KELOMPOK I
LAPORAN PENDAHULUHAN
A. Definisi
Fraktur adalah suatu kondisi yang terjadi ketika keutuhan dan kekuatan dari
tulang mengalami kerusakan yang disebabkan oleh penyakit invasif atau suatu proses
biologis yang merusak (Kenneth, 2015). Fraktur femur adalah terputusnya kontinuitas
2
batang femur yang bisa terjadi akibat trauma langsung (kecelakaan lalu lintas, jatuh
dari ketinggian). Fraktur atau patah tulang disebabkan karena trauma atau tenaga
fisik, kekuatan dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang dan jaringan lunak
disekitar tulang merupakan penentu apakah fraktur terjadi lengkap atau tidak lengkap
(Astanti, 2017).
B. Klasifikasi
1. Fraktur Terbuka
a. Derajat I
Kulit terbuka <1cm, biasanya dari dalam ke luar, memar otot yang ringan
disebabkan oleh energi rendah atau fraktur dengan luka terbuka menyerong
pendek.
b. Derajat II
Kulit terbuka >1 cm tanpa kerusakan jaringan lunak yang luas, komponen
c. Derajat III
Kerusakan jaringan lunak yang lebih luas, termasuk otot, kulit, dan struktur
2. Fraktur Tertutup
tingkat kerusakan jaringan lunak dan mekanisme cidera tidak langsung dan cidera
a. Derajat 0
Cidera akibat kekuatan yang tidak langsung dengan kerusakan jaringan lunak
d. Derajat 1
Fraktur tertutup yang disebabkan oleh mekanisme energi rendah sampai sedang
dengan abrasi superfisial atau memar pada jaringan lunak di permukaan situs
fraktur.
e. Derajat 2
Fraktur tertutup dengan memar yang signifikan pada otot, yang mungkin
dalam, kulit lecet terkontaminasi yang berkaitan dengan mekanisme energi sedang
hingga berat dan cidera tulang, sangat beresiko terkena sindrom kompartemen.
f. Derajat 3
a) Fraktur Komplet
b) Fraktur Inkomplet
Yaitu fraktur yang terjadi hanya pada sebagian dari garis tengah tulang.
C. Etiologi
Fraktur dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah cidera, dan
melemahnya tulang akibat abnormalitas seperti fraktur patologis(Apleys & Solomon, 2018).
1. Trauma langsung
Tidak terjadi pada tempat benturan tetapi ditempat lain,oleh karena itu
3. Kondisi patologis
D. Pathofisiologi
Fraktur dibagi menjadi fraktur terbuka dan fraktur tertutup. Tertutup bila tidak
terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar oleh karena perlukaan di
kulit. Sewaktu tulang patah perdarahan biasanya terjadi disekitar tempat patah ke
dalam jaringan lunak disekitar tulang tersebut, jaringan lunak yang biasanya
Sel-sel darah putih dan sel-sel anast berkamulasi mengakibatkan peningkatan aliran
baruamatir yang disebut callus. Bekuan fibrin di reabsorbsi dan sel-sel tulang baru
atau penekanan serabut saraf yang berkaitan dengan pembengkakan yang tidak
Fraktur
Pergeseran fragmen
tulang
Pengeluaran
Pemasangan Luka Terbuka
histamin
Fraktur Fraktur platina/ fiksasi
terbuka tertutup eksternal Resiko
Infeksi
Reaksi
Laserasi Perawatan post op
Perubaha nosiseptor
kulit
n
fragmen
Putus Respon
tulang
vena/arteri reflek Gangguan fungsi
Spasme otot, protektif tulang Keluarga dan
Perdarah pada tulang
ruptur pasien cemas
an
vena/arteri terhadap kondisi
Nyeri Akut
Resiko syok Protein plasme Gangguan
hipovolemik darah mobilisasi
fisik Ansietas
Edema
Penekanan
pembuluh darah
dapat berfungsi dengan baik karena fungsi normal otot tergantung pada
kontraksi otot yang melekat pada atas dan bawah tempat fraktur. Fragmen
sering saling melengkapi satu sama lain sampai 2,5 sama 5 cm (1 sampai 2
inchi).
4. Saat ekstermitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang yang
berat).
5. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit dapat terjadi sebagai
akibat trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini baru
1. Pemeriksaan rontgen
5. Kreatinin
6. Profil kagulasi
I. Penatalaksanaan
usia. Berikut adalah tindakan pertolongan awal pada fraktur menurut (Muttaqin,
2015) :
1. Kenali ciri awal patah tulang memperhatikan riwayat trauma yang terjadi
karena benturan, terjatuh atau tertimpa benda keras yang menjadi alasan
kuat pasien mengalami fraktur.
hanya boleh dilakukan oleh para ahli dengan cara operasi oleh ahli bedah
dari kedua posisi tulang yang patah untuk menyangga agar posisi tulang
tetap stabil.
6. Beri perawatan pada perlukaan fraktur baik pre operasi maupun post
operasi.
1. Fraktur Terbuka
bakteri dan disertai perdarahan yang hebat dalam waktu 6-8jam (golden
2. Fraktur tertutup
3. Seluruh Fraktur
a. Rekoknisis/Pengenalan
internal fiksasi pada tulang yang mengalami fraktur. Fungsi ORIF untuk
mempertahankan posisi agar fragmen tulang agar tetap menyatu dan tidak
mengalami pergeseran. Internal fiksasi ini berupa Intra Modullary Nail
transfer.
e. Retensi/Imobilisasi
bidai, traksi kontinu, dan teknik gips atau fiksator eksternal. Implant logam
f. Rehabilitasi
Pengkajian peredaran darah, nyeri, perabaan, gerakan) dipantau dan ahli bedah
J. Komplikasi
1. Nyeri merupakan keluhan yang paling sering terjadi setelah bedah ORIF,
nyeri yang sangat hebat akan dirasakan pada beberapa hari pertama.
2. Gangguan mobilitas pada pasien pasca bedah ORIF juga akan terjadi akibat
proses pembedahan.
3. Kelelahan sering kali terjadi yaitu kelelahan sebagai suatu sensasi. Gejala
nyeri otot, nyeri sendi, nyeri kepala, dam kelemahan dapat terjadi akibat
kelelahan sistem muskuloskeletal.
4. Perubahan ukuran, bentuk dan fungsi tubuh yang dapat mengubah sistem
tubuh, keterbatasan gerak, kegiatan dan penampilan juga sering kali
dirasaka
5.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA An P.V DENGAN DIAGNOSA FRAKTUR
FEMUR
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS
1. Nama : An P. V
2. Umur : 13 th 9 bln 18 hr
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. Status : Pelajar
5. Agama : Kristen Protestan
6. Suku/bangsa : Minahasa/ Indonesia
7. Bahasa : Indonesia/ Manado
8. Pendidikan : SMP
9. Pekerjaan : Tidak Bekerja
10. Alamat dan no. telp : Malalayang Timur 1 Lingkungan III. Kota Manado
11. No Rekam Medis : 00738267
12. Tanggal MRS : 28/03/2021
2021 dan di bawah di ruangan. Pasien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri
Pada saat di kaji pasien tidak pernah mengalami kejadian fraktur sebelumnya dan
Pada saat di kaji pada keluarga tidak ada penyakit yang bersifat menular dalam
Keterangan
Perempuan
Pria
Garis keturunan
Meninggal Dunia
Pasien
Tinggal serumah
6. Riwayat alergi :
Pada saat di kaji pasien tidak memiliki riwayat alergi baik makanan minuman atau benda.
b. Kebersihan diri
Di rumah
Mandi :2 - 3 ¿ /hr
Gosok gigi :2 ¿ /hr
Keramas : 2 ¿ /mggu
Potong kuku : .1-2 ¿ /bln
Di rumah sakit
Mandi : belum mandi
Gosok gigi : belum gosok gigi
Keramas : belum ¿ /mgg
Potong kuku : tidak ¿ /mgg
c. Aktivitas sehari-hari
Waktu sebelum masuk rumah sakit aktivitas, mengikuti latihan Taekwondo, sekolah
d. Rekreasi
............................................................................................................................................
e. Olahraga : ( ) tidak ( √) ya
Pada saat di kaji pasien melakukan olahraga seperti taekwondo
2. Photo rontgen
Photo Femur Dextra
3. Lain-lain
Swab Antigen Poli Covid 19 : Hasil Non Reaktif
VI. TERAPI
Nama Obat Cara Pemberian Dosis Frekuensi
Ceftriaxone IV 1 gram Per 12 jam
Ketorolac IV 30 gram Per 8 jam
Ranitidine IV 50gram Per 12 jam
Nacl 0.9% IV 20 gtt/m Per 8 jam
Manado, ....................
.
Mahasiswa
(...............................)
ANALISA DATA
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. Timbul respon
stimulus nyeri
waspada, posisi
menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi
meningkat (107 x/mnt)
DS : Pasien mengatakan
Pemasangan
Merasa bingung platina/ fiksasi
Merasa khawatir dengan eksternal
akibat dari kondisi yang
dihadapi
Merasa takut dengan Perawatan post op Ansietas
kondisinya sekarang
DO : Pasien tampak
Cemas dan kwatir
Tampak gelisah terhadap
Tampak tegang kondisi
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama / Umur : An. P.V
Ruang/ Kamar : Irina A atas / 9 B 10
1. Sendi kaku
2. Gerakan tidak terkoordinasi
3. Gerakan terbatas
Fisik lemah
3. Anxiestas b.d Ancaman terhadap konsep diri ditandai dengan
DS : Pasien mengatakan
Merasa bingung
Merasa khawatir dengan akibat dari
kondisi yang dihadapi
Merasa takut dengan kondisinya sekarang
DO : Pasien tampak
Tampak gelisah
Tampak tegang
Nama / Umur : An. P.A/ 13thn
Ruang/ Kamar : Irina A atas, A9/B10
Tanggal Diagnosa Hasil yang Rencana Tindakan Alas an tindakan Tanda
Keperawatan diharapkan Meliputi : tindakan keperawatan, tangan/
tindakan observasi, penyuluhan,
pelaksana program dokter Nama jelas
30/3/2021 Nyeri akut berhubungan Setalah dilakukan MANAJEMEN NYERI (I.
dengan agen pencidra 08238)
Tindakan
fisik keperawatan 3 x 24 1. Observasi
DS : Pasien o lokasi, karakteristik, durasi,
diharapkan nyeri
frekuensi, kualitas,
mengatakan nyeri di menurun dan intensitas nyeri
bagian paha terkontrol dengan o Identifikasi skala nyeri
o Identifikasi respon nyeri
P : Nyeri di paha kriteria hasil : non verbal
Q: Seperti di tusuk 1. Tidak o Identifikasi faktor yang
memperberat dan
tusuk meringis memperingan nyeri
R : Paha Kanan, 2. Tidak o Identifikasi pengetahuan
bersikap dan keyakinan tentang
tidak menyebar
protektif nyeri
S:5 (mis. o Identifikasi pengaruh nyeri
T : Hanya datang waspada, pada kualitas hidup
posisi o Monitor keberhasilan terapi
ketika ada menghindari komplementer yang sudah
pergerakan di nyeri) diberikan
3. Tidak gelisah o Monitor efek samping
bagian paha kanan 4. Frekuensi penggunaan analgetik
nadi dalam 2. Terapeutik
DO
batas normal o Berikan teknik
1. Tampak nonfarmakologis untuk
meringis mengurangi rasa nyeri (mis.
TENS, hypnosis,
2. Bersikap akupresur, terapi musik,
protektif biofeedback, terapi pijat,
(mis. aroma terapi, teknik
waspada, imajinasi terbimbing,
posisi kompres hangat/dingin,
menghindari terapi bermain)
nyeri) o Control lingkungan yang
3. Gelisah memperberat rasa nyeri
4. Frekuensi (mis. Suhu ruangan,
nadi pencahayaan, kebisingan)
meningkat o Fasilitasi istirahat dan tidur
(107 x/mnt) o Pertimbangkan jenis dan
sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri
3. Edukasi
o Jelaskan penyebab, periode,
dan pemicu nyeri
o Jelaskan strategi meredakan
nyeri
o Anjurkan memonitor nyri
secara mandiri
o Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
o Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Terapeutik
o Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri (mis. terapi musik)
o Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
o Memfasilitasi istirahat dan tidur
3. Edukasi
o Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
o Menjelaskan strategi meredakan nyeri: dengan melakukan
Teknik relaksasi.
o Menganjurkan memonitor nyri secara mandiri
o Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
o Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
4. Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian analgetic: Ketorolac Inj IV 30 gram
per 8 jam
31/3/2021 1. Observasi
Terapeutik
o Memberikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri (mis. terapi musik)
o Control lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis.
Suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
o Memfasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
o Menjelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
o Menjelaskan strategi meredakan nyeri: dengan melakukan
Teknik relaksasi.
o Menganjurkan memonitor nyri secara mandiri
o Menganjurkan menggunakan analgetik secara tepat
o Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi
31/3/2021 Observasi
Terapeutik
Edukasi
31/3/2021 1. Observasi
1. Edukasi
o Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami
o Menginformasikan secara factual mengenai
diagnosis, pengobatan, dan prognosis
o Menganjurkan keluarga untuk tetap eknik
pasien, jika perlu
o Menganjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
o Menganjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
o Melatih kegiatan pengalihan, untuk mengurangi
ketegangan
o Melatih eknik relaksasi
Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian obat anti anxietas, jika perlu
EVALUASI KEPERAWATAN