INTRANATAL
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK TUTOR:
10
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kmai
haturkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami ucapkan terima
kasih banyak kepada semua pihak yang telah berkontribusi. Terima kasih kami ucapkan terutama
untuk dosen tutor kami, Ibu Aan Nuraeni, S.Kep.,Ners.,M.Kep.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima
segala kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................... 3
BAB I .............................................................................................................................................................. 5
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 5
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................... 5
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................................... 5
1.3 Tujuan ........................................................................................................................................... 6
BAB II ............................................................................................................................................................. 7
PEMBAHASAN ............................................................................................................................................... 7
2.1 Istilah- istilah ................................................................................................................................. 8
2.2 Tanda dan Gejala Persalinan ......................................................................................................... 9
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Jalan Lahir ...................................................................................... 13
2.4 Adaptasi Fisik dan Psikologis ....................................................................................................... 15
2.5 Monitoring Fase Laten ................................................................................................................ 16
2.6 Monitoring Fase Laten Aktif ........................................................................................................ 17
2.7 Teknik dan Posisi Meneran ......................................................................................................... 17
2.8 Indikasi Dilakukan Episiotomi ..................................................................................................... 20
2.9 Keuntungan dan Kerugian Episiotomi......................................................................................... 20
2.10 Masalah Keperawatan ................................................................................................................ 21
BAB III .......................................................................................................................................................... 23
PENUTUPAN ................................................................................................................................................ 23
KESIMPULAN ........................................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 24
Panduan Belajar Asuhan Kebidanan I ......................................................................................................... 24
By Miratu Megasari, SST., M.Kes., Ani Triana, SST., M.Kes., Rika Andriyani, SST., M.Kes., Yulrina
Ardhiyanti, SKM., M.Kes., Ika Putri Damayanti, SST., M.Kes.dalam https://books.google.co.id/books? .. 24
https://www.scribd.com/doc/282772048/Tanda-Homan ......................................................................... 24
http://www.indonesian-publichealth.com/partograf-alat-pemantauan-persalinan/ ............................... 24
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mampu menjelaskan definisi istilah-istilah pada kasus.
2. Mampu menjelaskan tanda dan gejala persalinan.
3. Mampu menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi proses persalinan.
4. Mampu menjelaskan adaptasi fisik dan psikologis selama periode intrantal.
5. Mampu menjelaskan cara memonitoring pada fase laten.
6. Mampu menjelaskan cara memonitoring pada fase aktif.
7. Mampu menjelaskan teknik dan posisi meneran.
8. Mampu menjelaskan indikasi dilakukan episiotomi.
9. Mampu menjelaskan keuntungan dan kerugian dilakukan episiotomi.
10. Mampu menganalisa masalah keperawatan pada pasien dan intervensinya.
BAB II
PEMBAHASAN
KASUS:
Seorang perempuan usia 25 tahun G2P0A1, datang ke Puskesmas Jatinangor pada tanggal 18
September 2017 pukul 09.00 diantar keluarganya untuk mendapatkan asuhan. Pasien
mengatakan bahwa ia sudah merasakan kontraksi sejak pukul 01.00. nyeri semakin lama
semakin kuat dan menjalar dari perut ke pinggang hingga punggung.
Perawat melakukan anamesis dan pemeriksaan, didapatkan hasil:
1. Kehamilan cukup bulan, presentasi belakang kepala (vertex), penurunan kepala 4/5,
kontraksi uterus tiga kali dalam 10 menit durasi 19 detik, DJJ 125 x/menit. Pembukaan
serviks 3 cm, ubun-ubun kecil kanan depan,moulage sutura teraba terpisah, selaput
ketuban utuh. TD 120/70 nnHg, nadi 80x/menit, suhu 36,8C. Pasien berkemih 150 ml
sebelum pemeriksaan. Ekstremitas Edema -/-, varices-/-, Homan sign-/-, refleks patella
+/+. Hasil pemeriksaan urine tidak adanya protein dan keton. Perawat menganjurkan
pasien untuk jalan-jalan didampingi suami dan mengkonsumsi cairan yang cukup..
2. Pukul 13.00 pasien mengatakan mulesa semakin kuat dan nyeri, setiap kontraksi pasien
mengeluh nyeri dan mengatakan tidak tahan dengan mulesnya. Perawat melakukan
pemeriksaan: kontraksi 4 kali dalam 10 menit durasi 19 detik, DJJ 132 x/menit,
penurunan kepala 3/5, pembukaan serviks 4 cm tidak ada penyusupan kepala janin
selaput ketuban utuh. TD 120/80 mmHg, nadi 88x/menit, suhu 37C. pasien berkemih
100 ml.
3. Pukul 13.30 DJJ 140x/menit kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 30 detik, nadi
80x/menit
4. Pukul 14.00 DJJ 144x/menit kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 35 detik, nadi
88x/menit
5. Pukul 14.30 DJJ 144x/menit kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 40 detik, nadi
90x/menit
6. Pukul 15.00 DJJ 135x/menit kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik, nadi
97x/menit, suhu 37C dan urin 150 ml
7. Pukul 15.30 DJJ 130x/menit kontraksi 5 kali dalam 10 menit selama 45 detik, nadi
88x/menit
8. Pukul 16.00 DJJ 130x/menit kontraksi 5 kali dalam 10 menit selama 45 detik, nadi
88x/menit
9. Pukul 16.30 DJJ 128x/menit kontraksi 5 kali dalam 10 menit selama 45 detik, nadi
90x/menit urin 100 ml
10. Pukul 17.00, DJJ 130 x/menit kontraksi 5 kali dalam 10 menit durasi 50 detik, penurunan
kepala 1/5, pembukaan 10 cm, sutura berdekatan selaput ketuban pecah pukul 16.40
cairan ketuban jernih, TD 130/80 mmHg, suhu 37C nadi 86x/menit. Pasien dipimpin
meneran tetapi kemajuan tidak ada, klien tampak gelisah dan mengatakan tidak kuat
meneran, djj 126x/mnt, dilakukan episiotomi mediolateral.
11. Pukul 17.50 , seorang bayi laki-laki lahir, BB 3200 gram PB 50 cm, bayi menangis
spontan,.
12. Plasenta lahir pukul 18.00 luka episiotomy 3 cm, dilakukan hecting pada perineum.
Perkiraan kehilangan darah 150 ml
13. Pukul 18.15 TD 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, suhu tubuh 37C, TFU 3 jari bawah
pusat, tonus uterus baik (keras), kandung kemih kososng, jumlah darah pervaginam
masih dalam batas normal
14. Pukul 18.30 TD 120/70 mmHg, nadi 78x/menit, TFU 3 jari bawah pusat, tonus uterus
baik (keras), kandung kemih kososng, jumlah darah pervaginam masih dalam batas
normal
15. Pukul 18.45 TD 120/70 mmHg, nadi 78x/menit, TFU 2 jari bawah pusat, tonus uterus
baik (keras), kandung kemih kososng, jumlah darah pervaginam masih dalam batas
normal
16. Pukul 19.00 TD 120/70 mmHg, nadi 80x/menit, TFU 2 jari bawah pusat, tonus uterus
baik (keras), kandung kemih kosong, jumlah darah pervaginam masih dalam batas
normal
17. Pukul 19.30 TD 120/80 mmHg, nadi 82 x/menit, TFU 3 jari bawah pusat, tonus uterus
baik (keras), kandung kemih kososng, jumlah darah pervaginam masih dalam batas
normal
18. Pukul 20.00 TD 120/80 mmHgnadi 86x/menit, TFU 3 jari bawah pusat, tonus uterus
baik (keras), pengeluaran urine 200 ml, jumlah darah pervaginam masih dalam batas
normal
19. Perawat mendokumentasikan semua yang dilakukan dalam partograf
Sebelum terjadinya kontraksi sejati, seorang calon ibu bisa merasakan his palsu atau
kontrksi rahim yang tidak teratur. Kontraksi ini disebut kontraksi Braxton Hicks.
Ini merupakan hal yang normal dan mungkin lebih sering muncul pada sore hari.
Mungkin sulit untuk membedakan his sejati dari kontraksi palsu. Biasanya kontraksi palsu
tidak sesering dan tidak sekuat kontraksi asli. Kadang satu-satunya cara untuk mengetahui
perbedaan antara kontraksi sejati dan kontraksi palsu adalah melakukan pemeriksaan
dalam. Pada pemeriksaan dalam bisa diketahui adanya perubahan pada serviks yang
menandakan dimulainya proses persalinan.
Jenis
Kontraksi palsu Kontraksi sejati
perubahan
Timbul secara teratur dan
Karakteristik Tidak teratur & tidak semakin sering
semakin sering, berlangsung
kontraksi (disebut kontraksi Braxton Hicks)
selama 30-70 detik
Jika ibu berjalan atau beristirahat atau Meskipun posisi/gerakan ibu
Pengaruh
jika posisi tubuh ibu berubah, kontraksi berubah, kontraksi tetap
gerakan tubuh
akan menghilang/berhenti dirasakan
Kekuatan Biasanya lemah & tidak semakin kuat
Kontraksinya semakin kuat
kontraksi (mungkin menjadi kuat lalu melemah)
Biasanya berawal di
Nyeri karena Biasanya hanya dirasakan di tubuh
punggung dan menjalar ke
kontraksi bagian depan
depan
Presentasi janin
Tiga presentasi utama berupa :
1. Presentasi sefalik (kepala pertama), terjadi pada 96% kelahiran.
2. Presentasi bokong (pantat atau kaki terlebih dahulu), terjadi pada 3% kelahiran
3. Presentasi bahu ditemukan pada 1% kelahiran.
Bagian yang dipresentasikan adalah bagian tubuh janin yang dirasakan pertama kali oleh
jari pemeriksa selama pemeriksaan vagina. Pada presentasi sefalik, bagian yang
dipresentasikan biasanya adalah oksiput, pada presentasi bokong adalah ssakrum, dan
pada presentasi bahu adalah scapula. Ketika bagian yang dipresentasikan adalah oksiput,
presentasi ini disebut sebagai vertex. Faktor yang mempengaruhi bagian yang
dipresentasikan meliputi letak janin, sikap janin, dan ekstensi atau fleksi kepala janin.
Proses Persalinan
Waktu yang dibutuhkan saat persalinan kala 2 pada primigravida lebih dari 1.5 jam, dan
untuk multipara lebih dari 0.5 jam.
Di persalian kala dua, gerakan utama pengeluaran janin sudah mulai terjadi dengan posisi
pada persalinan dengan letak belakang kepala
1. Kepala masuk pintu atas panggul : sumbu kepala janin dapat tegak lurus dengan
pintu atas panggul (sinklitismus) atau miring / membentuk sudut dengan pintu
atas panggul (asinklitismus anterior / posterior).
2. Kepala turun ke dalam rongga panggul, akibat :
a. Tekanan langsung dari his dari daerah fundus ke arah daerah bokong,
b. Tekanan dari cairan amnion
c. Kontraksi otot dinding perut dan diafragma (mengejan), dan 4) badan
janin terjadi ekstensi dan menegang.
3. Fleksi terjadi dengan kepala janin fleksi, dagu menempel ke toraks, posisi kepala
berubah dari diameter oksipito-frontalis (puncak kepala) menjadi diameter
suboksipito-bregmatikus (belakang kepala).
4. Rotasi interna (putaran paksi dalam) : selalu disertai turunnya kepala, putaran
ubun-ubun kecil ke arah depan (ke bawah simfisis pubis), membawa kepala
melewati distansia interspinarum dengan diameter biparietalis.
5. Ekstensi terjadi setelah kepala mencapai vulva, terjadi ekstensi setelah oksiput
melewati bawah simfisis pubis bagian posterior. Lahir berturut-turut : oksiput,
bregma, dahi, hidung, mulut, dagu.
6. Rotasi eksterna (putaran paksi luar) ketika kepala berputar kembali sesuai dengan
sumbu rotasi tubuh, bahu masuk pintu atas panggul dengan posisi anteroposterior
sampai di bawah simfisis, kemudian dilahirkan bahu depan dan bahu belakang.
7. Ekspulsi terjadi setelah bahu lahir, bagian tubuh lainnya akan dikeluarkan dengan
mudah. Selanjutnya lahir badan (toraks,abdomen) dan lengan, pinggul / trokanter
depan dan belakang, tungkai dan kaki.
Power Adalah Kekuatan Atau Tenaga Untuk Melahirkan Yang Terdiri Dari His Atau
Kontraksi Uterus Dan Tenaga Meneran Dari Ibu
Power Merupakan Tenaga Primer Atau Kekuatan Utama Yang Dihasilkan Oleh Adanya
Kontraksi Dan Retraksi Otot-Otot Rahim
His Adalah Kontraksi Otot-Otot Rahim Pada Persalinan
Kontraksi Adalah Gerakan Memendek Dan Menebalnya Otot-Otot Rahim Yang Terjadi
Diluar Kesadaran (Involuter) Dan Dibawah Pengendalian Syaraf Simpatik
Retraksi Adalah Pemendekan Otot-Otot Rahim Yang Bersifat Menetap Setelah Adanya
Kontraksi
His Yang Normal Adalah Timbulnya Mula-Mula Perlahan Tetapi Teratur, Makin Lama
Bertambah Kuat Sampai Kepada Puncaknya Yang Paling Kuat Kemudian Berangsur-
Angsur Menurun Menjadi Lemah
His Tersebut Makin Lama Makin Cepat Dan Teratur Jaraknya Sesuai Dengan Proses
Persalinan Sampai Anak Dilahirkan
His Yang Normal Mempunyai Sifat : Kontarksi Otot Rahim Mulai Dari Salah Satu
Tanduk Rahim, Kontraksi Bersifat Simetris, Fundal Dominan Yaitu Menjalar Ke
Seluruh Otot Rahim, Kekuatannya Seperti Memeras Isi Rahim, Otot Rahim Yang
Berkontraksi Tidak Kembali Ke Panjang Semula Sehingga Terjadi Retraksi Dan
Pembentukan Segmen Bawah Rahim, Bersifat Involunter Yaitu Tidak Dapat Diatur
Oleh Parturient,
Tenaga Meneran Merupakan Kekuatan Lain Atau Tenaga Sekunder Yang Berperan
Dalam Persalinan, Tenaga Ini Digunakan Pada Saat Kala 2 Dan Untuk Membantu
Mendorong Bayi Keluar, Tenaga Ini Berasal Dari Otot Perut Dan Diafragma. Meneran
Memberikan Kekuatan Yang Sangat Membantu Dalam Mengatasi Resistensi Otot-Otot
Dasar Panggul
Persalinan Akan Berjalan Normal, Jika His Dan Tenaga Meneran Ibu Baik
Kelainan His Dan Tenaga Meneran Dapat Disebabkan Karena Hypotonic/Atonia Uteri
Dan Hypertonic/Tetania Uteri
C. Faktor Passanger (Bayi)
Passenger Terdiri Dari Janin Dan Plasenta
Janin Merupakan Passanger Utama, Dan Bagian Janin Yang Paling Penting Adalah
Kepala, Karena Kepala Janin Mempunyai Ukuran Yang Paling Besar, 90% Bayi
Dilahirkan Dengan Letak Kepala
Kelainan-Kelainan Yang Sering Menghambat Dari Pihak Passanger Adalah Kelainan
Ukuran Dan Bentuk Kepala Anak Seperti Hydrocephalus Ataupun Anencephalus,
Kelainan Letak Seperti Letak Muka Atau Pun Letak Dahi, Kelainan Kedudukan Anak
Seperti Kedudukan Lintang Atau Pun Letak Sungsang
D. Faktor Psyche (Psikis)
Faktor Psikologis Ketakutan Dan Kecemasan Sering Menjadi Penyebab Lamanya
Persalinan, His Menjadi Kurang Baik, Pembukaan Menjadi Kurang Lancar
Menurut Pritchard, Dkk Perasaan Takut Dan Cemas Merupakan Faktor Utama Yang
Menyebabkan Rasa Sakit Dalam Persalinan Dan Berpengaruh Terhadap Kontraksi
Rahim Dan Dilatasi Serviks Sehingga Persalinan Menjadi Lama.
E. Posisi Ibu (Positioning)
Posisi Ibu Dapat Memengaruhi Adaptasi Anatomi Dan Fisiologi Persalinan.
Perubahan Posisi Yang Diberikan Pada Ibu Bertujuan Untuk Menghilangkan Rasa Letih,
Memberi Rasa Nyaman, Dan Memperbaiki Sirkulasi. (Sondakh, 2013)
Menurut Norwitz (2007), Kemampuan Penyesuaian Janin Dengan Rongga Panggul
Bergantung Pada Tiga Variabel, Yaitu:
1) Power (Kontraksi, Mengejan): Kekuatan Ibu Mengejan Dan Kontraksi Uterus Yang
Baik Apabila Kontraksi 3-5 Kali Dalam 10 Menit.
2) Passenger (Janin): Dua Variabel Yang Mempengaruhi Yaitu Sikap (Derajat Fleksi
Atau Ekstensi Kepala) Serta Ukuran Janin. Letak, Presentasi, Posisi Dan Stase Janin
Dapat Ditentukan Pada Pemeriksaan Klinis. Berat Janin Dapat Diperkirakan Secara
Klinis Atau Dengan Ultra Sono Grafi (USG).
Posisi Meneran
A. Posisi terlentang (supine)
Posisi terlentang (supine) menyebabkan waktu persalinan menjadi lebih lama,
besar kemungkinan terjadinya laserasi perineum dan dapat mengakibatkan kerusakan
pada syaraf kaki dan punggung.
Dan juga menyebabkan beberapa hal seperti :
Dapat menyebabkan hipotensi karena bobot uterus dan isinya menekan aorta,
vena cava inferior serta pembuluh-pembuluh darah lain sehingga menyebabkan
suplai darah ke janin menjadi berkurang, dimana akhirnya ibu dapat pingsan dan
bayi mengalami fetal distress ataupun anoksia janin.
Ibu mengalami gangguan untuk bernafas.
Buang air kecil terganggu.
Mobilisasi ibu kurang bebas.
Ibu kurang semangat.
Resiko laserasi jalan lahir bertambah.
Dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.
Rasa nyeri yang bertambah.
Posisi ini akan membantu dalam penurunan janin dengan bantuan gravitasi bumi
untuk menurunkan janin kedalam panggul dan terus turun kedasar panggul. Posisi
berjongkok akan memaksimumkan sudut dalam lengkungan Carrus, yang akan
memungkinkan bahu besar dapat turun ke rongga panggul dan tidak terhalang (macet)
diatas simpisis pubis. Dalam posisi berjongkok ataupun berdiri, seorang ibu bisa lebih
mudah mengosongkan kandung kemihnya, dimana kandung kemih yang penuh akan
dapat memperlambat penurunan bagian bawah janin
Posisi berbaring miring kekiri dapat mengurangi penekanan pada vena cava
inferior sehingga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya hipoksia, karena suplay
oksigen tidak terganggu, dapat member suasana rileks bagi ibu yang mengalami
kecapekan dan dapat pencegahan terjadinya laserasi/robekan jalan lahir.
E. Posisi merangkak
Posisi ini akan meningkatkan oksigenisasi bagi bayi dan bisa mengurangi rasa sakit
punggung bagi ibu. Posisi merangkak sangat cocok untukpersalinan dengan rasa sakit
punggung, mempermudah janin dalam melakukan rotasi serta peregangan pada perineum
berkurang. Posisi merangkak juga dapat membantu penurunan kepala janin lebih dalam
ke panggul
PENUTUPAN
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan, bahwa pada kasus ini, seorang ibu berusia 25 tahun dengan
riwayat kehamilan kedua, telah mengalami kontraksi sejak pukul 01.00 dan datang
ke pelayanan kesehatan pada pukul 09.00. Adapun hasil observasi yang dilakukan
adalah:
1. HR ibu setiap 30 menit
2. TD ibu setiap 4 jam
3. DJJ setiap 30 menit
4. Kontraksi semakin lama memiliki durasi lebih lama
5. Kala I terjadi pukul 01.00 hingga 16.30
6. Kala II terjadi pukul 17.00 hingga 17.50
7. Kala III terjadi pukul 18.00
8. Kala IV terjadi pukul 18.15 hingga selesai observasi
Di dalam proses persalinan, banyak sekali istilah-istilah, salah satunya adalah
episiotomi mediolateral. Dimana pada kasus, sang ibu dilakukan tindakan tersebut
karena ketidakmampuan meneran dan tampak gelisah. Terdapat juga tanda dan
gejala persalinan, dimana terdapat persalinan palsu dan persalinan sejati. Persalinan
pun dipengaruhi oleh Passage, Passanger, Powers, Plasenta, dan Psikologi. Selama
proses persalinan juga, terdapat adaptasi fisik dan pikologis pada ibu dan janin.
Bagi janin, adaptasi tersebut mengacu pada perubahan DJJ, DJJ akan fluktuatif
seiring proses persalinan, namun pad aumumnya, DJJ mengalami penurunan saat
janin akan dilahirkan. Bagi sang ibu, faktor psikologis dapat mempengaruhi proses
persalinan. Masalah keperawatan yang kami angkat untuk kasus ini adalah nyeri
akut dan resiko infeksi.
DAFTAR PUSTAKA
Damayanti, Ika Putri, dkk. 2014. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ibu Bersalin
dan Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: Deepublish.
Panduan Belajar Asuhan Kebidanan I
By Miratu Megasari, SST., M.Kes., Ani Triana, SST., M.Kes., Rika Andriyani, SST., M.Kes.,
Yulrina Ardhiyanti, SKM., M.Kes., Ika Putri Damayanti, SST., M.Kes.dalam
https://books.google.co.id/books?
https://www.scribd.com/doc/282772048/Tanda-Homan
http://www.indonesian-publichealth.com/partograf-alat-pemantauan-persalinan/
Williams, Lippincott., Wilkins. 2005. Panduan belajar : Keperawtaan Ibu-Bayi Baru Lahir.
Diterjemahkan oleh : Maria A. Wijayarini. Edisi 3. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.