Anda di halaman 1dari 27

Subjective Global Assessment

KELOMPOK 7
NAMA KELOMPOK

1. Ni Nengah Windayani (08)


2. Muhammad Hilmy Falah (09)
3. I Gusti Ayu Dian Paramestyani (018)
4. I Gede Nanda Pranayoga (027)
5. Ni Luh Putu Candra Dewi (050)
6. Ni Luh Putu Candra Kusuma Sari (052)
7. Ni Made Indah Ariesta Jaya Utami (069)
8. Ni Putu Denisya Ardiani (070)
MATERI

01 02 03
INDIKATOR PENILAIAN PENGGUNAAN
PENILAIAN STATUS GIZI FORM SGA
STATUS GIZI SGA DENGAN SGA

05 06
04
MENGINTERPRET
KEEFEKTIFAM PEMERIKSAAN
ASIKAN
PENGGUNAAN FISIK
PENILAIAN
STATUS GIZI PENILAIAN
DENGAN METODE STATUS GIZI
SGA DENGAN SGA
01
INDIKATOR
PENILAIAN STATUS
GIZI SUBJECTIVE
GLOBAL ASSESSMENT
INDIKATOR PENILAIAN GIZI DENGAN SGA

Penilaian Status Gizi dengan Subjective Global Assessment (SGA)


adalah Salah Satu Metode Penilaian Status Gizi yang bertujuan
untuk memeriksa status gizi berdasarkan riwayat pasien dan
pemeriksaan fisik. Penilaian status gizi dengan Subjective Global
Assessment (SGA) tergolong baru dibandingkan dengan
penilaian status gizi metode sebelumnya dan hanya
menggunakan formulir sederhana yang berisi beberapa
pertanyaan yang diajukan kepada pasien .
Subjective Global Assessment terdiri dari dua komponen dan
menggunakan pendekatan klinis terstruktur, terdiri dari
anamnesis (riwayat medis) dan pemeriksaan fisik yang
mencerminkan perubahan metabolik dan fungsional.
Anamnesis terdiri dari keterangan mengenai perubahan
berat badan, perubahan asupan nutrisi, gejala saluran cerna,
gangguan kemampuan fungsional, dan penyakit yang dialami
pasien.
TUJUAN ANAMNESIS

Anamnesis pada Subjective Global Assessment (SGA) ini bertujuan


untuk mencari etiologi malnutrisi apakah akibat penurunan asupan
makanan, malabsorbsi, maldigesti atau peningkatan kebutuhan
sedangkan Pemeriksaan fisis menilai kehilangan massa otot dan lemak
serta adanya asites dan bermanfaat untuk mengidentifikasi perubahan
komposisi tubuh akibat efek malnutrisi atau pengaruh proses penyakit.
02
PENILAIAN STATUS
GIZI DENGAN
SUBJECTIVE GLOBAL
ASSESSMENT
Metode penilaian status gizi dengan Subjective Global Assessment
(SGA) terdiri dari dua tahap yakni Anamnesis(riwayat medis) dan
Pemeriksaan fisik . Penggolongan penentuan status gizi pada
Subjective Global Assessment (SGA) terbagi menjadi 3 : Gizi Baik ,
Gizi kurang/beresiko malnutrisi dan malnutrisi berat SGA (Gold
Standard).
Bersumber pada jurnal Gizi Klinik Indonesia oleh Susetyowati,
Hamam Hadi, dkk (2012:192) subjective global asesment atau SGA
adalah metode gizi yang mudah dan cepat yang dapat dengan cepat
mengetahui pasien yang sudah mengalami malnutrisi atau berisiko
malnutrisi.
PENGERTIAN ANAMNESIS

Anamnesis adalah suatu teknik pemeriksaan yang dilakukan lewat suatu


percakapan antara seorang dokter dengan pasiennya secara langsung atau
dengan orang lain yang mengetahui tentang kondisi pasien, untuk
mendapatkan data pasien beserta permasalahan medisnya seperti
keterangan mengenai perubahan berat badan, perubahan asupan nutrisi,
gejala saluran cerna, gangguan kemampuan fungsional, dan penyakit yang
dialami pasien. Anamnesis tentang asupan pangan merupakan satu tahap
penilaian status gizi yang paling sulit dan tidak jarang membuat penilai
frustasi karena berbagai sebab .
TUJUAN ANAMNESIS
Tujuan pertama anamnesis adalah memperoleh
data atau informasi tentang permasalahan yang
sedang dialami atau dirasakan oleh pasien. Apabila
anamnesis dilakukan dengan cermat maka
informasi yang didapatkan akan sangat berharga
bagi penegakan diagnosis, bahkan tidak jarang
hanya dari anamnesis saja seorang dokter sudah
dapat menegakkan diagnosis. Secara umum
sekitar 60-70% kemungkinan diagnosis yang benar
sudah dapat ditegakkan hanya dengan anamnesis
yang benar.
JENIS ANAMNESIS

Ada 2 jenis anamnesis yang umum dilakukan, yakni


Autoanamnesis dan Alloanamnesis atau Heteroanamnesis.
Pada umumnya anamnesis dilakukan dengan tehnik
autoanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan langsung
terhadap pasiennya. Pasien sendirilah yang menjawab semua
pertanyaan dokter dan menceritakan permasalahannya.
SISTEMATIKA ANAMNESIS

Sebuah anamnesis yang baik haruslah mengikuti suatu


metode atau sistematika yang baku sehingga mudah diikuti.
Tujuannya adalah agar selama melakukan anamnesis
seorang dokter atau ahli gizi tidak kehilangan arah, agar tidak
ada pertanyaan atau informasi yang terlewat. Sistematika ini
juga berguna dalam pembuatan status pasien agar
memudahkan siapa saja yang membacanya
03
PENGGUNAAN FORM
SUBJECTIVE GLOBAL
ASSESSMENT (SGA)
Perlu dicatat bahwa skrining nutrisi berbeda dari penilaian
nutrisi. Instrumen penilaian nutrisi seperti Subjective Global
Assessment (SGA) dan Mini-Nutritional Assessment (MNA)
umum digunakan sebagai instrumen penilaian nutrisi
tervalidasi. Keduanya menggunakan parameter-parameter
untuk membuat diagnosisi nutrisi dan perawatan awal.
Instrumen-instrumen ini telah direkomendasikan sebagai
keluaran dalam uji klinik dan memprediksi keluaran
kesehatan pada pasien rawat inap usia lanjut
Secara ringkas, semua instrumen skrining nutrisi, selain Rapid
Screen, akurat dalam mengidentifikasi malnutrisi menggunakan
SGA sehingga direkomendasikan untuk digunakan pada pasien
rawat inap usia lanjut. Walaupun MNA-SF juga akurat, sebaiknya
hanya digunakan ketika rumah sakit memiliki sumber daya yang
memadai untuk melakukan penilaian nutrisi dan melakukan
intervensi bagi semua pasien berresiko
CONTOH
FORM SGA
04
MENGINTERPRETASIK
AN PENILAIAN STATUS
GIZI DENGAN METODE
SGA
Aplikasi penilaian status gizi dengan Subjective Global Assessment (SGA) di Rumah
Sakit perlu memerhatikan yakni :
● Kriteria pasien baru masuk rumah sakit :
Pasien baru masuk < 48 jam
Komunikatif
Tidak dalam keadaan gawat darurat
● Penilaian awal status gizi pasien baru masuk rumah sakit berguna bagi petugas
kesehatan seperti dokter , perawat dan sebagainya untuk merancang terapi yang
tepat dan pemberian dukungan gizi untuk menilai kejadian malnutrisi
05
KE EFEKTIFAN
PENGGUNAAN
PENILAIAN STATUS
GIZI METODE SGA
INDIKATOR PENILAIAN GIZI DENGAN SGA

Salah satu cara untuk menilai status gizi adalah menggunakan


format subjective global assessment(SGA). Teknik SGA lebih
komprehensif dibandingkan dengan antropometri karena terdiri
dari terdiri dari dua tahap dan menggunakan pendekatan klinis
terstruktur, terdiri dari anamnesis dan pemeriksaan fisis yang
mencerminkan perubahan metabolik dan fungsional Berbagai
penelitian menyatakan bahwa teknik SGA memiliki sensitivitas dan
spesifisitas lebih baik dibandingkan dengan antropometri.
06
PEMERIKSAAN FISIK
DENGAN METODE SGA
PENGERTIAN PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah


proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk
menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan
dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan
fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan
perencanaan perawatan pasien.
KONSEP DASAR PEMERIKSAAN FISIK

Bagian integral dari segala upaya untuk memperoleh data


tentang keadaan kesehatan diri pasien dan
lingkungan/keluargnya. Keadaan kesehatan pasien meliputi :
a. Riwayat kesehatan dan penyakit
b. Hasil pemeriksaan fisik
c. Data/hasil pemeriksaan penunjang seperti
Lab/Ro./EKG,USG/CT.Scan
TUJUAN PEMERIKSAAN FISIK
• Mengonfirmasi dan mengidentifikasi diagnosa keperawatan
• Membuat penilaian klinis tentang perubahan status kesehatan klien dan
penatalaksanaannya
• Mengevaluasi hasil fisiologis dari asuhan
• Menilai keadaan pasien dari hasil inspeksi umum Seperti pasien tampak
sakit ringan/sedang/berat/tidak sakit, pasien tampak bisa
jalan/makan/gembira, pasien tampak sesak/terpasang cairan infus, dll.
• Menilai tanda-tanda vital (Tekanan Darah, Suhu, Respirasi, Nadi)
• Menilai keadaan fisik tubuh, meliputi : ada tidak berkurangnya lemak
subkutan didaerah tricep , berkurangnya massa otot , ada tidaknya edema di
pergelangan kaki , edema di daerah pinggul dan ada tidaknya asites .
KESIMPULAN
Penilaian Status Gizi dengan Subjective Global Assessment (SGA) adalah Salah Satu
Metode Penilaian Status Gizi yang bertujuan untuk memeriksa status gizi berdasarkan
riwayat pasien dan pemeriksaan fisik. Metode penilaian status gizi dengan Subjective
Global Assessment (SGA) terdiri dari dua tahap yakni Anamnesis(riwayat medis) dan
Pemeriksaan fisik . Penggolongan penentuan status gizi pada Subjective Global
Assessment (SGA) terbagi menjadi 3 : Gizi Baik , Gizi kurang/beresiko malnutrisi dan
malnutrisi berat SGA (Gold Standard). Secara ringkas, semua instrumen skrining
nutrisi, selain Rapid Screen, akurat dalam mengidentifikasi malnutrisi menggunakan
SGA sehingga direkomendasikan untuk digunakan pada pasien rawat inap usia lanjut.
Teknik SGA lebih komprehensif dibandingkan dengan antropometri karena terdiri dari
terdiri dari dua tahap dan menggunakan pendekatan klinis terstruktur, terdiri dari
anamnesis dan pemeriksaan fisis yang mencerminkan perubahan metabolik dan
fungsional.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai