PADA FRAKTUR
KLOMPOK 1
NAMA ANGGOTA KLOMPOK
Menembus kulit Pelepasan pelepasan Trauma Deformitas
(Fr. Terbuka) mediator nyeri mediator inflamasi arteri/vena
Ggn fungsi
luka ditangkap reseptor vasodilatasi perdarahan Ggn fungsi
nyeri perier
kerusakan peningkatan Tidak Kerusakan
Integritas jar. impuls ke otak aaliran darah terkontrol mobilitas
Fisik
kerusakan persepsi nyeri peningkatan kehilangan
Pertahanan primer permiabilitas kapiler vol cairan
nyeri akut berlebihan
Port de entry kebocoran cairan
kuman Inefektif perfusi jar. Perifer ke intertisial Resiko syok
Hipovolemik
Resiko infeksi Menekan pemb. Darah perifer Edema
PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN
DIAGNOSTIK
1. X-ray: untuk menentukan luas/lokasi fraktur.
2. Scan tulang: untuk memperlihatkan fraktur dengan
jelas, mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak
3. Arteriogram: untuk memastikan ada tidaknya
kerusakan vasekuler.
4. Hitung darah lengkap: hemokonsentrasi mungkin
meningkat, menurun pada perdarahan, peningkatan
leukosit sebagai respon terhadap peradangan
5. Kreatinin: trauma otot dapat meningkatkan beban
kreatinin untuk klirens ginjal.
6. Profil koagulasi: perubahan dapat terjadi pada
kehilangan darah, transfusi darah atau cedera hati.
KOMPLIKASI
1. Komplikasi awal
a. Syok
Syok hipovolemik akibat dari perdarahan karena tulang
merupakan organ yang sangat vaskuler maka dapat terjadi
perdarahan yang sangat besar sebagai akibat dari trauma
khususnya pada fraktur femur dan fraktur pelvis.
b. Emboli lemak
Pada saat terjadi fraktur, globula lemak dapat masuk
kedalam darah karena tekanan sumsum tulang lebih tinggi
dari tekanan kapiler dan katekolamin yang dilepaskan
memobilisasi asam lemak kedalam aliran darah.
Lanjutan…
c. Compartment Syndrome
Compartment syndrome merupakan masalah yang terjadi
saat perfusi jaringan dalam otot kurang dari yang
dibutuhkan. Hal ini disebabkan oleh karena penurunan
ukuran fasia yang membungkus otot terlalu ketat, balutan
yang terlalu ketat dan peningkatan isi kompartemen
karena perdarahan atau edema.