Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
D/4
Sarah Likhita Vidya (G42182230)
Yomi Meda Anjati (G42182239)
Nuriyah Kamilati (G42182241)
Fahrani Nur Ngizan (G42182260)
Yustina Kotouki (G42182285)
Siti Nuri Aisyari (G42182288)
Fitra Rakhmaudina Zahwa (G42182300)
JURUSAN KESEHATAN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Selama tahun 2017 di Indonesia terjadi 283 KLB (Kejadian Luar Biasa)keracunan
pangan dan kejadian tertinggi adalah pada daerah Jawa Tengah sebanyak 59 kasus
diikuti oleh Palembang dengan 18 kasus, Jawa Barat 13 kasus,Yogyakarta 12 kasus. Jambi dan
Bengkulu masing-masing 8 kasus, Pekanbaru dan Medan masing-masing 4 kasus
(BPOM, 2017).Salah satu cara untuk menjamin keamanan produk yaitu dengan sistem
jaminan keamanan pangan yangdisebut Analisis Bahaya dan Pengendalian Titik Kritis
(Hazard Analysis Critical Control Point/HACCP). HACCP (Hazard Analysis Critical
Control Point) adalah suatu program pengawasan, pengendalian dan prosedur pengaturan
sebelum makanan disajikan. Sistem ini merupakan pendekatan sistematis terhadap
identifikasi, evaluasi dan pengawasan keamanan pangan secara bermakna. Konsep HACCP
merupakan penggabungan dari prinsip mikrobiologis makanan, pengawasan mutu,
danpenilaian risiko untuk mencapai tingkat keamanan setinggi mungkin. Penerapan
HACCP tidak berarti menghentikan pertumbuhan bakteri ke titik nol, melainkan
meminimalkannya ke tingkat yang dianggap aman (Widiyastuti, 2018)
Instalasi gizi dirumah sakit merupakan tempat penyelenggaraan makanan bagi rumah
sakit yang memiliki peran sangat penting. Sasaran dari penyelenggaraan makanan
di rumah sakit adalah pasien sehingga makanan yang disediakan harus bebas dari bahaya
yang dapat memengaruhi kesehatan pasien.Penyediaan makanan yang aman oleh instalasi
gizi dihadapkan pada potensi bahaya yang timbul seperti dari bakteriologis makanan, air,
peralatan, tenaga penjamah, ataupun kontaminasi dari lingkungan sekitar. Oleh karena
itu,untuk mencegah hal tersebut diperlukan proses HAACP dari penerimaan bahan baku
hingga pendistribusian. (Anwar,dkk, 2012).
Makanan cair adalah makanan yang mempunyai konsistensi cair hingga kental. Makanan
ini diberikan pada kondisi yang mengalami gangguan mengunyah, menelan, dan mencernakan
makanan yang disebabkan oleh menurunnya kesadaran, suhu tinggi, rasa mual, muntah, pasca
perdarahan saluran cerna, serta pra dan pasca bedah.Makanan cair yang diproduksi oleh RSUP
Dr. Kariadi Semarang memerlukan tindakan HACCP karena menggunakan bahan baku susu.
Salmonella merupakan bakteri yang sering ditemukan pada susu dan produk olahannya.Cemaran
salmonella,mengakibatkan penyakit gastroenteritis, demam tyfoid dan infeksi di luar
usus.Pendekatan pencegahan bahaya dalam HACCP salah satunya dengan mengendalikan
perkembang biakan bakteri makanan.Waktu dan suhu merupakan parameter kritis penilaian laju
pertumbuhan bakteri. Tahap akhir proses produksi makanan adalah penyajian makanan, dimana
makanan mempunyai risiko tercemar paling tinggi. Pada proses penyajian makanan terdapat
waktu tunggu (holding time), yaitu waktu antara makanan matang sampai dengan disajikan ke
pasien. Pengawasan waktu tunggu dan suhu makanan sangat diperhatikan berkaitan dengan
pengendalian laju perkembang biakan bakteri (Yunita, A., dkk, 2014)
Berdasarkan uraian diatas maka diperlukan pemberian pelatihan HACCP kepada ahli
gizi, dengan harapan seorang ahli gizi tersebut mampu menerapkan keamanan pangan dan
jaminan keamanan pangan dengan HACCP di Intalasi Gizi Rumah Sakit.
TINJAUAN PUSTAKA
METODE EVALUASI
Aspek Aspek Indikator Sub Indikator Butir Pernyataan Has
Evaluasi Pengam
Context Kesesuaian Kesesuaian kejadian Peserta dapat 1a Peserta dapat memahami apa yang 4
instrumen permasalahan gizi memahami dan dimaksud dengan HACCP
berdasarkan dilingkungan sekitar menerapkan HACCP
penilaian kejadian dengan tujuan acara melalui serangkaian 1b Peserta dapat memahami dalam
yang banyak diklat kegiatan yang melakukan pengendalian, pengawasan 3
dialami di dilakukan tentang makanan sebelum makanan disajikan
lingkungan dengan Peningkatan
KI (Kompetensi Implementasi HACCP 1c Peserta dapat mnyebutkan langkah-
Inti) yang dalam Upaya langkah dalam penentuan HACCP 4
mencangkup Pencegahan Resiko
spiritual, sikap Bahaya Pada Peroduksi 1d Peserta dapat melakukan penentuan
sosial, pengetahuan Makanan Rumah Sakit. HACCP berdasarkan kasus yang telah 3
dan keterampilan didapatklan
dan KD
(Kompetensi
Dasar) yang
merupakan Dapat menciptakan
kemampuan dapur yang bersih dan 2a Peserta mampu menciptakan dapur
responden yang aman dalam yang bersih dan aman dalam
menjadi syarat penyelnggaraaan penyelnggaraaan makanan dengan
untuk menguasai makanan dengan mengurangi risiko terjadinya bahaya
Kompetensi Inti mengurangi risiko dengan melakukan penhendalian pada 3
(KI) yang harus terjadinya bahaya setiap titik kritis dalam produksi (dari
dicapau melalui dengan melakukan sejak tahap produksi bahan baku,
proses diklat dan penhendalian pada pengadaan dan penanganan bahan
pelatihan setiap titik kritis dalam bak, pengolahan, distribusi hingga
produksi konsumsi jadi)
Kompetensi Penguasaan materi dan Pemateri Menguasai 5a Pemateri dapat menyampaikan materi 3
profesional sasaran konsep materi dan konsep dengan jelas sesuai yang tertulis di
pelatihan SAP
Pengelolaan Diklat Persiapan diklat Menetapkan persiapan 9a Pelaksanaan diklat HACCP sudah 4
diklat mulai dari awal sesuai jadwal
mulai diklat hingga
selesai 9b Terlaksananya presensi dalam
kegiatan Diklat HACCP 3
Kegiatan Diklat Metode diklat Menetapkan metode 10a Kesesuain metode diklat pada
diklat sesuai dengan penyampain materi diklat HACCP 4
program diklat
pengadaan barang/jasa
pemerintah (ceramah,
tanya jawab,
latihan/diskusi,
seminar, studi kasus,
bermain peran, diskusi
panel, simulasi dan
sebagainya)
Product Hasil Penerapan Menyampaikan kepada Pemateri 14a Apakah tujuan-tujuan yang ditetapkan 3
sudah tercapai ?
materi peserta tentang tujuan menyampaikan terkait
pelatihan dengan tujuan pelatihan 14b Aapakah pernyataan-pernyataan yang
mungkin dirumuskan berkaitan antara 4
rincian proses dengan pencapaian
tujuan diklat?
14c Apakah kebutuhan peserta diklat
3
sudah dapat dipenuhi selama pelaksan
aan diklat?
Bagaimana penilaian hasil diklat
14d
(hasil postest) apakah terjadi
3
peningkatan pengetahuan?
Keterangan Penilaian :
1= Kurang
2= Cukup
3= Baik
HASIL
Dari hasil post-test terdapat 16 peserta yang mengisi. Berdasarkan hasil pengisian post-
test pada peserta didapatkan skore terbesar yaitu 90 sedangkan skore terkecil yaitu 30.
Kemudian untuk rata-rata nilai yaitu 60,63. Peseta terbanyak mendapatkan nilai 70
sebanyak 6 orang.
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan pelaksanaan diklat pendidikan dan pelatihan gizi dengan tema “Peningkatan
Implementasi HACCP dalam Upaya Pencegahan Resiko Bahaya pada Produksi Makanan Rumah
Sakit” pada hari kamis tanggal 17 Juni 2021 pukul 14.30-16.00 melalui zoom cloud meeting
dengan pokok bahasan Pentingnya Penerapan HACCP. Sesuai dengan tema, tujuan pelaksanaan
diklat yaitu Peserta dapat memahami dan menerapkan HACCP melalui serangkaian kegiatan
yang dilakukan tentang Peningkatan Implementasi HACCP dalam Upaya Pencegahan Resiko
Bahaya Pada Peroduksi Makanan Rumah Sakit. Peserta diklat sebanyak 31 orang. 24 peserta
adalah mahasiswa Gizi Klinik angakatan 2018 Politeknik Negeri Jember dan 7 peserta umum
lainnya.
Pelaksananaan pelatihan dari keseluruhan lancar dan selesai tepat waktu sesuai dengan
susunan acara yang telah disusun, namun kendala yang sering ditemukan yaitu adanya kendala
signal peserta. Selama proses penyampaian materi peserta antusias dan beberapa waktu terakhir
antusias peserta kurang yang ditandai ketika pemateri menanyakan suatu pertanyaan peserta
yang merespon hanya sedikit. Kendala yang didapat selama acara berlangsung yaitu ketidak
stabilan signal pada panitia diklat sehingga sedikit kebingungan dan menunggu untuk memasuki
ruuang zoom kembali. Interaksi dengan peserta sempat padam namun, beberapa menit kemudian
peserta dapat berinteraksi dengan tim pelaksana. Serta, waktuuuu pelatihan yang kuramng
singkat. Membuat beberapa peserta jenuh. Berdasarkan analisa kami peserta belum paham akan
materi yang disampaikan dikarenakan pemberian materi yang hanya dalam satu waktu sehingga
terdapat kejenuhan dengan materi yang diberikan merupakan materi yang cukup menguras
tenaga dan pikiran di tambah lagi dengan lelahnya peserta mengikuti diklat yang pelaksanaannya
dari siang hingga hampir petang.
Materi pelatihan yang disampaikan berdasarkan SAP (Satuan Acara Pelatihan) yaitu
pengertian, fungsi, pendekatan, tahapan, prinsip dan penerapan HACCP dirumah sakit. Dan
evaluasi yang digunakan sebagai indikator keberhasilan yaitu kuisioner pre-post test. Sebelum
materi dimulai peserta mengisi kuisinoer pre-test sebagai pengukur keberhasilan pemahaman
materi yang disampaikan dari sesudah mendapatkan materi. Materi disampaikan oleh 2 pemateri
dengan media Microsoft Power Point selama 30 menit kemudian dilanjut dengan diskusi atau
Tanya jawab oleh peseta yang dibagi menjadi 2 termin. Dalam 1 termin terdiri dari 2 pertanyaan.
Selain materi dan diskusi pelaksanaan diklat diberikan suatu kegiatan yaitu ice breaking dengan
harapan peserta lebih semangat lagi sebelum penampilan video penerapan HACCP dan pengisian
kuisioner post-test.
Berdasarkan hasil pengisian kuisioner Pre-Test hanya 25 peserta yang mengisi dari total
seluruh peserta 31 orang. Hasil pengisian pre-test sebelum diberikan materi masih ada sebagian
peserta belum paham dengan pokok bahasan yaitu pentingnya penarapan HACCP yang ditandai
dengan hasil pre-test rata-rata nilai yaitu 50,8, skore terbesar yaitu 80 sedangkan skore terkecil
yaitu 20. Peserta terbanyak mendapatkan nilai 60 sebanyak 7 orang. kemudian setelah diberikan
materi peserta mengisi kuisioner post-test tujuannya yaitu untuk mengetahui apakah materi yang
disampaikan berhasil dipahami dan diterima oleh peserta. Dari hasil post-test hanya terdapat 16
peserta yang mengisi dari total seluruh peserta 31 orang sehingga masih ada 15 peserta yang
tidak mengisi kuisioner post-test. Berdasarkan hasil pengisian post-test pada peserta didapatkan
skore terbesar yaitu 90 sedangkan skore terkecil yaitu 30. Kemudian untuk rata-rata nilai yaitu
60,63. Peseta terbanyak mendapatkan nilai 70 sebanyak 6 orang. Sehingga dengan adanya
perbandingan antara nilai rata-rata sebelum diberikan materi pelatihan dan sesudah materi
pelatihan adanya peningkatan dari 50,8 ke 60,3 yaitu 9,5 dan pelatihan dikategorikan berhasil
meningkatkan pemahaman dan pengetahuan peserta mengenai pentingnya penerapan HACCP.
Output yang dihasilkan dalam pendidikan dan pelatihan gizi mengenai implementasi
HACCP pada rumah sakit yaitu peningkatan pengetahuan responden tentang materi yang telah
disampaikan yaitu bagaiman melakukan pengendalian, pengawasan makanan sebelum disajikan
dan bagaimana cara melakukan langkah-langkah dalam melakukan proses HACCP. Output ini
dapat dilihat dari rata-rata nilai pengetahuan responden sebelum dan sesudah diberikan
pendidikan dan pelatihan gizi. Output lain pada pendidikan dan pelatihan gizi ini yaitu
keterampilan peserta dalam menerapkan proses HACCP. Hal ini dapat dilihat dari tanya jawab
yang dilakukan pemateri dan peserta mengenai pemberian contoh sebagai ahli gizi dalam
penerapan HACCP didapur. Penerapan HACCP yang dibuat sudah sesuai dalam 7 prinsip
HACCP.
.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Penyelenggaraan makanan di rumah sakit bertujuan menyediakan makanan yang sesuai bagi
orang sakit yang dapat menunjang penyembuhan penyakitnya. Keamanan pangan merupakan
persyaratan utama dan terpenting dari seluruh parameter mutu pangan yang ada.
Pendekatan pencegahan bahaya dalam HACCP salah satunya dengan mengendalikan
perkembang biakan bakteri makanan. Pemberian pelatihan HACCP kepada ahli gizi perlu
diberikan, dengan harapan seorang ahli gizi tersebut mampu menerapkan keamanan pangan dan
jaminan keamanan pangan dengan HACCP di Intalasi Gizi Rumah Sakit. Berdasarkan pretest
dan post test yang telah dijalani sebelum dan sesudah diadakannya pelatihan terdapat perubahan
dalam pengetahuan. Dari hasil pre-test terdapat 25 peserta yang mengisi. Berdasarkan hasil
pengisian pre-test pada peserta didapatkan skore terbesar yaitu 80 sedangkan skore terkecil yaitu
20. Kemudian untuk rata-rata nilai yaitu 50,8. Peseta terbanyak mendapatkan nilai 60 sebanyak 7
orang. Dan Dari hasil post-test terdapat 16 peserta yang mengisi. Berdasarkan hasil pengisian
post-test pada peserta didapatkan skore terbesar yaitu 90 sedangkan skore terkecil yaitu 30.
Kemudian untuk rata-rata nilai yaitu 60,63. Peseta terbanyak mendapatkan nilai 70 sebanyak 6
orang.
3.2 Saran
1. Sebaiknya untuk materi HACCP diberikan dalam beberapa waktu sehingga peserta tidak
mudah jenuh dan dapat memahami materi.
2. Sebaiknya Petugas Pelatihan dan pendidikan gizi dapat berinteraksi dan komunikatif
dengan baik kepada peserta.
3. Sebaiknya pembuatan lefleat disesuaikan dengan materi dan desain yang tidak terlalu
monoton.
4. Penggunaan Sound/music yang sesuai dengan kondisi. Sebaiknya pada sesi pretest dan
post test tidak diirigi dengan sound
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, I., Herianandita, E., & Ruslita, I. 2012. Evaluasi sistem penyelenggaraan makanan lunak
dan analisis sisa makanan lunak di beberapa rumah sakit di DKI Jakarta, tahun 2011.
Gizi Indonesia, 35(2).
BADAN POM. 2017. Laporan Tahunan BPOM. Jakarta : Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Egayanti, Y. 2018. Peningkatan Penjaminan Keamanan dan Mutu Pangan untuk Pencegahan
Stunting dan Peningkatan Mutu SDM Bangsa dalam Rangka Mencapai Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan.
Kemenkes RI. 2018. Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi (1st). Jakarta : Pusat Pendidikan
Sumber Daya Manusia Kesehatan.
Kementrian Perindustrian RI. 2010. Jaminan Keamanan Pangan dengan Sistem HACCP.
Diakses pada 13 April 2021, dari http://www.bbpp
lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/558-jaminan-keamanan-pangan-
dengan-sistem-haccp-hazard-analysis-critical-control-point
Widiyastuti, S. 2018. Analisis Bahaya dan Titik Kendali Kritis (HACCP) Rendang (Studi Kasus
di Rumah Makan Padang X Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan) Tahun 2017
(Bachelor's thesis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan, 2018).
Yunita, A., Wulandari, I., & Fridintya, A. 2014. Gambaran Waktu Tunggu, Suhu, dan Total
Bakteri Makanan Cair di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Medica Hospitalia: Journal of
Clinical Medicine, 2(2)
LAMPIRAN
Dokumentasi Diklat
Dokuemntasi diskusi CIPP