GIZI
DIET PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT KANTUNG EMPEDU DAN KLIEN DENGAN PENYAKIT
HIPERLIPIDEMA
Dosen Pembimbing :
Disusun Oleh :
Kelompok 11
1) Kolelitiasis
Kolelitiasis Adalah pembentukan batu empedu tanpa disertai infeksi. Batu dari kantung
empedu bila masuk ke duodenum kadang tidak menimbulkan gejala, tetapi bila ada yang
terselip di saluran empedu akan menyumbat saluran, timbul rasa nyeri dan kram. Dengan
tidak adanya cairan emepedu di duodenum maka mengakibatkan penyerapan lemak
terganggu. Hal ini juga menyebabkan warna tinja menjadi pucat. Jika hal ini tidak diobati
maka menjadi jaundice (penyakit kuning) dan rusaknya organ hati.
2) Kolesistitis
Kolesistitis Adalah peradangan saluran empedu karena adanya batu empedu. Preradangan
ini dapat bersifat akut atau kronis. Peradangan ini terjadi karena adanya batu yang
menyumbat saluran empedu. Gejala yang nampak pada pasien kolesistitis akut adalah nyeri
perut kanan atas, mual, demam & panas, jaundice. Dan dapat diatasi dengan operasi kantung
empedu. Sedangkan kolesistitis yang kronis sangat sensitif dengan makanan berlemak, nyeri
kolik (nyeri perut yang memelintir dan biasanya hilag timbul), belching (bersendawa),
flatulence (sering kentut).
C. TUJUAN DIET
Tujuan Diet Penyakit Kandung Empedu adalah untuk mencapai dan mempertahankan status
gizi optimal dan memberi istirahat pada kandung empedu, dengan cara:
D. SYARAT DIET
a) Energi sesuai kebutuhan. Bila kegemukan diberikan Diet Rendah Energi. Hindari
penurunan berat badan yang terlalu cepat.
b) Protein agak tinggi, yaitu 1-1,25 g/kg BB.
c) Pada keadaan akut, lemak tidak diperbolehkan sampai keadaan akutnya mereda,
sedangkan pada keadaan kronis dapat diberikan 20-25% dari kebutuhan energi total. Bila
ada steatorea dimana lemak feses 25 g/24 jam, lemak dapat diberikan dalam bentuk asam
lemak rantai sedang (MCT), yang mungkin dapat mengurangi lemak feses dan mencegah
kehilangan vitamin dan mineral.
d) Bila perlu diberikan suplemen vitamin A, D, E, dan K.
e) Serat tinggi terutama dalam bentuk pektin yang dapat mengikat kelebihan asam empedu
dalam saluran cerna.
f) Hindari bahan makanan yang dapat menimbulkan rasa kembung dan tidak nyaman.
A. GAMBARAN UMUM
Hiperlipidemia adalah suatu keadaan yang disebabkan karena adanya kelainan metabolisme
lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar trigliserida dan kolesterol di dalam darah.
Hiperlipidema disebut juga peningkatan lemak dalam darah. Hiperlipidema yang
berkelanjutan memicu terbentuknya aterosklerosis yang menjadi dasar meningkatnya
penyakit kardiovaskuler.
Lemak adalah zat yang kaya energi, yang berfungsi sebagai sumber energi utama untuk
proses metabolisme tubuh. Lemak diperoleh dari makanan atau dibentuk di dalam tubuh,
terutama dihati dan disimpan di dalam sel-sel lemak untuk digunakan dikemudian haria. Sel-
sel lemak juga melindungi tubuh dari dingin dan membantu melindungi tubuh terhadap
cedera. Lemak merupakan komponen penting dari selaput sel, selubung saraf, yang
membungkus sel-sel saraf serta empedu.
Biasanya terjadi pada anak-anak. Tipe ini menyebabkan sakit perut, infeksi berulang, pada
pancreas, dan pembesaran hati dan limpa. Ini disebabkan oleh kondisi keturunan yang
menggangu kerja lemak normal.
b. Tipe 2
Disebabkan oleh faktor keturunan yang bisa menyebabkan penumpukan lemak dibawah
kulit dan sekitar mata akibat tingginya kadar LDL.
Ditandai dengan kadar HDL terlalu rendah sementara kadar LDL normal.
d. Tipe 4
Ditandai dengan kadar trigliserida tinggi dan kolesterol rendah, yang memicu kadar
glukosadan insulin tinggi.
2. Hiperlipidema Sekunder
Merupakan gangguan yang disebabkan oleh faktor tertentu seperti penyakit dan obat-
obatan. Beberapa jenis penyakit penyebab hiperlipidema:
a. Diabetus Melitus
b. Hipotiroidisme
Peningkatan kadar kolesterol- LDL yang diakibatkan oleh penekanan metabolik pada
reseptor LDL, sehingga kadar-LDL akan meningkat antara 180-250 mg/Dl. Bila penderita ini
menjadi gemuk karena kurangnya pemakaian energi oleh jaringan perifer, maka kelibihan
kalori ini akan merangsang hati untuk meningkatkan produksi VLDL-trigliserida dan
menyebabkan peningkatan kadar trigliserida juga.
c. Sindrom nefrotik
Akan menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemi. Hal ini diakibatkan oleh adanya
hipoalbuminemia yang akan merangsang hati untuk memproduksi lipoprotein berlebih.
d. Gangguan Hati
Kerusakan hati yang parah dapat menyebabkan penurunan kadar kolesterol dan trigliserida.
e. Obesitas
Pada orang yang obesitas, karena kurangnya pemakaian energi oleh jaringan perifer akan
menyebabkan kelebihan kalori yang dapat merangsang hati untuk meningkatkan trigliserida.
C. TUJUAN DIET
1. Berperan penting dalam pengawasan terhadap proses pembentukan plak pada pembuluh
darah.
2. Pengaturan pola makan yang salah merupakan penyebab tersering atau paling tidak
adalah faktor yang berperan.
3. Menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, dan trigliserida dalam darah.
D. SYARAT DIET
1. Energi disesuiakan menurut berat badan, aktivitas fisik, jumlah energi dibatasi pada
pasien yang gemuk.
2. Protein 10-20% dari energi total.
3. Lemak kurang dari 30% energi total, diutamakan, lemak tidak jenuh. Kolesterol 200-300
mg/hari.
4. Karbohidrat 50-60% energi total.
5. Serat lebih dari 25 gram/hari
E. JENIS DIET DAN INDIKASI PEMBERIAN
1. Jenis diet terbagi dalam 2 tahap dengan kandungan lemak yang berbeda, pada diet taap I
kandungan lemak lebih tinggi dari taap II.
2. Diet tahap II diberikan kepada pasien bila pelaksanaan diet tahap I sudah sesuai.
Keberhasilan diet dinilai dengan mengukur profil lipid setelah 4-6 minggu.
1. Almatsier, S 2010. Penuntun Diet Edisi Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
2. https://www.academia.edu.Hiperlipidema
3. Diet rendah lemak dan kolesterol.pdf
4. Niannifarm.http://nianifarm.wordpress.com/2011/12/18/hiperlipidemia.
5. Hasdiana, Suprapto, S.I. (2014). Pemanfaatan Gizi, Diet dan Obesitas. Yogyakarta:
Nuha Medika.
6. Beck, Mary E. 2013. Ilmu Gizi dan Diet. Yogyakarta: Penerbit Andi.
7. Https://id.scribd.com/doc/300416198/Diet-penyakit-kantung-empedu.