Nim : 19058
tulang yang umumnya disebabkan oleh tekanan atau trauma. Selain itu fraktur
yang datang lebih besar dibandingkan dengan yang di diserap oleh tulang (M
baik yang bersifat total maupun sebagian. Secara ringkas dan umum, fraktur
adalah patah tulang yang disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik (Zairin Noor
Helmi, 2012).
atau tulang rawan yang umumnya disebabkan trauma, baik trauma langsung
disertai dengan luka sekitar jaringan lunak, kerusakan otot, rupture tendon,
kerusakan pembuluh darah, dan luka organ-organ tubuh dan ditentukan sesuai
jenis dan luasnya, terjadinya fraktur jika tulang dikenai stress yang lebih besar
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga
fisik, kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang, dan jaringan lunak
disekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap atau
a. Kekerasan Langsung
kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah
dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang
Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi. Kekuatan dapat
penarikan.
1.3 Patofisiologi Fraktur
Menekan
pembuluh
darah perifer
INEFEKTIF
PERFUSI
JARINGAN
PERIFER
1.4 Klasifikasi Fraktur
a. Klasifikasi penyebab
1) Fraktur Traumatik
yang besar. Tulang tidak mampu menahan trauma tersebut sehingga terjadi
fraktur.
2) Fraktur Patologis
dalam tulang. Fraktur patologis terjaadi pada daerah-daerah tulang yang menjadi
lemah karena tumor atau proses patologis lainnya. Tulang sering kali
3) Fraktur Stress
Disebabkan oleh trauma yang terus menerus pada suatu tempat tertentu.
1) Fraktur Terbuka
2) Fraktur Tertutup
3) Fraktur Kompresi
4) Fraktur Stress
5) Fraktur Avulsi
6) Fraktur Greenstick (fraktur lentuk atau salah satu tulang patah sedang sisi
lainnya membengkok)
7) Fraktur Tranvesal
c. Klasifikasi Klinis
fraktur tidak tercemar oleh lingkungan atau tidak mempunyai hubungan dengan
dunia luar.
Fraktur yang mempunyai hubungan dengan dunia luar melalui luka pada
kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk dari dalam (from within) atau dari luar
(from without).
d. Klasifikasi Radiologi
1) Fraktur Transversal
Fraktur yang garis patahnya tegak lurus terhadap seumbu panjang tulang.
Pada fraktur semacam ini, segmen-segmen tulang yang patah direposisi atau di
reduksi kembali ke tempatnya semula, maka segmen-segmen itu akan stabil, dan
2) Fraktur Kominutif
3) Fraktur Oblik
Fraktur yang garis patahnya membentuk sudut terhadap tulang. Fraktur ini
4) Fraktur Segmental
segmen sentral dari suplai darahnya. Fraktur semacam ini sulit ditangani.
Biasanya, satu ujung yang tidak memiliki pembuluh darah akan sulit sembuh
5) Fraktur Impaksi
Atau disebut juga fraktur kompres, terjadi ketika dua tulang menumbuk
tulang yang berada diantaranya, seperti satu vertebra dengan dua vertebra
lainnya (sering disebut brust fracture). Fraktur pada korus vertebra ini dapat
6) Fraktur Spiral
Fraktur ini timbul akibat torsi pada ekstremitas. Fraktur-fraktur ini khas
pada cedera terputar sampai tulang patah. Yang menarik adalah bahwa jenis
fraktur rendah energy ini hanya menimbulkan sedikit kerusakan jaringan lunak
a. Komplikasi Awal
1) Kerusakan Vaskular
Pecahnya arteri karena trauma ditandai nadi tidak teraba, CRT menurun,
sianosis bagian distal, hematoma yang lebar, dan ekstremitas teraba dingin yang
2) Sindrom Kompartemen
otot, tulang, saraf dan pembuluh darah terjebak dalam jaringan parut. Kondisi
ini disebabkan oleh edema atau perdarahan yang menekan otot, saraf, dan
pembuluh darah. Selain itu, juga disebabkan oleh adanya tekanan dari luar,
kali terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi karena sel lemak
yang dihasilkan sumsum tulang kuning masuk ke aliran darah dan menyebabkan
tingkat oksigen dalam darah rendah yang ditandai dengan gangguan pernapasan,
4) Infeksi
Sistem pertahanan tubuh akan dirusak jika terdapat trauma pada jaringan.
Pada trauma ortopedik, infeksi dimulai pada kulit (superfisial) dan pada lapisan
kulit bagian dalam. Kondisi ini biasanya terjadi pada kasus fraktur terbuka.
Selain itu, juga dapat disebabkan oleh penggunaan bahan lain dalam
5) Avaskular Nekrosis
tulang yang dapat menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya
Volkman’s ischemia.
6) Syok
1) Delayed Union
tulang untuk menyambung. Hal ini disebabkan oleh penurunan suplai darah ke
tulang. Kerusakan jaringan lunak yang berat atau periosteum yang robek.
2) Non-Union
lengkap, kuat dan stabil setelah 6-9 bulan, jika tidak dilakukan intervensi. Non-
union ditandai dengan adanya pergerakan yang berlebih pada sisi fraktur yang
3) Mal-Union
Penggabungan fragmen tulang dalam posisi yang tidak memuaskan
b. Nyeri pembengkakan
c. Terdapat trauma (kecelakaan lalu lintas, jauh dari ketinggian atau jatuh di kamar
mandi pada orang tua, penganiayaan, tertimpa benda berat, kecelakaan kerja,
trauma olahraga)
e. Deformitas
f. Kelainan gerak
a. Fraktur Terbuka
oleh bakteri dan disertai dengan perdarahan yang hebat. Sebuah kuman meresap
1) Pembersihan luka
4) Antibiotik
b. Seluruh Fraktur
1) Rekognisi/Pengenalan
selanjutnya.
2) Reduksi/Manipulasi/Reposisi
secara optimum. Selain itu, dapat juga diartikan sebagai reduksi fraktur (setting
anatomis.
tulang yang dapat dicapai dengan reduksi tertutup atau reduksi terbuka.
Jika reduksi tertutup gagal atau kurang memuaskan, maka bisa dilakukan
reduksi terbuka.
tersambung kembali.
2. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
2.1 Pengkajian
2015) yaitu :
1. Identitas klien
2. Keluhan utama
menular.
c. Pola eliminasi
keluarga.
a. Kepala
b. Leher
c. Wajah
d. Mata
Inspeksi : Simetris
e. Telinga
f. Hidung
g. Mulut
h. Thoraks
Perkusi : Pekak
reguler
i. Paru.
tambahan lainnya.
j. Jantung
k. Abdomen
Tidak ada hernia, tidak ada pembesaran limfe, tidak ada kesulitan
BAB.
apakah ada
jaringan parut,warna kemerahan atau kebiruan atau
jaringan lunak.
imobilisasi.
kesehatan yang dihadapi menuju kesehatan yang lebih baik yang sesuai
(Potter, 2015).
Sagung Seto
Wilkonson & Ahem. (2013). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Edisi 9. Jakarta : EGC
Padila. (2012). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta. Nuha medika