Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

Asuhan Keperawatan Ibu Dengan Hemorgic Post Partum

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kesehatan reproduksi

Dosen pengampu:hj.ilham,S.Kep,Ners,M,Kep

DISUSUN OLEH:

1. Rabiatul hadawiyah
2. Siti sartika
3. Raodiatun
4. Winarti tuti mayani
5. Zelina Aprilia sonita
6. sahrul

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

S1 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah


memberikan rahmat dan karunianyakepada kita semua, sehingga berkat
karunianya kami dapat menyelesaikan makalah tentang’’Asuhan Keperawatan
Ibu Dengan Hemoragic Post Partum ’’.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan


terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
tugas makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini. Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi
pembacanya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat


kelebihan dan kekurangannya sehingga kami mengharap kritik dan saran yang
dapat memperbaiki untuk

penulisan makalah selanjutnya.

Mataram, 21 Maret 2022

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................3

PENDAHULUAN...................................................................................................3

A. Latar Belakang..............................................................................................3

B. TUJUAN.......................................................................................................4

BAB II......................................................................................................................5

PEMBAHASAN......................................................................................................5

A. Pengertian......................................................................................................5

B. Etiologi..........................................................................................................6

C. Patofisiologi..................................................................................................8

D. Klasifikasi.....................................................................................................8

E. Faktor resiko.................................................................................................9

F. Gejala klinik pendarahan post partum..........................................................9

G. Diagnosis pendarahan post partum.............................................................10

H. Komplikasi pendarahan post partum...........................................................10

I. Pemeriksaan penunjang...............................................................................10

J. Penatalaksanaan pendarahan post partum...................................................10

BAB III..................................................................................................................12

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................12


A. Pengkajian...................................................................................................13

B. Diagnose keperawatan................................................................................15

C. Intervensi keperawatan...............................................................................15

D. Implementasi Keperawatan.........................................................................17

E. Evaluasi.......................................................................................................18

BAB III..................................................................................................................19

ANALISIS JURNAL.............................................................................................19

A. KESIMPULAN...........................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................22
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Persalinan adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di luar rahim
bayi baru lahir. Dengan faktor- faktor insensial persalinan, proses persalinan itu
sendiri, kemauan persalinan, adaptasi ibu dan bayi, proses keperawatan baik pada
wanita maupun pada keluarga (Alden, 2004).

Post partum adalah waktu dimana proses penyembuhan dan perubahan, waktu
sesudah melahirkan sampai sebelum hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya
anggota keluarga baru (mitayani, 2009). Masa nifas (puerperium) dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat–alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerpenium dimulai 2 jam setelah
melahirkan plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu, dalam bahasa
latin, waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak ini dsebut puerperium yaitu
dari kata puer yang artinya bayi dan parous melahirkan. Jadi puerperium berarti
masa setelah melahirkan bayi. Puerperium adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat–alat kandungan kembali seperti sebelum hamil,
sekitar 50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama postpartum sehingga
pertolongan pasca persalinan yang berkualitas harus terselenggara pada masa itu
untuk memenuhi kebutuhan ibu (Vivian,2011).Dibagi menjadi perdarahan post
partum primer dan juga perdarahan post partum sekunder.perdarahan post partum
primer terjadi dalam 24 jam pertama. penyebab utama perdarahan post partum
primer adalah Antonia uteri, retensio plasenta,dan robekan jalan lahir. Perdarahan
post partum sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta atau membran.

Perdarahan pasca persalinan adalah kehilangan darah melebihi 500 ml yang


terjadi setelah bayi lahir. Perdarahan primer adalah perdarahan pasca persalinan
dini, terjadi dalam 24 jam pertama sedangkan perdarahan sekunder perdarahan
masa nifas terjadi setelah itu.

Perdarahan pasca persalinan adalah kehilangan darah melebihi 500 ml yang


terjadi setelah bayi lahir. Perdarahan primer adalah perdarahan pasca persalinan
dini, terjadi dalam 24 jam pertama sedangkan perdarahan sekunder perdarahan
masa nifas terjadi setelah itu Prof.Dr. WZ. Johannes Kupang tiga bulan terakir
yaitu pasien yang masuk rumah sakit dengan diagnosa perdarahan post partum
sebanyak 7 orang. sehubungan dengan hal diatas maka penulis termotivasi untuk
membahas lebih lanjut tentang perdarahan post partum melaluai karya tulis ilmiah
dengan judul “ asuhan keperawatan post pada Nn.” D.W.B”dengan perdarahan
post partum di ruangan flamboyan RSUD Prof.Dr.WZ Johannes kupang Tahun
2019”.

B. TUJUAN

Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan yang tepat dapat


diterapkan pada ibu dengan hemorgic post partum sesuai dengan
kondisinya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Persalinan adalah suatuu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat


hidup dari dalam uterus melaluai vagina kedunia luar. Persalinan imatur
adalah persalinan sat kehamilan 20-28 minggu dengan berat janin antra
500-1.000 gr. persalinan premature adalah persalinan saat kehamilan 28-
36 minggu dengan berat janin antara 1.000 -2.5000 gr.
Persalinan ( labour adalah rangkaian proses pengeluaran hasil konsepsi
dari dalam uterus melaluai jalan lahir ( reeder, martin dan koniak-
grifin ,2010). persalinan adalah persalinan alami ,namun apabila tidak di
periksa atau diberi perawatan dengan benar banyak klien merasa cemas
dan takut atau mengalami komplikasi saat melahirkan, Kecemasan
umumnya disebabkan oleh faktor-faktor resiko atau ketidaktahuan klien
dan komplikasi yang dapatterjadi disebabkan oleh faktor-faktor resiko atau
ketidaktahuan klien dengan komplikasi yang terjadi disebabkan oleh faktor
dari dalam atau dari luar tubuh.
Perdarahan pasca persalinana adalah kehilangan darah melebihi 500 ml
yang terjadi setelah bayi lahir. perdarahan primer ( perdarahan pasca
persalinan dini ) terjadi dalam 24 jam pertama, sedangkan perdarahan
sekunder ( perdarahan masa nifas ). Perdarahan postpartum (PPP)
didefinisikan sebagai kehilangan 500 ml atau lebih darah setelah
persalinan pervaginam.

B. Etiologi

Pendarahan post partum bisa terjadi karena:


1. Atonia uteri
Atonia uteri adalah ketidakmampuan uterus khususnya
miometrium untuk berkontraksi setelah plasenta lahir. Perdarahan
postpartum secara fisiologis dikontrol oleh kontraksi serat-serat
miometrium terutama yang berada di sekitar pembuluh darah yang
mensuplai darah pada tempat perlengketan plasenta (Wiknjosastro,
2006).Kegagalan kontraksi dan retraksi dari serat miometrium
dapat menyebabkan perdarahan yang cepat dan parah serta syok 9
hipovolemik. Kontraksi miometrium yang lemah dapat diakibatkan
oleh kelelahan karena persalinan lama atau persalinan yang terlalu
cepat, terutama jika dirangsang. Selain itu, obat-obatan seperti obat
anti-inflamasi nonsteroid, magnesium sulfat, beta-simpatomimetik,
dan nifedipin juga dapat menghambat kontraksi miometrium.
Penyebab lain adalah situs implantasi plasenta di segmen bawah
rahim, korioamnionitis, endomiometritis, septikemia, hipoksia
pada solusio plasenta, dan hipotermia karena resusitasi masif
(Rueda et al., 2013). Atonia uteri merupakan penyebab paling
banyak PPP, hingga sekitar 70% kasus. Atonia dapat terjadi setelah
persalinan vaginal, persalinan operatif ataupun persalinan
abdominal. Penelitian sejauh ini membuktikan bahwa atonia uteri
lebih tinggi pada persalinan abdominal dibandingkan vaginal.
2. Laserasi jalan lahir
Pada umumnya robekan jalan lahir terjadi pada persalinan dengan
trauma. Pertolongan persalinan yang semakin manipulatif dan
traumatik akan memudahkan robekan jalan lahir dan karena itu
dihindarkan memimpin persalinan pada saat pembukaan serviks
belum lengkap. Robekan jalan lahir biasanya akibat episiotomi,
robekan spontan perineum, trauma forsep atau vakum ekstraksi,
atau karena versi ekstraksi (Prawirohardjo, 2010).
Laserasi diklasifikasikan berdasarkan luasnya robekan yaitu
(Rohani, Saswita dan Marisah, 2011):
a. Derajat satu Robekan mengenai mukosa vagina dan kulit
perineum.
b. Derajat dua Robekan mengenai mukosa vagina, kulit, dan
otot perineum
c. Derajat tiga Robekan mengenai mukosa vagina, kulit
perineum, otot perineum, dan otot sfingter ani eksternal
d. Derajat empat Robekan mengenai mukosa vagina, kulit
perineum, otot perineum, otot sfingter ani eksternal, dan
mukosa rektum.
3. Retensio plasenta
Retensio plasenta adalah plasenta belum lahir hingga atau melebihi
waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hal ini disebabkan karena
plasenta belum lepas dari dinding uterus atau plasenta sudah lepas
tetapi belum dilahirkan. Retensio plasenta merupakan etiologi
tersering kedua dari perdarahan postpartum (20% - 30% kasus).
Kejadian ini harus didiagnosis secara dini karena retensio plasenta
sering dikaitkan dengan atonia uteri untuk diagnosis utama
sehingga dapat membuat kesalahan diagnosis. Pada retensio 11
plasenta, resiko untuk mengalami PPP 6 kali lipat pada persalinan
normal (Ramadhani, 2011).
Terdapat jenis retensio plasenta antara lain (Saifuddin, 2002) :
a. Plasenta adhesiva adalah implantasi yang kuat dari jonjot
korion plasenta sehingga menyebabkan mekanisme separasi
fisiologis.
b. Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta
hingga memasuki sebagian lapisan miometrium.
c. Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta
yang menembus lapisan serosa dinding uterus.
d. Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta
yang menembus serosa dinding uterus.
e. Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta di dalam
kavum uteri, disebabkan oleh konstriksi ostium uter
C. Patofisiologi

Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah, didalam uterus


masih terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam
stratum spongiosum, sehingga sinus-sinus maternalis, ditempat insersinya
plasenta terbuka. Pada waktu uterus berkontraksi, pembuluh darah yang
terbuka tersebut akan menutup, kemudian pembuluh darah tersumbat oleh
bekuan darah sehingga perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan
retraksi dan kontraksi otot uterus, akan menghambat penutupan pembuluh
darah dan menyebabkan perdarahan yang banyak. Keadaan demikian
menjadi faktor utama penyebab perdarahan paska persalinan. Perlukaan
yang luas akan menambah perdarahan seperti robekan servix, vagina dan
perinium.

D. Klasifikasi

Klasifikasi klinis perdarahan postpartum yaitu (Manuaba, 2008)


1) Perdarahan Postpartum Primer yaitu perdarahan postpartum yang
terjadi dalam 24 jam pertama kelahiran. Penyebab utama
perdarahan postpartum primer adalah atonia uteri, retensio
plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir dan inversio uteri.
2) Perdarahan Postpartum Sekunder yaitu perdarahan postpartum
yang terjadi setelah 24 jam pertama kelahiran. Perdarahan
postpartum 13 sekunder disebabkan oleh infeksi, penyusutan rahim
yang tidak baik, atau sisa plasenta yang tertinggal

E. Faktor resiko

Faktor risiko PPP dapat ada saat sebelum kehamilan, saat kehamilan, dan
saat. Faktor risiko selama kehamilan meliputi usia, indeks massa tubuh,
riwayat perdarahan postpartum, kehamilan ganda, plasenta previa,
preeklampsia, dan penggunaan antibiotik. Sedangkan untuk faktor risiko
saat persalinan meliputi plasenta previa anterior, plasenta previa mayor,
peningkatan suhu tubuh >37⁰C, korioamnionitis, dan retensio plasenta
(Briley etal., 2014). Meningkatnya usia ibu merupakan faktor independen
terjadinya PPP. Pada usia lebih tua jumlah perdarahan lebih besar pada
persalinan sesar dibanding persalinan vaginal. Secara konsisten penelitian
menunjukkan bahwa ibu yang hamil kembar memiliki 3-4 kali
kemungkinan untuk mengalami PPP (Anderson, 2008).
Perdarahan postpartum juga berhubungan dengan obesitas. Risiko
perdarahan akan meningkat dengan meningkatnya indeks massa tubuh.
Pada wanita dengan indeks massa tubuh lebih dari 40 memiliki resiko
sebesar 5,2% dengan persalinan normal.

F. Gejala klinik pendarahan post partum

Efek perdarahan banyak bergantung pada volume darah sebelum hamil,


derajat hipervolemia-terinduksi kehamilan, dan derajat anemia saat
persalinan. Gambaran PPP yang dapat mengecohkan adalah kegagalan
nadi dan tekanan darah untuk mengalami perubahan besar sampai terjadi
kehilangan darah sangat banyak. Kehilangan banyak darah tersebut
menimbulkan tanda-tanda syok yaitu penderita pucat, tekanan darah
rendah, denyut nadi cepat dan kecil, ekstrimitas dingin, dan lain-lain
(Wiknjosastro, 2006; Cunningham, 2005)

G. Diagnosis pendarahan post partum

a. Perdarahan banyak yang terjadi terus-menerus setelah bayi lahir


b. Pada perdarahan melebihi 20% volume total timbul gejala
penurunan tekanan darah nadi cepat , pucat, ekstremitas dingin,
sampai terjadi syok.
c. Perdarahan sebelum plasenta lahir biasanya disebabkan retensio
plasenta atau laserasi jalan lahir. bila karena retensio plasenta,
perdarahan berhenti setelah plasenta lahir.
d. Pada perdarahan setelah plasenta lahir perlu dibedakan sebanya
antara atonia uteri, sisa plasenta, atau trauma jalan lahir. pada
pemeriksaan obsterti , mungkin kontraksi uterus lembek dan
membesar jika ada atonia uteri. bila kontraksi uterus baik,
eksprolasi untuk mengetahui adanya sisa plasenta atau atau trauma
lahir.
e. Riwayat partus lama, partus presipitatus, perdarahan antepartum
atau etiologi lain

H. Komplikasi pendarahan post partum

Syok, KID, Sindrom Sheesan ( nekrosis hipofisis pars anterior )

I. Pemeriksaan penunjang

1. Darah : kadar hemoglobin, hematokrit, masa perdarahan, masa


pembekuan.
2. USG : bila perlu untuk menentukan adanya sisa jaringan konsepsi
intrauterine.

J. Penatalaksanaan pendarahan post partum

1. Pencegahan : obati anemia dalam kehamilan. pada pasien dengan


riwayat perdarahan pasca persalinan sebelumya, persalinan harus
bersalangsung di rumah sakit. jangan memijat dan mendorong
uterus kebawah sebelum plasenta lepas. berikan 10 unit
oksitosinim setelah anak lahir dan 0,2 mg ergometrin im setelah
plasenta lahir.
2. Penanganan : Tentukan apakah terdapat syok, bila ada segera
berikan transfuse cairan, atau darah, kontrol perdarahan dan
berikan oksigen. bila ada keadaan umum telah membaik , lakukan
pemeriksaan untuk menentukan etiolagi.
Pada retensio plasenta, bila plasenta belum lahir dalam 30 menit,
lahirkan plasenta dengan plasenta manual. bila terdapat plasenta
akreta, segera hentikan plasenta manual dan lakukan histerektomi.
a. bila hanya sisa plasenta, lakukan pengeluaran plasenta
dengan digital/ kuratase, sementara infus oksitosin
diteruskan.
b. Pada trauma jalan lahir, segera lakukan reparasi.
c. Pada atonia uteri, lakukan masase dan penyuntikan 0,2 ml
ergometrin intravena dan prostaglandin parenteral. jika
tidak berhasil lakukan kompresi bimanual pada uterus
dengan cara memasukan tangan kiri kedalam vagina dan
dalam posisi mengepal diletakan diforniks anterior, tangan
kanan diletakan didinding perut memegang fundus uterui.
bila tetap gagal dapat dipasang tampon uterovaginal dengan
cara mengisi kavum uteri dengan kasa sampai padat selama
24 jam, atau dipasang kateter folley. bila tindakan tersebut
tidak dapat menghentikan perdarahan juga, terapi defenitif
yang diberikan adalah histeroktom atau ligasi uterine
d. Bila disebabkan ganguan pembekuan darah, berikan
transfusi plasma segara Pada perdarahan pasca persalinan
sekunder : kompresi bimanual sedikitnya selama 30 menit
antibiotik sprektum luas oksitosin 10 U intramuscular tiap 4
jam atau 10-20 U/IV dengan tetesan lambat 15 smetil PGF
0,25 mg IM tiap
2 jam atau ergot alkalaoid tiap 6 jam sedikitnya selama 2
hari.
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan.


Pengkajian yang benar dan terarah akan mempermudah dalam
merencanakan tindakan dan evaluasi, dari tidakan yang
dilakasanakan. Pengkajian dilakukan secara sistematis, berisikan
informasi subjektif dan objektif dari klien yang diperoleh dari
wawancara dan pemeriksaan fisik.
Pengkajian terhadap klien post partum meliputi :
1) Identitas pasien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan,
pendidikan, alamat, medical record dan lain lain
2) Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
Riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit
ginjal kronik, hemofilia, riwayat pre eklampsia,
trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh
darah, tempat implantasi plasenta, retensi sisa
plasenta.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Yang meliputi alasan klien masuk rumah sakit,
keluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan
darah dalam jumlah banyak (>500ml), Nadi lemah,
pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing, gelisah,
letih, tekanan darah rendah, ekstremitas dingin ,
mual.
c. Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang
menderita hipertensi, penyakit jantung, pre
eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan
penyakit menular.
d. Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang
menderita hipertensi, penyakit jantung, pre
eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan
penyakit menular.
e. Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin
yang keberapa, Usia mulai hamil, Riwayat hamil,
persalinan dan nifas yang lalu
f. Riwayat hamil meliputi: Waktu hamil muda, hamil
tua, apakah ada abortus, retensi plasenta, Riwayat
persalinan meliputi: Tua kehamilan, cara persalinan,
penolong, tempat bersalin, apakah ada kesulitan
dalam persalinan anak lahir atau mati, berat badan
anak waktu lahir, panjang waktu lahir, Riwayat
nifas meliputi: Keadaan lochea, apakah ada
pendarahan, ASI cukup atau tidak dan kondisi ibu
saat nifas, tinggi fundus uteri dan kontraksi
g. Riwayat Kehamilan sekarang
Hamil muda, keluhan selama hamil muda, Hamil
tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat
badan, tinggi badan, suhu, nadi, pernafasan,
peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat
mual, keluhan lain
h. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat
pelayanan, beberapa kali, perawatan serta
pengobatannya yang didapat
3) Pola aktifitas sehari-hari
a. Makan dan minum, meliputi komposisi makanan,
frekuensi, baik sebelum dirawat maupun selama
dirawat. Adapun makan dan minum pada masa nifas
harus bermutu dan bergizi, cukup kalori, makanan
yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-
sayuran dan buah – buahan.
b. Eliminasi, meliputi pola dan defekasi, jumlah
warna,konsistensi. Adanya perubahan pola miksi
dan defeksi.BAB harus ada 3-4 hari post partum
sedangkan miksi hendaklah secepatnya dilakukan
sendiri (Rustam Mukthar, 1995).
c. Istirahat atau tidur meliputi gangguan pola tidur
karena perubahan peran dan melaporkan kelelahan
yang berlebihan.
d. Personal hygiene meliputi : Pola atau frekuensi
mandi, menggosok gigi, keramas, baik sebelum dan
selama dirawat serta perawatan mengganti balutan.

B. Diagnose keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul yaitu :


1) Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan
kehilangan volume secara aktif akibat perdarahan.
2) Ketidaknyamanan pasca partum : nyeri berhubungan
dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan ,
infiltrasi)
3) Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan proses
penyakit.
C. Intervensi keperawatan
N Diagnose Tujuan & kriteria Siki
o hasil
1 Resiko Setelah dilakukan Observasi
ketidakseimbangan tindakan -monitor status hidrasi (mis:frekuensi
cairan keperawatan selama nadi,aktral,pengisian kapiler,kelembapan
3x24 jam diharapkan mukosa,turgor kulit,tekanan darah)
masalah keperawatan -monitor berat badan harian
meningkat dengan -monitor berat badan sebelum dan
kriteria hasil: sesudah dialysis
1. asupan cairan -monitor hasil pemeriksaan lab
meningkat (mis:hematokrid,Na,K,Cl,berat jenis
2. keluaran urin urin,BUN)
meningkat -monitor status hemodinamik
3.kelembaban (mis:MAP,CVP,PAP,PCWP jika tersedia)
membran mukosa Terapeutik
meningkat -catat intake-outputdan hitung balans
4. asupan makanan cairan 24 jam
meningkat -berikan asupan cairan, sesuai kebutuhan
5.dehidrasi menurun -berikan cairan iv,jika perlu
6.tekanan darah Kolaborasi
membaik -kolaborasi pemberian diuretic,jika perlu
7.denyut nadi radial
membaik
8.turgor kulit
membaik
9.BB membaik

2 Ketidaknyamanan Setelah dilakukan Observasi


pasca partum tindakan -identifikasi lokasi
keperawatan selama karakteristik,durasi,frek,kualitas,intensitas
3x24 jam diharapkan nyeri
masalah keperawatan -identifikasi skala nyeri
menurun dengan -identifikasi respon nyeri nonverbal
kriteria hasil: -identifikai factor yang memperberat dan
1. keluhan tidak memperingan nyeri
nyaman menurun -identifikasi pengetahuan dan keyakinan
2. meringis menurun tentang nyeri
3. luka epislotomi Identifikasi pengaruh budaya terhadap
menurun respon nyeri
4. hemoroid -identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
menurun hidup
5. tekanan darah -monitor keberhasilan terapi
meningkat komplementer yang sudah diberikan
6. frekuensi nadi -monitor efek samping penggunaan
meningkat analgetik
Terapeutik
-berikan Teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis:tensi,hypnosis,akupresur,terapi
music,biofetbek,terapi pijat,aroma
terapi,Teknik imajinasi
terbimbing,kompres hangat atau
dingin,terapi bermain)
-kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis:suhu
ruangan,pencahayaan,kebisingan)
-fasilitasi istirahat dan tidur
-pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
D. Implementasi Keperawatan

Implementasi adalah kategori dan perilaku keperawatan dimana


tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang di
perkiran dari asuhan keprawatan dilakukan dan disesuaikan.
Langkah-langkah yang diperlukan dalam pelaksanaan adalah
sebagai berikut:
a. Mengkaji ulang pasien
Fase pengkajian ulang terhadap komponen implementasi
memberikan mekanisme bagi perawat untuk menentukan
apakah tindakan keperawatan yang diusulkan masih sesuai.
b. Menelaah dan memodifikasi rencana asuhan keperawatan
yang ada sebelum memulai keperawatan Perawat menelah
rencana asuhan keperawatan, dan membandingkannya
dengan data pengkajian untuk memvalidasi diagnosa
keperawatan yang dinyatakan dan menentukan apakah
intervensi keperawatan yang paling sesuai untuk situasi
klinis saat itu. Jika status pasien telah berubah dan dignosa
keperawatan dan intervensi keperawatan harus dimodifikasi
yaitu :
a) Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang
dilakukan sesuai rencana yang telah ditetapkan.
selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri
dan kolaboratif. selama melaksanakan kegiatan
perlu diawasi dan monitor kemajuan kesehatan klien
agar kebutuhan cairan dapat terpenuhi.
b) Melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana
yang telah ditetapkan untuk membebaskan klien
dari nyeri.
c) Melakukan tindakan keperawatan sesuai rencana
yang telah ditetapkan untuk mengurangi resiko
infeksi.
d) Melakukan tindakan keperwatan sesuai rencana
yang telah ditetapkan agar pasien dapat melakukan
aktifitas tanpa bantuan.

E. Evaluasi

Evaluasi keperawatan yaitu membandingkan data subyektif dan


obyektif yang dikumpulkan dari pasien, perawat lain, dan keluarga
untuk meningkatkan tingkat keberhasilan dalam memenuhi hasil
yang diharapkan ditetapkan selama perencanaan.
Langkah-langkah evaluasi dari proses perawatan mengukur
respon pasien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan pasien
kearah tujuan. Tujuan asuhan keperawatan untuk membantu pasien
menyelesaikan masalah kesehatan aktual, mencegah kekambuhan
dari masalah potensial dan pertahankan status sehat.Evaluasi
terhadap asuhan menentukan apakah tujuan ini telah dilaksanakan.
Aspek dalam dari evaluasi mencakup pencukuran kualitas asuhan
keperawatan yang diberikan dalam lingkungan perawatan
kesehatan.
BAB III

ANALISIS JURNAL

Judul Perdarahan Postpartum ( Perdarahan


Paskasalin)
Volume dan Halaman Volume 1, Nomor 1
Tahun 2020
Penulis Leo Simanjuntak
Tujuan Penelitian Penelitian dalam jurnal ini bertujuan untuk
mengetahui tentang perdarahan postpartum
yang sering terjadi. Mengetahui definisi
Perdarahan postpartum, Etiologi perdarahan
postpartum, Klasifikasi perdarahan postpartum,
Serta mengetahui pengelolaan dan
penatalaksanaan yang diberikan.
Metode Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
dengan rancangan studi kasus eksploratoris.

Prinsip pengumpulan data dalam penelitian ini


menggunakan multi sumber bukti.
Hasil Perdarahan postpartum merupakan penyebab
utama kematian maternal diseluruh dunia
dengan insidens sebesar 5% -10% dari seluruh
persalinan.

Terdapat kecenderungan penurunan kematian


maternal oleh karena perdarahan hal ini
disebabkan antara lain penanganan yang
semakin baik tetapi angka ini seharusnya
masih bisa diturunkan lebih rendah lagi.

Trias keterlambatan sudah lama diketahui


menjadi penyebab terjadinya kematian
maternal yaitu terlambat merujuk, terlambat
mencapai tempat rujukan, dan terlambat
mendapat pertolongan yang adekuat di tempat
rujukan.

Sebaliknya apabila tidak terjadi kontraksi


uterus segera setelah pelepasan plasenta akan
terjadi perdarahan postpartum yang hebat dan
membahayakan jiwa.
Kelebihan Memiliki penjelasan yang mudah dipahami.
Kekurangan Dalam jurnal tidak dijelaskan secara detail
bagaimana proses penelitian dilakukan.

A. KESIMPULAN

Persalinan adalah suatuu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat


hidup dari dalam uterus melaluai vagina kedunia luar. apabila tidak di
periksa atau diberi perawatan dengan benar banyak klien merasa cemas
dan takut atau mengalami komplikasi saat melahirkan, Kecemasan
umumnya disebabkan oleh faktor-faktor resiko atau ketidaktahuan klien
dan komplikasi yang dapatterjadi disebabkan oleh faktor-faktor resiko atau
ketidaktahuan klien dengan komplikasi yang terjadi disebabkan oleh faktor
dari dalam atau dari luar tubuh.
DAFTAR PUSTAKA

Samenel Mania Hana.2019. Asuhan Keperawatan Pada NnD.W.B Dengan


Perdarahan Post Partum Di Ruangan Flamboyan RSUD KUPANG.
http://repository.poltekeskupang.ac.id/934/1/HANA%20MANIA
%20SAMENEL.pdf
Diaskes Pada 24 maret 2023.

Leo Simanjuntak.2020. Perdarahan Pospartum (Perdarahan Paskasalin)


https://ejournal.uhn.ac.id/index.php/eksakta/article/download/51/188
Diaskes Pada 24 maret 2023.

Anda mungkin juga menyukai