Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATA

PADA FRAKTUR

KLOMPOK 1
NAMA ANGGOTA KLOMPOK

1.NURMA AYUNDA NERISA


2.VISTA LARASANTI
3.USWATUL HASANAH
4.ZIANA FATHONI
5.RIBAEN
6.YUNIK PURNAWATI
7.SURYANINGSIH
8.TRI RAMA KARMA WIRA YUDA
DEFINISI
Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas
tulang atau tulang rawan umumnya dikarenakan rudapaksa
(Mansjoer, 2008). Fraktur dapat menyebabkan nyeri terus
menerus, rasa nyeri bisa timbul hampir pada setiap area
fraktur. Bila tidak diatasi maka dapat menimbulkan efek
yang akan mengganggu proses penyembuhan dan dapat
meningkatkan angka mordibitas dan mortalitas, untuk itu
perlu penanganan yang lebih efektif untuk meminimalkan
nyeri yang dialami pasien (Potter & Perry, 2005).
ETIOLOGI
Etilogi fraktur berdasarkan klasifikasinya antara lain :
1. Cedera TraumatikCedera traumatik pada tulang dapat
disebabkan oleh:
a. Cedera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang
sehingga tulang patah secara spontan. Pemukulan biasanya
menyebabkan fraktur melintang dan kerusakan pada kulit
diatasnya.
b. Cedara tidak langsung berarti pukulan langsung berada
jauh dari lokasi benturan, misalnya jatuh dengan tangan
berjulur dan menyebabkan fraktur klavikula.
c. Fraktur yang disebakan kontraksi keras yang mendadak
dari otot yang kuat.
Lanjutan…
2. Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana
dengan trauma minor dapat menyebabkan fraktur, seperti:
a.Tumor tulang (jinak dan ganas), yaitu pertumbuhan jaringan
baru yang tidak terkendali dan progresif.
b.Infeksi seperti mosteomyelitis, dapat terjadi sebagai akibat dari
infeksi akut atau dapat timbul sebagai salah satu proses yang
progresif, lambat dan sakit nyeri.
c.Rakhitis merupakan suatu penyakit tulang yang disebabkan
oleh defisiensi Vitamin D.
d.Stress tulang seperti pada penyakit polio dan orang yang
bertugas di kemiliteran.
JENIS FRAKTUR
 Fraktur komplet
 Patah pada seluruh garis tengah tulang dan biasanya
mengalami pergeseran (bergeser dari posisi normal).
 Fraktur inkomplet
 Patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah tulang
 Fraktur tertutup
 Tidak menyebabkan robekan atau kerusakan pada kulit
 Fraktur terbuka
 Menghasilkan robekan atau kerusakan pada kulit sehingga
memungkinkan kuman dari luar dapat masuk ke dalam luka
sampai ke tulang yang patah.
FRAKTUR TERBUKA
o Fraktur terbuka dibagi menjadi 3 derajat,
ditentukan oleh berat ringannya luka dan patahan
tulang.
Derajat Luka Fraktur

I Luka kurang dari 2 cm sederhana, dislokasi


fragmen minimal
II Laserasi lebih dari 2 cm dislokasi fragmen
kontusi otot di sekitarnya jelas
III Luka lebar, rusak hebat, kominutif, segmental
atau hilangnya jaringan fragmen tulang yang
di sekitarnya. hilang
Open Fraktur
MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri karena kerusakan jaringan dan perubahan struktur yang
meningkat karena penekanan sisi-sisi fraktur dan pergerakan
bagian fraktur.

2. Deformitas (perubahan struktur dan bentuk) disebakan oleh


ketergantungan fungsional otot pada kesetabilan otot.

3. Pembengkakan akibat vasodilatasi, eksudasi plasma dan adanya


peningkatan leukosit pada jaringan disekitar tulang.

4. Saat ektremitas diperiksa di tangan, teraba adanya derik tulang


dinamakan krepitus yang teraba akibat gesekan antara fragmen
satu dengan lainnya.
MANIFESTASI KLINIS
5. Pembengkakan dan perubahan warna
 disrupsi jaringan lunak atau perdarahan di sekitar
jaringan
6. Krepitus/krepitasi
 gesekan atau bunyi derikan pada fragmen tulang yang
patah
7. Spasme otot
 merupakan respon protektif pada injuri dan fraktur
8. Ekimosis
 perubahan warna kulit akibat ekstravasasi darah pada
jaringan subkutan.
Trauma tidak langsung )steoporosis
Jatuh  Osteomyelitis
kecelakaan Trauma lgs Tekanan pd tulang Keganasan
Hantaman  dll
dll Tdk mampu meredam
energi yg terlalu berat Kondisi patologis
 
FRAKTUR Tdk mampu Tlg rapuh
 menahan beban
Pergeseran fragmen tulang berat

merusak jar. Sekitar

    
Menembus kulit Pelepasan pelepasan Trauma Deformitas
(Fr. Terbuka) mediator nyeri mediator inflamasi arteri/vena 
    Ggn fungsi
luka ditangkap reseptor vasodilatasi perdarahan Ggn fungsi
 nyeri perier   
kerusakan  peningkatan Tidak Kerusakan
Integritas jar. impuls ke otak aaliran darah terkontrol mobilitas
    Fisik
kerusakan persepsi nyeri peningkatan kehilangan
Pertahanan primer  permiabilitas kapiler vol cairan
 nyeri akut  berlebihan
Port de entry kebocoran cairan 
kuman Inefektif perfusi jar. Perifer ke intertisial Resiko syok
   Hipovolemik
Resiko infeksi Menekan pemb. Darah perifer  Edema
PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN
DIAGNOSTIK
1. X-ray: untuk menentukan luas/lokasi fraktur.
2. Scan tulang: untuk memperlihatkan fraktur dengan
jelas, mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak
3. Arteriogram: untuk memastikan ada tidaknya
kerusakan vasekuler.
4. Hitung darah lengkap: hemokonsentrasi mungkin
meningkat, menurun pada perdarahan, peningkatan
leukosit sebagai respon terhadap peradangan
5. Kreatinin: trauma otot dapat meningkatkan beban
kreatinin untuk klirens ginjal.
6. Profil koagulasi: perubahan dapat terjadi pada
kehilangan darah, transfusi darah atau cedera hati.
KOMPLIKASI
1. Komplikasi awal
a. Syok
Syok hipovolemik akibat dari perdarahan karena tulang
merupakan organ yang sangat vaskuler maka dapat terjadi
perdarahan yang sangat besar sebagai akibat dari trauma
khususnya pada fraktur femur dan fraktur pelvis.
b. Emboli lemak
Pada saat terjadi fraktur, globula lemak dapat masuk
kedalam darah karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi
dari tekanan kapiler dan katekolamin yang dilepaskan
memobilisasi asam lemak kedalam aliran darah.
Lanjutan…

c. Compartment Syndrome
Compartment syndrome merupakan masalah yang terjadi
saat perfusi jaringan dalam otot kurang dari yang
dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh karena penurunan
ukuran fasia yang membungkus otot terlalu ketat, balutan
yang terlalu ketat dan peningkatan isi kompartemen
karena perdarahan atau edema.

d. Komplikasi awal lainnya seperti infeksi, tromboemboli


dan koagulopati intravaskular.
2. Komplikasi lambat.
a. Delayed union, malunion, nonunionPenyatuan terlambat
(delayed union) terjadi bila penyembuhan tidak terjadi
dengan kecepatan normal berhubungan dengan infeksi dan
distraksi (tarikan) dari fragmen tulang. Tarikan fragmen
tulang juga dapat menyebabkan kesalahan bentuk dari
penyatuan tulang (malunion). Tidak adanya penyatuan
(nonunion) terjadi karena kegagalan penyatuan ujung-
ujung dari patahan tulang.

b. Nekrosis avaskular tulang


Nekrosis avaskular terjadi bila tulang kekurangan asupan
darah dan mati.
Lanjutan…

c. Reaksi terhadap alat fiksasi internaAlat fiksasi interna


diangkat setelah terjadi penyatuan tulang namun pada
kebanyakan pasien alat tersebut tidak diangkat sampai
menimbulkan gejala. Nyeri dan penurunan fungsi merupakan
indikator terjadinya masalah.
PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksaan konservatif

a. Proteksi adalah proteksi fraktur yang mencegah trauma


lebih lanjut dengan cara memberikan sling (mitela) pada
anggota gerak atas atau tongkat apada anggota gerak
bawah.
b. Imobilisasi dengan bidang eksterna. Imobilisasi pada
fraktur dengan bidai eksterna hanya memberikan
imobilisasi. Biasanya menggunakan gips atau macam-
macam bidai dari plastik atau metal.
PENATALAKSANAAN
Lanjutan..

c. Reduksi tertutup dengan menggunakan manipulasi dan


imobilisasi ekterna dengan menggunakan gips. Reduksi
tertutup yang diartikan manipulasi dilakukan dengan
pembiusan umum dan lokal.

d. Reduksi tertutup dengan traksi kontinu dan counter traksi,


tindakan ini mempunyai tujuan utama, yaitu beberapa reduksi
yang bertahap imobilisasi.
PENATALAKSANAAN
2. Penatalaksanaan Pembedahana.
a.Reduksi tertutup dengan fiksasi perkuatan atau K-Wire.
b.Reduksi terbuka dengan fiksasi internal dan fiksasi
eksternal tulang.
c.Open Reduction and Internal Fixation atau reduksi terbuka
dengan fiksasi internal. yang sering terjadi pada orang tua.
d.Open Reduction Terbuka dengan Fiksasi Eksternal.
Tindakan ini merupakan pilihan bagi sebagian besar fraktur.
Fiksasi eksternal dapat menggunakan konselosascrew atau
dengan metilmetaklirat (aklirik gigi) atau fiksasi eksterna
dengan jenis-jenis lain seperti gips.
Konsep Asuhan keperawatan
 Pengkajian
 Identitas Klien
 Keluhan utama : nyeri (gunakan PQRST)
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat penyakit klg
 Riwayat psikososial
Konsep Asuhan keperawatan
 Pemeriksaan fisik
a. Sistem Integumen
 Kepala
 Leher
 Mata
 Telinga
 Hidung
 dll
Pola-pola fungsi kesehatan
 Pola nutrisi dan metabolisma
 Pola eliminasi
 Pola tidur dan istirahat
 Pola aktifitas
 Pola persepsi dan konsep diri
 Pola sensori dan kognitif
 dll
Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik
(mis. Prosedur operasi).
2. Defisit perawatan diri berhubugan degan gangguan
musculoskeletal
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri.
4. Gangguan Integritas Kulit/Jaringan berhubungan
dengan factor mekanis
5. Risiko cedera berhubungan dengan ketidak amanan
transportasi.
6. Risiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur
invasif.
INTERVENSI KEPERAWATAN
THANK YOU
DO YOU HAVE A QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai