OLEH:
Dian Arifin
NIM 04002100008
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut Ida bagus Gde manuaba, seorang wanita hami dikatakan
keguguran apabila mengelaurkan hasil konspsi yang belum mampu hidup di
luar kandungan dengan berat kurang dari 1.000 SC atau umur hamil kurang
dari 28 minggu. Ternyata MONRO melaporkan bahwa ketus dengan berat 397
gram dapat hidup terus, jadi definisi diatas tidaklah mutlak. Sesungguhnya
bayi dengan BB 700-800 gram dapat hidup, tapi hal ini dianggap sebagai sautu
keajaiban. Makin tinggi BB anak lahir, makin besar kemungkinannya untuk
dapat hidup.
(Manuaba, Rustam. 1998 : 209)
Diperkirakan frekuensi keguguran spontan berkisar antara 10-15 %.
Nanum demikian frekuensi seluruh keguguran yang pasti sukar ditentukan,
karena abortus buatan banyak yang tidak dilaporkan, kecuali bila terdapat
komplikasi. Juga karena sebagian keguguran spontan hanya disertai gejala dan
tanda ringan, sehingga wanita tidak ddatang ke dokter atau rumah sakit.
Menurut Stegler dan Eastman, abortus terjadi pda 10 % kehamilan.
menurut Eastman, 80 % dari abortus terjadi pada bulan ke 2-3 kehamilan,
sementara Simens mendapatkan angaka 76 %. Salah satunya adalah yang
terjadi pda Ny A GI P0000 Ab000 usia kehamilan 22-24 minggu, tunggal,
hidup, intrauterine dengan abortus imminen. Tentunya kehamilan ini
membutuhkan obervasi ketat serta asuhan kebidanan yang komprehensif
supaya kehamilan dapat terus dipertahankan sampai aterm. Berdasarkan alasan
tersebut penulis tertarik untuk menyusun asuhan kebidanan dengan abortus
imminen pada Ny A tersebut.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Penulis diharapkan mampu memahami dan memberikan asuhan kebidanan
pada Ny A dengan abortus imminen.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan, maka penulis diharapkan mampu:
a. Melakukan pengkajian data pada Ny A dengan abortus imminen.
b. Mengidentifikasi diagnosa/masalah pada Ny A dengan abortus
imminen.
c. Membuat rencana asuhan/intervensi sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan klien.
d. Melakukan rencana asihan/implementasi sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan klien.
e. Mengevaluasi tindakan (asuhan) yang diberikan.
C. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Sistematika Penulisan
D. Metode Penulisan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konsep Teori Abortus
B. Konsep Teori Abortus Imminen
C. Konsep Manajemen Kebidanan
BAB III
TINJUAN KASUS
A. Pengkajian
B. Identifikasi Diagnosa/Masalah
C. Intervensi
D. Implementasi
E. Evaluasi
BAB IV
PEMBAHASAN
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP TEORI ABORTUS
1. Pengetian
: Abortus
adalah
terputusnya
kehamilan
sebelum
e. Antagonis Rhebus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang merusak darah fetus melalui
plasenta sehingga terjadi anemia pada janin sehingga janin meninggal.
f. Terlalu cepatnya kortus luteum menjadi atrofis atau faktor serviks yaitu
inkompetensi serviks, serviksitis.
g. Proses gangguan pada ibu yang menyebabkan uterus kontraksi
umpanya ibu sangat terkejut, obat-obatan uterotonika, ketakutan,
laporatomi dan lain-lain. Atau dapat juga karena trauma langsung
Faktor Ibu
Faktor Bapak
Benda asing
Uterus berkontraksi
b. Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang
tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.
(Mochtar, Rustam. 1998 : 211)
berdarakan gambar klinisnya dapat dibedakan menjadi:
a. keguguran lengkap (abortus kompletus) semua hasil konsepsi
dikeluarkan seluruhnya.
b. Keguguran tidak lengkap (abortus inkompletus) sebagian hasil
konsepsi masih terasa dalam rahim yang dapat menimbulkan penyulit.
c. Keguguran tak terhalansi (abortus insipien)
d. Keguguran hobitudis
e. Keguguran dengan infeksi (abortus infeksiosus)
f. Missed abortion
(Manuaba. 1999 : 215)
5. Dasar Diagnosis Keguguran
Dugaan keguguran diperlukan beberapa kriteria sebagai berikut:
Terjadi perdaratan
c. Pemeriksaan dalam:
Serviks sudah terbuka dan dapat teraba ketuban dan hasil konsepsi
dalam cavumuteri maupun conalis servikus
Konsistensi lunak
Abortus imminen
Abortus insipen
Abortus inkompletus/kompletus
Abortus infesiosus/septik
Habitual abortus
Missed abortion
(Manuaba. 1998 : 217)
6. Penyulit Keguguran
a. Perdarahan
b. Infeksi
c. Degenerasi ganas
Penderita kesakitan
Penderita syock
Vitamin B kompleks
Hormonal : progesteron
c. Evaluasi
-
Umur
: Umur
kurang
berkembang
dari
dengan
19
tahun,
sempurna
uterus
masih
belum
terdapat
: Tingkat
ekonomi
yang
rendah
menyebabkan
2. Alasan Datang
3. Keluhan Utama
Keluhan utama untuk abortus imminen adalah : Perdarahan sedikit,
nyeri perut bawah atau tidak nyeri.
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
-
7. Riwayat haid
-
Amenorhoe
8. Riwayat perkawinan
Ibu yang hamil di luar pernikahan dapat menimbulkan tekanan
psikologis
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu
a) Kehamilan
-
b) Persalinan
Persalinan yang lalu dilakukan dengan SC menimbulkan
jaringan perut pada uterus
c) Nifas
Pada masa nifas yang lalu terjadi komplikasi misalnya metritis,
endimetritis yang tidak tertangani
10. Riwayat Kehamilan Sekarang
-
Keteraturan
ibu
untuk
meminum
splemen
besi
dapat
a. Nutrisi
-
b. Eliminasi
-
c. Aktivitas
Aktivitas yang terlalu berat dapat menimbulkan abortus
d. Istirahat
Ibu hamil yang mengalami depresi mental cenderung
mengalami kekurangan istirahat yang dapat menyebabkan
abortus
e. Kebersihan
Ibu yang sering ganti celana dalam menimbulkan infeksi yang
akan meningkatkan menjadi infeksi seksual yang bisa
membahayakan janin.
f. Kebiasaan
-
Ibu
Kesadaran
Nadi
RR
TB
2. Pemeriksaan khusus
a. Inspeksi
Rambut
Muka
akibat
darah
tinggi,
wajah
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
: Pembendungan
vena
junglaris
menunjukkan
penyukit jantung
Pemebsaran kelenjar tyroid menunjukkan adanya
hipotyroid
Dada
: Pernafasan
integuler
menunjukkan
adanya
Genetalia : Adanya
akuminata
dan
condilomalata
Perut
sesuai dengan UK
ballotement (+)
- Leoplod II : - Leopold III : - Leopold IV : Ekstremitas: Adanya odema menunjukan gejala, penyakit
jantung dan gangguan malnutrisi.
c.
Auskultasi
BJA terdengar irguler atau reguler, frekuensi .. x/menit,
terdengar di atas/bawah umbilikus
d.
Perkusi
Reflek pattula yang (-) merupakan tanda avitaminossi B
e.
USG
- Leopold II : Teraba
punggung
punggung kiri.
kanan
atau
2.
Perdarahan
hipovolemik.
terus
menerus
potensial
menimbulkan
syock
3.
III.Intervensi
Diagnosa : Ny ... G .... P .... Ab .... usia kehamilan .... minggu,
tunggal/ganda, hidup/mati, intrauterine/ekstra uterine dengan
abortus imminen
Tujuan
KH
bercak
berhenti,
ostium
uteri
3.
4.
psikologis ibu,
diperlukan agar ibu tidak cemas dan khawatir terhadap kondisi diri
danbayinya.
5.
6.
7.
Intervensi
1. Kaji status kecemasan ibu
R : Menentukan beratnya kecemasan yang dialami dan membantu
tindakan selanjutnya
2. Jelaskan pada ibu tentang kondisi ibu dan janinnya
R : Informasi yang jelas dan mudah dipakai mengenai kondisi ibu dan
janinnya sehingga mengurangi kecemasan ibu.
3. Berikan dukungan psikologis dan libatkan suami dan keluarga dalam
prosesnya.
R : Dukungan dari orang lain meningkatkan motivasi ibu pada
kehamilannya
Masalah 2: Nyeri perut bagian bawah
Tujuan : Nyeri berkurang dan hilang
KH
Intervensi :
1. Anjurkan ibu untuk tirah baring total
R : Tirah baring mengurangi kontraksi uterus yang menyebabkan rasa
nyeri
2. Anjurkan teknik relaksasi dan distraksi
R : Relaksasi membantu mengurangi rasa nyeri dan distrasi dapat
mengalihkan perhatian ibu sehingga ibu tidak berorientasi hanya
pada rasa sakit yang dialaminya.
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik
R : Analgesik mengeblok sinap-sinap nyeri yang menuju
otak
Masalah Potensial
1. Abortus imminen potensial terjaddi abortus insipiens
Tujuan : Imminen potensial terjadi abortus insipiens
KH
Intervensi:
1. Lakukan kuret atau drip oksitoksin bila kehamilan lebih dari 12
minggu
R : Kuret dan drip oksitoksin membantu meningkatkan kontraksi
uterus
2. Observasi TTV
R : Suhu yang meningkat, nadi yang melebihi batas normal
mengindikasikan adanya infeksi.
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian bakteri penyebab nyeri
R : Antibiotik untuk penghambat pertumbuhan bakteri penyebab
infeksi
Intervensi
1. Observasi perdarahan pervaginam dan TTV
R : TTV merupakan paramater keadaan ibu
2. Lakukan tranfusi darah
R : Tranfusi darah menggantikan darah yang hilang
3. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung Fe
R : Fe membantu pembentukan eritrosit yang berguna untuk
meningkatkan kadar Hb
3. Perdarahan potensial menimbulkan gawat janin
Tujuan : Gawat janin tidak terjadi
KH
Intervensi
1. Anjurkan ibu untk tidur miring ke kiri
R : Miring ke kiri mengurangi pada vena cara inferior sehingga
oksigenasi janin tidak terganggu.
2.
IV. Implementasi
Sesuai dengan intervensi
V. Evaluasi
Mengacu pada kreteria hasil
BAB III
TINJAUAN KASUS
I.
PENGKAJIAN
Tanggal 11 Juli 2006 pukul 14.30 WIB
A.
Data Subyektif
1. Biodata
Nama
: Ny A
Nama Suami : Tn M
Umur
: 27 Tahun
Umur
: 31 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Pendidikan : MAN
Pendidikan
: SLTA
Pekerjaan
: Guru Mengaji
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Bedali-Lawang
Alamat
: Bedali-Lawang
6. Riwayat Keluarga
-
7. Riwayat Haid
Menarche
: 13 tahun
Siklus haid
: 28 hari (teratur)
Lama haid
: 7 hari
Keluhan
: (-)
Flour albus
: (-)
HPHT
: 02 01 2006
TP
: 03 10 - 2006
8. Riwayat Perkawinan
Menikah : 1 kali
Lama menikah : 1 tahun
Umur pertama menikah : 26 tahun
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan NIfas Yang Lalu
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama
10. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama, usia kehamilan 7 bulan.
Ibu mengalami mual muntah sampai dengan 2 bula pertama. Ibu
mengatakan mulai merasa hamil sampai denga sekarang baru periksa 2
kali di BPS karena sibuk mengajar santri-santrinya. Ibu mendapat TT 2
kali. Ibu mendapat tablet tambah darah tapi jarang di minum karena
baunya tidak enak. Ibu mengeluarkan flek mulai hari minggu malam
sampai dengan pengkajian
Di Rumah
Makan 3
sehari
kali dengan
lauk
(tahu,
tempe,
minum
karena
susu
ekonomi
kurang.
Pola eliminasi
Ibu
minum
air
tidak
menghabiskan
karena
tiba
ibu
kuning,
tidak
ada
bersama kencingnya.
BAB
sehari,
kali -
konsistensi
lembek,keluhan (-)
Ibu
melakukan aktivitas sebagai IRT
yaitu
memask,
mencuci, menyapu di
post hari.
-
ngaji
sampai
19.00
pukul
WIB
-
Ibu
makanannya
keluhan
Pola aktivitas
Di Rumah Sakit
Sejak tiba pukul
Di
kegiatannya
sela-sela
ibu
ke
untuk
Pola istirahat
persedian tokonya.
Ibu jarang tidur siang
karena
harus
menunggui tokonya.
karena cemas
-
Tidur malam 6
hanya
mandi
baju,
maupun
ibu
ganti
2 celana
minum-minuman keras
beralkohol
tidak
melakukan
Data Obyektif
1.
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
RR
: 37 x/menit
BB sekarang
: 47 kg
BB sebelum hamil: 42 kg
2.
Pemeriksaan Khusus
a. Inspeksi
Rambut
Muka
Mata
Telinga
Hidung
Mulut
Leher
Dada
Perut
Genetalia
: Tidak
teraba
pembesaran
kelenjar
tyroid
dan
IDENTIFIKASI MASALAH/DIAGNOSA
Dx : Ny A GI P0000 Ab200 UK 22-24 minggi, tunggal, hidup, intra uterine
dengan abortus imminen
DS : - Ibu mengatakan ini kehamilan yang ke I, usia kehamilan 6 bulan
- Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya 02-01-2006
- Ibu mengatakan mengeluarkan flek-flek darah dari kemaluannya
mulai tanggal 09 Juli 2006 sampai sekarang
- Ibu mengatakan perut bawahnya terasa
Do : - TP : 09 Oktober 2006
- Inspeksi : Perut membesar sesuai UK, tidak ada bekas operasi,
striae livide (+), linea nigra (+)
Genetalia : varises (-), flek (+), flour albus (-),
condilomalata (-), condiloma akumirata (-)
- Palpasi
Intervensi
DX
: 60 80 x/menit
RR
: 16 24 x/menit
Suhu
: 36,50 370C
Intervensi:
1. Lakukan pemeriksaan TTV
R : TTV merupakan parameter untuk mengetahui keadaan ibu
2. Lakukan pemeriskaan DJJ
R : DJJ teratur menyingkirkan diagnosa gawat janin
3. Jelaskan ibu tentang kondisi ibu dan janin
R : Informasi yang jelas dan mudah dipahami mengenai kondisi ibu dan
janinnya dapat mempengaruhi faktor psikologis ibu, diperlukan agar
ibu tidak cemas dan khawatir terhadap kondisi diri dan bayinya.
4. Anjurkan ibu untuk bedrest total di rawat inap puskesmas
R : Istirahat yang cukup dapat mengurangi kontraksi uterus
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian tokolitik dan vitamin tambah
darah
R : Tokolitik mengurangi kontraksi uterus
Vitamin
tambah
darah
membantu
pembentukan
eritrosit
dan
Intervensi
1. Kaji status kecemasan ibu
R : Menentukan beratnya kecemasan yang dialami dan membantu
menentukan tindakan selanjutnya
2. Jelaskan pada ibu tentang kondisi ibu dan janinnya
R : Informasi yang jelas dan mudah dipahami mengenai kondisi ibu dan
janinnya sehingga mengurangi kecemasan ibu.
3. Berikan dukungan psikologis dan libatkan suami dan keluarga dalam
prosesnya
R : Dukungan dari orang lain meningkatkan motivasi ibu pada
kehamilannya.
Intervensi :
1. Anjurkan ibu untuk tirah baring total
R : Tirah baring mengurangi kontraksi uterus yang menyebabkan rasa
nyeri
2. Anjurkan ibu teknik relaksasi dan distraksi
R : Relaksasi membantu mengurangi rasa nyeri dan distraksi dapat
mengalihkan perhatian ibu sehingga tidak berorientais hanya pada
sakit yang dialaminya.
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian analgesik
R : Analgesik mengeblok sinap-sinap nyeri yang menuju otak sehingga
tidak dpat diterjemahkan otak.
IV.
IMPLEMENTASI
Dx : Ny S GI P0000 Ab000 UK 22-24 minggu, tunggal, hidup, intra uterine,
dengan abortus imminen
1. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital seketika ibu datang
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi
: 88 x/menit
RR
: 32 x/menit
umbilikus ibu.
EVALUASI
Tanggal 11 Juli 2006, jam 15.45 WIB
DX : Ny A GI P0000 Ab000 UK 22-24 minggu, tunggal, hidup, intra uterine
dengan Abortus imminen
S
: -
TTV normal
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 12 Juli 2006 pukul 10.00 WIB
S : Ibu mengatakan k perdarahan bercaknya sudah berhenti
Nyeri perutnya sudah berkurang
O : - TTV dalam batas normal
TD : 120/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 24 x/menit
- Genetalia : Flek (-)
- Palpasi perut : Nyeri tekan (-)
A : Masalah sudah teratasi
P : - Anjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi
- Anjurkan untuk tetap meminum obat yang diberikan
- Anjurkan ibu untuk menghindari senggama sampai nyeri perutnya benarbenar hilang
- Ibu sudah diperbolehkan pulang
BAB IV
PEMBAHASAN
Abortus immminent merupakan salah satu gejala klinis dari abortus yang
ditandai dengan perdarahan pervaginam dan nyeri perut bawah akan tetapi tidak
ditandai dengan pembukaan serviks. Abortus ii merupakan salah satu hal yang
sangat membahayakan pada kehamilan. khususnya kehamilan trimester I. Akan
tetapi pada Ny A abortus terjadi pada trimester II, tepatnya pada usia kehamilan
22-24 minggu. Keadaan ini membutuhkan observasi dari petugas kesehatan
karena bisa membahayakan bagi ibu dan janin.
Dan hal itulah yang dilakukan petugas kesehatan di puskesmas. Ibu
dianjutkan untuk rawat inap sehingga bisa diketahui setiap perkembangannya. Ibu
dianjurkan untuk tirah baring total sehingga tidak menimbulkan kontraksi atau
his. Selain istirahat total, ibu diberi tokolitik untuk meminimalkan kontraksi yang
ada. Perawatan tersebut diatas sesuai dengan protap penatalaksanan klien dengan
abortus imminent. Setelah dilakukan observasi dan ibu tidak mengeluarkan flekflek lagi ibu diperbolehkan untuk pulang.
Masalah yang dialami Ny A sesuai dengan masalah yang dialami pada
klien abortus pada umumnya yaitu nyeri perut bawah. Dalam hal ini, telah
dilakukan penatalaksanaan sesuai dengan protap yang ada. Penulis tidak
mencantumkan perdarahan sebagai masalah karena perdarahan itu bersifat tidak
masif, hanya berupa flek. Penulis memperoleh masalah dari Ny A yaitu
kecemasan, akan keadaan bayinya. Ibu Ny A masih mengalami kehamilan
pertama sehingga support dari keluarga sangat dibutuhkan. Dalam intervensi juga
telah dilakukan pemberian dukungan spiritual yang melibaktan suami beserta
keluarga.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melakukan pengkajian serta Asuhan Kebidanan, penulis
menyimpulakn hal-hal sebagai berikut:
1. Dari hasil pengkajian dan pemeriksaan Ny A
2. Untuk Penulis
-
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba, Ida bagus. 1998. Ilmu Kabidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri, jilid I. Jakarta : EGC
Universitas Airlangga. 1994. Pedoman Diagnossi dan Terapi Lab/UPF Ilmu
Kebidanan dan Penyakit Kandungan. Surabaya : Rumah Sakit Umum
Dokter Soetomo.
Universitas Padjadjaran Bandung. 1981. Obstetri Patologi. Bandung : Unpad.