Anda di halaman 1dari 4

hubungan PKN dengan profesi keperawatan

A.                Latar Belakang


Istilah kewarganegaraan memiliki arti keanggotaan yang menunjukkan hubungan atau
ikatan antara negara dan warga negara. Kewarganegaraan diartikan segala jenis hubungan
dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi
orang yang bersangkutan. Adapun menurut Undang-Undang Kewarganegaraan Republik
Indonesia,
kewarganegaraan adalah segala ikhwal yang berhubungan dengan negara. Pendidikan
Kewarganegaraan juga bisa dirumuskan secara luas untuk mencakup proses penyiapan
generasi muda untuk mengambil peran dan tanggung jawabnya sebagai warga negara, dan
secara khusus, peran pendidikan termasuk di dalamnya persekolahan, pengajaran dan belajar,
dalam proses penyiapan warga negara tersebut.
Profesi keperawatan sendiri lebih mengacu pada individu yang menekuni karir di
bidang tenaga kesehatan sebagai seorang perawat. Perawat menurut UU RI no. 23 tahun 1992
tentang Kesehatan adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh melalui pendidikan
keperawatan. Menurut Virginia Henderson, profesi keperawatan (nursing) didefinisikan dari
sisi fungsional, bahwa tugas unik seorang perawat adalah membantu seseorang. Sakit atau
sehat dengan aksi-aksinya dalam memberikan sumbangan bagi kesehatan atau penyembuhan
(atau kematian yang damai) yang akan mereka kerjakan tanpa bantuan—seandainya dia
memiliki kekuatan, kehendak atau pengetahuan. Dan melakukan hal ini dengan suatu cara
untuk membantunya meraih kemandirian secepat mungkin.
B.                 Rumusan Masalah
C.     Apa itu Arti Budi Pekerti Dalam Keperawatan ?
D.    Apa saja Syarat Menjadi Perawat Yang Baik ?
E.     Bagaimana Pancasila Dalam Keperawatan ?
F.      Apa yang dimaksud dengan Pancasila Sebagai Norma Keperawatan ?

A.                ARTI BUDI PEKERTI DALAM KEPERAWATAN.


Yang dimaksudkan dengan budi pekerti itu umumnya kelakuan dan akhlak
seseorang yang diterapkan oleh tradisi, adat, dan kebiasaan. Budi pekerti dalam
perawatan khususnya berarti tata susila yang berhubungan dengan cita – cita adat dan
kebiasaan yang mempengaruhi seorang perawat dalam menunaikan pekerjaannya.
1. Manfaat Budi Pekerti Bagi Perawat
Dasar – dasar budi pekerti yang sehat sangat dibutuhkan untuk kepribadian yang
baik. Bagi anggota perawat, kepribadian yang baik adalah penting, karena perawat
adalah seorang yang memberikan pelayanan / perawatan baik terhadap orang sakit
maupun terhadap orang sehat. Perawatan bukan saja merupakan keahlian untuk
sekedar mencari nafkah, akan tetapi mengingat tujuannya juga merupakan pekerjaan
yang suci.
2. Manfaat Budi Pekerti Yang Luhur Bagi Penderita
Seorang perawat yang mempunyai budi pekerti yang luhur dan menjalankan
pekerjaannya dengan baik, tak akan luput pengaruh baiknya pada penderita yang
dirawatnya. Amal jasmani dan rohani yang diberikan dengan penuh kerelaan oleh
perawat kepada penderita, merupakan faktor penting untuk kesembuhan penderita
tersebut. Seringkali perawat diajukan pertanyaan – pertanyaan yang bertalian dengan
pengertian akhlak dan kerohanian oleh penderita. Dalam hal ini, perawat bias menjadi
penolong yang berguna untuk memberi kekuatan jiwa terutama kepada mereka yang
tidak mempunyai harapan sembuh.
B.                 SYARAT MENJADI PERAWAT YANG BAIK
Pekerjaan seorang perawat adalah pekerjaan manusiawi untuk menolong sesama
manusia agar mendapatkan kesehatan yang tinggi dan untuk mengadakan lingkungan yang
sehat bagi penderita maupun orang sehat. Perawatan adalah pekerjaan yang berguna dan
penting, serta dapat memberi kepuasan batin bagi orang-orang yang memasukinya. Perawat
perlu mengatasi keperluan-keperluan dalam merawat penderita secara langsung/tidak
langsung. Misalnya mengenai sikapnya, karena menghadapi penderita dari bermacam-macam
tingkatan, umur, dan lain-lain. Maka perlu diperhatikan untuk menyesuaikan diri dengan
keadaan jasmani maupun rohani penderita, sehingga bila penderita itu memerlukan
pertolongan dapat diberikan secara cepat. Perawat harus dapat memberi bimbingan hidup
sehat kepada penderita.
Dari uraian-uraian diatas, Dapat ditarik kesimpulan secara lebih spesifik. Syarat-
syarat untuk menjadi perwat yang baik adalah :
1.      Berminat terhadap perawatan, sehingga perawat dapat memberikan kepuasan perawatan pada
penderita.
2.      Mempunyai rasa kasih sayang.
3.      Mempunyai rasa sosial dan tabiat ramah.
4.      Mempunyai kemampuan untuk menjaga nama baik perawat dan instansi/unit kerjanya.
5.      Berpikiran dan berkelakuan baik serta berbadan sehat agar supaya sanggup menjalankan
pekerjaannya.
Peran Perawat di Bidang Politik Kontroversi Strategi Pendidikan Keperawatan di Era
Globalisasi Institusi pendidikan keperawatan sangat bertanggung jawab dan berperan penting
dalam rangka melahirkan generasi perawat yang berkualitas dan berdedikasi. Sejalan dengan
berkembangnya institusi pendidikan keperawatan di Indonesia semakin bertambah
jumlahnya. Motivasi dari pendirian institusi pendidikan keperawatan pun sangat bervariasi
dari alasan "Bisnis" sampai dengan "Sosial". Dan yang kemudian menjadi pertanyaan dan
keganjilan adalah banyaknya pemilik dan pengelola institusi pendidikan keperawatan ini
yang sama sekali tidak memiliki pemahaman yang cukup tentang keperawatan baik secara
disiplin ilmu atau profesi. Ini menjadi penyebab rendahnya mutu lulusan dari pendidikan
keperawatan yang ada di Indonesia dan tidak siap untuk bersaing.
keperawatan berdasarkan pada isu di masyarakat.Ada 4 model praktik keperawatan
profesional yang diharapkan ada yaitu : model praktik di Rumah Sakit, rumah, berkelompok,
dan individual. Akan tetapi pelaksanaan PERMENKES tersebut masih perlu mendapatkan
persiapan yang optimal oleh profesi keperawatan.Etika Politik dalam Merawat Pasien Etika
adalah mengenai pengawasan bagi orang lain serta kepedulian terhadap perasaan."Merawat
seseorang berarti bertindak untuk kebaikan mereka, membantu mengembalikan otonomi
mereka, membantu mereka untuk mencapai potensi penuh mereka, mencapai tujuan hidup
mereka dan pemenuha kebutuhan".Dalam pengalaman menderita mungkin tidak hanya
membuat kita lebih simpati, tapi mungkin juga membantu kita untuk lebih empati terhadap
pasien kita. Simpati adalah perasaan yang timbul secara spontan yang kita miliki atau tidak
dimiliki. Empati adalah kemampuan untuk meletakkan diri kita dalam sesuatu orang lain,
dalam suatu seni yang dapat dipelajari, latihan imajinasi yang dapat dilatih. Perasaan ini
dapat menjadi motivator yang kuat, yang juga dapat diperoleh dalam melakukan tanggung
jawab profesional kita. Dari suatu pandangan yang lazim, perawat juga merupakan pegawai
yang melakukan pekerjaan tertentu seefisien dan seefektif mungkin.
Strategi Pelayanan Keperawatan dalam kaitan pancasila Selain memiliki kemampuan
intelektual, interpersonal, dan teknikal, perawatjuga harus mempunyai otonomi yang berarti
mandiri dan bersedia menanggung resiko,bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap
tindakan yang dilakukannya,termasuk dalam melakukan dan mengatur dirinya sendiri. Hal
tersebut telah membuatprofesi perawat di pandang rendah oleh profesi lain. Banyak hal yang
menyebabkan hal ini berlangsung berlarut-larut antara lain:
a.       Kurangnya kesadaran diri dan pengetahuan dari individu perawat itu sendiri
b.      Minimnya penghargaan financial dari pihak-pihak terkait terhadap perawat.
c.       Kurang optimalnya perannya organisasi profesi keperawatan.
d.      Rendahnya pengetahuan masyarakat tentang perawat dan keperawatan yang lebih disebabkan
karena kurangnya informasi yang diterima olehmasyarakat berkaitan tentang profesi perawat
dan keperawatan terutama didaerah yang masih menganggap bahwa perawat juga tidak
berbeda dengan “dokter”.

Penataan Praktek Keperawatan dalam ketentuan UUD Peran profesional perawat tidak akan
bisa di capai, kalau model praktik keperawatan dipelayanan belum ditata secara professional.
Sejak diakuinya keperawatan sebagai profesi dan ditumbuhkannya Pendidikan Tinggi
Keperawatan (D3Keperawatan) dan berlakunya UU No.23 Tahun 1992, dan PERMENKES
No.1239/2000; proses registrasi dan legislasikeperawatan, sebagai bentuk pengakuan adanya
kewenangan dalam melaksanakan praktik keperawatan professional.
Konsep nilai-nilai dalam praktek keperawatan Dalam praktek keperawatan, diperlukan
nilai-nilai seperti berikut:
a.       Yakin terhadap Tuhan Yang Maha Esa
b.      Keterampilan/terampil
c.       Edukatif (mempunyai sifat mendidik)
d.      Respect/peduli terhadap pasien
e.       Empati
f.       Mampu berkolaborasi
g.      Disiplin dalam melakukan tugas
h.      Mampu beradaptasi
i.        Tidak membeda-bedakan ras, suku, dll
j.        Ramah tamah
k.      Memberi pelayanan yang bermutu
l.        Menjaga kerahasiaan pasien
m.    Bertanggung jawab
n.      Bisa bekerja sama dengan tim medis lain.
o.      Melaksanakan sesuatu sesuai tugasnya.
C.                PANCASILA DALAM KEPERAWATAN
Implementasi dari sila ke 1 sampai sila ke 5 terhadap sikap perawat adalah sebagai berikut :
      Sila I ( Ketuhanan Yang Maha Esa )
Bahwa kita menyakini akan adanya Tuhan ( Allah SWT ), yang akan selalu mengawasi
segala tindakan-tindakan kita. Begitu juga dengan perawat. Bila perawat melakukan
Malpraktik, mungkin ia bias lolos dari hukuman dunia. Tetapi hokum Tuhan sudah menanti
disana.
      Sila II ( Kemanusiaan Yang adil dan Beradap )
Disini jelas bahwa moralitas berperan penting, khususnya moralitas perawat dalam
menangani pasien. Perawat harus mampu bersikap adil dalam menghadapi pasien, baik itu
kaya-miskin, tua-muda, besar-kecil, semua diperlakukan sama, dirawat sesuai dengan
penyakit yang diderita pasien.
      Sila III (persatuan Indonesia)
1.      Perawat harus taat kepada aturan-aturan yang berlaku dalam suatu tempat praktek.
2.      Dalam penerapannya, perawat diharapkan untuk menghargai dan menuntun pasien dalam
beribadah sekalipun agama pasien itu berbeda dengan perawat.
3.      Perawat dalam prakteknya harus memiliki keterampilan yang tepat untuk menangani pasien
dan memberikan yang terbaik.
4.      Dalam melaksanakan praktek keperawatan, perawat dituntut mampu berkolaborasi dengan
tim kesehatan lainnya untuk mendiskusikan solusi terbaik untuk menangani permasalahan
pasien.
5.      Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhineka Tunggal Ika.
6.      Perawat harus mampu untuk jujur dengan tim medis lain dalam kaitan dengan masalah atau
penyakit pasien, namun adakalanya perawat harus mampu untuk merahasiakan kepada pasien
terkait penyakit pasien itu sendiri.
7.      Perawat dituntut mampu memberikan rasa nyaman kepada pasien untuk memepercepat
proses penyembuhannya.
8.      Mengembangkan rasa cinta pada tanah air dan bangsa.
9.      Perawat diharapkan bisa bersikap ramah tamah terhadap pasien.

      Sila IV
dalam melaksanakan tindakan, perawat perlu membuat keputusan berdasarkan musyawarah
dan kerjasama dengan dokter atau alih medis lain. Tidak dibenarkan membuat keputusan
sepihak demi keputusan sendiri.
      Sila V
antara hak dan kewajibannya perlu diseimbangankan. Lebih mementingkan keselamatan
pasien tapi tidak mengabaikan keselamatan perawat itu sendiri.
D.                PANCASILA SEBAGAI NORMA KEPERAWATAN
Norma- norma yang dapat diterapkan dalam keperawatan :
a.                  Norma adat sopan santun
perawat harus dapat menghargai adat istiadat seorang pasien dan seorang perawat harus
menjaga sikap dan tingkahlaku di ruang lingkup pekerjaan dan ruang lingkup masyarakat.
b.                  Norma hukum
seorang perawat harus mematuhi prosedur dan undang – undang tentang keperawatan .
sehingga tidak akan berbuat suatu tindakan keperawatan yang tidak membahayakan nyawa
pasien sehingga tidak dapat dituntut sesuai hokum yang berlaku dalam perawatan.
c.                  Norma moral
perawat harus memiliki moral yang bersifat melayani pasien , Perawat harus bersikap sopan
dan ramah dalam menghadapi pasien
d.                 Norma agama
perawat harus memiliki sifat toleransi terhadap masing-masing kepercayaan pasien.

http://afniseptiya.blogspot.com/2014/05/hubungan-pkn-dengan-profesi-keperawatan.html

Anda mungkin juga menyukai