Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

Asuhan Keperawatan Ibu Hamil dengan Abortus

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Maternitas

Dosen Pengampu:

Hj. Zainab, S.Si.T, M.Kes

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Muhammad Baihaqi N.I.P P07120215067

Noviyanti Dyah Hestiningtyas P07120215072

Nurul Kamili P07120215074

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN D IV KEPERAWATAN
2016
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, penyusunan makalah ini dapat terselesaikan
dalam waktu yang ditentukan. Makalah yang berjudul “Askep Ibu Hamil dengan
Abortus ” ini, disusun sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah Maternitas.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada berbagai pihak yang ikut membantu
baik langsung maupun tidak langsung.

Setelah mempelajari makalah ini, diharapkan mahasiswa keperawatan dan


masyarakat umum dapat memahaminya. Kami menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat kekurangan baik secara
materi maupun penyajian.

Oleh karena itu, segala saran dan kritik dari semua pihak ataupun pembaca
sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan lebih dan bermanfaat bagi semuanya.

Banjarbaru, 8 September 2016

Penyusun

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 2


Daftar Isi

Halaman

KATA PENGANTAR................................................................................... 2
DAFTAR ISI................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 4
A. Latar Belakang............................................................................ 4
B. Rumusan Masalah........................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan......................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan....................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 6
A. Pengertian Abortus...................................................................... 6
B. Faktor Penyebab Abortus............................................................ 7
C. Manifestasi Klinis dan Komplikasi Abortus................................ 8
D. Patofisiologi Abortus................................................................... 11
E. Pemeriksaan Penunjang Abortus................................................. 11
F. Penatalaksanaan Pasca Abortus.................................................... 11
G. Aplikasi Asuhan Keperawatan Abortus....................................... 15

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 22


A. Kesimpulan.................................................................................. 22
B. Saran............................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 3


Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sampai saat ini janin yang
terkecil , yang dilaporkan dapat hidup dilaporkan dapat hidup di luar
kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi,
karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan di bawah 1000
gram dapat hidup terus, maka abortus ditentukan sebagai pengakhiran
kehamilan sebelum janin mencapai berat 1000 gram atau kurang dari 28
minggu. Dalam pada itu dapat diadakan perbedaan antara abortus pada
kehamilan sebelum 20 minggu dan abortus pada kehamilan antara 20 dan
28minggu; yang terakhir ini dinamakan pula partus immaturus.
Abortus yang berlangsung tanpa tindakan apapun disebut abortus
spontan. Abortus buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 28 minggu
sebagai akibat sesuatu tindakan. Abortus terapeutik ialah abortus buatan yang
dilakukan atas indikasi medik.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian abortus?
2. Apa saja faktor penyebab abortus?
3. Apa saja manifestasi klinis dan komplikasi abortus?
4. Bagaimana patofisiologi dari abortus?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang abortus?
6. Bagaimanakah penatalaksanaan pasca abortus?
7. Bagaimanakah asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan abortus?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan pengertian abortus.
2. Menjelaskan faktor penyebab abortus
3. Menjelaskan manifestasi klinis dan komplikasi abortus
4. Menjelaskan patofisiologi dari abortus
5. Menjelaskan pemeriksaan penunjang abortus
6. Menjelaskan penatalaksanaan pasca abortus
7. Menjelaskan asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan abortus

D. Manfaat penulisan
Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa(i) dalam
pembelajaran tentang abortus dan memahami apa itu abortus serta mampu
memahami bagaimana asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
abortus.

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 4


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Abortus
Abortus (keguguran) adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan yang menurut para ahli ada sebelum usia 16
minggu dan 28 minggu dan memiliki BB 400-1000 gram, tetapi jika terdapat
fetus hidup di bawah 400 gram itu dianggap keajaiban karena semakin tinggi
BB anak waktu lahir makin besar kemungkinan untuk dapat hidup terus (Amru
sofian, 2012). Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang
abortus.
1. Eastman

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 5


Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan di mana fetus belum
sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus
itu beratnya terletak antara 400-1000 gram, atau usia kehamilan kurang dari
28 minggu.
2. Jeffcoat
Abortus adalah pengeluaran dari hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 28
minggu, yaitu fetus belum viable by law.
3. Holmer
Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16, di mana
proses plasentasi belum selesai.
Berdasarkan kejadiannya, abortus dapat dibagi atas dua golongan:
1. Abortus spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor-faktor mekanis
atau pun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor alamiah.
2. Abortus provakatus (induced abortion)
Adalah abortus disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-
alat. Abortus ini terbagi lagi menjadi:
a. Abortus Medisinalis (abortus therapeutica)
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila
kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu (berdasarkan
indikasi medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim
dokter ahli.
b. Abortus Kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak
legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

B. Etiologi
Faktor-faktor penyebab abortus sangat banyak. Pada bulan pertama dari
kehamilan yang mengalami abortus, hampir selalu didahului oleh matinya
fetus. Faktor-faktor yang menyebabkan kematian fetus adalah faktor ovum
sendiri, faktor ibu, dan faktor bapak.
1. Kelainan Ovum

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 6


Menurut HERTIG dkk pertumbuhan abnormal dari fetus sering
menyebabkan abortus spontan. Abortus spontan yang disebabkan karena
kelainan dari ovum berkurang kemungkinannya kala kehamilan sudah lebih
dari satu bulan, artinya makin muda kehamilan saat terjadinya abortus
makin besar kemungkinan disebabkan oleh kelainan ovum (50-80%).
2. Kelainan Genetelia Ibu
Misalnya pada ibu yang menderita:
a. Anomali kongenital (hipoplasia uteri, uterus bikornis, dan lain-lain)
b. Kelainan letak dari uterus seperti retrodeks uteri fiksata
c. Tidak sempurnanya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum
yang sudah dibuahi, seperti kurangnya perogesteron atau estrogen,
endometritis, mioma submukosa
d. Uterus terlalu cepat teregang (kehamilan ganda, mola)
e. Distorsio uterus, misalnya karena terdorong oleh tumor pelvis
3. Gangguan Sirkulasi Plasenta
Kita jumpai pada ibu yang menderita penyakit nefritis, hipertensi, toksemia
gradivarum, anomali plasenta, dan endarteritis oleh karena lues
4. Penyakit-penyakit Ibu
Misalnya pada:
a. Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi seperti pneumonia,
tifoid, pielitis, rubeola, demam malta, dan sebagainya. Kematian fetus
dapat disebabkan karena toksin dari ibu invasi kuman atau virus pada
fetus
b. Keracunan Pb, nikotin, gas racun, alkohol, dan lain-lain
c. Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru berat,
anemi gravis
d. Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotiroid,
kekurangan vitamin A, C, atau E, diabetes melitus
5. Antagonis Rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus,
sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 7


6. Terlalu cepatnya korpus luteum menjadi atrofis; atau faktor serviks, yaitu
inkompetensi servis, sevisitis.
7. Perangsangan terhadap ibu yang menyebabkan uterus berkontraksi
Misalnya: sangat terkejut, obat-obat uterotonika, katakulan laparotomy, dan
lain-lain. Atau dapat juga karena trauma langsung terhadap fetus; selaput
janin rusak langsung karena instrument, benda, dan obat-obatan.
8. Penyakit bapak: umur lanjut, penyakit kronis seperti: TBC, anemi,
dekompensasis kordis, malnutrisi, nefritis, sifilis, keracunan (alkohol,
nikotin, Pb, dan lain-lain), sinar rontgen, avitaminosis.

C. Manifestasi Klinis
Klinis Abortus Spontan
1. Abortus immines (threatened abortion)
Keguguran mengancam dan keguguran pada tingkat permulaan. Keguguran
belum terjadi sehingga kehamilan dapat dipertahankan dengan cara:
a. Tirah baring
b. Gunakan preparat progesteron
c. Tidak berhubungan badan
d. Evaluasi secara berkala dengan USG untuk melihat perkembangan janin

2. Abortus Insipient
Adalah proses keguguran yang sedang berlangsung sebelum kehamilan
berusia 20 minggu dan konsepsi masih di dalam uterus. Ditandai dengan
adanya rasa sakit karena telah terjadi kontraksi rahim untuk mengeluarkan
hasil konsepsi. Ostium bisa ditemukan sudah terbuka dan kehamilan tidak
dapat dipertahankan lagi. Penatalaksanaan: evaluasi hasil konsepsi dengan
dilatasi dan kuretase. Diikuti pemberian uterotonika analgetik dan
antibiotika.
3. Abortus Inkompletus (Keguguran bersisa)
Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah
desidua atau plasenta. Gejalanya yaitu, amenorea, sakit perut, dan mulas-
mulas, perdarahan sedikit atau banyak, dan biasanya berupa stolsel (darah

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 8


beku) sudah ada keluar fetus atau jaringan, tetapi jika perdarahan belum
berhenti karena konsepsi belum keluar semua akan menyebabkan syok. Ini
terjadi sebelum kehamilan berusia 20 minggu.
Pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provakatus yang
dilakukan oleh orang yang tidak ahli, sering terjadi infeksi. Pada
pemeriksaan dalam (V.T.) untuk abortus yang baru terjadi didapati serviks
terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis
servikalis atau kavum uteri, serta uterus yang berukuran lebih kecil dari
seharusnya. Penatalaksanaanya yaitu, sama dengan abortus insipiens.
4. Abortus Komplitus (Keguguran lengkap)
Artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus), sehingga
rongga rahim kosong. Terapinya yaitu, hanya dengan uterotonika.
5. Missed Abortion
Adalah keadaan dimana janin telah mati namun masih berada di dalam
rahim sebelum berusia 20 minggu tetapi hasil konsepsi masih tertahan
dalam kandungan selama 6 minggu atau lebih. Hal ini dapat diketahui dari
pemeriksaan USG, dengan tidak ditemukannya gerak jantung janin pada
panjang janin (CRL) > 10 mm. Janin (fetus) yang meninggal ini bisa keluar
dengan sendirinya dalam 2-3 bulan sesudah fetus mati; bisa diresorbsi
kembali sehingga hilang; bisa terjadi mongering dan menipis yang disebut:
fetus papyraceus; atau bisa jadi mola kamosa, dimana fetus yang sudah mati
1 minggu akan mengalami degenerasi dan air ketubannya diresorbsi tidak
berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya pada penderita juga
diberikan tonika dan antibiotika. Komplikasinya yaitu, bisa timbul hipo atau
afibrinogenemia. Fetus yang sudah mati begitu melekat pada rahim
sehingga sulit sekali untuk dilakukan kuretase.
Komplikasi abortus:
1. Perdarahan
a. Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa
hasil konsepsi dan jika perlu pemberian transfusi darah.
b. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak
diberikan pada waktunya.
2. Perforasi

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 9


Sering terjadi sewaktu dilatasi dan kretase yang dilakukan oleh tenaga
yang tidak ahli seperti bidan dan dukan.
a. Perforasi uterus pada kerokan dapat dapat terjadi terutama pada uterus
dalam posisi hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini penderita perlu
diamati dengan teliti jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan
laparatomi, dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan
luka perforasi atau perlu histerektomi.
b. Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh seorang awam
menimbulkan persoalan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas,
mungkin pula terjadi pada kandung kemih atau usus. Dengan adanya
dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparotami harus segera
dilakukan untuk menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya
mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi.
3. Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus tetapi
biasanya didapatkan pada abortus inkomplet yang berkaitan erat dengan
suatu abortus yang tidak aman (unsafe abostion)
4. Payah ginjal akut

5. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan
karena infeksi berat (syok endoseptik).

D. Patofisiologi
Pada permulaan, terjadi perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh
nekrosis jaringan sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi
terlepas. Karena dianggap benda asing, maka uterus berkontraksi untuk
mengeluarkannya. Pada kehamilan di bawah 8 minggu, hasil konsepsi
dikeluarkan seluruhnya, karena vili korealis belum menembus desidua terlalu
dalam; sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu, telah masuk agak dalam,
sehingga sebagian keluar dan sebagian lagi akan tertinggal, karena itu akan
banyak terjadi perdarahan.

E. Pemeriksaan Penunjang
1. Tes kehamilan dengan positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu
setelah abortus

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 10


2. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih
hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion

F. Pentalaksanaan
Untuk mencegah abortus berulang. Pada pasien yang telah mengalami
abortus, dianjurkan melakukan pemeriksaan TORCH (Toxoplasma, Rubella,
Cytomegalovirus, dan Herpes virus) lewat pengambilan darah. Terapi
disesuaikan dengan hasil pemeriksaan laboratorium tersebut.
1. Dokter yang merawat melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik
2. Konsultasi bagian anestesi untuk mempersiapkan tindakan kuretase
3. Konsultasi bagian penyakit dalam guna penilaian fungsi kardiorespirasi
pada penderita golongan resiko tinggi atau usia lebih dari 40 tahun
4. Konsultasi bagian patologi anatomi apabila kita ragu dengan hasil
kuretase
5. Pengelolaan:
a. Abortus Imminens
1) Istirahat di tempat tidur agar aliran darah ke uterus meningkat dan
rangsang mekanik berkurang
2) Bila perlu diberi penenang Phenobarbital 3 x 30 mg/hari, dan
spasmolitika misalnya papaverin atau tokolitik per infus atau
peroral
3) Untuk melihat kehamilan dilakukan pemeriksaan USG
4) Penderita bisa pulang setelah pendarahan pervaginam berhenti
dengan hasil dari pemeriksaan kehamilan baik
5) Dengan anjuran 2 minggu kemudian kontrol kembali
6) Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan atau hubungan seksual
7) Jika perdrahan berhenti, lakukan asuhan antenatal seperti biasa,
lakukan penilaian jika perdrahan terjadi lagi. Jika perdarahan terus
berlangsung, nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG). Jika
perdaraha berlanjut, khususnya jika ditemukan uterus yang lebih
besar dari yang diharapkan, mungkin menunjukkan kehamilan
ganda atau mola.

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 11


b. Abortus Insipiens
1) Prinsip: uterus harus dikosongkan segera guna menghindari
pendarahan yang banyak atau syok karena rasa mules atau sakit
yang hebat
2) Pasang infus, sebaiknya disertai oksitosin drip guna mempercepat
pengeluaran hasil konsepsi
3) Pengeluaran hasil konsepsi dapat dilaksanakan dengan kuret vakum
atau dengan cunam abortus disusul dengan kerokan
4) Sebelum dilakukan kuretase diberikan antibiotika prifilaksis
5) Pasca tindakan diberikan injeksi metil ergometrin maleat, untuk
mempertahankan kontraksi
6) Penderita bisa pulang setelah keadaan memungkinkan dan tanpa
komplikasi, dengan anjuran kontrol 2 minggu
7) Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus
dengan aspirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera
berikan ergometrin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15
menit bila perlu) atau misprostol 400 mg per oral (dapat diulang
sesudah 4 jam bila perlu). Kemudian segera lakukan persipan untuk
pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
8) Jika usia kehamilan lebih 16 minggu, tunggu ekspulsi spontan hasil
konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil konsepsi. Jika perlu, lakukan
infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena (garam
fisiologik atau larutan ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes per
menit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.
c. Abortus Inkomplit
1) Bila disertai syok karena pendarahan, harus segera doberikan onfus
cairan NaCl fisiologis atau cairan Ringer Laktat, bila perlu disusul
pemberian darah
2) Setelah syok teratasi dilakukan kerokan
3) Pasca tindakan diberikan injeksi metil ergometrin maleat intra
muscular untuk mempertahankan kontraksi otot uterus

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 12


4) Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang dari
16 minggu, evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan
cunam ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar
melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler atau misiprostol 400 mcg per oral.
5) Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan
kurang 16 minggu, evaluasi sisa hasil konsepsi dengan aspirasi
vakum manual. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya
dilakukan jika aspirasi vakum manual tidak tersedia. Jika evaluasi
belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler ( diulang setelah 15 menit bila perlu) atau
misoprostol 400 mcg per oral ( dapat diulang setelah 4 jam bila
perlu).
6) Jika kehamilan lebih 16 minggu, berikan infus oksitosin 20 unit
dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau riger laktat)
dengan kecepatan 40 tetes per menit sampai terjadi ekspulsi hasil
konsepsi. Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam
setiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800
mcg). Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
d. Abortus Komplitus
1) Tidak memerlukan pengobatan khusus, cukup uterotonika atau
kalau perlu antibiotika
2) Bila anemia cukup diberikan tablet Sulfas Ferosus dengan anjuran
diet banyak protein vitamin dan mineral
3) Tidak perlu evaluasi lagi.
4) Observasi untuk melihat adanya perdarahan.
5) Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600
mgper hari selama 2 minggu. Jika anemia berat berikan transfusi
darah.
e. Missed Abortus
Perlu diperhatikan bahwa sering plasenta melekat erat dengan dinding
uterus.

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 13


1) Periksa kadar fibrinogen atau test perdarahan dan pembekan darah
sebelum kuretase, bila normal jaringan konsepsi bisa segera
dikeluarkan, tapi bila kadarnya rendah (<159 mg %) perbaiki dulu
dengan pemberian fibrinogen kering atau darah segar
2) Sebelum tindakan berikan antibiotika profilaksis
3) Dilatasi kanalis servikalis bisa dengan “Bougie” atau dengan
batang laminaria tergantung besar kecilnya uterus
4) Tindakan kuretase dimulai dengan cunam abortus dilanjutkan
dengan sendok kuret tajam
5) Sesudah tindakan diberi uterotonika
6) Penderita bisa pulang setelah keadaan memungkinkan tanpa
komplikasi, anjuran kontrol 2 minggu
f. Abortus Habitualis
Tergantung dari etiologinya

Asuhan Keperawatan
Ibu Hamil dengan Kehamilan Abortus
di RSUD Ratu Zaleha Martapura

A. BIODATA
1. Identitas Ibu
Nama Inisial : Ny. D
Usia : 27 th
Agama : Islam
Kebangsaan : WNI
Suku : Jawa
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Letkol Istiqlah
Tanggal Masuk : 28 Juni 2016
Tanggal Pengkajian : 29 Juni 2016
Jam : 09.00 WITA
Diagnosa medis : Abortus imminens

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 14


2. Identitas Suami
Nama Inisial : Tn. S
Usia : 28 th
Agama : Islam
Kebangsaan : WNI
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Jl. Letkol Istiqlah

B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama : Saat dilakukan pengkajian pasien
mengeluarkan darah mengatakan
perutnya terasa mulas dan sakit

2. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengatakan nyeri pada perut bagian


bawah dan pinggang
3. Riwayat Kesehatan Yang Lain : Pasien mengatakan tidak ada penyakit yang
diderita oleh pasien
4. Riwayat Kesehatan Keluarga : Pasien mengatakan keluarga nya tidak
punya penyakit keturunan dan menular
5. Riwayat Perkawinan : Pasien mengatakan dalam perkawinan nya
tidak ada penyakit lain
6. Riwayat Menstruasi : pasien mengatakan haid terakhir pada
bulan
April lalu
7. Riwayat Persalinan Yang Lain : Pasien mengatakan bahwa ia mempunyai
anak 1 laki-laki berumur 6,8 th dilahirkan
dengan normal dan sehat
8. Pola Kebiasaan
a. Pola Nutrisi : Pasien mengatakan sebelum hamil ia
makan
dengan teratur yaitu 3x1 hari sedangkan
sesudah hamil ia mengatakan nafsu makan
mulai menurun yaitu 1x1 hari
b. Pola Eliminasi : Pasien mengatakan pola eliminasi nya baik
BAK : 5x1 hari
BAB : 1x1 hari
c. Pola Istirahat dan Tidur : Pasien mengatakan istirahat nya cukup

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 15


terpenuhi dan tidur nya nyenyak

d. Pola Kebersihan Diri : Pasien mengatakan bahwa ia tinggal di


kawasan penduduk yang kebersihan nya
cukup baik.
e. Pola Aktivitas : Pasien mengatakan jika dirumah ia
melakukan
tugas rumah seperti bersih-bersih rumah,
mencuci pakaian dan lainnya
9. Riwayat Sosial : Pasien mengatakan bahwa ia mudah
berinteraksi dan dapat mengenali orang-
orang
disekitarnya
10. Riwayat Spiritual : Pasien selalu melaksanakan kewajibannya
sebagai umat muslim dapat menerima
dengan
lapang dada ia menganggap bahwa ini
yang
terbaik untuknya

C. PEMERIKSAAN UMUM
a. Keadaan Umum
Kesadaran : CM (Composmentis)
b. TTV
TD : 100/70
N : 70 x/mnt
RR : 18 x/mnt
S : 36,5 0C
BB :68 kg
c. Anak Ke- :G2P1A1
d. Gerakan Janin : (-)
e. Head Toe To
1. Kepala : mesochepal
2. Leher : tidak ada peningkatan JVP, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid

3. Telinga : simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, bersih dan
tidak bau
4. Hidung : simetris, jalan nafas lancar
5. Tenggorokan : tidak ada gangguan menelan
6. Dada : payudara tidak mengeluarkan ASI
7. Abdomen : tidak ada pembesaran vena abdomen, nyeri tekan pada

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 16


Abdomen
8. Genetalia : keluar lendir darah, warna merah, tidak adatidak ada
hemoroid
9. Muskuloskeletal : gerakan normal, tidak ada gangguan, tidak ada
edema, tangan kiri terpasang infus RL 20 tpm.

D. LABORATORIUM
A. Pemeriksaan Hematologi
- Darah Rutin : tidak ada
- WBC : tidak ada
- HGB : tidak ada
B. Foto Abdomen : USG

E. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : Pasien mengatakan nyeri Kontraksi pada Nyeri akut
pada otot rahim
Perut bagian bawah dan pada
pinggang
DO : - Pasien tampak meringis
- Posisi untuk mengurangi
nyeri
- TD : 100/70
2. DS : Perdarahan Defisit Volume
Pasien mengatakan sejak minggu Cairan
sore keluar darah cair dan
menggumpal
DO :
- - Konjungtiva anemis
- - Pasien tampak pucat
- - Pasien lemah

3. DS : Kelemahan, Gangguan
Pasien mengatakan badannya Penurunan Aktivitas
terasa lemas Sirkulasi
DO : - lemah
- TD : 100/70

F. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi pada otot rahim
2. Defisit Volue Cairan berhubungan dengan Perdarahan
3. Gangguan Aktivitas berhubungan dengan kelemahan, penurunan sirkulasi

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 17


G. RENCANA KEPERAWATAN
No. Dx. Kep. Tujuan NOC NIC Rasional
(Nanda)
1. Nyeri akut Klien 1. Kaji kondisi nyeri 1. Mengkaji kondisi 1. Pengukuran nila
berhubunga dapat yang dialami klien nyeri yang dialami ambang nyeri da
n dengan beradaptas2. Terangkan nyeri yang klien dilakukan dengan
kontraksi i dengan diderita klien dan 2. Menerangkan nyeri maupun dsekrips
pada otot nyeri yang penyebabnya yang diderita klien 2. Meningkat kan k
rahim dialami 3. Kolaborasi pemberian dan penyebabnya klien dalam mela
analgetika 3. Mengolaborasi guidance mengat
pemberian analgetika3. Mengurangi terja
nyeri dapat dilak
dengan pemberia
analgetika oral m
sistemik dalam s
luas/spesifik
2. Defisit Tidak 1. Kaji kondisi status 1. Mengkaji status 1. Pengeluaran cair
Volue terjadi hemodinamika kondisi hemodinamika pervaginal sebag
Cairan devisit 2. Ukur pengeluaran 2. Mengukur abortus memiliki
berhubunga volume harian pengeluaran harian karekteristik berv
n dengan cairan, 3. Berikan sejumlah 3. Memberikan sejumlah 2. Jumlah cairan di
Perdarahan seimbang cairan pengganti cairan pengganti dari jumlah kebu
antara harian harian harian ditambah
intake dan4. Evaluasi status 4. Mengevaluasi status jumlah cairan ya
output hemodinamika hemodinamika hilang pervagina
baik 3. Tranfusi mungki
jumlah diperlukan pada
maupun perdarahan mass
kualitas. 4. Penilaian dapat
dilakukan secara
melalui pemeriks
fisik
3. Gangguan kllien 1. Kaji tingkat 1. mengkaji tingkat 1. Mungkin klien ti
Aktivitas dapat kemampuan klien kemampuan klien mengalami perub
berhubunga melakukan untuk beraktivitas untuk beraktivitas berarti, tetapi per
n dengan aktivitas 2. Kaji pengaruh 2. mengkaji pengaruh masif perlu diwa
kelemahan, tanpa aktivitas terhadap aktivitas terhadap untuk menccegah
penurunan adanya kondisi kondisi klien lebih buruk
sirkulasi komplikas uterus/kandung uterus/kandung 2. Aktivitas merang
i 3. Bantu klien untuk 3. membantu klien untuk peningkatan vask
memenuhi kebutuhan memenuhi kebutuhan dan pulsasi organ
aktivitas sehari-hari aktivitas sehari-hari reproduksi
4. Bantu klien untuk 4. membantu klien untuk 3. Mengistiratkan k
melakukan tindakan melakukan tindakan secara optimal
sesuai dengan sesuai dengan 4. Mengoptimalkan

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 18


kemampuan/kondisi kemampuan/kondisi klien, pada abort
klien klien imminens, istirah
5. Evaluasi 5. mengevaluasi mutlak sangat dip
perkembangan perkembangan kemam 5. Menilai kondisi
kemampuan klien puan klien melakukan klien
melakukan aktivitas aktivitas

E. CATATAN PERKEMBANGAN

No. Dx. Kep. Tanggal Waktu Evaluasi


1. Nyeri akut berhubungan 29 Juni 2015 09.55 wib S : Pasien
dengan kontraksi pada mengatakan
otot rahim nyeri nya mulai
menghilang
O:
- pasien
terlihat sudah
tidak
meringis lagi
- TD : 110/80
A : belum
sepenuhnya
teratasi
P : lanjutkan
intervensi
2. Defisit Volume Cairan 29 Juni 2015 12 45 wib S:-
berhubungan dengan O:
Perdarahan - Darah sudah
tidak keluar
lagi
- Pasien sudah
mulai
terlihat
segar dan
tidak pucat
A : masalah
teratasi
P : hentikan
intervensi
3. Gangguan Aktivitas 29 Juni 2015 13.30 wib S:-
berhubungan dengan O:
kelemahan, penurunan - Pasien sudah
sirkulasi terlihat lebih
segar dan
tidak lemah

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 19


lagi
- TD : 110/80
A : maslah
teratasi
P : hentikan
intervensi

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Abortus/keguguran adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup di luar kandungan. Banyak faktor faktor yang menyebabkan
terjadinya abortus seperti kelainan ovum, kelainan genetelia ibu, gangguan
sirkulasi plasenta dan lain-lain.

B. Saran

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 20


Semoga dengan makalah ini kita dapat lebih memahami dan mengetahui
tentang abotus sehingga suatu hari nanti tindakan abortus tidak dilakukan
karena tindakan tersebut melanggar hukum baik hokum agama maupun
perdata selain itu tindakan tersbut juga memiliki banyak resiko.

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, Taufan. 2011. Obstetri Untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta:


Nuha Medika.

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-Noc Edisi Revisi
Jilid 1. Jogjakarta: Mediaction Publishing.

Sofian, Amru. 2013. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.

Wiknjosastro, Hanifa dkk. 2007. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta: Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 21


ASKEP Ibu Hamil dengan Abortus | 22

Anda mungkin juga menyukai