Anda di halaman 1dari 40

DIET PADA PENYAKIT HATI &

KANDUNG EMPEDU
GBMK:
Penerapan terapi diet pada pasien
dengan penyakit hati, kandung empedu,
pancreas (Hepatitis, Sirosis Hati, Koma
Hepaticum, Pankreatitis, Cholelitiasis,
dan Cholecystitis)
TIU:

Mampu menerapkan terapi diet pada pasien


dengan penyakit hati, kandung empedu,
pancreas (Hepatitis, Sirosis Hati, Koma
Hepaticum, Pankreatitis, Cholelitiasis, dan
Cholecystitis)
POKOK BAHASAN :
1. Pengertian & penjelasan singkat
tentang patofisiologi
2. Pengkajian data subyektif & obyektif,
meliputi : antropometri, riwayat gizi,
biokimia klinik, pengobatan dan
penunjang lainnya, serta membuat
kesimpulan.
3. Perencanaan Terapi Diet :
a. Menghitung kebutuhan gizi dengan mem
pertimbangkan interaksi obat dan keadaan gizi.
b. Menyusun tujuan & syarat diet (termasuk
bm yang boleh & tidak boleh diberikan)
c. Menyusun menu
d. Membuat rencana penyuluhan / konsultasi gizi
e. Membuat rencana monitoring terapi diet
4. Pelaksanaan Terapi Diet :

Menyajikan makanan sesuai dengan


kebutuhan gizi pasien (persiapan,
pemasakan, penyajian, evaluasi hasil,
meliputi : besar porsi, cita rasa, tekstur,
warna dan penampilan).
5. Monitoring Hasil Terapi Diet :

a. Indikator status gizi (antropometri,


biokimia, dan klinis /fisik )
b. Data asupan zat gizi
c. Data pengobatan dan pemeriksaan
penunjang lainnya.
d. Membuat kesimpulan hasil terapi
untuk tindak lanjut
Patofisiologis :
HATI :
salah satu alat tubuh penting, terletak
disebelah rongga perut kanan bagian atas
berhadapan dengan lambung & duodenum
yang berperan dalam metabolisme KH, Lemak,
dan Protein.
FUNGSI HATI :
- Memproses & menyimpan makanan dalam bentuk
tertentu
- Tempat penyimpanan mineral berupa zat besi &
tembaga yg dibutuhkan dalam pembentukan sel darah
merah serta vitamin yg larut lemak
- Mengatur volume dan sirkulasi darah
- Detoksifikasi obat-obatan dan racun-racun
Dua Jenis Penyakit Hati :

• HEPATITIS

• SIROSIS HATI
HEPATITIS :

Peradangan hati yang disebabkan oleh


keracunan toksin tertentu atau infeksi virus,
dapat bersifat akut atau kronis
Disertai : anoreksia, demam, rasa mual &
muntah, serta joundice (kuning)
SIROSIS HATI :

Kerusakan hati yg menetap, disebabkan


oleh Hepatitis Kronis, alkohol,
penyumbatan saluran empedu, dan
berbagai kelainan metabolik.
Jaringan hati secara merata rusak akibat
pengerutan & pengerasan (fibrotik) sehingga
fungsinya terganggu.

Gejala :
Kelelahan, penurunan BB & daya tahan tubuh,
gangguan pencernaan dan joundice, dalam
keadaan berat disertai asites, hipertensi portal,
dan hematomesis-melena, serta koma hepatikum
Tujuan Diet :

Untuk mencapai & mempertahankan status


gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati,
dengan cara :
• Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah
kerusakan lebih lanjut dan / atau meningkatkan fungsi
jaringan hati yg tersisa.
• Mencegah katabolisme protein
• Mencegah penurunan BB /meningkatkan BB yang
kurang
• Mencegah/mengurangi asites, varises esofagus dan
hipertensi portal
• Mencegah koma hepatik
Syarat Diet :

1. Energi tinggi ( 40-45 Kkal/kg BB ), untuk


mencegah pemecahan protein.
2. Lemak cukup (20-25 %) dari kebutuhan energi
total, dalam bentuk mudah cerna.
Pemberian lemak sebanyak 45 gr dapat
mempertahankan fungsi imun dan proses
sintetis lemak.
……….Syarat Diet

3. Protein agak tinggi (1,25 – 1,5 gr/kg BB), agar terjadi


anabolisme protein.
Pada kasus Hepatitis Fulminan dengan nekrosis dan
gejala ensefalopati yg disertai peningkatan amoniak
dalam darah, protein dibatasi, untuk mencegah koma
(30-40 gr/hari)
Pada Sirosis Hati terkompensasi, protein diberikan
1,25 gr/kg BB.
Asupan minimal protein 0,8 – 1 gr/kg BB
……….Syarat Diet

4.Natrium diberikan rendah bila ada edema & asites


5.Vitamin & mineral diberikan sesuai tingkat
defisiensinya
6.Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada
kontraindikasi.
7.Bentuk makanan lunak / biasa, sesuai kemampuan.
Jenis Diet & Indikasi Pemberian :

1. Diet Hati I

2. Diet Hati II

3. Diet Hati III


Diet Hati I

- Diberikan pada pasien akut / prekoma yg


sudah dapat diatasi dan sudah ada nafsu
makan.
- Protein dibatasi (30 gr/hari)
- Lemak diberikan dalam bentuk mudah
cerna
Diet Hati I……

- Formula enteral dengan asam amino rantai


cabang yaitu : leusin, isoleusin, dan valin
dapat digunakan.
- Garam dibatasi sesuai beratnya retensi
garam/air
- Bentuk makanan cincang / lunak, sesuai
kondisi os.
Nilai Gizi Diet Hati I :

- Energi 1394 kkal


- Protein 28 g
- Lemak 37 g
- KH 244 g
- Kalsium 271 mg
- Besi 11,3 mg
- Vitamin A 12018 RE
Diet Hati II :

- Diberikan sebagai perpindahan dari DH I yg


sudah ada nafsu makan.
- Protein diberikan 1 gr/kg BB
- Lemak sedang ( 20-25 % dari energi total),
dalam bentuk mudah cerna
Diet Hati II……

- Menurut beratnya retensi garam/air, diberikan


Diet Hati I Garam Rendah (GR). Bila asites
hebat dan diuresis belum baik, diberikan Diet
Garam Rendah I.
- Bentuk makanan lunak/biasa, sesuai kondisi
pasien.
Nilai Gizi Diet Hati II :

-Energi 1973 kkal


-Protein 53 g
-Lemak 55 g
-KH 318 g
-Kalsium 295 mg
-Besi 18,8 mg
-Vitamin A 26672 RE
-Natrium 194 mg
Diet Hati III :

- Diberikan sebagai perpindahan dari DH II dan


nafsu makan sudah membaik.
- Mengandung cukup energi, protein, lemak,
mineral dan vitamin, karbohidrat tinggi
- Menurut beratnya retensi garam/air, diberikan
Diet Hati III Garam Rendah.
- Bentuk makanan lunak / biasa sesuai keadaan
pasien
Nilai Gizi Diet Hati III :

-Energi 2367 kkal


-Protein 78 g
-Lemak 65 g
-KH 371 g
-Kalsium 676 mg
-Besi 28,9 mg
-Vitamin A 27002 RE
-Natrium 298 mg
KANDUNG EMPEDU

1. Kolelitiasis
2. Kolesistitis
Kolelitiasis :

Terbentuknya batu empedu yg bila masuk


kedalam saluran empedu menimbulkan
penyumbatan dan kram.
Ada 2 jenis batu empedu :
- batu kolesterol
- batu pigmen
- Faktor resiko batu kolestrol : gender
wanita, kegemukan, faktor etnis, obat-
obatan dan penyakit saluran cerna

- Faktor resiko batu pigmen : BB kurang,


asupan lemak & protein kurang, serta
Sirosis Hati.
KOLESISTITIS :

Peradangan kandung empedu, sebagai akibat


adanya batu empedu yg menyumbat saluran
empedu.
Penyakit ini dapat disertai joundice, karena cairan
empedu yg tidak bisa masuk ke saluran cerna
berubah warna menjadi bilirubin yg berwarna
kuning dan masuk ke peredaran darah
Tujuan Diet :
Untuk mencapai dan mempertahankan status gizi
optimal dan memberi istirahat pada kandung
empedu, dengan cara :
- Menurunkan BB bila kegemukan secara
bertahap
- Membatasi makanan yg menyebabkan
kembung atau nyeri abdomen
- Mengatasi malabsorbsi lemak
Syarat Diet :

- Energi sesuai kebutuhan, bila kegemukan


diberikan Diet Rendah Energi secara
bertahap
- Protein diatas normal ( 1-1,25 gr/kg BB )
Syarat Diet………

- Keadaan akut lemak tidak diberikan; kronis


diberikan lemak 20-25 % dari energi total
- Serat tinggi, terutama dalam bentuk pektin yg
dapat mengikat kelebihan asam empedu
dalam saluran cerna
- Hindari b.m. yg dapat menimbulkan gas
Jenis Diet dan Indikasi Pemberian :

DIET LEMAK RENDAH I :


- Diberikan kepada pasien kolelitiasis &
kolesistitis dengan kolik akut
- Makanan diberikan berupa buah-buahan
& minuman manis
- Makanan ini rendah zat gizi, sebaiknya
diberikan selama 1-2 hari saja.
DIET LEMAK RENDAH II :

- Diberikan secara berangsur bila keadaan akut


sudah dapat diatasi, mual sudah berkurang, atau
pada penyakit saluran empedu kronis yg terlalu
gemuk.
- Makanan diberikan dalam bentuk cincang, lunak
atau biasa, sesuai keadaan pasien
- Makanan ini rendah energi, kalsium, dan thiamin
DIET LEMAK RENDAH III :

- Diberikan kepada pasien penyakit kandung


empedu yg tidak gemuk dan cukup mempunyai
nafsu makan, secara berangsur bila keadaan
akut sudah dapat diatasi, mual sudah berkurang,
atau pada penyakit saluran empedu kronis yg
terlalu gemuk.
- Makanan diberikan dalam bentuk lunak atau
biasa, sesuai keadaan pasien
- Makanan ini cukup energi, dan semua zat gizi
Makanan yg Tidak Dianjurkan :

Semua makanan dan daging yg mengandung


lemak tinggi, gorengan, dan b.m yg
menimbulkan gas

Cara Memesan Diet :


Diet Lemak Rendah I / II / III.
KEPUSTAKAAN :

• RSCM & Persagi, Penuntun Diet, Th.2004


• Mary E.Beck, Ilmu Gizi dan Diet, Th. 1993
• Krause’s Food Nitrition & Diet Therapy;
L.Kathleen M Marian Arlin, 8 th Edition,
Th.1992
Jakarta; Maret 2015
Bekasi; April 2012

Anda mungkin juga menyukai