Perawat adalah seorang yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan (UU kesehatan No 23 tahun 1992). Oleh karena itu, perawat dituntut untuk memiliki pendidikan yang memadai. Pendidikan tinggi yang ditempuh oleh seorang perawat ini juga berhubungan dengan fungsi dan perannya di dalam masyarakat. Terdapat beberapa peran perawat menurut Kusnanto (2011), salah satu diantaranya adalah sebagai educator (pendidik). Perawat sebagai pendidik tentu memiliki peran penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Sesuai dengan perannya sebagai pendidik, semua yang terdapat dalam lingkup masyarakat seperti pasien, anggota keluarga, tenaga kesehatan lainnya harus bekerja sama, sehingga pemberian pendidikan dan asuhan yang diberikan mampu dipahami dengan baik oleh semua lingkup. Perawat sebagai pendidik juga membutuhkan tingkat pemahaman yang mendalam mengenai prinsip pengajaran pembelajaran. Sehingga, untuk menjadi seorang perawat pendidikan yang harus ditempuh minimal D3, berlanjut ke S1, program profesi, S2 dan S3. Namun, pada kenyataanya teori dan praktek yang terjadi di lingkup keperawatan tidak saling beriringan. Masih banyak ditemukan perawat-perawat yang seharusnya memberikan pendidikan kepada klien tetapi tidak melaksanakan perannya sebagai pendidik kepada kliennya. Faktor-faktor yang menyebabkan kinerja perawat yang kurang memuaskan yaitu, kurangnya sumber daya manusia dan jadwal kerja yang sangat padat. Kesibukan aktivitas perawat merawat beberapa klien, membuat perawat tidak bisa bekerja secara optimal kepada klien. Ada lagi, perawat yang masih merasa rendah diri kepada dirinya sendiri. Hal ini disebabkan tidak ada rasa percaya diri terhadap ilmu yang diterimanya. Paradigma masyarakat terhadap perawat sebagai pembantu tenaga kesehatan lainnya juga menghambat rasa percaya dan yakin terhadap diri perawat tersebut. Belum lagi, dengan perawat yang enggan untuk menanyakan bagaimana kondisi klien. Seperti, ketika klien diperbolehkan untuk melakukan rawat jalan, perawat tidak menjelaskan apa yang harus dilakukan klien ketika sudah diperbolehkan pulang. Rasa canggung dan gengsi untuk bertanya oleh klien juga lebih memperburuk keadaan klien. Kurangnya komunikasi antara perawat, klien, dan keluarga klien juga membuat peran perawat sebagai pendidik tidak berjalan dengan baik. Memang, banyak kasus dimana perawat sudah berusaha untuk memberikan penjelasan kepada klien tetapi klien tidak menanggapi dengan baik. Namun, semestinya hal ini bukanlah menjadi alasan bagi perawat untuk memberikan pendidikan bagi klien dan keluarga klien. Salah satu cara yang tepat untuk mengatasinya adalah dengan melaksanakan komunikasi terapeutik kepada pasien. Sebagai seorang pendidik, perawat juga dituntut untuk mampu berkomunikasi yang baik, benar dan mampu dimengerti oleh seluruh lapisan masyarakat. Misalnya, ketika perawat ditempatkan di sebuah posyandu untuk memberikan penyuluhan tentang imunisasi, perawat harus bisa melihat bagaimana tingkat pendidikan dari masyarakat yang akan diberikan penyuluhan. Hal ini disebabkan tingkat pemahaman masyarakat berbeda-beda. Penggunaan bahasa oleh perawat hendaknya mampu dipahami oleh masyarakat yang diberikan penyuluhan. Dalam menjalankan peran dan fungsinya, perawat juga bisa bekerja sama dengan tenaga kesehatan lain dalam mensosialisasikan pendidikan kesehatan. Walau sama-sama tenaga kesehatan, tetapi perawat juga membutuhkan kerja sama dengan tenaga kesehatan lain dalam hal saling melengkapi informasi satu sama lain. Sehingga, informasi yang diterima masyarakat menjadi lengkap dan bisa dipahami masyarakat. Begitu juga ketika perawat bekerja di rumah sakit, perawat harus melakukan kerja sama dengan tenaga kesehatan lainnya dan saling menjelaskan dengan baik kondisi klien kepada klien dan keluarga klien. Peran perawat sebagai pendidik memberi dampak penting bagi semua lapisan masyarakat. Perawat bukan hanya sebatas bekerja di rumah sakit tetapi perawat juga bisa memberikan pengetahuan kepada keluarga, masyarakat dan dimana pun. Karena pemberian pendidikan yang diterima oleh pasien dan masyarakat berdampak besar bagi derajat kesehatan pasien, keluarga dan seluruh lapisan masyarakat.