Anda di halaman 1dari 36

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny A GI P0000 Ab000

USIA KEHAMILAN 22-24 MINGGU DENGAN ABORTUS IMMINENT


DI PUSKESMAS LAWANG KAB. MALANG
11 Juli 2006

OLEH:
Dian Arifin
NIM 04002100008

DEPARTEMEN KESEHATAN REPULIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MALANG
PRODI KEBIDANAN MALANG
2006

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Ida bagus Gde manuaba, seorang wanita hami dikatakan
keguguran apabila mengelaurkan hasil konspsi yang belum mampu hidup di
luar kandungan dengan berat kurang dari 1.000 SC atau umur hamil kurang
dari 28 minggu. Ternyata MONRO melaporkan bahwa ketus dengan berat 397
gram dapat hidup terus, jadi definisi diatas tidaklah mutlak. Sesungguhnya
bayi dengan BB 700-800 gram dapat hidup, tapi hal ini dianggap sebagai sautu
keajaiban. Makin tinggi BB anak lahir, makin besar kemungkinannya untuk
dapat hidup.
(Manuaba, Rustam. 1998 : 209)
Diperkirakan frekuensi keguguran spontan berkisar antara 10-15 %.
Nanum demikian frekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan,
karena abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila terdapat
komplikasi. Juga karena sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan
tanda ringan, sehingga wanita tidak ddatang ke dokter atau rumah sakit.
Menurut Stegler dan Eastman, abortus terjadi pda 10 % kehamilan.
menurut Eastman, 80 % dari abortus terjadi pada bulan ke 2-3 kehamilan,
sementara Simens mendapatkan angaka 76 %. Salah satunya adalah yang
terjadi pda Ny A GI P0000 Ab000 usia kehamilan 22-24 minggu, tunggal,
hidup, intrauterine dengan abortus imminen. Tentunya kehamilan ini
membutuhkan obervasi ketat serta asuhan kebidanan yang komprehensif
supaya kehamilan dapat terus dipertahankan sampai aterm. Berdasarkan alasan
tersebut penulis tertarik untuk menyusun asuhan kebidanan dengan abortus
imminen pada Ny A tersebut.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Penulis diharapkan mampu memahami dan memberikan asuhan kebidanan
pada Ny A dengan abortus imminen.

2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan, maka penulis diharapkan mampu:
a. Melakukan pengkajian data pada Ny A dengan abortus imminen.
b. Mengidentifikasi diagnosa/masalah pada Ny A dengan abortus
imminen.
c. Membuat rencana asuhan/intervensi sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan klien.
d. Melakukan rencana asihan/implementasi sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan klien.
e. Mengevaluasi tindakan (asuhan) yang diberikan.
C. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Sistematika Penulisan
D. Metode Penulisan

BAB II

LANDASAN TEORI
A. Konsep Teori Abortus
B. Konsep Teori Abortus Imminen
C. Konsep Manajemen Kebidanan

BAB III

TINJUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Identifikasi Diagnosa/Masalah
C. Intervensi
D. Implementasi
E. Evaluasi

BAB IV

PEMBAHASAN

BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP TEORI ABORTUS
1. Pengetian

Keguguran adalah pengeluaran hasil sebelum janin dapat hidup di luar


kandungan.
(Mochtar, Rustam. 1998 : 209)
Dibawah ini dikemukakan beberapa definisi pada ahli tentang abortus.
EASTMAN : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan
dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar
uterus. Belum sanggup apabila fetus itu beratnya
antara 450-1000 gr atau usia kehamilan kurang dari 28
minggu.
JEFFCDAT : Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum
usia kehamilan 28 minggu yaitu fetus belum viable
law.
HOLMER

: Abortus

adalah

terputusnya

kehamilan

sebelum

minggu ke 16 dimaka proses plantasi belum selesai,


(Mochtar, Rustam. 1998 : 209)

Keguguran adalah dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu


hiduo di luar kandungan dengan berat badan kurang dari 1000 gram
atau umur kehamilannya kurang dari 28 minggu.

2. Penyebab Keguguran (Abortus)


a. Faktor Ovum
Menurut HERTIG dkk, pertumbuhan abnormal dari fetus sering
menyebabkan abortus spontan. Pada ovum abnormal 6 % diantaranya
terdapat degenerasi hidatid villli. Abortus spontan yang disebabkan
oleh karena kelainan ovum berkurang kemungkinan kaku kehamilan
lebih dari satu bulan, antara makin muda kehamikan saat terjadi
abortus makin besar disebabkan oleh kelainan (ovum) (50-80%).

b. Kelainan Genetalia Ibu


Misalnya pada ibu yang menderita:
-

Anomali kongenital (hiplopasia uteri, uterus bikorbus dan lainlain).

Kelainan letak uterus seperti retrofleksi uterus fiksata.

Tidak siapnya uterus dalam menerima, hidrasi dari ovum yang


sudah dibuahi seprti kurangnya estrogen dan progesteron,
endometritis, mioma sub mukosa uterus terlalu cepat meregang
(kehamilan gemeli mola)

Distorsia uterus misalnya karena terdorong oleh umur pelvis.

c. Gangguan Sirkulasi Plasenta


Kita jumpai pada ibu yang menderita nefritis, hipertensi, toksemia
gravidarum, anomali plasenta dan endarteritis oleh karena lues.
d. Penyakit ibu
Misalnya pada :
-

Penyakit infeksi yang menyebabkan demam tinggi, seperti


pneumona, tifoid, pielitis, rubeda, demam malta dan sebagainya.
Kematian fetus dapat disebabkan oleh karena toksin dari ibu atau
levasi kuman atau virus pada fetus.

Keracunan P1, nikotin, gas racun, alkohol dan sebagainya.

Ibu yang asfiksia seperti pada dekompensasi kordis, penyakit paru


berat, anemia gravis.

Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipatiroid,


kekurangan vitamin A, C, E dan diabetes melitus.

e. Antagonis Rhebus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang merusak darah fetus melalui
plasenta sehingga terjadi anemia pada janin sehingga janin meninggal.
f. Terlalu cepatnya kortus luteum menjadi atrofis atau faktor serviks yaitu
inkompetensi serviks, serviksitis.
g. Proses gangguan pada ibu yang menyebabkan uterus kontraksi
umpanya ibu sangat terkejut, obat-obatan uterotonika, ketakutan,
laporatomi dan lain-lain. Atau dapat juga karena trauma langsung

terhadap fetus: selapur janin rusak, langsung karena intruman, benda


atau obat-obatan.
h. Penyakit bapak : Umur lanjut, penyakit kronis seperti TBCm anemia,
dekompensasi kordis, malnutrisi nefritis, sifilis,keracunan (alkohol,
nikotin, Pb, dan lain-lain) sinat rotgen dan avitaminosis.
(Mochtar, Rustam. 1998 : 209-210).
3. Patofisiologi Keguguran
Faktor Ovum

Faktor Ibu

Faktor Bapak

Lepasnya selurus/sebagian jairngan plasenta


Perdarahan
Janin << O2 dan nutisi

Benda asing
Uterus berkontraksi

Hasil konsepsi mati


Gx Umum : - Sakit perut
- Perdarahan
- Pengeluaran
- seluruh/sebagian
hasil konsepsi
(Manuaba. 1998 : 216)
4. Klasifikasi Abortus
Abortus dapat dibagi menjadi 2 golongan:
a. Abortus spontan
Adalah abrotus yang terjadi dengan \tidak diketahui faktro-faktor
ataupun disebabkan oleh faktor alamiah.
b. Abortus Frivokatus (induced Abortus)
Adalah abortus yang disengaja,baik dengan obat-obatan maupun alatalat. Abortus ini terbagi menjadi 2:
a. Abortus medichalis (abortus therapenutica)
Adalah abortus karena tindkan kita sendiri dengan alasan bila
kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu f biasanya
perlu mendaptkan persetujuan 2 sampai 3 dokter ahli.

b. Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang
tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
(Mochtar, Rustam. 1998 : 211)
berdarakan gambar klinisnya dapat dibedakan menjadi:
a. keguguran lengkap (abortus kompletus) semua hasil konsepsi
dikeluarkan seluruhnya.
b. Keguguran tidak lengkap (abortus inkompletus) sebagian hasil
konsepsi masih terasa dalam rahim yang dapat menimbulkan penyulit.
c. Keguguran tak terhalansi (abortus insipien)
d. Keguguran hobitudis
e. Keguguran dengan infeksi (abortus infeksiosus)
f. Missed abortion
(Manuaba. 1999 : 215)
5. Dasar Diagnosis Keguguran
Dugaan keguguran diperlukan beberapa kriteria sebagai berikut:

Terdapat keterlambatan datang bulan

Terjadi perdaratan

Disertai sakit perut

Diikuti oleh pengeluaran hasil konsepsi

Pemeriksaan tes kehamalin dapat masih positif atau sudah negatif

Hasil pemeriksaan fisik terhadap penderita bervariasi:


a. Pemeriksaan fisik bervariasi tergantung dengan jumlah perdarahan
b. Pemeriksaan fundus uteri

Tinggi dan besarnya tetap sesuai dengan UK

Tingi dan bearnya sudah mengecil

Tinggi uteri tidak teraba diatas sympisis

c. Pemeriksaan dalam:

Serviks uteri masih tertutup

Serviks sudah terbuka dan dapat teraba ketuban dan hasil konsepsi
dalam cavumuteri maupun conalis servikus

Bersarnya rahim (uterus) telah mengecil

Konsistensi lunak

Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat ditetapkan diagnosis klien


keguguran (abortus)

Abortus imminen

Abortus insipen

Abortus inkompletus/kompletus

Abortus infesiosus/septik

Habitual abortus

Missed abortion
(Manuaba. 1998 : 217)

6. Penyulit Keguguran
a. Perdarahan

Dapat terjadi sedikit dalam waktu panjang

Dapat terjadi mendadak banyak, sehingga menimbulkan syok

b. Infeksi

Pada penanganan yang tidak legeartis

Keguguran tdak lengkap

c. Degenerasi ganas

Keguguran dapat menjadi korio carsemma sekitar 15-20 %

Gejaal koriocarcinoma adalah terdapat perdarahan berlangsung


lama, sejak terjadi pembesaran/perkenalan rahim (trias acosta
sosan) terdapat metastasp ke vagina dan atau lainnya.

d. Penyulit saat melakukan kuretase


Dapat terjadi dengan gejala:

Kuret terasa tembus

Penderita kesakitan

Penderita syock

Dapat terjadi perdarahan dalam perut dan infeksi dalam abdomen


(Manuaba. 1998 : 220)

B. KONSEP TEORI ABORTUS IMMINEN


1. Pengertian
Jika seorang wanita mengeluarkan darah sedikit pervaginam pada hamil
muda maka diduga ia menderita abortus imminen.
(Unpad. 1981 : 11)
2. Tanda dan Gejala
Secara ikhtisa abortus imminen dapat didiagnosa kalau pada kehamilan
muda tersebut:
a. Perdarahan sedikit
b. Nyeri memelin karena kontraksi tidak ada atau sedikit sekali
c. Pada pemeriksaan dalam belum ada pembukaan
d. Tidak diketemukan kelainan pada serviks
(Unpad. 1981 : S.11)
Keguguran mengancam (abortus imminent) ditegakkan dengan jalan :
a. Terdapat keterbatasan datang bulan
b. Terdeteksi perdarahan, disertai perut sakit (mules)
c. Pada pemeriksaan dijumpai besarnya rahim sama dengan Uk dan
terjadi otot rahim
d. Hasil DMX dalam terdapat perdarahan dari kanalis servikalis, kanalis
servikalis masih tertutup dan dapat dirasakan kontraksi otot rahim.
e. Hasil PMX tes hamil masih positif
(Manuaba. 1998 : 218)
3. Penatalaksanaan
Penanganan abortus imminen dilaksanakaan dengan:
a. Istirahat total di tempat tidur
-

Meningkatkan aliran darah ke rahim

Mengurangi rangsangan mekanis

b. Obat-obatan yang dapat diberikan

Penenang : Pnenobarbital 3 x 30 mgr, valium

Anti perdarahan : Adema, transmin

Vitamin B kompleks

Hormonal : progesteron

Penguat plasenta : Gestanan dan duphastoni

Anti kontraksi rahim : duvadilan, repaverin

c. Evaluasi
-

Perdarahan dan lamanya

Tes kehamilan dapat diulangi

Konsultasi pada dokter untuk penanganan lebih lanjut dan


pemeriksaan ultrasonografi
(Manuaba. 1998 : 218)

C. KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN


I. Pengkajian tanggal ... jam ....
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama

Umur

: Umur

kurang

berkembang

dari

dengan

19

tahun,

sempurna

uterus
masih

belum
terdapat

kekurangan estrogen dan progesteron. Umur lebih


dari 35 tahun uterus sudah terjadi degenerasi,
potensial terjadi keguguran. Hormon esterogen dan
progesteron sudah mulai menurun. Unur 25 tahun
risiko tinggi terjadi mioma sub mukosa dan tumor.
Agama

: Memberikan arah ke mana membimbing ibu bila


terjadi kegawatan.

Pendidikan : Pendidikan tinggi memudahkan konseling dan


bimbingan dari tenaga kesehatan.
Pekerjaan

: Pekerjaan yang berisiko tinggi terkena abortus antara


lain pekerjaan di bidan rasiasi dan pekerjaan potorik
rokok. Pekerjaan yang terlalu berat resiko trauma
pada kehamilan.

: Tingkat

ekonomi

yang

rendah

menyebabkan

malnutrisi dan avitaminosis


Alamat

: Memudahkan komunikasi dan kunjungan ulang dan


rujukan jiwa terjadi kegawatan pada kehamilan.

2. Alasan Datang
3. Keluhan Utama
Keluhan utama untuk abortus imminen adalah : Perdarahan sedikit,
nyeri perut bawah atau tidak nyeri.
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
-

Penyuakit menurun seperti darah tinggi, kencing manis dan


jantung adalah penyakit yang menyebabkan abortus

Ibu yang pernah laparotomi potensial terjadi abortus

Penyakit menular seperti TBC dan malaria merupakan faktor


resiko abortus

Penyakit menular seksual seperti sifilis adalah faktor resio


abortus

5. Riwayat Kesehatan Sekarang


-

Penyakit yang diderita ibu misalnya darah tinggi, jantung,


kencing manis, TBC, malaria, sifilis dan anemia gravis (anemia
berat) memudahkan terjadi abortus.

Penyakit tifus abdominosis, gangguan metabolisme dan


hipotiroid adalah faktor resiko abortus

Ibu yang meracunan Pb, nikotin, gas racun seperti CO dan


alkohol

Ibu yang mengalami trauma langsung pada perutnya

6. Riwayat Kesehatan Keluarga


-

Penyakit menurun seperti jantung, darah tinggi, kencing manis


adalah salah satu penyebab abortus

Penyakit menular dalam keluarga misalnya TBC dan malaria

Adanya riwayat kehamilan gemeli dalam keluarga

7. Riwayat haid
-

Amenorhoe

Siklus haid yang tidak teratur menunjukkan gangguan pada


kelenjar hyofisis

Nyeri diluar haid merupakan indikasi penyakit mioma uterus

HPHT menentukan diagnosa apakah UK sesuai untuk diagnosa


abortuss

8. Riwayat perkawinan
Ibu yang hamil di luar pernikahan dapat menimbulkan tekanan
psikologis
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu
a) Kehamilan
-

Kehamilan sebelumnya menderita abortus merupakan


indikasi abortus habitualis. Riwayat keguguran yang
berulang-ulang adalah mengarah kepada terjadinya anomali
kongenital dan pinomali letak dari uterus.

b) Persalinan
Persalinan yang lalu dilakukan dengan SC menimbulkan
jaringan perut pada uterus
c) Nifas
Pada masa nifas yang lalu terjadi komplikasi misalnya metritis,
endimetritis yang tidak tertangani
10. Riwayat Kehamilan Sekarang
-

Keluhan utama pada abortus antara lain perdarahan dan nyeri


perut bawah.

Keterastusan ANC merupakan indikasi dini adanya komplikasi


dan mempercepat rujukan

Keteraturan

ibu

untuk

meminum

splemen

besi

dapat

menghindarkan dari anemia gravis


11. Riwayat KB
-

Ibu yang sebelumnya mengikuti KB IUD yang belum terlepas


potensial menimbulkan abortus

Ibu yang mendapat suntikan hormonal dan pil hormonal disaat


ia hamil dapat menyebabkan abortus

12. Pola Kebiasaan Sehari-hari

a. Nutrisi
-

Ibu mengalami mainutrisi kronis seperti marasmus dan


kwashiokor perlu pengawasan ketat terhdap terjadinya abortus

Ibu hamil yang tidak mendapat asupan nutrisi yang cukup


menyebabkan malnutrisi dan avitaminosis.

b. Eliminasi
-

Adanya pilliuri merupakan indikasi adanya penyakit


diabetes millutus

Nyeri kencing merupakan salah satu gejala adanya PMS

c. Aktivitas
Aktivitas yang terlalu berat dapat menimbulkan abortus
d. Istirahat
Ibu hamil yang mengalami depresi mental cenderung
mengalami kekurangan istirahat yang dapat menyebabkan
abortus
e. Kebersihan
Ibu yang sering ganti celana dalam menimbulkan infeksi yang
akan meningkatkan menjadi infeksi seksual yang bisa
membahayakan janin.
f. Kebiasaan
-

Ibu yang merokok dan meminum alkohol menyebabkan


uterus

Ibu

yang hamil yang sering melakukan ogog (pijat)

menimbulkan trauma pada uterusnya.


-

Ibu yang minum obat-obatan sembarangan potensial


menimbulan abortus

13. Keadaan Psikologial dan Sosial


a) Psikologis
Keadaan ketakutan dan kecemasan yang berlebihan stress berat
pada ibu hamil.
b) Sosial
Hubungan yang buruk antara ibu dan suami dan keluarga
potensial menyebabkan tekanan mental pada ibu hamil.

14. Latar Belakang Budaya


Penghargaaan yang tinggi pada ibu yang sedang hamil melalui
upaya-upaya adat meningkatkan motivasi dan penerimaan ibu
terhadap

kehamilanya. Kedekatan ibu hamil dengan tenaga

kesehatan memudahkan komunikasi antara keduanya.


15. Data Spiritual
Kecemasan ibu yang sedang mengalami abortus dapat diselesaikan
dengan cara mendalami agamanya.
B. Data obyektif
1. Pemeriksaan umum dan tanda-tanda vital
-

Keadaan umum: KU yang jelek merupakan salah satu gejala


adanya syock hipovolemik

Kesadaran

: Composmentis, apatis, letargis dan somnolen


Ibu yang menunjukkan apatis merupkaan
tanda awal syock akibat perdarahan.

Tekanan darah : TD lebih dari 130/90 mmHg merupakan


penyabab abortus
TD kurang dari 90/70 mmHg menunjukkan
salah satu indikasi anemia.

Nadi

: Adanya takhikardia merupakan salahs satu


indikasi penyakit jantung

RR

: RR lebih dari 32 x/menit merupakan salah


satu gejala infeksi kuman atau virus

TB

: < 145 cm menandakan adanya panggul sempit


sehingga menyebabkan abortus

BB Sebelum hamil tidak ada peningkatan BB menandakan


adanya malnutrisi

BB saat hamil tidak ada peningkatan BB menandakan adanya


malnutrisi

2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi

Rambut

: Rambut kemerahan dan mudah rontok merupakan


salah satu tanda adanya kwashiokor

Muka

: Muka pucat menunjukkan gejala anemia, muka


yang oedem merupakan salah satu tanda dari
preeklampsia,

akibat

darah

tinggi,

wajah

menyeringai menunjukkan adanya nyeri.


Mata

: Konjungtiva pucat merupakan tanda dan gejala


anemia, sklera yang kuning menandakan infeksi
virusshepatitis

Telinga

Hidung

: Pernapasan cuping hidung menandakan adanya


asfiksia pada ibu

Mulut

: Bibir kering merupakan gejala anotomi C


Bibir sinoasis menandakan adanya penyakit
jantung dan asfiksia pada ibu
Lidah kotor menunjukkan adanya anemis

Leher

: Pembendungan

vena

junglaris

menunjukkan

penyukit jantung
Pemebsaran kelenjar tyroid menunjukkan adanya
hipotyroid
Dada

: Pernafasan

integuler

menunjukkan

adanya

penyakit paru berat


Perut

: Pembesaran uterus tidak sesuai UK merupakan


abortus insipiens

Genetalia : Adanya

perdarahan atau perdarahan bercak

(spotting) merupkan tanda abortus imminens


Condiloma

akuminata

dan

condilomalata

merupakan salah satu bentuk IMS


b. Palpasi
Leher

: Teraba pembesaran kelenjar tyroid merupakan


tanda dari hyfotyroid

Teraba pembendungan vena junglaris merupakan


tanda penyakit jantung
Dada

Perut

: - Teraba masa lain merupakan gejala mioma


uteri, nyeri tekan (+) merupakan gejala abortus
- Leopold I : TFU

sesuai dengan UK

ballotement (+)
- Leoplod II : - Leopold III : - Leopold IV : Ekstremitas: Adanya odema menunjukan gejala, penyakit
jantung dan gangguan malnutrisi.
c.

Auskultasi
BJA terdengar irguler atau reguler, frekuensi .. x/menit,
terdengar di atas/bawah umbilikus

d.

Perkusi
Reflek pattula yang (-) merupakan tanda avitaminossi B

e.

USG

II. IDENTIFIKASI MASALAH/DIAGNOSA


Dx : Ny .... G ..... P ..... Ab...... Usia Kehamilan ... minggu, tunggal/ganda,
hidup, intrauterine/ekstra uterine dengan abortus imminen.
DS : - Ibu mengatakan ini kehamilan yang ...., usia kehamilan .. bulan.
- Ibu mengatakan haid terakhirnya tanggal ...
- Ibu mengatakan mengeluarkan perdarahan atau perdarahan bercak
dan perut bawahnya terasa nyeri.
Do : - Inspeksi : Perut membesar sesuai UK
Genetalia : Tampak perdarahan atau spotting.
- Palpasi

: - Nyeri tekan perut bagian bawah


- Leopold I

: TFU sesuai UK, teraba kepala/bokong


di fundus.

- Leopold II : Teraba

punggung

punggung kiri.

kanan

atau

- Leopold III : Pasien terendah belum masuk PAP


- Leopold IV : - TBT

: (TFU dalam cm 12) x 155 gr ...


gram

- Auskultasi : DJJ eratur/tidak teratur, frekuensi ... x/menit,


terdengar di atas/bawah umbilikus.
Masalah 1: Cemas sehubungan dengan keadaan bayinya
DS : - Ibu terus bertanya bagaimana dengan keadaan bayinya
DO : Masalah 2: Nyeri perut bawah
DS : Ibu mengatakan perut bawahnya terasa nyeri
DO : - Perut bagian bawahnya terasa nyeri
- Wajah ibu menyeringai kesakitan
Masalah 3: Anemia
DS : Ibu mengatakan tubuhnya, kepalanua pusing dan pandangannya
berkunang-kunang
DO : - Inspeksi : Muka pucat
Mata : conjungtiva pucat
Mulut : lidah kotor
- Laboratorium : b : < 10 gr/dl
Masalah potensial
1. Abortus imminen potensial terjadi abortus insipiens
DS : Ibu mengatakan mengeluarkan darah segar dari kemaluannya
diikuti atau tidak diikuti dengan keluarnya fetus.
DO : - Inspeksi : Genetalia : perdarahan (+)
- Palpasi : perut : Nyeri tekan (+) di perut bawah
- VT

: Ostium uteri menipis dan membuka


Ketuban menonjol

2.

Perdarahan
hipovolemik.

terus

menerus

potensial

menimbulkan

syock

DS : DO : - Tekanan darah : < 90/60 mmHg


- Nadi : > 100 kali per menit
- Urin kurang dari 30 cc per jam.

3.

Perdarahan potensial menimbulkan gawat janin


DS : DO : Auskultasi : DJJ kurang dari 120 kali/menit
DJJ lebih dari 180 kali/menit

III.Intervensi
Diagnosa : Ny ... G .... P .... Ab .... usia kehamilan .... minggu,
tunggal/ganda, hidup/mati, intrauterine/ekstra uterine dengan
abortus imminen
Tujuan

: - Keadaan ibu danjanin baik sampai aterm


- Komplikasi serta masalah lain tidak terjadi
- Perdarahan bercak berhenti

KH

: - TTV dalam batas normal


Tekanan darah : 110/70 130/90 mmHg
Nadi : 60 80 x/menit
Suhu : 36,50 370C
- Perdarahan/perdarahan

bercak

berhenti,

ostium

uteri

internium dan eksternum menutup


- Nyeri perut berkurang dan hilang
- DJJ normal (120 160 kali/menit), teratur.
Intervensi:
1. Lakukan Pemeriksaan TTV
R : TTV merupakan parameter untuk mengetahui keadaan ibu
2.

Ukur pemebsaran uterus dan observasi perdarahan pervaginam


R : Tinggi fundus menunjukkkan keadaan janin dan observasi
perdarahan akan menentukan tindakan yang tepat bagi ibu.

3.

Lakukan pemeriksaan DJJ


R : DJJ yang teratur menyingkirkan diagnosa gawat janin

4.

Jelaskan pada ibu tentang kondisi ibu dan janinnya


R : Informasi yang jelas dan mudah dipahami mengenai kondisi ibu
dan janinnya dapat mempengaruhi faktor

psikologis ibu,

diperlukan agar ibu tidak cemas dan khawatir terhadap kondisi diri
danbayinya.

5.

Anjurkan ibu untuk bed rest total


R : Istirahat yang cukup dapat mengurangi kontraksi uterus

6.

Kolaborasi dengan dokte untuk pemberian toklitk, obat anti


protagladin dan vitamin tambah darah
R : Tokolitik mengurangi kontraksi uterus
Protagladin inhibitor mengurangi rangsangan kontraksi uterus
Vitamin tambah darah, membantu pembentukan eritrosit dan
meningkatkan kadar hemoglobin

7.

Anjurkan pada ibu untuk hamil secara teratur


R : Periska hamil secara rutin sebagai upaya dini mendeteksi adanya
komplikasi dan kelainan.

Masalah 1: Cemas sehubungan dengan keadaan bayinya


Tujuan : Kecemasan berkurang dari ibu bisa beradaptasi dengan
keadaannya
KH

: - Ibu kooperatif dengan tindakan yang dlakukan petugas


- Ibu bisa diajak berkomunikasi

Intervensi
1. Kaji status kecemasan ibu
R : Menentukan beratnya kecemasan yang dialami dan membantu
tindakan selanjutnya
2. Jelaskan pada ibu tentang kondisi ibu dan janinnya
R : Informasi yang jelas dan mudah dipakai mengenai kondisi ibu dan
janinnya sehingga mengurangi kecemasan ibu.
3. Berikan dukungan psikologis dan libatkan suami dan keluarga dalam
prosesnya.
R : Dukungan dari orang lain meningkatkan motivasi ibu pada
kehamilannya
Masalah 2: Nyeri perut bagian bawah
Tujuan : Nyeri berkurang dan hilang
KH

: - Ibu mengatakan nyeri perutnya hilang


- DD : Palpasi : perut : nyeri tekan (....) di perut bawah

Intervensi :
1. Anjurkan ibu untuk tirah baring total
R : Tirah baring mengurangi kontraksi uterus yang menyebabkan rasa
nyeri
2. Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi
R : Relaksasi membantu mengurangi rasa nyeri dan distrasi dapat
mengalihkan perhatian ibu sehingga ibu tidak berorientasi hanya
pada rasa sakit yang dialaminya.
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik
R : Analgesik mengeblok sinap-sinap nyeri yang menuju

otak

sehingga tidak dapat diterjemahkan leh otak.


Masalah 3: Anemia
Tujuan : Anemia teratasi dan tidak terjadi komplikasi pada kehamilannya
KH

: Muka tidak pucat, konjungtiva merah, lidah bersih


Laboratorium : Hb : 11,5 gr/dl

Masalah Potensial
1. Abortus imminen potensial terjaddi abortus insipiens
Tujuan : Imminen potensial terjadi abortus insipiens
KH

: Perdarahan pervaginam (-), nyeri perut bawah (-)


Ostium uteri menutup

Intervensi:
1. Lakukan kuret atau drip oksitoksin bila kehamilan lebih dari 12
minggu
R : Kuret dan drip oksitoksin membantu meningkatkan kontraksi
uterus
2. Observasi TTV
R : Suhu yang meningkat, nadi yang melebihi batas normal
mengindikasikan adanya infeksi.
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian bakteri penyebab nyeri
R : Antibiotik untuk penghambat pertumbuhan bakteri penyebab
infeksi

2. Perdarahan terus menerus potensial terjadi syock hipovolemik


Tujuan : Masalah potensial tidak terjadi masalah aktual
KH

: - Tekanan darah : 110/70 130/90 mmHg


- Nadi : 60 80 x/menit
- urin : 40 cc per jam

Intervensi
1. Observasi perdarahan pervaginam dan TTV
R : TTV merupakan paramater keadaan ibu
2. Lakukan tranfusi darah
R : Tranfusi darah menggantikan darah yang hilang
3. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung Fe
R : Fe membantu pembentukan eritrosit yang berguna untuk
meningkatkan kadar Hb
3. Perdarahan potensial menimbulkan gawat janin
Tujuan : Gawat janin tidak terjadi
KH

: DJJ 120 160 x/menit

Intervensi
1. Anjurkan ibu untk tidur miring ke kiri
R : Miring ke kiri mengurangi pada vena cara inferior sehingga
oksigenasi janin tidak terganggu.
2.

Rujuk ibu kepada fasilitas yang


mempunyai peralatan gawat obstetri dan neonatal
R : Rujukan membantu ibu mendapatkan fasilitas pelayanan yang
lebih baik.

IV. Implementasi
Sesuai dengan intervensi
V. Evaluasi
Mengacu pada kreteria hasil

BAB III
TINJAUAN KASUS

I.

PENGKAJIAN
Tanggal 11 Juli 2006 pukul 14.30 WIB
A.

Data Subyektif
1. Biodata
Nama

: Ny A

Nama Suami : Tn M

Umur

: 27 Tahun

Umur

: 31 tahun

Agama

: Islam

Agama

: Islam

Pendidikan : MAN

Pendidikan

: SLTA

Pekerjaan

: Guru Mengaji

Pekerjaan

: Swasta

Alamat

: Bedali-Lawang

Alamat

: Bedali-Lawang

Penghasilan : Rp. 800.000/bulan


2. Alasan Datang ke Rawat Inap
Ibu merupakan rujukan dari BPS Ny A dari Lawang dengan
diagnosa sementara Abortus Imminen
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluarkan flek mulai minggu tanggal 09 Juli 2006
sampai sekarang. Ibu mengeluh perurnta bawah terasa agak kaku
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah mempunyai penyakit darah tinggi,
kencing manis dan juga jantung. Ibu tidak pernah menderita malaria
dan TBC. Ibu juga tidak pernah menderita infeksi menular seksual dan
tidak perna menjalani operasi di perutnya.
5. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan tidak sedang menderita darah tinggi, jantung, dan
kencing manis, TBC, malaria, anemia dan penyakit seksual contoh
sifilis. Ibu juga tidak sedang menderita typus, pneumonia. Ibu juga
tidak mengalami kecelakaan, maupun terjatuh.

6. Riwayat Keluarga
-

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit


darah tinggi, kencing manis, jantung, TBC, dan malaria.

Tidak ada keturunan kembar dalam keluarga ibu maupun suami

7. Riwayat Haid
Menarche

: 13 tahun

Siklus haid

: 28 hari (teratur)

Lama haid

: 7 hari

Keluhan

: (-)

Flour albus

: (-)

HPHT

: 02 01 2006

TP

: 03 10 - 2006

8. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali
Lama menikah : 1 tahun
Umur pertama menikah : 26 tahun
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan NIfas Yang Lalu
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
10. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, usia kehamilan 7 bulan.
Ibu mengalami mual muntah sampai dengan 2 bula pertama. Ibu
mengatakan mulai merasa hamil sampai denga sekarang baru periksa 2
kali di BPS karena sibuk mengajar santri-santrinya. Ibu mendapat TT 2
kali. Ibu mendapat tablet tambah darah tapi jarang di minum karena
baunya tidak enak. Ibu mengeluarkan flek mulai hari minggu malam
sampai dengan pengkajian

dilakukan. Ibu juga merasa perutnya

bagian bawah kaku seperti kram.


11. Riwayat KB
-

Ibu mengatakan setelah menikah ibu tidak pernah memakai KB


karena ingin segera hamil

Rencananya setelah melahirkan ingin memakai KB suntik 1


bulanan.

12. Pola Kebiasaan Sehari-hari


Pola
Pola nutrisi

Di Rumah
Makan 3

sehari

kali dengan

10.00 WIB, ibu hanya

komposisi nasi, sayur,

makan 1 kali dengan

lauk

porsi yang disediakan.

(tahu,

tempe,

telur) dan buah.


-

Nasi sayur lauk (telor

Selama hamil ibu


jarang

minum

karena

susu

ekonomi

kurang.
Pola eliminasi

Ibu

minum

air

putih 7-8 gelas per hari


BAK : Normal, -

tidak

menghabiskan
karena

tidak ada nafsu makan.


Sejak

tiba

ibu

hanya BAK 1 kali. Ibu

kuning,

takut darahnya keluar

tidak

ada

bersama kencingnya.

BAB
sehari,

kali -

konsistensi

lembek,keluhan (-)
Ibu
melakukan aktivitas sebagai IRT
yaitu

memask,

mencuci, menyapu di
post hari.
-

Di sore hari itu


menganjurkan

ngaji

sampai

19.00

pukul

WIB
-

Ibu

4x5 kali sehari, warna

dna tempe) dan buah.

makanannya

keluhan

Pola aktivitas

Di Rumah Sakit
Sejak tiba pukul

Di
kegiatannya

sela-sela
ibu

ke

pasar untuk membeli


barang-barang

untuk

Ibu belum BAB


sama sekali
Ibu hanya tidur di
atas ranjangnya.

Pola istirahat

persedian tokonya.
Ibu jarang tidur siang

karena

harus

menunggui tokonya.

karena cemas
-

Tidur malam 6

Ibu tidak bisa tidur


Ibu

hanya

merebahkan diri saja

jam-7 jam sehari, tidak


ada gangguan
Pola kebersihan Mandi 2 x/hari, gosok gigi Selama di rawat inap, ibu
2 x/hari, ganti baju 2 belum
x/hari atau jika basah, ganti
ganti celana dalam

mandi
baju,

maupun
ibu

ganti

2 celana

x/hari atau jika merasa


basah
Pola kebiasaan Ibu tidak merokok dan Ibu tidak merokok dan
minum-minuman

minum-minuman keras

beralkohol

Hal-hal tidak minum jamu

Ibu tidak pernah minum dan tidak pernah pijat


jamu dan tidak pernah (oyog) ke dukun
Pola seksual

pijat (oyog) ke dukun


Ibu jarang melakukan Ibu

tidak

melakukan

hubungan seksual karena hubungan seksual sama


takut. Hubungan seksual sekali
terakhir 1 minggu yang
lalu.
13. Keadaan Psikososial
a. Psikologi
Ibu dan suami sanagt mengharapkan kehamilannya, ibu cemas
terhadap keadaan bayinya. Ibu terus menerus keadaan bayinya.
b. Sosial
Hubungan ibu dengan suami dan keluarga baik. Suami dan
kelaurga sangat mendukung dan memperhatikan ibu, serta siap
membantu apabila ada kesulitan dalam kehamilan dan persalian.
14. Latar Belakang Budaya

Ibu mengatakan percaya akan kondisi jiwa. Sewaktu usia kehamilan 3


bulan, diadakan upacara neloni. Selama hamil tidak ada pertanyaan
makana dan apabila ibu kesulitan dan keluarga memeriksakan diri ke
dokter.
15. Data Spiritual
Ibu seorang muslim, rajin menjalankan ibadah serta berdoa agar
bayinya selamat. Selama menderita perdarahan ibu bertambah
mendekatkan diri kepada Tuhan supaya menjadi tentang.
B.

Data Obyektif
1.

Pemeriksaan Umum dan tanda-tanda vital


Keadaan umum

: Baik

Kesadaran

: Composmentis

Tekanan darah

: 110/70 mmHg

Nadi

: 88 x/menit

RR

: 37 x/menit

BB sekarang

: 47 kg

BB sebelum hamil: 42 kg
2.

Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Rambut

: Bersih, hitam, tidak rontok, kulit kepala bersih

Muka

: Agak pucat, tidak odem, tidak terdapat chloasma


gravidarum

Mata

: Conjungtiva agak pucat, sclera putih

Telinga

: Simetris, bersih, fungsi pendengaran baik

Hidung

: Simetris, tidak ada sekret

Mulut

: Simetris, bibir lembab, lidah bersih, caries gigi (-)

Leher

: Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid maupun vena


junglaris.

Dada

: Payudara bersih, tegang, hyperpigmentasi areola


mamae

Perut

: Membesar sesuai UK, tidak ada bekas operasi,


straie livide (+), linea nigra (-)

Genetalia

: Varises (-), flex albus (+), condiloma talata (-),


condiloma akuminata (-)

Ekstremitas : Odem (-), varises (-)


b. Palpasi
Leher

: Tidak

teraba

pembesaran

kelenjar

tyroid

dan

pemdungan vena junglaris


Payudara : Tidak teraba benjolan abnormal, colostrum (+)
Perut

: Leopold I : TFU setinggi pusat, 23 cm, teraba kepala


Leopold II : teraba punggung kanan
Leopold III : Bagian terendah belum masuk PAP
Leopold IV : TBJ L (23 12) x 155 gr = 1705 gram
Nyeri teka : diperut bawah

Ekstermitas : Oedem (-), varises (-)


c. Auskultasi
DJJ teratur di sebelah kanan diatas umbilitus
Frekuensi : 10.11.11 (128 x/menit), teratur
II.

IDENTIFIKASI MASALAH/DIAGNOSA
Dx : Ny A GI P0000 Ab200 UK 22-24 minggi, tunggal, hidup, intra uterine
dengan abortus imminen
DS : - Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke I, usia kehamilan 6 bulan
- Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya 02-01-2006
- Ibu mengatakan mengeluarkan flek-flek darah dari kemaluannya
mulai tanggal 09 Juli 2006 sampai sekarang
- Ibu mengatakan perut bawahnya terasa
Do : - TP : 09 Oktober 2006
- Inspeksi : Perut membesar sesuai UK, tidak ada bekas operasi,
striae livide (+), linea nigra (+)
Genetalia : varises (-), flek (+), flour albus (-),
condilomalata (-), condiloma akumirata (-)
- Palpasi

: nyeri tekan di perut bawah

Leopold I : TFU setinggi pusat, 23 cm, teraba kepala


Leopold II : Teraba punggung kanan
Leopold III : Bagian terendah belum masuk PAP
Leopold IV : TBJ : (23-12) x 155 gr : 1705 gram
- Auskultasi : DJJ teratur, di sebelah kanan di atas umbilikus
Frekuensi : 10.11.11 (128 x/menit)
Masalah 1: Cemas sehubunan dengan keadaan bayinya
DS : - Ibu terus bertanya bagaimana dengan keadaan bayinya
DO : Masalah 2: Kram perut bawah
DS : Ibu mengatakan perut bawahnya terasa kaku
DO : Palpasi parut : nyeri tekan (+) di perut bawah
III.

Intervensi
DX

: Ny A GI P0000 Ab200 UK 22-24 minggu, tunggal, hidup, intra


uterine dengan Abortus Imminen

Tujuan : - Keadaan ibu dan janin baik sampai aterm


- Komplikasi serta masalah lain tidak terjadi
- Perdarahan bercak berhenti dan kram berkurang
KH

: TTV dalam batas normal


Tekanan darah : 110/70 130/90 mmHg
Nadi

: 60 80 x/menit

RR

: 16 24 x/menit

Suhu

: 36,50 370C

Perdarahan/perdarahan bercak berhenti, 04E dan 041 menutup


Kram perut bawah berkurang dan hilang
DJJ normal (120 160 x/menit) teratur

Intervensi:
1. Lakukan pemeriksaan TTV
R : TTV merupakan parameter untuk mengetahui keadaan ibu
2. Lakukan pemeriskaan DJJ
R : DJJ teratur menyingkirkan diagnosa gawat janin
3. Jelaskan ibu tentang kondisi ibu dan janin
R : Informasi yang jelas dan mudah dipahami mengenai kondisi ibu dan
janinnya dapat mempengaruhi faktor psikologis ibu, diperlukan agar
ibu tidak cemas dan khawatir terhadap kondisi diri dan bayinya.
4. Anjurkan ibu untuk bedrest total di rawat inap puskesmas
R : Istirahat yang cukup dapat mengurangi kontraksi uterus
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian tokolitik dan vitamin tambah
darah
R : Tokolitik mengurangi kontraksi uterus
Vitamin

tambah

darah

membantu

pembentukan

eritrosit

dan

meningkatkan kadar hemoglobin


Masalah 1: Cemas sehubungan dengan keadaan bayinya
Tujuan : Kecemasan berkurang, dari ibu bisa beradaptasi dengan keadaannya
KH

: Ibu kooperatif dengan tindakan yang dilkaukan petugas


Ibu bisa diajak berkomunikasi

Intervensi
1. Kaji status kecemasan ibu
R : Menentukan beratnya kecemasan yang dialami dan membantu
menentukan tindakan selanjutnya
2. Jelaskan pada ibu tentang kondisi ibu dan janinnya
R : Informasi yang jelas dan mudah dipahami mengenai kondisi ibu dan
janinnya sehingga mengurangi kecemasan ibu.
3. Berikan dukungan psikologis dan libatkan suami dan keluarga dalam
prosesnya
R : Dukungan dari orang lain meningkatkan motivasi ibu pada
kehamilannya.

Masalah 2: kram perut bagian bawah


Tujuan : Nyeir berkurang dan hilang
KH

: Ibu mengatakan nyeri perutnya berkurang atau hilang


DD : Palpasi perut : nyeri tekan (-) di perut bawah

Intervensi :
1. Anjurkan ibu untuk tirah baring total
R : Tirah baring mengurangi kontraksi uterus yang menyebabkan rasa
nyeri
2. Anjurkan ibu teknik relaksasi dan distraksi
R : Relaksasi membantu mengurangi rasa nyeri dan distraksi dapat
mengalihkan perhatian ibu sehingga tidak berorientais hanya pada
sakit yang dialaminya.
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik
R : Analgesik mengeblok sinap-sinap nyeri yang menuju otak sehingga
tidak dpat diterjemahkan otak.
IV.

IMPLEMENTASI
Dx : Ny S GI P0000 Ab000 UK 22-24 minggu, tunggal, hidup, intra uterine,
dengan abortus imminen
1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital seketika ibu datang
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi

: 88 x/menit

RR

: 32 x/menit

2. Melakukan pemeriksaan DJJ di sebelah kanan diatas

umbilikus ibu.

Frekuensi DJJ : 10.11.11 (128 x/menit) teratur.


3. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya dan bayinya bahwa kondisinya
memerlukan pengawasan lebih lanjut sehingga perlu di rawat inap.
Kondisi janinnya relatif baik.
4. Menganjurkan

ibu untuk bebrest total dan tidak melakukan apa-apa,

kecuali BAB dan BAK di kamar mandi.


5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian tokolitik dan vitamin tambah
darah.

Masalah 1: Cemas sehubungan dengan keadaan bayinya


1. Mengkaji status kecemasan ibu
2. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya dan bayinya, bahwa kondisinya
memerlukan pengawasan lebih lanjut sehingga perlu di rawat inap.
Kondisi janinnya relatif baik.
3. Memberikan dukungan psikologis dan libatkan suami serta keluarga dalam
prosesnya melalui pembacaan doa-doa Islam.
Masalah 2: Kram perut bagian bawah
1. Menganjurkan ibu untuk tirah baring total dan hanya boleh bangun dari
tempat tidur hanya untuk BAB dan BAK.
2. Menganjurkan teknik relaksasi yaitu dengan menarik nafas panjang ketika
kramnya timbul dan menganjurkan ibu untuk membaca ayat-ayat suci alquran sebagai pengalih perhatian dari rasa nyeri yang dialaminya.
3. Berkolaborasi dengan dokter untuk pemberian asam mefenamat 500 mg 3
x 1.
V.

EVALUASI
Tanggal 11 Juli 2006, jam 15.45 WIB
DX : Ny A GI P0000 Ab000 UK 22-24 minggu, tunggal, hidup, intra uterine
dengan Abortus imminen
S

: Ibu mengatakan tinggal di puskesmas Lawang untuk rawat inap

: -

TTV normal

Perdarahan bercak belum berhenti

DJJ normal : 10.11.11 (128 x/menit), teratur

: Ny A dengan abortus imminent

: Anjurkan untuk tirah baring


Anjurkan untuk meminum obat yang diberikan

Masalah 1: Cemas sehubungan dengan keadaan bayinya


S

: Ibu bisa diajak berkomunikasi

: Ibu kooperatif dengan tindakan yang dilakukan petugas

: Masalah sudah teratasi

: Anjurkan keluarga untuk memberikan dkungan mental pada ibu

Masalah 2: Kram perut bagian bawah


S

: Ibu mengatakan perut bawahnya masih terasa kaku

: Palpasi perut nyeri tekan (+) di perut bawah

: Masalah belum teratasi

: - Anjurkan ibu untuk meminum obat yang diberikan


- Anjurkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi dan distraksi

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 12 Juli 2006 pukul 10.00 WIB
S : Ibu mengatakan k perdarahan bercaknya sudah berhenti
Nyeri perutnya sudah berkurang
O : - TTV dalam batas normal
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
- Genetalia : Flek (-)
- Palpasi perut : Nyeri tekan (-)
A : Masalah sudah teratasi
P : - Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi
- Anjurkan untuk tetap meminum obat yang diberikan
- Anjurkan ibu untuk menghindari senggama sampai nyeri perutnya benarbenar hilang
- Ibu sudah diperbolehkan pulang

BAB IV
PEMBAHASAN
Abortus immminent merupakan salah satu gejala klinis dari abortus yang
ditandai dengan perdarahan pervaginam dan nyeri perut bawah akan tetapi tidak
ditandai dengan pembukaan serviks. Abortus ii merupakan salah satu hal yang
sangat membahayakan pada kehamilan. khususnya kehamilan trimester I. Akan
tetapi pada Ny A abortus terjadi pada trimester II, tepatnya pada usia kehamilan
22-24 minggu. Keadaan ini membutuhkan observasi dari petugas kesehatan
karena bisa membahayakan bagi ibu dan janin.
Dan hal itulah yang dilakukan petugas kesehatan di puskesmas. Ibu
dianjutkan untuk rawat inap sehingga bisa diketahui setiap perkembangannya. Ibu
dianjurkan untuk tirah baring total sehingga tidak menimbulkan kontraksi atau
his. Selain istirahat total, ibu diberi tokolitik untuk meminimalkan kontraksi yang
ada. Perawatan tersebut diatas sesuai dengan protap penatalaksanan klien dengan
abortus imminent. Setelah dilakukan observasi dan ibu tidak mengeluarkan flekflek lagi ibu diperbolehkan untuk pulang.
Masalah yang dialami Ny A sesuai dengan masalah yang dialami pada
klien abortus pada umumnya yaitu nyeri perut bawah. Dalam hal ini, telah
dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan protap yang ada. Penulis tidak
mencantumkan perdarahan sebagai masalah karena perdarahan itu bersifat tidak
masif, hanya berupa flek. Penulis memperoleh masalah dari Ny A yaitu
kecemasan, akan keadaan bayinya. Ibu Ny A masih mengalami kehamilan
pertama sehingga support dari keluarga sangat dibutuhkan. Dalam intervensi juga
telah dilakukan pemberian dukungan spiritual yang melibaktan suami beserta
keluarga.

BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengkajian serta Asuhan Kebidanan, penulis
menyimpulakn hal-hal sebagai berikut:
1. Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan Ny A

G I P0000 Ab000 usia

kehamilan 22-24 minggu dengan abortus imminent didapatkan suatu


kesimpulan bahwa Ny A diharuskan untuk rawat inap karena keadaan
ibu dan janin membutuhkan observasi ketat.
2. Dari data yang ada, masalah yang muncul adalah kecemasan ibu terhadap
keadaan janinnya serta kram di perut bagian bawah.
3. Dari masalah yang ada, telah dilakukan intervensi dan implementasi sesuai
dengan kondisi klien.
4. Dari evaluasi diperoleh data bahwa pada tanggal 12 Juli 2006, Ny A
sudah diperbolehkan pulang.
B. SARAN
1. Untuk Klien
-

Lakukan pemeriksaan kehamilan setuap bulan untuk mendeteksi


kelainan yang ada pada ibu dan janin.

Hindari kerja terlalu berat dan beristirahat yang cukup.

Tingkatkan asupan nutrisi sesuai kebutuhan pada tiap trimester.

2. Untuk Penulis
-

Lakukan pengkajian secara sistematis dan komprehensif supaya


didapatkan masalah yang benar-benar membutuhkan intervensi segera.

Berikan dukungan psikologis supaya ibu merasa lebih tenang

3. Untuk Tenaga Kesehatan


-

Lakukan asuhan kebidanan secara komprehensif dan menyeluruh


supaya tidak timbul masalah baru yang bisa membahayakan ibu dan
janin

Lakukan observasi secara berkala melalui pemeriksaan kehamilan


secara teratur

DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida bagus. 1998. Ilmu Kabidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri, jilid I. Jakarta : EGC
Universitas Airlangga. 1994. Pedoman Diagnossi dan Terapi Lab/UPF Ilmu
Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Surabaya : Rumah Sakit Umum
Dokter Soetomo.
Universitas Padjadjaran Bandung. 1981. Obstetri Patologi. Bandung : Unpad.

Anda mungkin juga menyukai