Anda di halaman 1dari 16

KONSEP NUTRISI SEBAGAI TERAPI DIET PADA KLIEN DENGAN

GANGGUAN SALURAN PENCERNAAN

MAKALAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah Gizi & Diet

Dosen Pengampu:

Irisanna Tambunan, S.Kep., Ners., M.KM

Oleh:

MEYRA MUTIARA 191FK01073


ROSI KURNIASIH 191FK01103

TINGKAT 3B

FAKULTAS KEPERAWATAN PRODI D III KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP
NUTRISI SEBAGAI TERAPI DIET PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN
SALURAN PENCERNAAN ” dengan baik dan lancar. Atas dukungan moral
dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, dan bermanfaat di masyarakat.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena


itu, saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan
makalah ini.

Bandung, 25 Oktober 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah............................................................................1

1.3 Tujuan..............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Diet Lambung...................................................................................3

2.2 Diet Rendah Sisa..............................................................................5

2.3 Diet Tinggi Serat..............................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.....................................................................................12

3.2 Saran...............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem saluran pencernaan adalah saluran yang berfungsi untuk mencerna
makanan, mengabsorpsi zat-zat gizi, dan mengekresi sisa-sisa pencernaan.
Saluran cerna terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus
besar dan anus.
Gangguan pencernaan dan absorpsi dapat terjadi pada proses menelan,
mengosongkan lambung, absorpsi zat-zat gizi, dan proses buang air besar
(defekasi). Gangguan ini antara lain terjadi karena infeksi atau peradangan,
gangguan motilitas, perdarahan atau hematemesis – melena, kondisi saluran
cerna pasca bedah, dan tumor atau kanker. Penyakit-penyakit saluran cerna
yang terjadi antara lain stenosis esofagus, gastritis akut atau kronik,
hematenesis-melena, ulkus peptikum, sindroma dumping, hemoroid, diare dan
kostipasi.
Manifestasi yang terjadi pada pasien dapat berupa disfagia, dyspepsia,
diare, konstipasi hematenesis, melena dan hematokesia. Menurut lokasinya,
penyakit saluran cerna dibagi dalam 2 kelompok, yaitu penyakit saluran cerna
atas dan penyakit saluran cerna bawah.
Ada berbagai gangguan sistem pencernaan atau penyakit yang mungkin
terjadi dan sering dibiarkan oleh banyak orang, salah satunya adalah penyakit
gastritis atau biasa kita sebut penyakit maag Penyakit gastritis ini jika
dibiarkan akan semakin parah, terlebih jika tidak ada pengaturan pola makan
yang baik dan benar, maka akan menimbulkan kekambuhan yang akan
mengganggu aktifitas penderita (Sulastri, 2012).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yaitu sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan diet lambung ?
2. Apa yang dimaksud dengan diet rendah sisa ?
3. Apa yang dimaksud dengan diet tinggi serat ?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Diet Lambung.
2. Untuk mengetahui Diet Rendah Sisa.
3. Untuk mengetahui Diet Tinggi Serat.

2
BAB II

PEMBAHASAN

Jenis diet yang termasuk dalam diet gangguan sistem pencernaan yakni
diet lambung, diet rendah sisa, dan diet tinggi serat.

2.1 DIET LAMBUNG

Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis akut dan


kronik, ulkus peptikum, pasca operasi lambung yang sering diikuti dengan
”dumping sindrome” dan kanker lambung. Ganguan gastrointestinal sering
dihubungkan dengan emosi atau psikoneurosis dan/atau makan terlalu cepat
karena kurang dikunyah serta. Dan juga gangguan pada lambung umumnya
berupa sindrom dispepsia, yaitu kumpulan gejala yang terdiri dari mual,
muntah, nyeri epigastrium, kembung, nafsu makan berkurang, dan rasa cepat
kenyang.

Pemberian diet lambung ini bertujuan memberikan makanan yang


tidak merangsang, dapat mengurangi pengeluaran sekresi lambung dan dapat
menetralkan kelebihan asam hidroklorid. Diet ini di berikan pada klien
dengan ulkus peptikum, esofagitis, thypus abdominalis, dan klien paska
bedah saluran pencernaan.

Syarat-syarat pemberian diet lambung,yaitu :

1. Mudah dicerna, pola makan yang di berikan sedikit dengan frekuensi


sering.
2. Cukup protein untuk mengganti jaringan rusak.
3. Makanan memenuhi kebutuhan gizi normal secara bertahap.
4. Makanan tidak merangsang secara mekanis, termis dan kimia
lambung.

3
Tujuan diet lambung :

Tujuan diet penyakit lambung adalah untuk memberikan makanan dan


cairan secukupnya, menghilangkan zat-zat yang merangsang dalam makanan
dan minuman, yang tidak memberatkan lambung serta mencegah dan
menetralkan sekresi asam lambung yang berlebihan.

Diet lambung di bagi menjadi 4 :

1. Diet lambung
Diet ini di berikan pada klien dengan ulkus peptikum akut, ulkus
peptikum di sertai pendarahan, esofagitis, gastritis akut, dan thypus
abdominalis berat.
Bahan makanan yang di berikan berupa susu dan bubur, susu yang
di berikan hanya 2 hari karena makanan ini membosankan dan
kandungan kalorinya, zat besi, thiamin, dan vitamin C sangat kurang.
Cara pemberian diet ini di lakukan tiap 3 jam dengan porsi kecil.
2. Diet lambung II
Diet ini di berikan sebagai pengalihan dari diet lambung I, dimana
kondisi fase akut telah di atasi, pada klien dengan thypus abdominalis
dengan suhu tubuh tinggi, dan klien dengan paska bedah saluran
pencernaan tertentu. Makanan ini di berikan selama beberapa hari
saja, karena membosankan klien. Bentuk makanan yang di berikan
makanan saring atau cincang dalam tiap 3 jam.
3. Diet lambung III
Diet ini di berikan sebagai peralihan dari diet lambung II, atau di
berikan pada klien dengan ulkus peptikum ringan, thypus abdominalis
dengan suhu tubuh yang sudah kembali normal. Kandungan makanan
yang ada yaitu cukup kalori, protein, mineral, vitamin C, tetapi kurang
thiamin. Bentuk makanan yang di berikan makanan lunak.
4. Diet lambung IV
Diet lambung ini di beriakan sebagai makananperalihan dari diet
lambung III atau klien yang mengalami,ulkus peptikum ringan,

4
gastritis ringan, esofagitis ringan dan thypus abdominalis masa
penyembuhan. Kandungan makanan pada diet ini cukup kalori dan
semua zat-zat gizi. Bentuk makanan yang di berikan adalah makanan
lunak dan biasa.

2.2 DIET RENDAH SISA

Diet rendah sisa adalah makanan yang terdiri dari bahan makanan rendah
serat dan hanya sedikit meninggalkan sisa. Yang dimaksud dengan sisa
adalah bagian-bagian makanan yang tidak diserap seperti yang terdapat dalam
susu dan produk susu serta daging yang berserat kasar. Di samping itu,
makanan lain yang merangsang saluran cerna harus dibatasi.

Diet rendah sisa di berikan untuk memberikan makanan yang cukup dan
meminimalkan rangsangan organ pencernaan dan meminimalkan sisa
buangan. Dan diet Rendah sisa ini juga diberikan kepada pasien dengan
diare berat, peradangan saluran cerna akut, divertikuitis akut, obstipasi
spastik, penyumbatan sebagian saluran cerna, hemoroid berat, serta pada pra
dan pasca bedah saluran cerna. Diet biasanya rendah dalam beberapa jenis zat
gizi, sehingga hanya diberikan untuk jangka waktu pendek. Bila diperlukan,
disamping diet diberikan suplemen vitamin dan minerar dan/atau makanan
parenteral.

Syarat- syarat pemberian diet ini adalah makanan mudah di cerna, tidak
merangsang pencernaan secara mekanis dan kimia, yakni :

1. Makanan tidak terlalu panas dan terlalu dingin


2. Makanan tidak tinggi lemak, tidak terlalu manis, tidak terlalu asam,
dan terlalu bumbu merangsang
3. Energi, Protein, Lemak dan karbohidrat cukup sesuai kebutuhan.
4. Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan
serat maksimal 8 g/ hari.
5. Menghindari susu, produk susu, dan daging berserat kasar.

5
6. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu yang
tidak terlalu panas dan terlalu dingin.
7. Makanan diberikan dalam porsi kecil dan sering.

Diet rendah sisa di bagi menjadi 2 tingkatan yaitu :


1. Diet rendah sisa I
Bentuk makanan diet rendah sisa yaitu saring. Serat dan bumbu
tidak banyak. Lemak dan gula dalam jumlah terbatas. Susu di hindari.
Diet rendah sisa I di berikan hanya beberapa hari karena asupan kalori,
protein, kalsium, zat besi, thiamin, dan vitamin C rendah.

NILAI GIZI YANG DI BERIKAN

Golongan Takaran
Protein 39 g
Karbohitrat 173 g
Kalsium 0,3 g
Zat besi 70 mg
Vitamin A 2330 SI
Thiamin 0,5 g
Vitamin C 98 mg
Lemak 48 mg

2. Diet rendah sisa II


Diet ini di berikan sebagai peralihan dari diet rendah sisa I atau di
berikan pada klien dengan diare kronis. Bentuk makanan pada diet ini
dalam bentuk cincang atau lunak. Serat, lemak dan gula dapat di
berikan dalam jumlah terbatas, namun bumbu yang merangsang tidak di
perbolehkan. Diet ini mengandunh cukup kalori dan semua nutrien.

6
NILAI GIZI YANG DI BERIKAN

Golongan Takaran
Protein 60 g
Lemak 58 g
Karbohidrat 281 g
Kalsium 0,8 g
Zat besi 17’5 mg
Vitamin A 6054 SI
Thiamin 0,8 mg
Vitamin 110 mg

Contoh makanan yang dapat di berikan antara lain :


1. Sumber karbohidrat : beras di bubur, roti di bakar, makaroni, mi,
bihun di rebus, biskuit, creaker, tepung-tepingan di bubur atau di
puding.
2. Sumber protein hewani : daging, hati di giling halus, ikan di cincang,
telur di rebus, di ceplok air dan di campur dalam makanan dan
minuman. Susu 2 gelas sehari.
3. Sumber protein nabati : tahu dan tempe di tim, ditumis, direbus,
keju, kacang tanah, dan sari kedelai.
4. Lemak : margarin, dan mentega dalam jmlah terbatas
5. Sayuran : sayuran tidak banyak serat, seperti kacang panjang, buncis,
bayam, tomat masam, labu siam, wortel di kukus, direbus, ditumis.
6. Buah-buahan : buah yang tidak banyak serat dan tidak mangandung
gas. Buah yang dapat di konsumsi pepaya, pisang,sawo, jeruk, sari
buah jambu biji, sari buah nanas, sari buah sirsak, apel yang di kupas
dan disetup.
7. Minuman : kopi, teh, dan minuman yang mengandung soda
8. Bumbu-bumbu : garam, veksin, gula, cuka, salam, laos, kunyit, dll.

2.3 DIET TINGGI SERAT


Diet serat lebih manfaat untuk kesehatan terutama kesehatan pencernaan
dan kesehatan secara keseluruhan. Serat dalam diet dapat ditemukan dalam

7
buah – buahan, sayuran, biji – bijian dan kacang polong yang dikenal
bermanfaat untuk mencegah dan mengurangi sembelit. Selain itu serat dapat
memberikan manfaat antara lain sebagai sumber vitamin dan mineral,
menurunkan resiko diabetes dan penyakit jantung.
Sumber serat berasal dari semua bagian dari makanan nabati yang tidak
dapat dicerna atau diserap. Tidak seperti karbohidrat, lemak dan protein yang
dapat diserap oleh tubuh, serat tidak dapat diserap dan tidak dicerna oleh
tubuh, oleh karena itu serat melewati usus kecil, usus besar dan keluar dari
tubuh dalam keadaan relative utuh. Serat memiliki beberapa peran penting
dalam menjaga kesehatan. Serat terbagi atas dua yaitu serat yang larut dalam
air dan serat yang tidak dapat larut dalam air.
Diet ini di berikan bertujuan untuk merangsang peristaltic usus untuk
mengembalikan defekasi normal. Diet ini di berikan pada klien dengan
obstipasi dan penyakit divertikular.
Syarat-syarat pemberian diet ini adalah :
1. Makanan cukup kalori dan protein
2. Makanan mengandung tinggi vitamin terutamathiamin, vitamin B
kompleks dan mineral
3. Makanan tinggi serat dan dapat merangsang peristaltic usus
4. Banyak air sebanyak 2-2,5 liter sehari.

NILAI GIZI YANG DI BERIKAN

Golongan Takaran
Protein 83 g

8
Lemak 60 g
Karbohidrat 363 g
Kalsium 0,8 g
Zat besi 27,3 mg
Vitamin A 16778 SI
Thiamin 1,2 mg
Vitamin C 164 mg
Makanan sumber serat
Makanan sumber serat meliputi dedak gandum, kacang-kacangan dan
banyak sayuran merupakan sumber yang baik untuk serat larut. Selain itu
gandum, kacang polong, buncis, apel, buah jeruk, wortel, barley dan psyllium
merupakan sumber serat yang bermanfaat untuk menurunkan kolesterol dan
kadar gula darah.
Pilihan terbaik untuk makanan sumber serat antara lain :
1. Biji-bijian dan produk gandum
2. Buah-buahan. Apel, pisang, jeruk, pir dan buah merupakan sumber
yang baik serat. Kulit apel sangat baik sebagai sumber serat.
3. Sayur-sayuran terutama sayuran hijau
4. Buncis, kacang polong dan kacang lainnya
5. Kacang-kacangan dan biji-bijian

Manfaat diet tinggi serat


1. Buang air besar normal.
Serat meningkatkan berat dan ukuran tinja serta dapat
melembutkan tinja. Serat dapat mepercepat pengeluaran tinja karena
serat tidak dicerna maupun diserap. Serat dapat mengurangi gejala
sindrom iritasi usus besar.
2. Membantu menjaga integritas usus dan kesehatan usus.
Diet tinggi dapat menurunkan resiko wasir atau ambeien dan
kantong kecil di usus besar (penyakit divertikular). Beberapa serat
difermentasi dalam usus besar. Para peneliti melihat bagaimana hal ini
dapat memainkan peran dalam mencegah penyakit usus besar.

9
3. Menurunkan kadar kolesterol darah.
Serat larut ditemukan di buncis, gandum, biji rami dan dedak oat
dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah total dengan
menurunkan LDL kolesterol atau kolesterol jahat. Penelitian
epidemiologi telah menunjukkan bahwa meningkat serat dalam diet
dapat menurunkan tekanan darah dan peradangan, yang juga
melindungi kesehatan jantung.
4. Membantu mengontrol kadar gula darah.
Serat, khususnya serat larut, dapat memperlambat penyerapan gula,
yang bagi penderita diabetes dapat membantu menurunkan tingkat gula
darah. Sebuah diet yang meliputi serat tidak larut telah dikaitkan
dengan penurunan risiko diabetes tipe 2.
5. Membantu dalam penurunan berat badan.
Diet tinggi serat membutuhkan waktu yang lama untuk
mengunyahnya sehingga memberikan waktu tubuh untuk memberikan
sinyal kenyang sehingga membantu untuk menurunkan berat badan dan
cenderung untuk tidak makan terlalu banyak. Selain itu diet serat
cenderung untuk membuat makanan terasa lebih besar dan berlama –
lama lagi sehingga perut lebih lama untuk terasa lapar kembali. Diet
tinggi serat cenderung kurang kalori dan energy yang berarti sangat
baik bagi orang yang berusaha menurunkan berat badan.
6. Mencegah kanker kolorektal.
Beberapa penelitian menunjukkan manfaat tinggi serat dalam
pencegahan kanker kolorektal namun beberapa penelitian tidak
menunjukkan efek terhadap pencegahan kanker kolorektal sehingga
masih dalam kontroversi. Apapun itu, serat telah terbukti untuk
membantu kesehatan usus.
Efek samping diet tinggi serat
Diet tinggi serat menimbulkan efek berupa kembung, produksi gas usus
meningkat dan kadang – kadang kram. Untuk mengantisipasi hal ini maka
diet tinggi serat harus perlahan – lahan dan bertahap selama beberapa

10
minggu. Hal ini juga memberikan kesempatan bagi bakteri alami dalam
sistem pencernaan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. Selain itu,
minumlah banyak air karena serat bekerja lebih baik bila menyerap air dan
membuat tinja menjadi lunak dan besar.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Diet pasien pada gangguan sistem pencernaan harus di perhatikan secara
khusus sebab pasien yang menjalani diet ini tidak boleh sembarangan makan.

11
Makanan yang di makan harus memenuhi syarat-syarat yang telah di tentukan
jika makan sembaragan akibatnya akan fatal.
Pemberian diet lambung ini juga bertujuan untuk memberikan makanan
yang tidak merangsang, dapat mengurangi pengeluaran sekresi lambung dan
dapat menetralkan kelebihan asam hidroklorid. Diet ini di berikan pada klien
dengan ulkus peptikum, esofagitis, thypus abdominalis, dan klien paska
bedah saluran pencernaan.
Diet rendah sisa di berikan untuk memberikan makanan yang cukup dan
meminimalkan rangsangan organ pencernaan dan meminimalkan sisa
buangan. Selain itu diet rendah sisa juga di berikan pada klien dengan diare
berat, ileitis, colitis serosa, diverticulitis akut, obstipasi, obstruksi sebagian
saluran cerna, preoprasi, dan postoperasi hemorhoid berat, kolon, dan rectum.
Diet serat lebih bermanfaat untuk kesehatan terutama kesehatan
pencernaan dan kesehatan secara keseluruhan. Serat dalam diet dapat
ditemukan dalam buah – buahan, sayuran, biji – bijian dan kacang polong
yang dikenal bermanfaat untuk mencegah dan mengurangi sembelit. Selain
itu serat dapat memberikan manfaat antara lain sebagai sumber vitamin dan
mineral, menurunkan resiko diabetes dan penyakit jantung
3.2 SARAN
Setelah dipaparkan makalah ini diharapkan ibu dosen dan teman-teman
sekalian untuk memberikan saran dan kritikan yang terdapat pada makalah ini
agar bisa menjadi perbaikan pada makalah yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

F. Clayton, Ronald. Diet. Website : https://pdfcoffee.com/isi-makalah-diet-pdf-


free.html. Diakses tanggal 25 Oktober 2021.

12
Rahman, Enggar. Diet Penyakit Saluran Cerna. Website :
https://xdocs.tips/doc/213819279-diet-penyakit-saluran-cerna-zo25xy12e5om.
Diakses tanggal 25 Oktober 2021.
Fitriyah, Zilfi Datul. Makalah Diet. Website : https://pdfcoffee.com/makalah-diet-
7-pdf-free.html. Diakses tanggal 25 Oktober 2021.

13

Anda mungkin juga menyukai