan 9.9‐14,9 gram total serat (serat larut dan tak larut).Oats
kaya akan mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, seperti magnesium, kalsium, besi,
fosfor, kalium, asamfolat, dan asam pantotenat. Kekhasan oats terdapat di salah
satu kandungan antioksidannya. Oats juga mengandung tiga komponen
antioksidan alaminya yang lain dari makanan berserat lainnya yang biasa disebut
avenathramides. Ketiga antioksidan alami tersebut diantaranya trikotrienol,
asamferulat, dan asamkafeat yang berfungsi untuk melindungi sel‐sel tubuh dari
radikal bebas (Nirmala, 2001).

Oats juga mengandung auksin, hormone tanaman yang membantu


pertumbuhan, sehingga oats cocok untuk anak‐anak di masa pertumbuhan.
Kandungan silikanya memberi efek diuretika untuk meluruhkan cairan.
Kandungan protein yang ada dalam oats antara lain enam jenis asam amino
esensial dan minyak. Di dalam oats juga terdapat karbohidrat yang mudah dicerna
sehingga mampu menambah tenaga dan kekuatan.

2.3 Bahan Pendukung dengan fungsinya

Wortel mengandung protein, karbohidat, lemak, serat, beta karoten


(provitamin A), vit. B, vit. C, glutation, mengandung Ca, Mg, Fe, P, S dan Cl.
Dengan kandungannyatersebut, Wortel berkhasiat untuk membantu menurunkan
tekanan darah tinggi,mengencangkan kulit muka, kolesterol tinggi, kanker
pankreas, kanker paru-paru, hepatitis, dan mencegah stroke.(Mehrir, 2012).
Tepung tapioca merupakan industry utama dari ubi kayu. Proses ekstraksi
yang relative mudah, sifat patinya yang unik dengan warna dan flavor netral
menyebabkan tapioca banyak dimanfaatkan sebagai ingredient maupun aditif di
industry pangan. MenurutAfiyah (2011:1) tepung tapioca memiliki zat yang
terkandung di dalamnya yaitu linamarin adalah zat yang dapat menangkal
pertumbuhan sel kanker. Tepung tapioca tidak mengandung protein gluten
sehingga aman apabila dikonsumsip ada masyarakat yang alergi. Tepung taipoka
memiliki kadar karbohidrat dan pati yang cukup tinggi dari pada tepung lainnya.

Tepung tapioca dalam pembuatan siomay berfungsi sebagai pengikat dan


pengembang. Tepung tapioca mempunyai kandungan karohidrat cukup tinggi
yaitu 85%. Menurut suryanti (2008) tepung taioka ditambahkan untuk membantu
meningkatkan kelembutan, memudahkan penanganan, memperbaiki tekstur dan
membantu pengembangan pada siomay.

Tepung maizena adalah salah satu produk hasil pengolahan jagung pasca
panen yang mengandung pati. Pati maizena juga tersusun dari dua macam
karbohidrat amilosa dan amilopektin. Pada pembuatan siomay tepung maizena
juga berperan sebagai pengikat dan menghasilkan sifat kenyalan pada produk
siomay.

Tepung meizena diperoleh dengan cara menggiling biji jagung. Jagung


mengandung sekitar 70% pati dari bobot biji jagung yang merupakan komponen
penting tepung jagung. Komponen karbohidrat lain adalah gula sederhana, yaitu
glokusa, sukrosa dan fruktosa, sekiatar 1,3% dari bobotbiji. Tepung jagung juga
mengandung protein, lemak, seratkasar, vitamin dan mineral. Protein tepung
jagung mempunyai komposisi asam amino yang cukup banyak (Auliah, 2012).
Sifat fungsional yang dimiliki oleh jagung diantaranya kandungan minyak nabati
yang cukup tinggi yang merupakan sumber asam lemak omega-6 yang bermanfaat
dalam proses pertumbuhan anak, menjaga kesehatan kulit, mencegah penyakit
jantung, dan stroke. Kandungan vitamin, mineral, magnesium danfosfor yang
cukup tinggi dapat membuat tulang dan gigi kita menjadi lebih kuat.
BAB 3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Tempat dan Waktu Pelaksanaan :


3.1.1 Tempat Pelaksanaan : Jl. Kaliurang, Lingkungan Krajan Timur,
Tegalgede No. L28. Perumahan Green Garden Kaliurang
3.1.2 Waktu : November - Desember 2020
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
1. Telenan
2. Pisau
3. Ember
4. Panci kukus
5. Blender
6. Timbangan
3.2.2 Bahan Dimsum
1. jamur tiram putih 300 gram,
2. tepung oat 120 gram
3. tepung tapioca 75 gram
4. meizena 30 gram,
5. wortel 2 buah atau 200 gram,
6. garam 1 sdm
7. kaldu jamur 1 sdm,
8. merica bubuk 1 sdt,
9. minyak wijen 1 sdm,
10. saos tiram 1 sdm,
11. kulit pangsit persegi ukuran 10 cm x 10 cm
3.2.3 Bahan Saus
1. Bawang putih 2 siung
2. cabai 10 biji
3. tomat 1 buah,
4. tepung maizena 1 sdm,
5. garam 1 sdm
6. 1 sdm gula
3.3 Prosedur Kerja Pembuatan
3.3.1 Prosedur Kerja Pembuatan Dimsum
1. Penyiapan semua bahan dan alat yang dibutuhkan
2. Pencucian semua bahan dan alat sebelum digunakan dalam proses
pengolahan
3. Pemotongan jamur secara chopped kasar
4. Pemotongan wortel secara julienne dengan ukuran 3cm x 1mm x
1mm
5. Penambahan 1 sdm kaldu jamur, 1 sdm merica bubuk dan 1 sdm
garam
6. Penambahan tepung tapioka, tepung maizena dan tepung oats
7. Pengadukan adonan sampai rata
8. Penambahan minyak wijen, saus tiram, kemudian aduk kembali
sampai rata
9. Penambahan air secukupnya, sedikit demi sedikit kemudian
pengadukan kembali
10. Pengambil kulit pangsit, lalu Pembungkusan 1 sdm adonan siomay
yang telah jadi dengan bentuk mangkuk. Lakukan sampai adonan
habis
11. Pengukusan siomay jamur selama 10 – 20 menit dengan api
sedang. Kemudian pengangkatan.
12. Siap disajikan hangat dengan saus sambal.
3.3.2 Prosedur Kerja Pembuatan Saus Sehat
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menakar 1 sdm garam, 1 sdm gula dan 1 sdm tepung maizena
3. Mencuci semua bahan
4. Merebus air hingga mendidih
5. Mencampurkan tepung maizena dengan sedikit air, kemudian
dilakukan pengadukan agar tercampur rata
6. Memasukkan tomat, cabai dan bawang putih pada air yang direbus
7. Setelah 4 menit dilaukannya perebusan kemudian diangkat
8. Memblender tomat, cabai dan bawang putih dengan menambahkan
sedikit air
9. Setelah mencajadi halus , kemudian dilakukan pemasanan
menggunakan wajan dengan api kecil
10. Lalu dilakukan pengadukan, kemudian measukkan campuran
tepung maizena, garam dan gula
11. Kemudian dilakukan pengadukan kembali hingga saus menjadi
mengental
12. Jika dirasa cukup mengental lalu angkat saus, lalu diamkkan
hingga dingin
13. Jika sudah dingin masukkan ke plastik klip
14. Saus siap disajikan

3.4 Acuan Penelitian

Menurut Penelitian (Tiara, 2018) Pembuatan siomay analog formulasi


yang terpilih dengan penambahan jamur tiram sebesar 20%. Penambahan jamur
tiram tersebut tidak menyebabkan perbedaan nyata terhadap keseluruhan atribut
hedonik, karakteristik fisik, dan daya cerna protein. Namun penambahan jamur
tiram berpengaruh nyata terhadap kadar abu dan kadar serat kasar. Kandungan
produk yang terpilih memberikan kontribusi sebesar 24%ALG sehingga
memenuhi klaim sebagai pangan sumber protein. Kandungan serat pangan produk
terpilih yaitu sebesar 7,64 g per 100 g sehingga memenuhi klaim kaya serat
pangan (Ambari, 2014)

Berdasarkan penelitian pada judul jurnal Kajian Organoleptik Dan Nilai


Gizi Siomay Kombinasi Tepung Jamur Tiram Putih dan Tepung kacang
menyebutkan bahwa sebelum dilakukannya proses pembuatan siomay, jamur
tiram dimulai dengan penyortiran yang bertujuan mendapatkan jamur tiram putih
yang benar-benar baik. Kemudian jamur tiram putih dicuci dengan air mengalir,
dipotong dengan ukuran 2,3 cm, kemudian ditiriskan setelah itu dikeringkan
dalam oven dengan suhu 45°C selama 24 jam.

Adanya kandungan asam glutamat dalam jamur tiram yang memberikan


penyedap rasa. Diharapkan dengan adanya penyedap rasa yang terbuat dari jamur
tiram, sebagai salah satu produk olahan pangan dari jamur tiram, dapat menjadi
solusi pengganti penyedap rasa alami yang aman bagi kesehatan. Rasa gurihnya
cukup hanya mengandalkan bahan alami, seperti yang terkandung dalam jamur
tiram, tanpa menambahkan penyedap rasa buatan.

Selain itu juga dalam rangka meningkatkan manfaat jamur tiram sebagai
produk pangan olahan yang lebih menguntungkan daripada dipasarkan dalam
bentuk segar. Formulasi bahan yang kami buat berdasarkan pembuatan dimsum
jamur yang pernah dilakukan sebelumnya, dengan menyatakan bahwa
warna,rasa,tekstur dan aroma yang layak untuk dikonsumsi.

Penambahan jamur tiram putih pada dimsum dan oats memberikan


pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap aroma dan rasa, tetapi berbeda nyata
terhadap tekstur dimsum.
3.5 Diagram Alir Pembuatan

Persiapan

Bahan Pencucian
Bahan

Jamur,wortel Pemotongan

Kaldu jamur, merica,


garam Pencampuran

tepung (tapioka, maizena


dan oats) Pengadonan

Minyak wijen, saus


tiram, air Penambahan

Kaldu jamur, merica,


garam Pengadonan

Adonan, Kulit pangsit


Pembungkusan

Siomay jamur Pengukusan (10-20 mnt)

Penyajian
3.6 Formulasi Produk Pangan

Pembuatan siomay dengan penambahan jamur tiram sebesar 38%.


Penambahan jamur tiram tersebut tidak menyebabkan perbedaan nyata terhadap
keseluruhan atribut hedonik, karakteristik fisik, dan daya cerna protein. Namun
penambahan jamur tiram berpengaruh nyata terhadap kadar abu dan kadar serat
kasar. Kandungan serat pangan produk terpilih yaitu sebesar 7,64 g per 100 g
sehingga memenuhi kaya serat pangan (Ambari, 2014).

Tambahan Oat groat sebesar 15 % pada siomay karena memiliki


kandungan protein yang paling tinggi serta kualitas protein yang lebih beragam
bila dibandingkan serealia lain. Oat groat juga memiliki kandungan karbohidrat
yang mudah dicerna, kecuali beberapa serat dan memiliki ciri fisiologi yang
cukup bermanfaat. Selain itu oat juga kaya akan mineral dan vitamin pada bran
(kulit) dan bakal bijinya.

Formula bahan yang digunakan dalam “Queen Demuse” yang artinya


ratunya dimsum siomay mushroom tinggi serat meliputi bahan utama jamur tiram
putih sebanyak 300 gram, tepung oat sebanyak 120 gram, tepung tapioca 75
gram, meizena 30 gram, wortel 2 buah atau 200 gram, garam 1 sdm, kaldu jamur
1 sdm, merica bubuk 1 sdt, minyak wijen 1 sdm, saos tiram 1 sdm, dan produk
jadi kulit pangsit persegi dengan ukuran 10 cm x 10 cm.

Formula bahan yang digunakan dalam saos sehat “Queen Demuse”


meliputi Bawang putih 2 siung, cabai 10 biji, tomat 1 buah, tepung maizena 1
sdm, garam 1 sdm, 1 sdm gula

3.7 Desain Kemasan dan Pelabelan


A. Desain Kemasan
B. Pelabelan

3.8 Pengawasan Mutu Produk dengan Uji Sensoris


3.8.1 Penilaian Uji Hedonik

Nama Warna Aroma Rasa Tekstur


P1 4 6 7 7
P2 6 6 7 6
P3 6 5 4 4
P4 7 6 7 6
P5 6 6 7 5
P6 6 4 6 4
P7 6 4 7 6
P8 4 4 4 4
P9 4 3 6 5
P10 6 4 4 5

P11 6 7 6 5

Keterangan :

1. Sangat tidak suka


2. Tidak suka
3. Agak tidak suka
4. Biasa saja
5. Agak suka
6. Suka
7. Sangat suka
3.8.2 Penilaian Mutu Hedonik

NAMA WARNA AROMA RASA TEKSTUR

P1 5 5 4 4

P2 3 3 1 4

P3 3 5 3 5

P4 5 5 1 2

P5 5 5 4 4

P6 5 3 4 4

P7 4 4 4 4

P8 5 3 2 4

P9 5 3 2 4

P10 4 5 4 3

P11 5 3 4 4

Keterangan :

A. Warna
1. Amat sangat kuning
2. Sangat kuning
3. Agak kuning
4. Kuning
5. Agak tidak kuning
6. Amat sangat tidak kuning
B. Aroma
1. Amat sangat tajam
2. Sangat tajam
3. Agak tajam
4. Tajam
5. Agak tidak tajam
6. Amat sangat tidak tajam
C. Rasa
1. Amat sangat sedap
2. Sangat sedap
3. Agak sedap
4. Sedap
5. Agak tidak sedap
6. Amat sangat tidak sedap
D. Tekstur
1. Amat sangat kenyal
2. Sangat kenyal
3. Agak kenyal
4. Kenyal
5. Agak tidak kenyal
6. Amat sangat tidak kenyal
3.9 Respon Panelis
3.9.1 Kritik dan Saran
1. Terlalu banyak merica
2. Tekstur nya bisa lebih ditingkatkan lagi, selebihnya sudah enak
ditunggu official store
3. Oatnya terasa. Mungkin untuk kedepan bahan utama jamurnya d
tambah
4. Warnanya kurang kuning, jika sudah dingin jadi keras. Jika
membuat lagi harus diperhatikan warna dan kekenyalan kalo rasa
sudah pas
5. varian dimsum bisa lebih banyak lagi atau bisa dikombinasikan
dengan sayuran
6. Rasanya enak, mungkin sedikit dikurangi mericanya agar lebih
enak
7. Warnanya kurang menarik dan aroma oatnya sangat tajam.
Warnanya harus dibuat lebih menarik
8. Sebaiknya lebih diperhatikan lagi saat proses pembuatan, agar rasa
dari dimsum lebih perfect
9. Kritik : Enak dimsimnya, hanya saja tekstur nya kurang halus,
Saran : Teksturnya agak dihaluskan lagi

3.10 Penulisan Informasi Nilai Gizi

Takaran Saji 100 gram


Jumlah sajian 3
JUMLAH PERSAJIAN
Energi Total 209 kkal % AKG
Protein 4.01 g 0.10%
Lemak 7.83 g 0.09%
Karbonhidrat 31.21 g 0.10%
Serat 1.2 g
Vitamin A 42.42 mg
Vitamin B 4.8 mg
Vitamin B3 108.7 mg
Sodium 502 mg
BAB 4. PEMASARAN PRODUK

4.1 Metode Pemasaran


4.1.1 Melalui Sosial Media
Metode pemasaran menggunakan media social seperti intagram
dan WhatsApp, pemasaran kita lakukan dengan memposting produk
semenarik mungkin di media social dan memposting hasil testimony dari
kosumen agar menarik perhatian konsumen dan pemesanan melalui cp
(contact person) yang telah disediakan sebagai anggota marketing hal ini
untuk lebih mudah dalam proses pemesanan.
4.1.2 Melalui mulut ke mulut
Metode pemasaran menggunakan mulut ke mulut yang dimaksud
dengan menawarkan produk ke tetangga, keluarga, dan teman dengan
strategi penawaran yang menarik.
DAFTAR PUSTAKA

Aprilius, S., Karimuna, L., & Sakir, S. (2019). KAJIAN ORGANOLEPTIK DAN
NILAI GIZI SIOMAY KOMBINASI TEPUNG JAMUR TIRAM
PUTIH (Pleuretus ostreatusL.) DAN TEPUNG KACANG HIJAU
(Vigna radiata L.). Jurnal Sains dan Teknologi Pangan, 4(5).

Fahmi, M. et al. 2015. PENGARUH PENAMBAHAN OAT (Avena sativa)


PADA PAKAN FINISHER TERHADAP KANDUNGAN
KOLESTEROL DARAH PADA AYAM PEDAGING JANTAN.
AGROVETERINER Vol. 3 No.2

Hana, Siti. et al. 2019. Hubungan Li ngkar Pi nggang Dengan Kejadian


Hiperkolesterolemia Pada Penderita Hipertensi di Puskesmas Tegal
Gundil Kota Bogor. Jurnal Kesehatan Komunitas Vol. 5 No. 1

Hariadi, Hana dan Rahima. 2017. PENGARUH PENAMBAHAN JAMUR


TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) TERHADAP KANDUNGAN
GIZI DAN SIFAT ORGANOLEPTIK BAKSO IKAN NILA
(Oreochromis niloticus) WORTEL (Daucus carota L). Jurnal Ilmu dan
Teknologi Pangan Vol 3 No. 1

Indriyana, Putri., Teuku Tahlil., dan Mudatsir. 2018. Pengaruh Therapeutic


Lifestyle Change Terhadap Pengaturan Diet, Aktivitas Fisik, dan Kadar
Kolesterol Total Pasien Hiperkolesterolemia Di Puskesmas. Jurnal
Ilmu Keperawatan 6 : 1.

Munawwarah, M. (2017). Analisis Kandungan Zat Gizi Donat Wortel


(DaucusCarota L.) Sebagai Alternatif Perbaikan Gizi pada
Masyarakat (Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar).
Permatasari, Tiara. 2018. Kajian Formulasi Siomay Nabati Kering Instan dengan
Program Linier. Tugas Akhir. Program Studi Teknologi Pangan.
Fakultas Teknik. Universitas Pasundan : Bandung

Riskesdas (2013)

Suyanti. 2008. Membuat Mie Sehat Bergizi dan Bebas Pengawet. Penebar
Swadaya. Jakarta

Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT). 2004

Syamsir, E. P., &Hariyadi, D. F. N. Andarwulan, F. Kusnandar.


2012. Karakterisasi Tapioka Dari Lima Varietas Ubikayu (Manihot
Utilisima Crantz) Asal Lampung, 93-105.

Wardhani, M. L. A., &Indrawati, V. (2016). Pengaruh Proporsi TepungMaizena


Dan Puree Rumput Laut Terhadap Kualitas Produk Siomay Ikan Gabus
(Opiocephalus Striatus). E-jurnal Boga, 5(1), 148-157.

Widyastuti, N. (2013). PengolahanJamurTiram (PleurotusLOstreatus) Sebagai


Alternatif Pemenuhan Nutrisi. Jurnal Sains dan Teknologi
Indonesia, 15(3).
LAMPIRAN

Lampiran 1. Foto bahan dan alat yang digunakan

Bahan :

1. Jamur Tiram dan Wortel

2. Tepung Oats

3. Tepung Maizena
4. Tepung Tapioka

5. Saos tiram, kaldu jamur dan garam

6. Merica bubuk
7. Minyak wijen

8. Kulit Pangsit

Alat :

1. Blender
2. Pisau dan Telenan

3. Sendok

4. Panci Pengukusan

5. Timbangan
Lampiran 2. Proses Pembuatan Dimsum
\
Lampiran 3. Pembuatan Saus Dimsum
Lampiran 4. Desain Kemasan

Lampiran 5. Desain Logo dan Label Gizi


Lampiran 6. Kuisioner
Lampiran 7. Foto dengan Konsumen

Lampiran 2.

Anda mungkin juga menyukai