kegiatan
penyelenggaraan
makanan.
Sedangkan
penyelenggaraan
A. Perencanaan
17
Penyelenggaraan
makanan
di
rumah
sakit
membutuhkan
18
19
kondisi
tertentu
pola
pemberian
dapat
dimodifikasi
Menu
berfungsi
untuk
mempermudah
pelaksanaan
20
dengan
22
menu disusun
berdasarkan
susunan
utama
master
yang
digunakan
menu
pada
bertujuan
tiap
untuk
makanan.
menghindari
Susunan Menu
Susunan menu yang berlaku di Instalasi Gizi RSUP Dr.Hasan
Sadikin Bandung terdiri dari menu non diet (termasuk menu untuk
pegawai dan dokter jaga) serta menu diet. Susunan menu yang
berlaku di RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung sudah berlaku sejak
tahun 2010 hingga sekarang. Susunan menu yang berlaku di
RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung terlampir.
23
tanggal
dan
hari
TKBM
yang
akan
dikeluarkan,
Misalnya, jumlah pasien saat ini adalah 300 orang dengan menu
sayur bening bayam dan rincian bahan yaitu, bayam 20 gram (BK)
dan wortel 80 gram (BK). Jadi, dapat diketahui kebutuhan bayam : 20
x 300 = 6 kg; kebutuhan wortel : 80 x 300 = 24 kg.Setelah itu, hitung
total kebutuhan bahan makanan untuk tiap jenis bahan makanan
selama satu hari (3 kali makan dan 2 kali snack), dengan cara
membulatkan total kebutuhan sesuai spesifikasi masing-masing
bahan makanan.
Setelah semua format terisi, akan didapatkan hasil berupa
jumlah bahan makanan yang dibutuhkan. Selanjutnya hasil tersebut
diserahkan kepada S.I. Adm, SDM & Perbekalan Instalasi Gizi
24
25
26
f.
27
28
dengan
pemakaian
periode
sebelumnya,
namun
pemesanan BMS dan BMK tetap melihat pada stok bahan makanan
yang ada. Kemudian TKBM harian diserahkan ke SI. Adm, SDM, dan
Perbekalan untuk dibuatkan bon pemesanan bahan makanan. Bahan
makanan yang dipesan terdiri dari:
Bahan Makanan Segar (BMS)
Dalam pelaksanaan pemesanan BMS dilakukan tiap hari
kerja (senin jumat) dan dibuat rangkap tiga yang diperuntukkan
perusahaan atau rekanan, arsip Instalasi Gizi, dan Panitia
Penerimaan Bahan Non Medis (PPBNM).Selain dibuat daftar
pesanan bahan makanan dibuat juga daftar penerimaan bahan
makanan. Terdiri dari rangkap dua, yaitu untuk PPBNM dan arsip
Instalasi Gizi. BMS yang dipesan setiap hari meliputi sayur
mayor, buah-buahan ikan/ayam, daging, telur, roti, tahu dan
tempe, susu, bumbu, makanan jadi, buket biasa dan diit, air
mineral.
Bahan Makanan Kering (BMK)
Pemesanan BMK dibuat satu kali dalam satu bulan, namun
pada kondisi tertentu dapat dibuat dua kali dalam satu bulan.
Misalnya,
adanya
kenaikan
jumlah
pasien
atau
adanya
sekali
dengan
periode
29
asin, kecap inggris, saus tiram, saus tomat, kaldu bubuk instan,
dan lain-lain.
Bahan Makanan Formula Enteral (BMFE).
BMFE dipesan setiap 10 hari sekali dengan periode
pemasanan sama dengan pemesanan BMK. Semua BMFE yang
dipesan terkena PPN sebesar 10%. Adapun BMFE yang biasa di
pesan adalah BMFE komersial seperti, ensure, anlene, entramix,
nutrican,
proten,
peptisol,
diabetasol,
entrasol,
hepatosol,
adalah
metode
pemilihan
Penyedia
dapat
diikuti
oleh
semua
Penyedia
Barang/Pekerjaan
30
32
bahan
BML,
dan
BMFE.
untuk
penyimpanan
jenis
BML
dan
BMFE
dan
dekat
ruangpenerimaan.
Gudang
penyimpanan
BMK
BMS
yang
diterma
sebagian
besar
langsung
34
olahannya disimpan pada suhu 5-7c, untuk sayuran dan buahbuahan disimpan pada suhu 10c.
Bahan makanan segar yang diterima langsung dimasukkan
ke dalam gudang BMS kemudian dicatat setelah itu untuk
distribusi menggunakan bon permintaan lalu bon diserahkan
kepada petugas BMS dan petugas BMS mempersiapkan barang
yang
akan
didistribusikan
lalu
dilakukan
pencatatan
dan
pelaporan.
b. Hygiene dan Sanitasi
Pada kegiatan penyimpanan, petugas menggunakan APD
lengkap. Untuk kebersihan alat, sebelum digunakan alat dalam
keadaan bersih dan setelah digunakan alat dibersihkan kembali.
Gudang BMS, gudang BMK, chiller, dan freezer sudah dalam
keadaan bersih.
c. Sarana dan Prasarana
Sarana dan prasarana yang terdapat diruang penyimpanan
baik gudang BMS dan BMK yaitu meja, kursi, ATK, komputer,
pendingin ruangan, freezer, chiller, rak-rak penyimpanan dan wadah
penyimpanan. Perawatan pada alat yang ada sudah cukup baik.
Terdapat jadwal pembersihan gudang yang terdapat dipintu chiller.
d. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap hari. Pencatatan
dilakukan setelah bahan makanan diterima kemudian ditimbang
kembali. Pencatatan dilakukan dalam sebuah buku yang berisi jenis
bahan makanan, volume bahan makanan, jumlah stok awal, jumlah
bahan
makanan
yang
diterima
dan
bahan
makanan
yang
35
persiapan yaitu
persiapan hewani dan nabati, persiapan sayur dan buah, dan persiapan
bumbu. Berdasarkan pengamatan, persiapan bahan makanan dimulai
pada pukul 07.30 WIB sampai pukul 11.00 WIB
a. Persiapan hewani dan nabati
Area persiapan hewani dan nabati di RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung termasuk kedalam area terbatas, sehingga setiap pegawai
yang bertugas wajib mengenakan APD lengkap (celemek, sarung
tangan, penutup kepala, masker, dan alas kaki).
Kegiatan yang ada didalam ini adalah menyiapkan bahan
makanan hewani (daging sapi, ayambroiler, ayam fillet, ikan, sosis,
hati sapi, bakso, udang) dan bahan makanan nabati (tahu dan
tempe) sebelum dilakukan pengolahan, sesuai dengan menu,
standar potongan, standar porsi, dan standar bumbu.
Bahan makanan hewani yang akan digunakan untuk menu esok
hari biasanya di persiapkan pada hari ini. Bahan makanan hewani
yang sudah diterima di penerimaan bahan makanan segera di bawa
ke persiapan hewani dan nabati.Setelah itu pegawai yang sudah
menggunakan APD (celemek, penutup kepala, dan masker yang
terkadang hanya diikat ke leher) menimbang ulang dan mengecek
kembali sesuai dengan permintaan, lalu pegawai membersihan meja
dan peralatan persiapan menggunakan lap basah dan mencuci
tangan sebelum memegang bahan makanan. Kemudian, pegawai
menimbang bahan makanan yang akan disiapkan, memotong bahan
makanan hewani sesuai standar porsi dengan pisau yang sesuai
(pisau berwarna merah untuk daging mentah, pisau berwarna biru
untuk makanan laut, dan pisau berwarna kuning untuk ayam dan
unggas), lalu bahan makanan hewani disimpan ke dalam wadah
tertutup untuk dimasukkan ke dalam freezer. Setelah itu peralatan
dan pisau yang telah digunakan di cuci, talenan dan meja kerja di
36
sudah
dipersiapkan,
lalu
di
masukkan
kedalam
lainnya.
Pegawai
membersihkan
meja
dengan
nabati
selesai,
pegawai
mencuci
pisau,
talenan,
37
b.
penutup
kepala.Persiapansayuran
adalah
kegiatan
APD,
namun
ada
beberapa
pegawai
yang
tidak
jeruk,
pear,
apel
merah,
apel
manalagi)
sebelum
38
Persiapan bumbu
Area persiapan bumbu termasuk dalam area terbatas, pegawai
diwajibkan menggunakan celemek, alas kaki, sarung tangan, masker
dan
penutup
kepala.
Persiapan
bumbu
adalah
kegiatan
39
dengan spesifkasi, jika ada bumbu yang tidak sesuai, bagian tersebut
dibuang).
Untuk bumbu iris (tumis) seperti bawang merah dan bawang
putih, biasanya diiris dengan menggunakan slicer, sedangkan untuk
bawang bombay tergantung dengan tujuan penggunaan bawang
bombay tersebut. Untuk masakan selain daging sukini dan cah sukini
bawang bombay diiris dengan menggunakan slicer. Untuk bumbu
halus seperti bumbu putih, bumbu sup, dan bumbu kuning dihaluskan
dengan menggunakan blender dan food processor.Sebelum bumbu
di haluskan, bumbu yang telah disiangi, di rebus. Setelah itu
dihaluskan, dan direbus kembali hingga mendidih. Setelah itu bumbu
diangkat dan disimpan dalam wadah tertutup selama satu hari agar
uap panas dalam bumbu yang telah matang menghilang, lalu
keesokkan harinya bumbu tersebut di simpan ke dalam wadah plastik
untuk disimpan ke dalam freezer. Berikut adalah macam-macam
standar bumbu yaitu, bumbu kuning, bumbu putih, bumbu balado,
bumbu merah, bumbu sup 1, bumbu sup 2, bumbu tumis 1, dan
bumbu tumis 2. Perbedaan yang terletak pada bumbu sup 1 dan
bumbu sup 2 adalah, bumbu sup 2 tidak menggunakan bawang
merah, melainkan bawang bombay. Sedangkan untuk bumbu tumis 1
dan bumbu tumis 2 adalah, bumbu tumis 2 tidak menggunakan
bawang merah, melaikan bawang bombay yang diiris. Cara
pemakaian bumbu yaitu untuk makanan berkuah banyak seperti
sayur memakai standar porsi 7 gr bumbu untuk 1 porsi makanan,
sedangan untuk makanan yang tidak berkuah atau tidak berkuah
banyak seperti lauk pauk memakai standar bumbu 5 gr untuk 1 porsi
makanan. Adapun standar bumbu yang digunakan sudah terlampir.
Pembahasan Persiapan Bahan Makanan
Berdasarkan SOP pada persiapan bahan makanan, hal yang
dilakukan pegawai sudah cukup baik dan sistematis. Namun, masih ada
kekurangan dalam hal hygiene personal pegawai dan sanitasi alat yang
digunakan. Misalnya pemakaian talenan yang belum sesuai dengan
ketentuan. Alat yang digunakan untuk pemotongan unggas, daging dan
seafood belum dibedakan meskipun alat untuk ketiga jenis bahan
makanan tersebut sudah disediakan di ruangan persiapan.
40
warna,
rasa,
keempukan
dan
penampilan
makanan, dan bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk
tubuh. Adapun prasyaratnya yaitu :
Tersedianya menu, pedoman menu, dan siklus menu
Tersedianya bahan makanan yang akan dimasak
Tersedianya peralatan pemasakan bahan makanan
Tersedianya aturan dalam menilai hasil pemasakan
Tersedianya prosedur tetap pemasakan
Tersedianya peraturan penggunaan Bahan Tambahan
Pangan (BTP)
Pengolahan / Pemasakan bahan makanan di Instalasi Gizi
RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung meliputi Pengolahan Makanan
pokok, lauk hewani nabati (Diit dan non diit), sayuran (Diit dan non
diit), dan zonde formula RS, dan pengolahan snack.
1) Pengolaan Diit
a) Pengolahan Hewani dan Nabati
Pengolahan hewani dan nabati dimulai setelah briefing
pagi sekitar pukul 08.00 10.30 WIB, jumlah petugas
pengolahan hewani dan nabati diit masing-masing berjumlah
satu orang.
Pengolahan hewani
Pengolahan makanan
hewani
dimulai
dengan
mutu
keamanan
bahan
makanan
hewani
pengambilan
bahan
makanan
dan
bumbu
41
petugas
lalu
mempersiapkan
alat-alat
yang
akan
saat
proses
pengolahan
petugas
tidak
Pengolahan nabati
Pengolahan makanan nabati diit dimulai dari petugas
mengambil bahan makanan nabati dari chiller maupun
unit persiapan sedangkan bumbu yang akan digunakan
diambil dari chiller kemudian petugas mempersiapkan
alat-alat yang akan digunakan untuk pengolahan. Bahan
makanan nabati yang sudah disiapkan kemudian di
potong atau di haluskan sesuai dengan menu yang telah
ditetapkan. Bahan makanan nabati diit diolah dengan
berbagai cara antara lain di kukus, di goreng, di panggang
atau di tim. Setelah makanan nabati diit sudah matang
lalu makanan nabati diit diangkat dan di letakkan di wadah
bean merry sampai proses pemorsian.
Pada saat proses pengolahan
petugas
tidak
medium
Beberapa
air
contoh
dan
pemasakan
menu
sayuran
dengan
dengan
43
sayuran
seharusnya
suhu
pada
proses
sarung
tangan
dan
masker
pada
saat
yang
telah
ditentukan
dengan
diadakannya
44
masih
ada
beberapa
pegawai
yang
tidak
alat-alat
yang
akan
digunakan
dalam
pengolahan.
46
hingga
10.30
WIB
setelah
sayuran
selesai
47
RSUP
Hasan
Sadikin
Bandung
proses
48
sarung
tangan
dan
masker
pada
saat
49
petugas
orang/ruangan
distribusi
sedangkan
desentaralisasi
untuk
sistem
sebanyak
sentralisasi
1-2
distribusi
yaitu trolly makanan dan alat kelontong seperti termos untuk tempat
nasi, bubur, sayur, dan bubur kacang hijau; rantang untuk tempat
lauk pauk hewani dan nabati; dan container untuk mengambil snack.
Setelah makanan selesai diporsikan baik makanan diit dan non diit
makanan akan didistribusi kepada pasien dengan mengggunakan
troli makanan terbuka distribusi makanan pasien dilakukan pada
pukul 12.00 WIB.
Pembahasan Penyaluran/Distribusi Makanan
Berdasarkan pelaksanaan distribusi makanan yang dilakukan
di Intalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung, secara
keseluruhan alur pelaksanannya serta alat yang digunakan sudah
sesuai dengan SOP Proses Distribusi Makanan tahun 2012 yang
berlaku di rumah sakit. Pegawai sudah melakukan sistem sentralisasi
dan desentralisasi sesuai dengan macam pasiennya. Namun ada
beberapa hal yang belum sesuai dengan SOP yang berlaku terutama
dalam penerapan higiene dan sanitasi nya.
Saat
pelaksanan
distribusi
sentralisasi,
pegawai
tidak
50
untuk
pelaksanaan
distribusi
secara
Sadikin
pengambilan
Bandung
makanan
merupakan
hingga
serangkaian
penyajian
makanan
kegiatan
ke
dari
pasien.
51
Makan Pagi
Snack Pagi
Makan Siang
Snack Sore
Makan Sore
: 07.00-08.00
: 09.30-10.30
: 11.30-13.00 (kecuali hari Jumat)
: 14.30-15.30
: 17.30-19.00
52
macam pasiennya. Namun ada beberapa hal yang belum sesuai dengan
SOP yang berlaku terutama dalam penerapan higiene dan sanitasi nya.
Saat pelaksanan distribusi sentralisasi, pegawai tidak mencuci
tangan serta menggunakan sarung tangan. Pegawai hanya mencuci
tangan saat sebelum melakukan pengolahan makanan pada saat
distribusi pegawai tidak lagi mencuci tangannya di samping itu
penggunaan sarung tangan hanya dilakukan saat memotong buah dan
membuat jus buah.
Sedangkan untuk pelaksanaan distribusi secara desentralisasi,
pegawai ruangan tidak mengenakan APD lengkap terutama dalam
penggunaan sarung tangan dan masker. Ada pula pegawai yang hanya
mengenakan masker tetapi tidak mengenakan sarung tangan begitupun
sebaliknya.
2. Mutu Makanan
Mutu makanan ditetapkan untuk menjamin makanan yang disajikan
berkualitas sesuai dengan standar yang berlaku (tepat gizi, tepat rasa,
tepat waktu, aman, dan menarik). Program pengawasan mutu makanan
yang diterapkan di Instalasi Gizi RSUP Dr.Hasan Sadikin Bandung terdiri
dari pemantauan distribusi dan penyajian makanan pasien meliputi
ketepatan waktu penyajian makanan dan higiene petugas, survei
kepuasan konsumen, evaluasi sisa makanan pasien, serta pemeriksaan
mutu melalui pemeriksaan sampling makanan.
a. Ketepatan Waktu Makanan Sampai ke Pasien
Ketepatan waktu makanan sampai ke pasien sudah tepat waktu.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan sebesar 88% makan
pagi sudah tepat waktu, 81.25% snack siang sudah tepat waktu dan
75% makan siang tidak tepat waktu dikarenakan pemberian
makanan pada hari Jumat lebih cepat.
b. Kualitas Makanan
Kualitas makanan dapat dilihat dai kesesuaian menu, rasa,
penampilan
dan
keamanan
makanan.
Berdasarkan
hasil
53
c. Hygiene Petugas
Hygiene petugas dapat dilihat dari pemakaian APD dan
kebersihan diri. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
sebesar 62.5% petugas sudah memakai APD lengkap dan sebesar
37.5% petugas tidak memakai APD lengkap.
d. Sanitasi dan Kelengkapan Alat Pelayanan Makanan
Sanitasi dan kelengkapan alat pelayanan makanan dapat dilihat
dari kebersihan dan kelengkapan alat kelontong, alat makan, troli
makan dan troli distribusi. Berdasarkan hasil pengamatan yang
dilakukan sebesar 100% alat kelontong sudah bersih dan lengkap,
sebesar 97% alat makan lengkap dan 88% alat makan sudah bersih,
sebesar 100% troli makanan dan troli distribusi sudah lengkap dan
94% troli makanan dan troli distribusi sudah bersih.
e. Sisa Makanan Pasien
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di ruang rawat
inap (Kemuning 3, Kemuning 4, Kemuning 5, Angsana, Antorium,
Fresia 1, Fresia 2, Kenanga 1, Kenanga 2, Kana, Azalea, Amanda)
selama dua hari sebesar 60.9% makanan pokok habis, sebesar
79.6% lauk hewani dapat dihabiskan, sebesar 65.8% lauk nabati
dapat dihabiskan, sebesar 48.7% sayur dapat dihabiskan , dan
sebesar 79.6% buah dapat dihabiskan.
f.
54
dimana
55
balik.
Ruang dan alat dapat dipakai seefektif mungkin.
56
Berikut adalah alur kerja di Instalasi Gizi RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung
57
kualitas
dan
kuantitas
bahan
makanan.
Tempat
dan
persiapan
bahan
makanan.
Luas
ruang
Hal ini
58
pengawas
melakukan
59
60
A. Simpulan
1. Ketenagaan
Jumlah pegawai di Instalasi Gizi sebesar 167 orang, terdiri dari 96
orang perempuan dan 71 orang laki-laki. Macam-macam ketenagaan di
Instalasi Gizi terdiri dari Pegawai Negeri Sipil (PNS), Pegawai Non PNS
dan Pegawai Tenaga Harian Lepas.
2. Perencanan Menu
Perencanaan Menu di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung sudah
sesuai dengan prasyarat perencanaan menu.
3. Taksiran Kebutuhan Bahan Makanan
TKBM dibuat setelah adanya kekuatan pasien. Perencanaan
pembuatan TKBM adalah proses menetapkan jumlah, macam, dan
kualitas bahan makanan untuk kurun waktu tertentu. TKBM adalah
perkiraan kebutuhan bahan makanan sesuai dengan menu yang telah
ditetapkan
61
rantang,
klontong
makanan,
kemudian
makanan
telah
dirawat lebih dari 3 hari. Yang dinilai dalam pelayanan makanan meliputi
ketepatan waktu makanan sampai ke pasien, kualitas makanan, jumlah
petugas, higiene petugas, sanitasi dan kelengkapan alat pelayanan
makanan (alat kelontong, alat makan, troli distribusi, troli makanan), sisa
makanan dan kepuasan pasien. Mutu pelayanan makanan sudah cukup
baik yang dapat dilihat dari ketepatan waktu makanan sampai ke pasien,
kualitas makanan, jumlah petugas, higiene petugas, sanitasi dan
kelengkapan alat pelayanan makanan (alat kelontong, alat makan, troli
distribusi, troli makanan), kepuasan pasien yang sudah memiliki
persentase diatas 80%. Dan untuk sisa makanan masih rendah yaitu
masih dibawah 80% makanan dapat dihabiskan oleh pasien.
13. Pengawasan Mutu Makanan
Dalam menjaga kualitas mutu makanan di Instalasi Gizi RSUP Dr.
Hasan Sadikin Bandung dilakukan uji cita rasa dan HACCP dalam setiap
menu yang ada. Uji cita rasa dilakukan setiap hari setelah semua
makanan matang dan dilakukan oleh 3 orang panelis. HACCP dilakukan
pada setiap menu yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan untuk
mencegah kemungkinan terjadinya bahaya. Kegiatan pengawasan mutu
63
proses
penerimaan
bahan
makanan
seharusnya
panitia
pentingnya
hygiene
dan
sanitasi
dalam
64