Disusun Oleh :
1. Karunia Indriyati S (P07120213025)
2. Reza Mahrizal (P07120213033)
3. Winda Arfian Sari (P07120213038)
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
JURUSAN D-IV KEPERAWATAN
2014
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan kasih-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah pelajaran Ilmu Gizi. Kami
menyadari makalah ini masih banyak kekurangan sehingga kami mengharapkan
partisipasi dari pembaca untuk memberikan saran dan kritikan yang membangun
demi perbaikan kekurangan dalam makalah ini. Kami juga mengucapkan terima
kasih kepada Ibu Ida Mardalena, S.Kep., Ns., M.Si dan Ibu Eko Suryani, S.Pd,
S.Kep, M.A selaku dosen mata ajar Ilmu Gizi yang telah membimbing kami
menyelesaikan makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan Makalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Diet Saluran Pencernaan
B. Gangguan Saluran Pencernaan
1. Gastritis (Upper Abdominal Syndrome)
2. Sindrom Fungsional Hipogastrium (Lower Abdominal Syndrom)
3. Aerofagi
4. Mencret (Diare)
5. Heartburn
6. Esofagitis
7. Peritonitis
8. Sembelit (Konstipasi)
9. Wasir atau hemoroid
10. Kanker usus
C. Diet pada Penyakit Gangguan Pencernaan
1. Diet Saluran Cerna Atas
2. Diet Saluran Cerna Bawah
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan akan asupan nutrisi merupakan salah satu kebutuhan mendasar
bagi manusia untuk bertahan hidup. Nutrisi tersebut juga harus memiliki persyaratan
kelengkapan gizi untuk pemenuhan secara sempurna bagi seseorang dalam
melengkapi kebutuhan nutrisi.
Namun terkadang kebutuhan akan nutrisi tersebut terhambat manakala
terjadi gangguan pada sistem pencernaan. Gangguaan tersebut utamanya adalah
gangguan pada saluran cerna.Jika seseorang mengalami gangguan saluran cerna,
maka harus ada langkah rehabilitasi, salah satu caranya yaitu dengan melakukan
diet saluran cerna.
B. Rumusan Masalah
Berikut ini adalah rumusan masalah mengenai diet pada saluran
pencernaan:
1. Apa definisi diet saluran pencernaan?
2. Apa saja gangguan saluran pencernaan?
3. Bagaimana diet pada penyakit saluran pencernaan?
4
BAB II
PEMBAHASAN
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus
besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak
diluar saluran pencernaan yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
5
Disfagia dapat terjadi pada lansia, adanya gangguan saraf menelan,
tumor esofagus dan pascastoke. Bentuk makanan bergantung pada cara
pemberian. Bila diberikan melalui pipa, makanan diberikan dalam bentuk
makanan cair penuh, bila diberikan per oral maka makanan diberikan
dalam bentuk makanan cair kental, saring, atau lunak.
Syarat diet :
a. Tidak merangsang sal.cerna
b. Tidak meninggalkan sisa
c. Pada fase akut dapat diberikan makanan parenteral saja selama 24-48
jam untuk memberikan istirahat pada lambung
d. Diet diberikan jika perdarahan pada lambung atau duodenum sudah
tidak ada
11
psikoneurosis dan makan terlalau cepat karena kurang di kunyah serta
terlalu banyak merokok. Gangguan pada lambung umumnya berupa
sindroma distepsia, yaitu kumpulan gejaa yang terdiri dari mual, muntah,
nyeri efigastrium, kembung, nafsu makan berkurang dan rasa cepat
kenyang.
Tujuan Diet
Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makan dan cairan
secukupnya yang tidak meberatkan lambung serta mencegah dan
menetralakn sekresi asm lambung yang berlebihan.
Syarat Diet
1. Mudah cerna, porsi kecil dan sering di berikan.
2. Energy dan protein cukup, sesuai kemampuan pasien untuk
menerimanya.
3. Lemak rendah, yaitu 10 – 15 % dari kebutuhan energy total yang di
tingkatkan secara bertahap hingga sesuai dengan kebutuhan.
4. Rendah serat, terutama serat tidak arut air yang di tingkatkan secara
bertahap.
5. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
6. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam, baik secara
termis, mekanis, maupun kimia ( disesuaikan daya terima perorangan).
7. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa, umumnya tidak di
anjurkan minum susu terlalu banyak.
8. Makan secara perlahan di lingkunan yang tenang.
9. Pada fase akut dapat diberikan makan parenteral saja selama 24 – 48 jam
untuk member istirahat pada lambung.
12
Diet Lambung I
Diet lambung I diberikan pada pasien ulkus peptikum akut, ulkus peptikum
perdaarahan, oeseophagitis dan gastritis akutserta penderita tifus abdominalis
berat. Makanan diberikan berupa susu dan bubur susu dan hanya diberikan
selama 2 hari saja karena membosankan serta kurang energi, zat besi, tiamin,
dan vitamin C. Makanan diberikan dalam porsi kecil tiap 3 jam.
Nilai Gizi
Kalori 1630 gr Besi 2,0 mg
Protein 58 gr Vitamin A 2340 SI
Lemak 63 gr Tiamin 0,5 mg
Hidrat arang 213 gr Vitamin C 18mg
Kalsium 2,6 gr
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diet saluran cerna berarti diet yang dilakukan saat terjadi gangguan pada
saluran dan mekanisme pencernaan dalam tubuh manusia. Gangguan atau kelainan
dalam system pencernaan antara lain :
a. Gastritis (Upper Abdominal Syndrome)
b. Sindrom Fungsional Hipogastrium (Lower Abdominal Syndrom)
c. Aerofagi
d. Mencret (Diare)
e. Heartburn
f. Esofagitis
g. Peritonitis
h. Sembelit (Konstipasi)
i. Wasir atau hemoroid
j. Kanker usus
Diet pada gangguan saluran cerna dibagi menjadi 2 yaitu : Diet pada saluran cerna
atas dan diet pada saluran cerna bawah. Diet pada saluran cerna atas meliputi diet
disfagia, diet pasca hematemesis-melena dan diet penyakit lambung. Sedangkan
pada saluran cerna bawah meliputi diet penyakit usus inflamatorik dan diet
divertikular.
B. Saran
Dalam melakukan diet, hendaknya ditetapkan target waktu dan hasil;
penyesuaian gejala serta diseimbangkan dengan aktivitas olahraga sehingga diet
akan tetap sehat. Penyesuaian gejala utamanya dilakukan saat terjadi gangguan
(seperti gangguan saluran cerna) dan diharuskan melakukan diet, sehingga nantinya
diet akan lebih maksimal memberikan hasil.
24
DAFTAR PUSTAKA
Beck, Mary E. 2011. Ilmu Gizi dan Diet – Hubungannya Dengan Penyakit – penyakit
untuk Perawat dan Dokter. Jakarta: Andi Publisher
Hartono, Andry dan Kristiani. 1995. Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dengan
Penyakit-Penyakit untuk Perawat dan Dokter. Yogyakarta : Yayasan Essentia
Medica
25