Anda di halaman 1dari 79

DIET GANGGUAN SALURAN

CERNA ATAS DAN BAWAH


Oleh :

Rani Nurmayanti, SST., M.Gizi dan Diniyah Kholidah, SST., S.Gz., MPH.

Poltekkes Kemenkes Malang

Tahun 2016
Gambaran Umum

Sal. Cerna saluran yang berfungsi untuk mencerna makanan, mengabsorbsi zat-zat
gizi, dan mengeksresikan sisa-sisa pencernaan.

Sal. Cerna Terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, dan
anus.

Gangguan pencernaan dan absorbsi dapat terjadi pada proses menelan, mengosongkan
lambung, absorbsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar (defekasi).

Gangguan tersebut terjadi karena infeksi/peradangan, gangguan motilitas, perdarahan


(hematemesis melena), kondisi saluran cerna pasca bedah, dan tumor atau kanker.
Gambaran Umum

Stenosis esofagus
Gastritis akut atau kronik
Hematemesis melena
Penyakit saluran Ulkus peptikum
cerna yang terjadi Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
antara lain : Sindroma Dumping
Divertikulosis
Inflamatory Bowel Disease (IBD)
Hemoroid, Diare, dan Konstipasi.
Diet Penyakit Saluran Cerna Atas
Diet Disfagia

Gambaran Umum
Disfagia Kesulitan menelan karena adanya gangguan
aliran makanan pada saluran cerna.
Penyebab Kelainan sistem saraf menelan, pasca
stroke, dan adanya massa atau tumor yang menutupi
saluran cerna.
Pasien memerlukan penanganan khusus tentang cara
pemberian, maupun bentuk makanannya.
Tujuan Diet Disfagia

Menurunkan risiko
aspirasi akibat masuknya
makanan ke dalam
saluran pernafasan.

Mencegah dan
mengoreksi defisiensi
zat gizi dan cairan.
Syarat Diet Disfagia

Cukup energi, protein, dan zat gizi lainnya.

Mudah dicerna, porsi makanan kecil, dan sering diberikan.

Cukup cairan.

Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan.

Diberikan secara bertahap, dimulai dari makanan cair penuh atau cair kental, makanan saring, kemudian
makanan lunak.

Makanan cair jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan tersedak atau aspirasi.

Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa (selang) atau sonde.
Macam Diet dan Indikasi Pemberian

Disfagia Dapat terjadi pada Lansia, adanya gangguan saraf


menelan, tumor esofagus, dan pasca stroke.

Bentuk makanan bergantung pada cara pemberian.

Apabila makanan diberikan melalui sonde Makanan


diberikan dalam bentuk Makanan Cair Penuh (MCP).

Apabila makanan diberikan Per Oral Makanan diberikan


dalam bentuk Makanan Cair Kental (MCK), Saring, atau Lunak.
Diet Pasca Hematemesis-Melena

Gambaran Hematemesis melena merupakan keadaan muntah dan


Umum buang air besar berupa darah akibat luka atau kerusakan
pada saluran cerna.

Tujuan Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan


istirahat pada saluran cerna, mengurangi risiko perdarahan
Diet ulang, dan mencegah aspirasi.
Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.
Diet Pasca Hematemesis-Melena

Tidak merangsang saluran cerna.


Tidak meninggalkan sisa.

Syarat Diet Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama
24-48 jam untuk memberi istirahat pada lambung.
Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau duodenum
sudah tidak ada.

Diet diberikan dalam bentuk Makanan Cair Jernih (MCJ) setiap 2-


Jenis Diet dan 3 jam pasca perdarahan.
Indikasi Pemberian Nilai gizi makanan ini sangat rendah sehingga diberikan selama 1-
2 hari saja.

Cara Memesan Diet Makanan Cair Jernih (MCJ)


Diet Penyakit Lambung

Gambaran Umum
Penyakit lambung/Gastrointestinal meliputi Gastritis akut dan kronis, ulkus
peptikum, pasca-operasi lambung yg sering diikuti dg Dumping Syndrome, dan
kanker lambung.
Gangguan Gastrointestinal sering dihubungkan dengan emosi atau psikoneurosis
dan/makan terlalu cepat karena kurang dikunyah, serta terlalu banyak merokok.
Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma dispepsia Kumpulan gejala
yang terdiri dari mual, muntah, nyeri epigastrum, kembung, nafsu makan
berkurang, dan rasa cepat kenyang.

Tujuan Diet
Memberikan makanan dan cairan secukupnya yang tidak memberatkan lambung
serta mencegah dan menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.
Diet Penyakit Lambung

Syarat Diet
Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan.
Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk menerimanya.
Lemak rendah, 10-15% dari kebutuhan energi total yang ditingkatkan secara bertahap
sesuai kebutuhan.
Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara bertahap.
Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu tajam, baik secara termis, mekanis,
maupun kimia (disesuaikan dengan daya terima perorangan).
Laktosa rendah apabila ada gejala intoleransi laktosa Pada umumnya tidak
dianjurkan minum susu terlalu banyak.
Makan secara perlahan dilingkungan yang tenang.
Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48 jam untuk
memberi istirahat pada lambung.
Diet Penyakit Lambung

Macam Diet dan Indikasi Pemberian


Diet lambung diberikan kepada pasien
dengan :
Gastritis
Ulkus Peptikum
Tifus Abdominalis
Pasca bedah saluran cerna atas
Diet Penyakit Lambung

Diberikan pada pasien : Gastritis Akut, Ulkus


Peptikum, Pasca Pendarahan, dan Tifus Abdominalis
berat.

Makanan diberikan dalam bentuk saring dan


Diet merupakan perpindahan Diet Pasca Hematemesis-
Lambung I Melena, atau setelah fase akut teratasi.

Makanan diberikan setiap 3 jam (lihat makanan saring)


selama 1-2 hari Dikarenakan menu membosankan
dan kurang energi, zat besi, tiamin, dan Vitamin C.
Diet Penyakit Lambung

Diberikan sebagai perpindahan dari Diet Lambung


I Kepada pasien dengan Ulkus Peptikum atau
Gastritis Kronis, dan Tifus Abdominalis Ringan.

Makanan berbentuk lunak, porsi kecil, serta


Diet diberikan berupa 3 kali makanan lengkap, dan 2-3
Lambung II kali makanan selingan.

Makanan ini cukup energi, protein, vitamin C,


tetapi kurang tiamin.
Diet Penyakit Lambung

Diberikan sebagai perpindahan dari


Diet Lambung II pada pasien dengan
Ulkus Peptikum, Gastritis Kronik, atau
Diet Tifus Abdominalis yang hampir sembuh.
Lambung III Makanan berbentuk lunak atau biasa
bergantung pada toleransi pasien.
Makanan ini cukup Energi dan Zat Gizi
Lainnya.
Gastritis

Maag terlalu banyak mengkonsumsi makanan pedas,


spicy dan alkohol Tx : rest, diet makanan hambar.

Maag disebabkan peningkatan asam lambung, konsumsi


makanan asam Tx : antacid.

Maag (1982) disebabkan aktifitas Helicobacter Pylori


(bakteri gram negatif, hidup berkoloni dlm lapisan lambung
dan usus 12 jari, mempunyai multiflagella).
Gastritis

Lambung :
Urea amonia + CO2 (mell. Sekresi Urease oleh
H.pylori).

Produksi getah lambung (HCl, pepsin, mukosa, air).

H.Pylori bertahan karena Urease


GASTRITIS

Terbagi menjadi dua jenis yaitu :


Gastritis akut
Kelainan klinis berupa peradangan mukosa lambung secara
mendadak dan kadang disertai dengan serangan hebat yang
jelas penyebabnya dengan tanda dan gejala khas.
Gastritis kronis
Kelainan klinis berupa peradangan mukosa lambung yang
bersifat kronis (menahun) yang berhubungan dengan kanker
lambung dan ulkus lambung oleh karena gangguan sekresi
HCl lambung.
GASTRITIS

Gastritis erosive
Bahan erosive yg
merusak lambung.
Gastritis reflux
Berdasarkan Cairan empedu dan
etiologinya : pankreas.
Gastritis hemorrhagic
Gastritis infectious
Gastritis karena atrofi
mukosa lambung
Gastritis Akut

Patofisiologi Gangguan keseimbangan faktor agresif - defensif yang berperan menimbulkan


lesi pada mukosa.

Obat-obatan (aspirin, salisilat, NSAID)


Etiologi
Rangsangan kimiawi - iritasi alkohol
Gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung
Infeksi virus dan bakteri intestinal luka, radang lambung
Keracunan makanan ( staphylococcus )/alergi
Makan berlebihan, makan saat lelah dan stress
Gastritis Akut

Gejala :
Sindroma dispepsia :
Nafsu makan berkurang (anoreksia nervosa)
Perut kembung (fullness/distended)
mual (nausea), muntah (vomiting)
Nyeri epigastrium
Flatulensi
Kadang disertai perdarahan (hematemesis,melena)
Diare, kejang
Sakit kepala, rasa tidak enak badan
Acute Gastritis

Diagnosis
Gambaran klinis
Gambaran lesi mukosa lambung
Gambaran radiologi
Komplikasi
Perdaarahan saluran cerna bagian atas, berupa hematemesis, melena yang dapat berakhir
dengan shok hemorragik
Terapi
Medikamentosa Antasid, antikolinergik, antagonis reseptor H2, sukrafal dan prostaglandin

Istirahat

Terapi diet
Gastritis Akut

Tujuan diet
Memberikan energi/zat gizi secara adekuat
Memelihara status gizi pasien
Mengurangi gejala dan keluhan pasien
Mencegah terjadinya komplikasi penyakit
Menghindari makanan pemicu penyakit
Prinsip diet
Energi sesuai kebutuhan
Rendah lemak
Tinggi cairan
Rendah serat
Gastritis Akut

Syarat diet
Energi dan zat gizi sesuai kebutuhan
Rendah lemak (<30% total kalori) / bertahap 40-50 g/hr
mengatasi sindroma dyspepsia
Tinggi cairan (2000-2500cc/hari) dehidrasi
Mempertimbangkan konsistensi dan bentuk makanan
Puasa 24-48 jam mengistirahatkan lambung
Bila perdarahan NGT (+air es) homeostasis, +TPN (24-48
jam)
Bila nyeri dan mual hilang, berikan makanan bertahap dari cair
lunak
Frekuensi makan sesuai keadaan penyakit (dporsi kecil dan sering)
Menghindari bahan makanan dan bumbu yang merangsang dan
makanan yang memperberat keluhan pasien
Gastritis Akut

Pentingnya makan teratur


Mengunyah makanan dan tidak terburu-
buru
Tidak minum >>> selama makan
Edukasi Pasien Perlunya makan selingan
Tetap mengisi lambung dalam keadaan
stress
Contoh bahan makanan tinggi serat
Pembatasan bahan makanan merangsang
Gastritis Kronis

Patofisiologi
Belum diketahui dengan pasti.

Etiologi
Infeksi bakteri H. pylori,
TBC, MIA dan nefritis (tidak langsung)
Atrofi gastritis dan kehilangan sel tertentu
Alkohol yang mempengaruhi kelainan mukosa
Perkembangan prognosis gastritis akut
Gejala kehilangan nafsu makan
Perut terasa penuh/kembung
Sendawa (belching)
Kadang nyeri epigastrium
Mual dan muntah
Gastritis Kronis

Diagnosis
Pemeriksaan endoskopi
Pemeriksaan histopatologi
Kultur mikoroorganisme
Rapid ureum test (CLO)
Pemeriksaan serologi H. Pyloris
Pemeriksaan serum B12

Komplikasi
Perdarahan sal. cerna bag. atas, ulkus, perforasi, anemia
B12
Gastritis Kronis

Tujuan diet :
Memberikan makanan secara adekuat
Memelihara status gizi pasien
Mengurangi gejala dan keluhan pasien
Memperbaiki pola dan kebiasaan makan
Mencegah terjadinya komplikasi penyakit
Menghindari makanan pemicu

Prinsip diet :
Energi sesuai kebutuhan
Rendah lemak
Tinggi cairan
Rendah serat
Gastritis Kronis

Energi dan zat gizi sesuai kebutuhan memenuhi


kebutuhan
Rendah lemak (<30% total kalori) atau bertahap 40-
50 gram/hari mengatasi sindroma dispepsia
Tinggi cairan (2000-2500cc/hari) <<< dehidrasi
Syarat Diet Mempertimbangkan konsistensi dan bentuk
makanan
Frekuensi makan disesuaikan dengan keadaan
penyakit (dengan porsi kecil dan sering)
Menghindari BM dan bumbu yang merangsang
Suplementasi vitamin B12 (oral, intramuskular)
Ulkus Pepticum

Pengikisan (erosi) luka (lesi) pada mukosa lambung / duodenum


(gastric and duodenal ulcers) akibat sekresi asam dan pepsin.

Patofisiologi
Mekanisme kerusakan mukosa : Gangguan keseimbangan faktor agresif faktor
defensif
Ulkus gastrikum tjd pd daerah antrum lambung dan berhubungan dg H. Pylori pd
epitelnya dg melepas pepsin >>> shg merusak mukosa
Ulkus duodenum tjd di sekitar 3 cm dari pilorus dimana keasaman lambung tinggi dgn
berbagai perubahan yg menyebabkan masuknya chime asam ke duodenum shg tdk
dpt dinetralisir.
Ulkus esofagus tjd krn esofagitis akibat regurgitasi berlebihan.
Ulkus Pepticum

Etiologi
H. pylori
Faktor predisposisi :
Kebiasaan makan dan minum yang salah
Kebiasaan merokok yang berlebihan
Kebiasaan mengkonsumsi aspirin dan NSAID
Stress fisik dan emosional
Herediter (banyak sel parietal menghasilkan HCl)
Keadaan lambung, yaitu :
Hipersekresi getah lambung (gaster juice)
Hiperaktivitas isi lambung
Refluks asam empedu dalam lambung dari duodenum
Ulkus Pepticum

Rasa panas, perih, nyeri epigastrium 2-3 jam stlh makan


Tukak lambung nyeri diperburuk oleh makan
Tukak duodenum nyeri berkurang dengan makan
(Ulkus duodenum)rasa sakit muncul malam hari

Gejala Perut terasa kembung, penuh, mual,mulas, muntah


Kadang kejang bila produksi asam lambung >>>
Nafsu makan << BB
Tubuh lemah, feses hitam
Timbulnya perdarahan manifestasi tukak
Kadang timbul diare dan konstipasi
Ulkus Pepticum

Diagnosis
Pemeriksaan laboratorium : HCl, plasma protein
Pemeriksaan fisik : nyeri tekan epigastrium
Gastric analisys
X-ray : pemeriksaan barium intake
Fluoroscopic
Gastroscopy : biopsi pemeriksaan histo patologi

Komplikasi
Perdarahan (hematemesis,melena)
Perforasi lambung/duodenum nyeri mendadak, ulkus baru dan akut
Stenosis pada ulkus duodenum
Degenerasi keganasan
Ulkus Pepticum

Perkembangan terapi diet :


Diet tradisional (diet Sippy), 1915,
Menetralkan asam lambung melalui :
Susu, krim setiap jam (tinggi lemak, kolesterol)
Berangsur-angsur makanan lunak
6 kali pemberian, porsi kecil dan sering
Membatasi tinggi serat
Membatasi makanan merangsang
Menghindari merokok
Berlangsung 6-8 mgg no healing effect
Susu (buffer) sebagian dicerna merangsang HCl
Ulkus Pepticum

Perkembangan Terapi Diet :


Diet Meulengracht, 1935,
Lebih liberal (pure, cincang /daging,ikan)
Diet modern (ADA), diet sangat liberal
Selama tidak sekresi asam lambung
Diet normal individual sesuai kondisi pasien
Hindari makanan yang tidak dapat diterima
Keadaan akut, seperti diet lama
Ulkus Pepticum

Tujuan diet
Memberikan makanan adekuat kebutuhan gizi :
dan menetralisir asam lambung
Mengistiratkan lambung <<< sekresi asam
Memelihara daya tahan thd asam lambung
Memelihara status gizi pasien
<<< Gx dan keluhan pasien
Memperbaiki pola/kebiasaan makan
Mencegah terjadinya Kx penyakit
Menghindari makanan pemicu
Prinsip diet
Energi sesuai kebutuhan
Tinggi protein
Cukup lemak,KH, serat
Ulkus Pepticum

Syarat diet
Energi dan zat gizi memenuhi kebutuhan tubuh
protein (1,5 gr BB/hr) penetralisir asam lambung mempercepat
penyembuhan
Cukup lemak (tak jenuh) menghambat sekresi lambung, hiperaktivitas
lambung
Saat perdarahan, non oral mengistirahatkan lambung
Kondisi membaik, makanan cair sampai makanan biasa
Frekuensi makan 3x makan utama, porsi kecil dan sering
Menghindari BM, bumbu merangsang
Serat menjaga pertahanan mukosa lambung/duodenum
Makan dalam suasana tenang, nyaman dan tidak tergesa-gesa
Gastroenteritis

Peradangan membran mukosa usus yang disebabkan oleh bakteri


E.coli (pada fase akut) yang menyebabkan diare dan muntah.

GE terbagi :

GE akut, mendadak < 2 minggu


GE kronik (persisten), > 2 mgg + kehilangan berat badan
Gastroenteritis

Patofisiologi
Mekanisme dasar timbulnya GE (diare) :
Gangguan osmotik (malabsorbsi)
Makanan tidak dpt diserap tek.osmotik rongga
usus pergeseran cairan, elektrolit
Gangguan sekretorik
Rangsangan (toksin) sekresi air, elektrolit rongga
usus isi usus diare
Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik absorbsi diare
Hipoperistaltik bakteri >> iritasi diare
Gastroenteritis

Etiologi
Infeksi :
Infeksi enteral : infeksi sal.cerna oleh virus (enterovirus), bakteri (vibrio,
salmonella, E.coli, dll.) dan parasit (cacing askaris, protozoa, jamur)
Infeksi parenteral : infeksi di luar sal. cerna seperti BP, OMA, faringitis, dll.
Malabsorbsi (karbohidrat, protein, lemak, gluten) pada GE kronis
Malnutrisi
Kerusakan mukosa usus halus, perubahan pasase usus
Makanan yang terkontaminasi (intoksikasi)
Psikologis (takut, cemas)
Imunodefisiensi (IgA) pada GE kronis
Diare osmotik, diare sekretorik, diare eksudatif.

@_dieny
Gastroenteritis

Gejala
Diare berat (BAB >>>), feses cair/encer (+ lendir, darah)
Mual dan muntah, nafsu makan <<<
Anus dan sekitarnya merah, lecet
Dehidrasi (cairan dan elektrolit <<<)
Diagnosis
Pemx fisik : suhu, ekstrimitas abdomen, mata, turgor, anus, dll. Gx pasien
Pemx lab. : feses (makroskopik dan mikroskopik), pH, kadar gula, ganggauan
keseimbangan asam basa, elektrolit, darah, dll.
feses : bentuk (cair, padat), bau, adanya bahan (lemak, darah, zat tdk
tercerna), frekuensi.
@_dieny
Gastroenteritis

Komplikasi
Beberapa perubahan akibat GE adalah :
Kehilangan cairan (dehidrasi)
Perubahan keseimbangan asam dan basa
Gangg. sirkulasi darah absorbsi nutrisi <<
Gangguan gizi dan hipoglikemia
Dari segi nutrisi, GE berakibat thd kead. gizi :
Pemasukan makanan berkurang
Absorbsi makanan berkurang
Metabolisme, fungsi endokrin terganggu
Kehilangan cairan dan elektrolit
@_dieny
Gastroenteritis

Terapi
Cairan intravena dehidrasi
Antacid, anti sekresi, anti spasmodik, dll.
Bed rest (mental dan fisik)
Diet
Pada bayi dan anak (ASI, susu diencerkan, LLM,
free lactose), bubur tepung, lunak dan rendah
selulosa)
Pada dewasa (lunak, rendah selulosa, mudah cerna)
@_dieny
Gastroenteritis

Memberikan makanan adekuat memenuhi keb.


Memperbaiki kerusakan mukosa, << masa diare
Mencegah status gizi
Tujuan Diet Mengganti cairan hilang (hiperosmotik) keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh
Mengatasi dehidrasi
Mencegah infeksi lanjutan

Tinggi kalori
Tinggi protein
Prinsip Diet Rendah lemak
Tinggi cairan
Rendah serat

@_dieny
Gastroenteritis

Syarat Diet
Tinggi energi memenuhi kebutuhan tubuh
mencegah mobilisasi protein energi
Tinggi protein mencegah kerusakan mukosa usus
Rendah lemak (tergantung kondisi pasien)
Karbohidrat kompleks memudahkan pencernaan karbohidrat
Tinggi cairan
mengganti cairan hilang
mencegah permeabilitas usus
BM mengandung Zn dan K
Mudah cerna, rendah serat (kecuali serat larut)
Bentuk makanan sesuai kemampuan digenti dan absorbsi tubuh
@_dieny
Porsi kecil dan sering
Gastroenteritis

Fase puasa
Puasa oral 24-48 jam
Fase realiminasi
Fase Terapi Diet : Pada anak menggunakan susu
formula
Fase kembali ke makanan biasa
Diberikan suplementasi
vitamin dan mineral
@_dieny
Suatu keadaan yang menggambarkan kondisi, dimana terdapat
gejala-gejala tertentu setelah seseorang mendapat masukan
laktosa.

Etiologi

Reaksi farmakologi, seperti pada makanan yang mengandung histamin, tiramin dan
esiramin (keju, ragi, tape, makanan kalengan)
Food additive ( seperti pada MSG pada penyedap rasa, sodium nitrat pada keju)
Toksin pada makanan (aflatoksin, mercuri pada air laut)
Kelainan gastrointestinal (defisiensi enzim laktosa, maltosa, makanan berlemak)
Infeksi parasit (seperti pada makanan yang sudah basi)
Kongenital
Intolerance

Cow milk protein


intolerance
Jenis Lactose intolerance
intoleransi
terdiri dari : Monosakaride intolerance
Gluten Sensitive
Enterophathy
@_dieny
Symptoms
@_dieny
Diet Penyakit Saluran Cerna Bawah
Diet Penyakit Usus Inflamatorik
(Inflammatory Bowel Disease)

Gambaran Umum
Penyakit Usus Inflamatorik merupakan peradangan terutama
pada ileum dan usus besar dengan gejala :
Diare, disertai darah, lendir, nyeri abdomen
Berat badan berkurang
Nafsu makan berkurang
Demam
Kemungkinan terjadi steatorea (adanya lemak dalam feses).
Penyakit ini dapat berupa Kolitis Ulseratif dan Chrons
Disease.
Diet Penyakit Usus Inflamatorik
(Inflammatory Bowel Disease)

Memperbaiki ketidakseimbangan cairan


dan elektrolit.
Mengganti kehilangan zat gizi dan
Tujuan Diet memperbaiki status gizi kurang.
Mencegah iritasi dan inflamasi lebih
lanjut.
Mengistirahatkan usus pada masa akut.
Diet Penyakit Usus Inflamatorik
(Inflammatory Bowel Disease)

Syarat Diet
Pada fase akut dipuasakan dan diberikan makanan secara parenteral saja.
Bila fase akut teratasi, pasien diberi makanan secara bertahap, mulai dari bentuk cair
(per oral maupun enteral), kemudian meningkat menjadi Diet Sisa Rendah dan Serat
Rendah.
Bila gejala hilang dapat diberikan Makanan Biasa.
Kebutuhan Gizi yaitu : Energi tinggi dan Protein tinggi, Suplemen vitamin dan mineral
antara lain Vit. A, C, D, asam folat, Vit. B12, kalsium, zat besi, magnesium, dan seng.
Makanan enteral rendah atau bebas laktosa dan mengandung asam lemak rantai sedang
(MCT) dapat diberikan karena sering terjadi intolerasi laktosa dan malabsorbsi lemak.
Cukup cairan dan elektrolit.
Menghindari makanan yang menimbulkan gas.
Sisa rendah dan secara bertahap kembali ke makanan biasa.
Typhus Abdominalis

Suatu penyakit infeksi usus yang disebabkan oleh salmonella


typhosa/salmonella typhi A,B,C

Gejala :

Demam (sore dan malam hari)


Kepala terasa sakit, anoreksia, cepat lelah
Lidah kotor, berselaput putih
Rasa tidak enak di perut, kembung
Fase pertama sakit sering tjd konstipasi, dan minggu kedua diare.
Typhus Abdominalis

Pemeriksaan Laboratorium yg mendukung diagnosis


adalah TES WIDAL dengan nilai 1/200 atau lebih
dinyatakan positif typhus abdominalis.

Terapi yang diberikan :

Bed rest
Obat (antibiotika, multivitamin)
Diet
Typhus Abdominalis

Memberikan makanan secara bertahap untuk


mengganti kalori yang hilang akibat demam
TUJUAN DIET : dan mencegah terjadinya penggunaan protein
jaringan tubuh serta memperbaiki kerusakan
jaringan.

Tinggi Energi Tinggi Protein


PRINSIP DIET : Rendah Serat
Typhus Abdominalis

Energi diberikan sesuai kebutuhan, ditingkatkan


bila ada demam dan sepsis
Protein ,5-2 gr/kgBB/hr, protein nilai biologis tinggi
Karbohidrat mudah cerna, hindari tinggi serat
SYARAT DIET Lemak mudah diserap (MCT) dgn pengolahan tidak
dalam suhu tinggi (merangsang mukosa sal.cerna)
Vitamin dan mineral cukup
Cairan 3-4 liter/hari untuk mengganti cairan yang
hilang karena demam/diare
Colitis

Peradangan pada kolon (usus besar)


yang ditandai dengan kelemahan
dinding usus dan dapat menjadi tukak
dengan perdarahan.

Penyebab tidak jelas, dapat


disebabkan karena
ketegangan/emosi, alergi makanan
(susu, telur), dan karena defisiensi
vitamin B
Colitis Ulcerosa

Suatu penyakit autoimun dengan gejala utama


diare (mengandung darah dan lendir)

Bila toksik demam, dehidrasi dan anemia.

Dengan sigmoidoskopi tampak mukosa terutama daerah


rectosigmoid meradang dengan ulcera.
Insiden karsinoma colon pada Colitis Ulcerosa cukup tinggi.
Colitis Ulcerosa

TERAPI :
Obat-obatan, disesuaikan berat ringannya penyakit

Diet :
TETP
Tinggi cairan bila dehidrasi
Cukup zat gizi lain (berat,diberikan preparat besi)
Bentuk makanan lunak, mudah cerna
Pilih bhn makanan dengan kand. Serat rendah
Porsi kecil dan sering, disajikan menarik.
Colitis Non Ulcerosa/Irritable Colon Syndrome

Banyak ditemukan, merupakan penyakit ke-2 setelah gastritis

Insiden : wanita > pria, 17-45 th

Penyakit ini berhubungan dg kejiwaan, pengaruh emosi dpt meningkatkan


tonus otot kolon, rangsang parasimpatis menyebabkan hipersekresi
mukosa dan menambah frekuensi defekasi
Penyakit ini bersifat kronis, berlangsung lama, hilang timbul dengan
intensitas berbeda
Colitis Non Ulcerosa/Irritable Colon Syndrome

Obat-obatan, disesuaikan dengan berat


TERAPI : ringannya penyakit

TETP
Tinggi cairan bila dehidrasi

DIET :

Cukup zat gizi lain (berat,diberikan preparat besi)
Bentuk makanan sesuai kemampuan penderita
Pilih bhn makanan dengan kand. Serat rendah
Porsi kecil dan sering, disajikan menarik.
Konstipasi

Adalah kesulitan/tidak BAB beberapa hari (krn pergerakan feses lambat


dlm kolon shg feses tertahap di kolon) dgn konsistensi feses keras,
kering dan sulit keluar.

Kebiasaan BAB bervariasi untuk tiap orang, normal 3-12 kali/mgg, dgn
massa feses 35-235 gr/sekali, 7-12 jam sesudah makan.
Penyebab Konstipasi

Faktor diet : rendah serat dan kurang cairan

Inaktifitas fisik : kurang gerak badan, lama istirahat baring

Kehamilan

Lansia, dgn berbagai faktor

Obat : analgesik, anestetik, antasida, dll.

Abnormalitas metabolik : uremia, hiperkalsemia, dll.

Abnormalitas endokrin : hipotiriodism, dll.

Abnormalitas kolon bagian bawah

Abnormalitas neurogenik
Konstipasi

BAB teratur, tidak tergantung laxative


Konsumsi makanan cukup serat, cukup
TERAPI minum
Olah raga teratur
Bila membantu, gunakan laxative
Jenis Konstipasi

Peristaltik kolon lemah, sisa makanan


terkumpul di kolon
Sering pada lansia, bumil, demam,
Konstipasi post-op, obesitas
Atonik Penyebab : makanan tdk adekuat, tdk
teratur, kurang cairan dan kurang serat
Diet : Tinggi serat dan cukup cairan (8-
10 gls/hr)
Jenis Konstipasi

Terjadi spasme pada kolon, shg sisa


makanan tidak dapat dikeluarkan
secara normal
Penyebab :Stress yang lama,
Konstipasi Spastik
gangguan jiwa, tidur, istirahat,
minum, defekasi tidak teratur
Diet : rendah sisa, bentuk makanan
cair/lunak
Jenis Konstipasi

Penyumbatan (ostruksi) pada usus


besar karena tumor/kanker
Konstipasi Diet : tergantung berat/ringannya
obstruksi, bila berat diberikan
Obstruksi makanan cair, rendah sisa atau
nutrisi parenteral
Bila perlu dilakukan pembedahan
DIVERTICULITIS

Adalah peyakit pada usus besar yg ditandai dg tonjolan


pada kolon, karena meningkatnya tekanan kolon

TERAPI DIET :
Pada kondisi akut : makanan cair
Bila sudah teratasi : berangsur-angsur kembali ke makanan biasa,
tinggi serat, supaya pengeluaran sisa makanan lancar.
Haemorrhoid

Adalah varises atau pecahnya pembuluh darah disekitar


spinter anal. Biasanya disebabkan oleh konstipasi,
kehamilan atau penggunaan obat-obatan pencahar yg lama.

Gejala :

Perdarahan, pada kasus akut


Nyeri dan gatal disekitar
daerah vitalis
Haemorrhoid

TERAPI :
Obat-obatan, pembedahan bila kondisi memburuk

DIET :
Pada kondisi akut : diet rendah sisa, rendah serat.
Bila keadaan membaik, makanan cukup serat
Minum 8-10 gls/hari
Makan teratur, hindari makanan pedas

Anda mungkin juga menyukai