Anda di halaman 1dari 32

GIZI DAN DIET

DIET PADA KLIEN DENGAN


GANGGUAN SALURAN
PENCERNAAN

By : Kelompok 4
ANGGOTA KELOMPOK

ANIQ FATMAWATI EMMA GAVANOLI


P07120121003 P07120121012

FAHRURROZI ULIYA WARDANIS


P07120121013 P07120121036

YOSI SUZIANA
Es elP07120121039
segundo planeta más
cercano al Sol
Apa itu sistem
pencernaan ?

Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal adalah sistem organ


dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan,
mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke
dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat
dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
SISTEM SALURAN
PENCERNAAN

Mulut

Esofagus

Lambung

Usus Halus
Usus Besar
Rektum
Apa sih diet gangguan
sistem pencernaan ?

Diet saluran pencernaan berarti diet yang dilakukan saat terjadi


gangguan pada saluran pencernaan. Penderita dapat mengalami
gangguan pencernaan walaupun penyebab dan mekanisme terjadinya
gangguan tersebut secara pasti belum diketahui secara pasti, namun
gangguan tersebut sangat dipengaruhi oleh faktor psikologis.
01

DIET SALURAN CERNA


ATAS
1. Diet Disfagia

Disfagia adalah kesulitan menelan


Esofagus
karena adanya gangguan aliran sehat
makanan pada saluran cerna. Hal ini
dapat terjadi karena kelainan sistem
saraf menelan, pascastroke dan adanya Disfagia
massa atau tumor yang menutupi
saluran cerna.
Tujuan Diet Disfagia

1. Menurunkan resiko aspirasi akibat masuknya


makanan ke dalam saluran pernapasan.
2. Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi
dan cairan.
Syarat Diet Disfagia

1. Cukup energi, protein dan zat gizi lainnya.


2. Mudah dicerna, porsi makanan kecil dan sering diberikan.
3. Cukup cairan.
4. Bentuk makanan bergantung pada kemampuan menelan. Diberikan secara
bertahap, dimulai dari makanan cair penuh atau cair kental, makanan saring
dan makanan lunak.
5. Makanan cair jernih tidak diberikan karena sering menyebabkan tersedak atau
aspirasi.
6. Cara pemberian makanan dapat per oral atau melalui pipa (selang) atau
sendok.
2. Diet Pasca-
Hematemesis-Melena

Hematemesis-melena
adalah keadaan muntah
dan buang air besar
berupa darah akibat luka
atau kerusakan pada
saluran cerna bagian atas.
Tujuan Diet Pasca-
Hematemesis-Melena

1. Memberikan makanan secukupnya yang memungkinkan


istirahat pada saluran cerna, mengurangi resika
perdarahan tulang dan mencegah aspirasi.
2. Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.
Syarat Diet Pasca-
Hematemesis-Melena
1. Tidak merangsang sel cerna
2. Tidak menginggalkan sisa
3. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-
48 jam untuk memberikan istirahat pada lambung
4. Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau duodenum sudah
tidak ada.
5. Diet ini diberikan dalam bentuk makanan cair jernih, tiap 2-3 jam
pasca perdarahan. Nilai gizi makanan ini sangat rendah, sehingga
diberikan selama 1-2 hari saja.
3. Diet Penyakit
Lambung

Gangguan gastrointestinal sering


dihubungkan dengan emosi atau
psikoneurosis dan makan terlalu cepat
karena kurang di kunyah serta terllau
banyak meokok. Gangguan pada lambung
umumnya berupa syndrom distepsis, yaitu
kumpulan gejala yang terdiri dari mual,
muntah, nyeri epigastrium, kembung, nafsu
makan berkurang dan rasa cepat kenyang.
Tujuan Diet Penyakit
Lambung

Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk


memberikan makan dan cairan secukupnya yang
tidak memberatkan lambung serta mencegah dan
menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.
Syarat Diet Penyakit
Lambung

 Mudah dicerna, porsi kecil dan sering diberikan.


 Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk
menerimanya.
 Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total yang
ditingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
 Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang ditingkatkan secara
bertahap.
 Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
Syarat Diet Penyakit
Lambung

 Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam


 Laktosa rendah apabila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya
tidak dianjurkan minum susu terlalu banyak.
 Makan secara perlahan di lingkungan tenang.
 Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24-48
jam untuk memberi istirahat pada lambung.
Macam Diet dan Indikasi
Pemberian
Diet lambung diberikan pada pasien dengan gastritis, ulkus
pektikum, tifus abdominalis, dan paska bedah saluran cerna atas
Diet Lambung I

Diet Lambung I diberikan pada pasien ulkus peptikum akut,


ulkus peptikum perdarahan, oeseophagitis dan gastritis akut serta
penderita tifus abdominalis berat. Makanan diberikan berupa susu
dan bubur susu dan hanya diberikan selama 2 hari saja karena
membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin, dan vitamin C.
Diet Lambung II

Diet lambung II diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung I,


setelah fase akut dapat diatasi kepada pasien tifus abdominalis dengan
suhu tubuh tinggi dan sesudah operasi saluran pencernaan. Makanan
berbentuk saring atau cincang, tiap 3 jam.
Diet Lambung III

Diet lambung III diberikan sebagai perpindahan dari diet lambung


II pada pasien dengan ukus peptikum, tifus abdominalis yang
suhu tubuhnya sudah kembali normal. Makanan yang berbentuk
lunak atau yang bergantung pada toleransi pasien. Diberikan 6
kali sehari dengan porsi kecil.
Diet Lambung IV

Diet lambung IV diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet


lambung III atau kepada pasien ulkus peptikum ringan, gastritis ringan,
esophagus ringan, serta tifus abdominalis yang hamper sembuh.
Makanan diberikan dalam bentuk lunak dan biasa, tergantung toleransi
pasien. Makanan ini cukup kalori dan semua zat gizi.
02

DIET SALURAN CERNA


BAWAH
1. Diet penyakit usus inflamatorik
(Inflammatory Bowel Disease)

Penyakit usus inflamatorik adalah peradangan terutama pada


ileum dan usus besar dengan gejala diare, disertai darah, lendir,
nyeri abdomen, berat badan kurang, demam dan kemungkinan
terjadi streatorea (adanya lemak dalam fases).

Chron’s Ulcerative
disease colitis
Tujuan diet penyakit usus
inflamatorik (Inflammatory Bowel
Disease)

2. Mengganti
4. Mengistirahatkan
kehilangan zat gizi
usus pada masa akut
dan memperbaiki
status gizi kurang

1. Memperbaiki 3. Mencegah iritasi


ketidakseimbangan dan inflamasi lebih
cairan dan elektrolit lanjut
Syarat diet penyakit usus inflamatorik
(Inflammatory Bowel Disease)

1. Pada feses akut dipuaskan dan diberi makanan


secara parental saja
2. Bila fase akut teratasi, pasien diberi makanan
secara bertahap, mulai dari bentuk cair (peroral
maupun enteral), kemudian meningkat menjadi
diet sisa rendah dan serat rendah
3. Bila gejala hilang dapat diberikan makanan biasa
4. Kebutuhan gizi yaitu energi dan protein tinggi,
vitamin A, C, D asam folat, vitamin B12, kalsium,
zat besi, magnesium dan seng
Syarat diet penyakit usus inflamatorik
(Inflammatory Bowel Disease)

5. Makanan enteral rendah atau bebas laktosa dan


mengandung asam lemak rantai
6. Cukup cairan dan elektrolit
7. Menghindari makanan yang mengandung gas
8. Sisa rendah dan secara bertahap kembali ke
makanan biasa
2. Diet Penyakit
Divertikular
Penyakit
Penyakit diverticulosis divertikulatis
adanya kantong-kantong kecil yang terbentuk terjadi bila penumpukan sisa
pada dinding kolon yang terjadi akibat
tekanan intrakolon yang tinggi pada makanan pada divertukular
konstipasi kronik menyebbakan peradangan
Tujuan diet penyakit
divetikulosis :

1. Meningkatkan 4. Mengistirahatkan
volume dan usus untuk mencegah
konstitensi feses perforasi
3. Mencegah
infeksi
2. Menurunkan 5. Mencegah akibat
tekanan laksatif dari makanan
intaluminal berserat tinggi
Syarat diet penyakit divertikulosis

1. Kebutuhan energi dan zat-zat gizi normal


2. Cairan tinggi, yaitu 2-2,5 liter sehari
3. Serat tinggi
4. Mengusahakan asupan energi dan zat-zat gizi cukup
sesuai dengan batasan diet yang ditetapkan
5. Bila ada pendarahan, dimulai dengan makanan cair
jernih
Bahan Makanan Yang Dianjurkan & Tidak Dianjurkan pada Diet
Lambung I & II

Bahan makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan


Sumber Karbohidrat Beras dibubur/ditim, kentang diparut, Beras ketan, beras tumbuk, roti whole wheat,
makaroni rebus, roti panggang, jagung, ubi, singkong, tales, cake, dodol, kue
biskuit, krekers, mie, bihun, tepung yang terlalu manis & berlemak tinggi
dibuat pudding/bubur
Sumber protein hewani Daging sapi empuk, hati, ikan, ayamh Daging, ikan, ayam yang diawetkan,
digiling/cincang dan direbus, disemur, digoreng, daging babi, telur
ditim, dipanggang, telur ayam rebus, diceplok/digoreng.
didadar, ditim, diceplok, susu.
Sumber protein nabati Tahu, tempe direbus, ditim, ditumis, Tahu, tempe digoreng, kacang tanah, kacang
kacang hijau irebus & dihaluskan. merah, kacang polo.
Sayuran Tidak banyak serat & tidak Sayur mentah, sayuran tinggi serat dan
menimbulkan gas, bayam, bir, labu menimbulkan gas
siam, labu kuning, wortel, tomat
direbus/ditumis
Bahan Makanan Yang Dianjurkan & Tidak Dianjurkan pada Diet
Lambung I & II

Bahan makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan

Lemak Margarine, mentega, minyak & Lemak hewan & santan kental
santan encer
Buah-buahan Pepaya, pisang, jeruk manis, pir & Buah yang tinggi serat dan
peach menimbulkan gas, buah yang
dikeringkan
Minuman Sirup dan teh. Minuman bersoda & beralkohol,
kopi, ice cream
Bumbu Gula, garam, vetsin, kunci, kencur, Cabai, bawang, merica, cuka, dan
jahe, kunyit, terasi, laos, sereh. sebagainya yang tajam.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai