Reproduksi Pria
• Spermatogenesis
merupakan proses
pembentukan
sprematozoa dari bakal
sperma
(spermatogonium hingga
menjadi sperma matang
(spermatozoa)
• Spermatogenesis terjadi
di tubulus seminiferus
Tubulus seminiferus
Sistem Hormonal
yang memengaruhi
fungsi normal
sistem reproduksi
Patologi Penyakit Pada Pria
1. Testis
2. Skrotum
3. Penis dan Urethra
4. Kelenjar Asesoris/Kelenjar
tambahan
5. Impotensi
ANATOMI
PATOLOGI TESTIS DAN
EPIDIDIMIS
1. Kriptorkimus / Kriptorkidisme
2. Epididimitis
3. Tumor testis
4. Torsio testis
1.Kriptorkimus / Kriptorkidisme
• Kegagalan turunnya testis masuk ke dalam skrotum
• Prevalensi pada anak laki2 usia 1 tahun sebanyak 1%
• Diagnosis: testis berukuran kecil (cryptorchid testicle)
skrotum bila diraba kosong (tdk terdapat testis)
• Etiologi: sebagian besar karena kelainan genetik
(trisomi 13) atau kelainan hormonal (defisiensi hormon
androgen)
• Penatalaksanaan: dapat dilakukan dengan cara
pembedahan untuk memperbaiki posisi normal testis
1.Kriptorkimus / Kriptorkidisme
• Kejadian
Kriptokirdisme yang
tidak segera diatasi
dapat menimbulkan
beberapa akibat:
1. Arthropi testis
2. Infertilitas
3. Meningkatkan
tumbuhnya maligna
dan carcinoma
hingga 30-50 kali
lebih tinggi
Kriptorkimus yang tidak segera ditangani
menyebabkan atrofi testis
Artrofi testis ditandai dengan peristiwa:
• Diameter tubulus seminiferus
mengecil
• Membran basal menebal, fibrosis
jaringan
• Penurunan aktivitas
sprematogenesis
2. Epididimitis
• Epididimitis merupakan kondisi inflamasi pada
epididimis dengan fitur klinis berupa demam, nyeri,
skrotum yang membengkak dan epididimis yang
membesar.
• Epididimitis paling sering ditemukan pada laki-laki
berusia 14–35 tahun dengan infeksi
patogen Chlamydia trachomatis dan Neisseria
gonorrhoeae
• Pengobatan bisa dilakukan dengan pemberian
antibiotik untuk membunuh patogen
3. Tumor Testis
4. Torsio testis
• Torsio testis terjadi ketika funikulus spermatikus melintir
‘spermatic cord ’ (untaian serat dan jaringan seperti tali
spermatika) yang membawa darah ke skrotum terhambat.
• Torsio testis paling sering terjadi pada anak laki-laki
dengan rentang usia 12 dan 18 tahun, tetapi dapat juga
terjadi pada segala usia, bahkan sebelum kelahiran.
• Torsio testis biasanya membutuhkan penanganan operasi
darurat.
• Jika ditangani dengan cepat, testis biasanya dapat
diselamatkan. Tetapi ketika aliran darah telah terputus
terlalu lama, testis mungkin menjadi rusak parah sehingga
harus diangkat.
5. Orkitis
• Orkitis merupakan peradangan pada salah satu atau
kedua buah testis
• Etiologi : infeksi virus Mumps (gondongan) à menular
melalui percikan liur dan urine (virus mumps menyukai
suasana asam)
• Gejala: pembengkakan skrotum disertai
pembengkakan kelenjar parotis, demam 38,5-40oC,
nyeri ketika berkemin (disuria), nyeri saat ejakulasi,
semen mengandung darah
• Terapi: pemberian parasetamol dan analgesik untuk
mengurangi demam dan rasa sakit. Namun sistem
imun yang akan membunuh virus
• Cara meningkatkan sistem imun à menkonsumsi
makanan kaya vitamin, mineral dan antioksidan
PATOLOGI PADA BAGIAN
SKROTUM
1. Varikokel
2. Hernia
3. Hidrokel
4. Hematokel
1. Varikokel
• Varikokel merupakan pelebaran pembuluh darah balik di
daerah pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah
balik vena spermatika interna
• Umumnya dialami oleh pria berusia 15 – 25 tahun
• Penyebab: genetik, makanan, suhu, tekanan abdomen tinggi
• Terjadi pada 15% pria
• Pengobatan:
- Bedah (varicocelectomy)
- Embolisasi
àmemasukan bahan
sklerosing
Varikokel mengganggu spermatogenesis
1. Terjadi stagnasi darah balik pada sirkulasi testis
sehingga testis mengalami hipoksia karena
kekurangan oksigen.
2. Refluks hasil metabolit ginjal dan adrenal (antara lain
katekolamin dan prostaglandin) melalui vena
spermatika interna ke testi
3. Peningkatan suhu testis.
4. Adanya anastomosis antara pleksus pampiniformis
kiri dan kanan, memungkinkan zat-zat hasil metabolit
tadi dapat dialirkan dari testis kiri ke testis kanan
sehingga menyebabkan gangguan spermatogenesis
testis kanan dan pada akhirnya terjadi infertilitas.
2. Hernia
• Hernia merupakan penonjolan (protrusi) isi suatu
rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga perut
• Etiologi :
1. Hernia kongenital à bawaan sejak lahir
2. Hernia akuisita à hernia akibat faktor peningkatan
tekanan intra abdomen
• Gejala: benjolan di daerah inguinal disertai rasa nyeri
• Terapi: operasi
3. Hidrokel
• Hidrokel merupakan penimbunan cairan berlebihan di dalam
selaput pembungkus testis (di antara lapisan parietalis dan
viseralis tunika vaginalis).
• Etiologi : pada bayi àadanya kegagalan penutupan tempat
turunnya testis (prosesus vaginalis) dari rongga perut ke dalam
skrotum, belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum
• Pada orang dewasa à kelainan yang didapat pada testis atau
epididimis sehingga menyebabkan terjadinya akumulasi cairan
yang berlebihan pada cavum vaginalis
• Gejala: adanya benjolan lunak dan testis membesar
(meradang), skrotum yang berisi cairan jernih akan tembus
cahaya
• Penatalaksanaan: Pada Bayi à tunggu hingga usia 1-2 tahun
(prosesus vaginalis menutup) à cairan dalam rongga
diabsorpsi kembali
• Jika hidrokel tidak sembuh maka dilakukan aspirasi cairan
3. Hidrokel
4. Hematokel
• Hematokel merupakan
penumpukan darah pada
lapisan tunika vaginalis
• Etiologi : injury pada bagian
skrotum atau karena adanya
tumor maligna pada testis
• Terapi: dalam jumlah sedikit
dapat ditunggu beberapa
waktu agar diserap kembali
oleh sistem limfatik, namun
apabila dalam jumlah besar
maka perlu dilakukan
pembedahan membuang
penumpungan jaringan darah
PENIS DAN URETHRA
1. Urethritis
2. Fimosis
3. Peyronie’s disease
4. Hipospadias dan Epispadias
5. Striktura urethra
1. Urethritis
• Urethritis à Peradangan pada saluran urethra
• Etiologi à infeksi bakteri atau virus (Herpes)
• Bakteri yang sering menjadi penyebab urethritis
E. coli Gonococcus Chlamydia Mycoplasma
trachomatis genitalium
Diagnosa:
• Pemeriksaan fisik meliputi
area genital perut dan dubur
• Tes urin keberadaan bakteri
dan adanya sel darah
• Pemeriksaan cairan genital
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN URETHRITIS
4. Biopsi jaringan
Histologis Biopsi Jaringan Prostat dengan BPH
PENGOBATAN BPH
3. Operatif
Impotensi
• Impotensi merupakan disfungsi ereksi yang disebut
ketidakmampuan secara konsisten untuk ereksi atau
mempertahankan ereksi untuk mencapai aktivitas
seksual yang memuaskan.
• Secara umum impotensi dibagi menjadi beberapa jenis:
1. Impotensi koinde adalah ketidakmampuan untuk
melakukan hubungan seksual,
2. impotensi origende tidak mampu berereksi, dan
3. impotensi generandi tidak mampu menghasilkan
keturunan.
• Angka kejadian impotensi terjadi pada usia lanjut, dan
akan meningkat angka kejadian pada pria yang lebih
tua.
Penyebab Impotensi