Anda di halaman 1dari 23

LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR RSI MASYITHOH


NOMOR : 124/RSI.M/SK/Dir/7/2019
TENTANG PEDOMAN KODE ETIK
KEPERAWATAN

BUKU PEDOMAN
KODE ETIK KEPERAWATAN
RUMAH SAKIT ISLAM MASYITHOH BANGIL

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Salah satu upaya untuk mencapai Indonesia sehat adalah melalui profesionalisme di
bidang kesehatan, berupa peningkatan dan pemeliharaan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau. Salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan adalah
pelayanan kesehatan yang perlu didukung dengan penerapan nilai-nilai moral dan etika
profesi. Perawat selalu dihadapkan dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan etik
sehingga sangat penting untuk memahami kode etik profesi keperawatan.
Etik merupakan perilaku dan sikap yang menuntun perawat dalam bertindak sebagai
anggota profesi. Etika keperawatan sebagai tuntutan bagi profesi bersumber dari pernyataan
Florence Ningtingale dalam ikrarnya yang merupakan ikrar profesi keperawatan kepada
masyarakat yaitu profesi keperawatan berkewajiban membantu yang sakit untuk mencapai
sehat , membantu yang sehat mencapai kesehatannya, dan membantu mereka yang tidak
dapat disembuhkan untuk menyadari potensinya serta membantu seseorang yang
menghadapi kematian untuk hidup seoptimal mungkin sampai menjelang ajal (Yetti, K.
2014).
Keperawatan adalah suatu profesi yang mempunyai pengetahuan (Body of Knowledge)
dan keterampilan khusus yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.
Pelayanan dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan demi kepentingan
pasien/keluarga serta masyarakat profesi. Keperawatan mempunyai otonomi dalam
mengatur dirinya sendiri, dan salah satu ciri khasnya adalah patu terhadap kode etik.
Sebagai seorang profesional, perawat mengemban tanggung gugat untuk membuat
keputusan dan mengambil langkah-langkah tentang asuhan keperawatan yang diberikan.
Perawat juga bekerja diberbagai tatanan dan mengemban berbagai peran yang dibutuhkan
interaksi bukan saja dengan pasien, keluarga dan masyarakat tetapi juga dengan tim
kesehatan lainnya.
Dalam melaksanakan tugasnya perawat akan sering mengalami konflik, baik dengan
pasien serta keluarganya, maupun dengan tim kesehatan lainnya, disamping itu perawat
harus mempertahankan dan meningkatkan kompetensinya dalam praktek sesuai dengan
pertimbangan IPTEK keperawatan dan kesehatan, terutama yang berkaitan dengan
perpanjanganhidup yang sering menimbulkan dilema etik. Etik berkaitan dengan hak,
tanggung jawab dan kewajiban dari tenaga keperawatan profesional dan institusi pelayanan
dimana pasien dirawat, pernyataan kode etik perawat di buat untuk membantudalam
pembuatan standart dan merupak pedoman dalam melaksanakan tugas. Kode etik ciri
mutlak dari suatu profesi itu sendiri meliputi bentuk pertanggung jawaban dan kepercayaan
yang diberikan oleh masyarakat.
B. TUJUAN
Etik keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi, mengorganisasikan, memeriksa dan
membenarkan tindakan-tindakan kemanusiaan dengan menerpakan prinsip-prinsip tertentu.
Buku ini diharapakan menjadi acuan perawat dalam praktik keperawatan menghadapi
situasi- situasi yang terjadi di tempat praktik dan kehidupan profesinya. Pada setiap situasi
akan terjadi beragam masalah yang tidak pernah sama atau sangat unik, hal ini dipengaruhi
oleh keyakinan, budaya, nilai-nilai, ekonomi dan sosial dalam pengambilan keputusan
pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari pedoman ini adalah meliputi masalah etika keperawatan baik tenaga
perawat maupun tenaga bidan lingkungan RSI Masyithoh Bangil.
D. DASAR HUKUM
Buku pedoman kode etik keperawatan Indonesia dan peraturan kepegawaian RSI
Masyithoh Bangil.
BAB II
KONSEP DASAR ETIK

A. ETIK PERAWAT
Masing-masing profesi mempunyai dasar pemikiran tentang etik yang berbeda. Hal ini
disebabkan oleh bentuk intervensi profesinya berbeda. Profesoi keperawatan bentuk
intervensinya adalah care dan peduli. Dengan demikian segala prinsip-prinsip etik yang
digunakan oleh profesi keperawatan adalah dalam rangka memenuhi kepedulian.
Dalam konteks kepedulian subjek yang berinterajsi diwujudkan dalam bentuk relasi.
Relasi ini terjadi antara perawat dengan pasien, perawat dengan perawat, perawat dengan
organisasi tempat ia bekerja dan perawat dengan masyarakat luas, bila antara subjek yang
berelasi saling menghargai dan tidak ada yang mendominasi, maka akan terjadi masalah etik
yang berarti syarat-syarat untuk menjadi peduli tidak lagi terpenuhi.
Peduli pada profesi keperawatan ditunjang oleh 4 unsur utama :
1. Respect to others
Bertujuan untuk menghargai subjek yang berelasi. Subjek yang berelasi adalah perawat
dengan pasien atau antar subjek lainnya. Contoh setiap perawat memulai tugasnya
hendaknya mengenalkan diri pada pasien, apabila pasien sudah kenal dengan perawat,
maka perawat hendaklah menyampaikan bahwa ia yang akan merawat pasien pada jam
kerjanya itu. Demikian juga saat jam kerja berakhir, perawat berpamitan pada pasien.
Inilah contoh nyata bagaimana sikap perawat menghargai pasien.
2. Compassion
Secara sederhan dapat diartikan sebagai rasa iba. Rasa iba ini juga dapat diartikan
sebagai rasa sayang pada pasien. Rasa sayang ini dapat dipelajari dengan cara melihat
wajah pasien. Pada wajah pasien tergambarlah penderiataan akibat sakit yang dialami.
Wajah akan memberikan kenyataan yang sesungguhnya. Dengan demikian, kenalilah
wajah pasien. Dari wajah ini akan menimbulkan belas kasih dari yang melihatnya.
3. Advocac
Berarti melindungi pasien supaya selamat berada dalam asuhan keperawatan pasien.
Advocacy dapat dilakukan dengan cara menjamin intervensi yang diberikan perawatagar
selalu aman. Hal ini dapat diperoleh bila perawat memberikan asuhan keperawatan
sesuai kompetensi kompetensi yang dimilikinya. Bila perawat memiliki kompetensi,
maka ia tidak layak diberi penugasan untuk intervensi tersebut.
4. Intimacy
Adalah kedekatan, perawat terhadap pasien sangat dekat sekali, dari mulai pasien kontak
dengan perawat, pasien akan selalu berada dibawah pengawasan perawat. Pengawasan
ini baru berakhir bila pasien meninggal dunia. Sedemikian dekatnya, sehingga dekat ini
digambarkan sebagai ibu dekat dengan anaknya.

Ke empat unsur inilah diturunkan kode etik keperawatan, selain 4 unsur utama etik
keperawatan yang sudah dijelaskan, ada unsur lain yang menjadi pertimbangan, unsur lain
itu adalah beneficince, non-maleficience, justice yang disampaikan oleh Hipocrates.
Kemudian Beauchamp & Childress (1969) menambahkan dengan autonomy yang banyak
terkait dengan Informed Concent :

1. Beneficence , merupakan suatu kegiatan yang membawa kebaikan untuk pasien atau
lebih dikenal dengan doing good
2. Non-maleficience, adalah kegiatan yang tidak mencelakakan pasien dan dikenal dengan
do no harm
3. Justice
4. Autonomy / patient right banyak digunakan dalam proses informed concent.

Prinsip utama etik profesi keperawatan, diperlukan suatu dokumentasi pada setiap akhir
pemberian asuhan keperawatan. Dokumentasi merupakan suatu jaminan untuk pasien
bahwa intervensi yang diberikan benar adanya. Selain dari benar, dokumentasi ini
hendaklah memenuhi prinsip kemanusiaan, prinsip itu veracity, privacy, confidentiality &
fidelity.

1. Veracity
Mempunyai pengertian agar perawat menjelaskan dengan lengkap dan akurat agar pasien
memperoleh suatu pemahaman terhadap masalah yang di deritanyayang terkait dengan
asuhan keperawatan. Walau dipahami oleh perawat tentang konsep veracity , akan tetapi
bila keluarga tidak menginginkan pasien mengetahuinya dan aatau karena pasien tidak
siap menerima informasi maka perlu dipertimbangkan untuk tidak dijelaskan, tindakan
tidak menjelaskan ini merupakan salah satu pertimbangan terhadap budaya yang di anut
dimana keluarga mempunyai hak atas pasien. Hak keluarga atas pasien ini disebut
heteronomy.
2. Privacy
Maksudnya adalah selain diri pasien tidak ada yang boleh mengakses informasi tentang
diri pasien, privasi ini merupakan wujud perlindungan yang diberikan oleh perawat
kepada pasien. Perlindungan berlaku saat pasien masih sadar sampai meninggal atau
tidak sadar.
3. Confidentiality
Bertujuan agar penjelasan yang diberikan secara jujur hanya boleh diberikan kepada
pasien, yang berarti tidak boleh diberitakan kepada orang lain. Privacy dan
confidentiality mempunyai makna yang hampir sama, yaitu tidak memberikan
kesempatan orang lain mengetahui tentang keadaan pasien.
4. Fidelity

Bermakna semua informasi dalam bentuk interaksi perawatdan pasien dapat dipercaya
kebenarannya. Percaya merupakan prinsip yang sangat mulia yang dipunyai oleh
perawat. Selain itu, mempercayai kebenaran merupakan dasar untuk terbentuk hubungan
relasi sangat diperlukan untuk kesembuhan pasien.

Inilah prinsip yang harus selalu di ingat oleh perawat dalam mengemban tugasnya. Gagal
memenuhi prinsip-prinsip ini memberikan dampak akan menurunnya tingkat kepercayaan
pada profesi perawat. Sedangkan profesi perawat ini merupakan profesi yang mulia yang
berarti tingkat kepercayaan masyarakat padanya sangat tinggi.

Agar prinsip-prinsip etik bisa dijalankan maka perlu suatu karakter yang baik. Karakter
yang baik itu menurut Florence Ningtingale bila perawat mendedikasikan seluruh hidupnya
untuk pasien. Florence Ningtingale meletakkan dasar-dasar agar perawat menjunjung tinggi
harkatnya dalam berelasi dengan pasien.

Karakter perawat yang baik juga dapat dirujuk kepada teori Carol Giligan yaitu Truth. Truth
merupakan suatu karakter yang terpuji, dimana perawat bertangggung jawab penuh terhadap
intervensi keperawatan yang diberikan. Perawat akan melihat kepentingan pasien dan
bagaimana kepentingan pasien dan bagaimana kepentingan ini terpenuhi. Bila prinsip-
prinsip etik ini dapat dipenuhi maka pasien merasa aman di tangan perawat dan perawat
menunjukkan profesi mulianya pada pasien dan masyarakat. Inilah nilai tertinggi suatu
profesi keperawatan.

B. SUBKOMITE ETIK DAN DISIPLIN PROFESI

Setiap tenaga keperawatan harus memiliki disiplin profesi yang tinggi dalam
memberikan asuhan keperawatan dan kebidanan dan menerapkan etika  profesi dalam
praktiknya. Profesionalisme tenaga keperawatan dapat ditingkatkan dengan melakukan
pembinaan dan penegakan disiplin profesi serta penguatan nilai-nilai etik dalam kehidupan
profesi.
Nilai etik sangat diperlukan bagi tenaga keperawatan sebagai landasan dalam
memberikan pelayanan yang manusiawi berpusat pada pasien. Prinsip “caring” merupakan
inti pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan. Pelanggaran terhadap standar
pelayanan, disiplin profesi keperawatan dan kebidanan hampir selalu dimulai dari
pelanggaran nilai moral-etik yang akhirnya akan merugikan pasien dan masyarakat.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pelanggaran atau timbulnya masalah etik antara
lain tingginya beban kerja tenaga keperawatan, ketidakjelasan Kewenangan Klinis,
menghadapi pasien  gawat-kritis dengan kompetensi yang rendah serta pelayanan yang
sudah mulai berorientasi pada bisnis. Kemampuan praktik yang etis hanya merupakan
kemampuan yang dipelajari pada saat di masa studi/pendidikan, belum merupakan hal yang
penting dipelajari dan diimplementasikan dalam praktik.
Berdasarkan hal tersebut, penegakan disiplin profesi dan pembinaan etika profesi perlu
dilakukan secara terencana, terarah dan dengan semangat yang tinggi sehingga pelayanan
keperawatan  dan kebidanan yang diberikan benar-benar menjamin pasien akan aman dan
mendapat kepuasan.

Subkomite etik dan disiplin profesi bertujuan:


1. agar tenaga keperawatan menerapkan prinsip-prinsip etik dalam memberikan asuhan
keperawatan dan asuhan kebidanan;
2. melindungi pasien dari pelayanan yang diberikan oleh tenaga keperawatan yang tidak
profesional;
3. memelihara dan  meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan. 
Subkomite etik dan disiplin profesi memiliki tugas :
1. Melakukan sosialisasi kode etik profesi tenaga keperawatan;
2. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan;
3. Melakukan penegakan disiplin profesi keperawatan dan kebidanan;
4. Merekomendasikan penyelesaian masalah-masalah pelanggaran disiplin dan masalah-
masalah etik dalam kehidupan profesi dan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan;
5. Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan/atau surat Penugasan Klinis
(clinical appointment); 
6. Memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan etis dalam asuhan keperawatan
dan asuhan kebidanan.
Kewenangan Subkomite etik dan disiplin profesi
Subkomite etik dan disiplin  mempunyai kewenangan memberikan usul rekomendasi
pencabutan  Kewenangan Klinis (clinical privilege)tertentu, memberikan rekomendasi
perubahan/modifikasi rincian Kewenangan Klinis (delineation of clinical privilege), serta
memberikan rekomendasi pemberian tindakan disiplin.
Mekanisme kerja Subkomite etik dan disiplin
Mekanisme kerja Subkomite etik dan disiplin yakni: 
1. Melakukan prosedur penegakan disiplin profesi dengan tahapan:
 mengidentifikasi sumber laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin di dalam
rumah sakit;
 melakukan telaah atas laporan kejadian pelanggaran etik dan disiplin profesi.
2. Membuat keputusan.
Pengambilan keputusan pelanggaran etik profesi dilakukan dengan melibatkan
panitia Adhoc.
3. Melakukan tindak lanjut keputusan berupa:
 pelanggaran etik direkomendasikan kepada organisasi profesi keperawatan dan
kebidanan di Rumah Sakit melalui Ketua Komite;
 pelanggaran disiplin profesi diteruskan kepada direktur medik dan
keperawatan/direktur keperawatan melalui Ketua Komite Keperawatan;
 rekomendasi pencabutan Kewenangan Klinis diusulkan kepada Ketua Komite
Keperawatan untuk diteruskan kepada kepala/direktur Rumah Sakit.
4. Melakukan pembinaan etik dan disiplin profesi tenaga keperawatan, meliputi:
 pembinaan ini dilakukan secara terus menerus melekat dalam pelaksanaan praktik
keperawatan dan kebidanan sehari-hari.
 Menyusun program pembinaan, mencakup jadwal, materi/topik dan metode serta
evaluasi.
 metode pembinaan dapat berupa diskusi, ceramah, lokakarya, “coaching”,
simposium, “bedside teaching”, diskusi refleksi kasus dan lain-lain disesuaikan
dengan lingkup pembinaan dan sumber yang tersedia.
5. Menyusun laporan kegiatan sub komite untuk disampaikan kepada Ketua Komite
Keperawatan.
C. TANGGUNG JAWAB PERAWAT
1) Tanggung jawab perawat terhadap perawat, individu, keluarga, dan masyarakat.
a) Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada
tanggung jawab yang bersumber dari adanya kebutuhan akan keperawatan individu,
keluarga dan masyarakat.
b) Perawat dalam Melaksanakan pengabdiannya dibidang keperawatan senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat,
dan kelangsungan hidup beragama dari individu, keluarga dan masyarakat.
c) Perawat dalam Melaksanakan kewajiban bagi individu, keluarga dan masyarakat
senantiasa dilandasi dengan rasa tulus ikhlas sesuai dengan amrtabat dan tradisi
luhur keperawatan.
d) Perawat senantiasa menjalin hubungan kerjasama dengan individu, keluarga dan
masyarakat dalam mengambil prakarsa dan mengadakan upaya kesehatan serta
upaya kesejahteraan umum sebagai bagian dari tugas kewajiban bagi kepentingan
masyarakat.
2) Tanggung jawab perawat terhadap tugas
a) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu, keluarga dan masyarakat.
b) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai
dengan ketentuan umum yang berlaku.
c) Perawat tidak akan mempergunakan pengetahuan dan ketrampilan keperawatan
untuk tujuan yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
d) Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan
penuh kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,
warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik, agama yang dianut serta kedudukan
sosial.
e) Perawat senantiasa mengutamakan perlindungan dan keselamatan pasien/klien
dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang dalam mempertimbangkan
kemampuan jika menerima atau mengalih tugaskan tanggung jawab yang ada
hubungannya dengan keperawatan.
3) Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesi kesehatan lain
a) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antar sesama perawat dan dengan
tenaga kesehatan lainnya, baik dalam memelihara dalam keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh
b) Perawat senantiasa menyebarluaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamannya
kepada sesama perawat serta menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi lain
dalam rangka meningkatkan kemampuan dalam bidang keperawatan.
4) Tanggung jawab perawat terhadap profesi keperawatan
a) Perawat senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan professional secara sendiri-
sendiri dan atau bersama-sama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,
keterampilan dan pengalaman yang bermanfaaat bagi perkembangan keperawatan.
b) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
menunjukan perilaku dan sifat-sifat pribadi luhur.
c) Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan
keperawatan.
d) Perawat secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi
keperawatan sebagai sarana pengabdiannya.
5) Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah, bangsa dan tanah air
a) Perawat senantiasa Melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang
digariskan oleh pemerintah dalam bidang kesehatan dan keperawatan
b) Perawat senantiassa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada
pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan dan keperawatan kepada
masyarakat
D. TANGGUNG JAWAB BIDAN
1) Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat
a) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah
jabatannya dalam Melaksanakan tugas pengabdiannya.
b) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan.
c) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas
dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
d) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien,
menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.
e) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan
klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan
kebutuhannya berdasarkan kemampuan yang dimilikinya.
f) Setiap bidan seantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan
pelaksanaan tugasnya, dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.
2) Kewajiban bidan terhadap tugasnya
a) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan
kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat.
b) Setiap bidan berhak memberikan pertolongan dan mempunyai kewenangan dalam
mengambil keputusan dalam tugasnya termasuk keputusan mengadakan konsultasi
dan atau rujukan.
c) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang dapat dan atau
dipercayakan kepadanya, kecuali jika diminta oleh pengadilan atau diperlukan
sehubungan dengan kepentingan klien.
3) Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya
a) Setiap bidan harus menjalin hubungan yang baik dengan sejawatnya untuk
menciptakan suasana yang serasi.
b) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
4) Kewajiban bidan terhadap profesinya
a) Setiap bidan harus menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesinya
dengan menampilkan kepribadian yang tinggi dan memberikan pelayanan yang
bermutu kepada masyarakat.
b) Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
c) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan
sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
5) Kewajiban bidan terhadap diri sendiri
a) Setiap bidan harus memelihara kesehatan agar dapat melaksanakan profesinya
dengan baik.
b) Setiap bidan seyogyanya berusaha untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
6) Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa, bangsa dan tanah air
a) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa Melaksanakan ketentuan-
ketentuan pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan
KIA/KKB dan kesehatan keluarga.
b) Setiap bidan melalui profesinya berpartisipasi dan menyumbangkan pikirannya
kepada pemerintah untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan kesehatan
terutama pelayanan KIA/KKB dan kesehatan keluarga.

E. PERILAKU SEBAGAI PENJABARAN KODE ETIK KEPERAWATAN


1. Perawat dan Klien
a. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan
martabat manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan
kebangsaan, kesukuan, warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama
yang dianut serta kedudukan sosial.
Perilaku yang dapat diukur :
 Perawat wajib memperkenalkan diri kepada klien dan keluarganya
 Perawat wajib menjelaskan setiap intervensi keperawatan yang dilakukan
pada klien dan keluarga
 Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dilarang/ tidak mencela
adat kebiasaan dan keadaan khusus klien
 Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan dilarang/tidak
membedakan pelayanan atas dasar kebangsaan, kesukuan, warna kulit,
umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang di anut serta kedudukan
sosial pada klien.
b. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana
lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan
hidup beragama klien.
Perilaku yang dapat diukur :
 Perawat pada awal bertemu klien, wajib menjelaskan bahwa mereka boleh
menjelaskan bahwa mereka boleh menjalankan/diizinkan melaksanakan
kegiatan yang terkait dengan budaya, adat dan agama.
 Perawat dalam memberikan pelayanan wajib menfasilitasi pelaksanaan
nilai-nilai budaya, adat istiadat dankelangsungan hidup dan wajib mencari
solusi, yang akan berpihak pada klien bila terjadi konflik terkait nilai-nilai
budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama.
 Perawat wajib membantu klien memenuhi kebutuhannya sesuai dengan
budaya, adat istiadat dan agama.
 Perawat wajib mengikut sertakan klien secara terus menerus pada saat
memberikan asuhan keperawatan.
c. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan.
Perilaku yang dapat diukur :
 Perawat wajib melaksanakan asuhan keperawatan sesuai standart prosedur
operasional (SPO)
 Perawat wajib melaksanakan intervensi keperawatan sesuai dengan
kompetensinya
 Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatan sesuai SPO
d. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan dengan
tugas yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang
sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku.
Perilaku yang dapat diukur :
 Perawat tidak memberikan informasi tentang klien kepada orang yang tidak
berkepentingan
 Perawat tidak mendiskusikan klien di tempat umum
 Perawat menjaga kerahasiaan dokumen klien
2. Perawat dan Praktik

a. Perawat memlihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan melalui


belajar terus-menerus
Perilaku yang dapat diukur :
 Perawat selalu mengikuti kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan ilmu dan
keterampilan sesuai dengan kemampuan
 Perawat menerapkan dalam praktik sehari-hari ilmu pengetahuan dan
tekhnologi terbaru dalam memberikan pelayanan
 Perawat harus mempublikasikan ilmu dan keterampilan yang dimiliki baik
dalam bentuk hasil penelitian maupun persentasi kasus diantaranya jurnal
reading , laporan kasus dan summary report
 Perawat melakukan evaluasi diri terhadap pencapaian hasil asuhan
keperawatan.
b. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai
kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta ketrampilan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
Perilaku yang dapat diukur :
 Perawat mengikuti dan melaksanakan kegiatan-kegiatan peningkatan dan
penjaminan mutu antara lain diskusi kasus
 Perawat selalu melakukan evaluasi terhadap Perawat lain yang menjadi
tanggung jawabnya dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
yang baru
 Perawat dalam memberikan asuhan keperawatan wajib mengidentifikasi
asuhan keperawaratan yang tidak sesuai dengan standart mutu dan
keselamatan pasien.
 Perawat wajib menyampaikan kepada atasan langsung, apabila menemukan
pelayanan kesehatan yang tidak sesuai dengan standart mutu dan
keselamatan pasien untuk selanjutnya ditindaklanjuti.
 Perawat dalam memberikan intervensi keperawatan wajib merujuk pada
standart yang dikeluarkan institusi pelayanan kesehatan.
 Perawat menggunakan tekhnologi keperawatan yang telah diuji validitas
(kehandalan) dan realibilitas (keabsahan) oleh lembaga yang berwenang.
c. Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan
konsultasi, menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain
Perilaku yang dapat diukur :
 Perawat selalu menggunakan data akurat dalam mengambil keputusan
 Perawat mendelegasikan pekerjaan harus menggunakan komunikasi yang
jelas dan lengkap
 Perawat bertanggung jawab dalam pembinaan moral staf
 Perawat harus membuat laporan terkait tugas dilimpahkan
 Perawat harus menjalankan tugas sesuai yang didelegasikan
 Perawat memberikan masukan berkaitan dengan kasus yang dikonsulkan
sesuai dengan tingkatan penerimakonsul.
d. Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan
selalu menunjukkan perilaku profesional.
Perilaku yang dapat diukur :
 Perawat selalu berpenampilan rapi dan wangi
 Perawat selalu dapat menjawab pertanyaan klien sesuai dengan ilmu
pengetahuan yang dimiliki
 Perawat selalu menepati janji
 Perawat selalu ramah
 Perawat menggunakan seragam yang bersih dan sesuai dengan norma
kesopanan
 Perawat berbicara dengan lemah lembut
3. Perawat dan Masyarakat
Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan
mendukung berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat
Perilaku yang dapat diukur :
 Perawat memperlihatkan perilaku hidup sehat di lingkungannya
 Perawat melakukan pembimbingan kepada masyarakat untuk hidup sehat
dengan berpartisipasi aktif dalam tindakan preventif, promotif, kuratif dan
rehabilitatif
 Perawat melaksanakan gerakan masyarakat sehat, seperti perilaku
hidu[ sehat, hand hygiene dll
 Perawat mengajarkan masyarakat tentang bencana
 Perawat mengajarkan masyarakat menciptakan lingkungan yang bersih,
aman dan nyaman
 Perawat melakukan penelitian dan menerapkan praktik berbasis bukti dalam
memenuhi kebutuhan dan kesehatan masarakat.
4. Perawat dan Teman Sejawat

a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun


dengan tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana
lingkungan kerja maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara
keseluruhan.
Perilaku yang dapat diukur :
 Perawat mendiskusikan hal-hal terkait profesi secara berkala dengan
sejawat.
 Perawat dalam menyampaikan pendapat terhadap sejawat, menggunakan
rujukan yang diakui kebenarannya.
 Perawat menghargai dan bersikap terbuka terhadap pendapat teman sejawat.
 Perawat menciptakan lingkungan yang kondusif
 Perawat menghargai sesama perawat seperti keluarga sendiri.
b. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.
Perilaku yang dapat diukur :
 Perawat mempraktekkan penyelesaian yang terjadi antar sejawat sesuai alur
penyelesaian masalah
 Perawat melaporkan sejawat yang melakukan tindakan yang tidak sesuai
dengan standart, etik dan tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
 Perawat menegur sejawat atas perilaku yang tidak kompeten , tidak etik dan
tidak legal.
 Perawat membina sejawat agar memelihara tindakan yang kompeten, etis
dan legal.
5. Perawat dan Profesi
a. Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan
pelayanan keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan
pendidikan keperawatan
 Perawat menyususn standar yang dubutuhkan profesi di institusi pelayanan
dan pendidikan
 Perawat wajib menfasilitasi kebutuhan belajar mahasiswa sebagai calon
anggota profesi.
 Perawat melakukan sosialisasi ilmu pengetahuan dan tekhnologi terbaru
dalam lingkup profesi di institusi pelayanan dan pendidikan.
 Perawat wajib menjaga nama baik profesi dan symbol-symbol organisasi
profesi termasuk di medial sosial lainnya.
b. Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi
keperawatan
Perilaku yang dapat diukur :
 Perawat melaksanakan kajian asuhan keperawatan yang diberikan secara
terus menerus dengan bimbingan perawat yang ditunjuk.
 Perawat menyampaikan hasil kajian asuhan keperawatan dalam forum temu
ilmiah perawat pada institusi terkait.
c. Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan
memelihara kondisi kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan
yang bermutu tinggi.
Perilaku yang dapat diukur :
 Perawat harus aktif memberikan usulan terhadp pihak terkait agar tersedia
sarana prasarana untuk kelancaran asuhan keperawatan
 Perawat wajib menyampaikan asuhan keperawatan yang telah dilakukannya
pada setiap serah terima.
 Perawat penanggung jawab memastikan terlaksananyaasuhan keperawatan
yang diberikan oleh perawat pelaksana yang ada dibawah tanggung
jawabnya.
 Perawat penanggung jawab wajib menyampaikan perkembangan ilmu
asuhan keperawatan kepada penanggung jawab yang lebih tinggi secara
berkala.
BAB III
PELANGGARAN ETIK

A. JENIS-JENIS PELANGGARAN ETIK KEPERAWATAN


1. Pelanggaran Ringan
a. Melalaikan tugas, contohnya :
 Tidak masuk kerja tanpa izin
 Tidak melakukan tugas yang merupakan tanggung jawabnya (tidak
melengkapi status, tidak merapikan alat setelah dipakai, dll)
 Menggunakan handphone Rumah Sakit untuk kepentingan pribadi dalam
waktu yang lama
 Tidur saat bertugas shift malam
 Suka memposting foto di medsos saat jam sibuk (08.00-12.00)
b. Berperilaku tidak menyenangakan pasien dan keluarga, contohnya :
 Tidak sopan terhadap pasien
 Membentak atau berbicara kasar ke pasien/keluarga
 Mengabaikan keluhan pasien/keluarga
 Tidak memenuhi kebutuhan pasien (memandikan dan vulva hygiene dll)
 Membedakan pelayanan kepada pasien berdasarkan status sosial
 Tidak memperhatikan keamanan pasien
 Membeberkan rahasia pasien terkait penyakitnya
c. Tidak bersikap sopan saat berada dalam ruang perawatan, contohnya :
 Tertawa keras dan terbahak-bahak di ruang perawatan
 Bersikap cuek, acuh tak acuh saat ada tamu/pengunjung
 Makan – makan di nurse station
 Bertengkar dengan sesama perawat/bidan serta profesi lain
 Tidak mau menggantikan jadwal perawat lain yang cuti atau sakit
d. Tidak berpenampilan rapi, contohnya :
 Tidak memakai atribut uniform dengan lengkap (papan nama)
 Tidak memakai pakaian dinas
 Memakai sepatu bertumit tinggi
 Memakai make-up berlebihan
 Memakai perhiasan yaitu cincin dan gelang
 Memakai baju ketat, sempit dan dekil
 Memakai sandal saat melayani pasien
e. Menjawab telpon tanpa menyebutkan identitas
f. Berbicara kasar dan mendeskriditkan teman sejawat di hadapan umum/forum.
g. Tidak mau menghadiri pertemuan untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan yang diadakan di Rumah Sakit
h. Menolak adanya pembinaan dari PPNI dan IBI komisariat Rumah Sakit untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan secara formal atau non formal tanpa
alasan
2. Pelanggaran Sedang
a. Meminta imbalan berupa uang atau barang kepada pasien dan keluarga untuk
kepentingan pribadi atau kelompok
b. Memukul pasien dengan sengaja, tanpa menimbulkan kecacatan fisik
c. Bagi perawat yang sudah menikah, menjalin cinta dengan pasien dan keluarga
atau teman sejawat
d. Menyalahgunakan uang perawatan atau pengobatan pasien untuk kepentingan
pribadi dan kelompok.
e. Melakukan transaksi peralatan kesehatan maupun obat-obatan baik langsung
maupun tidak langsung dengan pasien di dalam Rumah Sakit
f. Sering meninggalkan tempat kerja untuk kepentingan pribadi
g. Mencemarkan nama baik profesi dengan melakukan tindakan kriminal di Rumah
Sakit misalnya : mencuri barang/obat nya rumah sakit atau pasien
h. Merokok di lingkungan RSI Masyithoh Bangil pada saat memakai seragam dinas
i. Berjudi di lingkungan RSI Masyithoh pada saat memakai seragam dinas
j. Menceritakan aib teman seprofesi atau menjelekkan profesi perawat di hadapan
profesi lain
k. Menjelekkan dan atau membuat cerita HOAX mengenai profesi keperawatan
pada profesi lain dalam forum, media cetak maupun media online
l. Menolak ditempatkan di tempat kerja baru sesuai dengan program rotasi di
bidang keperawatan.
m. Sering melakukan pelanggaran etik ringan (minimal 3x)
3. Pelanggaran Berat
a. Melakukan tindakan keperawatan tanpa mengikuti prosedur sehingga penderitaan
pasien bertambah parah atau bahkan meninggal
b. Salah memberikan obat sehingga berakibat fatal bagi pasien
c. Membiarkan pasien dalam keadaan sakit parah atau sakaratul maut tanpa
memberikan pertolongan
d. Berjudi atau meminum minuman beralkohol sampai mabuk di ruang perawatan
e. Menodai kehormatan pasien
f. Memukul atau berbuat kekerasan pada pasien dengan sengaja sehingga terjadi
cacat fisik
g. Menyalahgunakan obat pasien untuk kepentingan pribadi atau kelompok
h. Menjelekkan dan atau membuat cerita HOAX mengenai profesi keperawatan
pada profesi lain dalam forum, media cetak maupun media online yang
mengakibatkan adanya tuntutan hukum
i. Menyalahgunakan barang, uang, surat berharga milik rumah sakit
j. Menjual belikan memiliki dan menggunakan dokumen rumah sakit secara tidak
sah.
B. SANKSI PELANGGARAN ETIK
a. Sanksi Pelanggaran Ringan
1) Teguran maksimal 3 kali
2) Membuat surat pernyataan untuk tidak mengulangi masalah yang sama
3) Meminta ma’af terhadap pihak yang dirugikan
b. Sanksi Pelanggaran Sedang
1) Teguran lisan maksimal 2 kali
2) Teguran tertulis
3) Harus mengembalikan barang atau uang yang diminta kepada pasien atau
keluarganya
4) Meminta ma’af kepada pihak yang dirugikan
5) Membuat surat pernyataan bermaterai untuk tidak mengulangi masalah yang sama
c. Sanksi Pelanggaran Berat
1) Harus mengembalikan barang atau uang yang diminta kepada pasien atau
keluarganya
2) Meminta ma’af kepada pihak yang dirugikan
3) Membuat surat pernyataan bermaterai untuk tidak mengulangi masalah yang sama
4) Merekomendasikan pencabutan Kewenangan Klinis dan/atau surat Penugasan Klinis
(clinical appointment)
C. PROSEDUR PENANGANAN ETIK KEPERAWATAN
1. Pengaduan Pelanggaran Etik Keperawatan
Pengertian
Pelaporan/penyampaian informasi adanya pelanggaran etik keperawatan ke pihak
yang Berwenang untuk diselesaikan.
Tujuan
1. Tercapainya sistem informatika/sistem pelaporan adanya masalah secara baik.
2. Diketahui adanya masalah/pelanggaran secara tepat

Kebijakan
1. Pengaduan dapat disampaikan secara lisan maupun tertulis.
2. Pengaduan dapat berasal dari pasien, sesama perawat/karyawan, kepala Ruang,
supervisor mutu keperawatan, manager keperawatan, dokter.
3. Penerima pengaduan adalah kepala ruang, supervisor mutu keperawatan,
manager keperawatan, yanmed.
4.

Prosedur
1. Pengaduan dari pasien secara lisan disampaikan kepada perawat jaga,
penanggung jawab shift, kepala ruang, sub komite etik keperawatan, supervisor
mutu keperawatan, manager keperawatan, dokter yang merawat dan yanmed.
2. Pengaduan dari pasien secara tertulis dapat disampaikan melalui surat yang
dimasukkan ke kotak saran atau ditujukan ke direksi.
3. Pengaduan dari perawat pelaksana, disampaikan ke kepala ruang, sub komite
etik keperawatan, supervisor mutu keperawatan, manager keperawatan.
2. Penyelesaian masalah etik keperawatan
Pengertian
Masalah etik adalah dilema yang terjadi karena adanya konflik antara:
 Keyakinan individu perawat dengan keyakinan klien
 Keyakinan individu perawat dengan kebijakan rumah sakit dan SPO.
 Keyakinan individu dengan praktek keperawatan dan kode etik keperawatan.
Tujuan
Tercapainya penyelesaian masalah etik keperawatan dengan konsekuensi negative
yang minimal bagi semua pihak.
Kebijakan
1. Penyelesaian masalah etik keperawatan di RSI Masyithoh
Berpedoman kepada nilai dan keyakinan berdasarkan:
a. Azas keadilan (justice)
b. Azas menghormati otonomy pasien (autonomy)
c. Azas manfaat (beneficence)
d. Azas kejujuran (veracity)
e. Azas tidak merugikan (non-maleficence)
f. Azas kerahasiaan (confidentiality)
2. Konsekuensi pelanggaran yang ditemukan pada perawat dikaitkan kode etik
keperawatan
3. Masalah etik keperawatan ditangani oleh komite keperawatan
Prosedur
1. Yang melakukan/mengetahui adanya pelanggaran membuat laporan kejadian
Menggunakan format laporan kejadian atau laporan kesalahan.
2. Laporan diserahkan kepada atasannya sesuai dengan jalur struktural.
3. Kepala Ruang berkewajiban melakukan peringatan awal kepada perawat atau
bidan yang bersangkutanan.
4. Jika perawat atau bidan yang bersangktan yang melakukan pelanggaran etik
tidak dapat dilakukan peringatan oleh Kepala ruang yang bersangkutan maka
pelanggaran etik tersebut akan dilaporkan ke Sub Komite Etik Keperawatan.jika
tidak dapat dilakukan peringatan oleh sub komite etik keperawatan maka akan
dilimpahkan ke supervisor mutu keperawatan di teruskan ke Manager
keperawatan
5. Apabila terjadi pelanggaran etika keperawatan oleh Kepala Ruang maka
penanganan etika keperawatan ditangani awal oleh Sub Komite Etik
Keperawatan, jika tidak tertangani maka pelanggaran etik tersebut akan
dilaporkan ke supervisor Mutu Keperawatan dan membuat pelaporan
pelanggaran kepala ruang kepada manager Keperawatan
6. Kepala ruang, Supervisor Mutu Keperawatan dan Manager keperawatan
berkoordinasi dengan komite keperawatan untuk melakukan klarifikasi masalah
dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Define the problem/memperjelas masalah yaitu mengkaji prosedur
keperawatan yang seharusnya dilakukan, dokumentasi keperawatan serta
rekam medic.
b. Ethical review/identifikasi komponen prinsip etik, teori dan standar yang
berhubungan dengan masalah.
c. Tentukan beberapa konflik nilai yang terjadi.
d. Identifikasi orang yang terlibat
e. Identifikasi alternative lain yang terlibat.
f. Terapkan prinsip-prinsip etik.
g. Memutuskan tindakan jika pelanggaran merupakan masalah etik, maka
komite keperawatan menentukan kriteria kesalahan (ringan, sedang atau
berat)
7. Komite keperawatan mengumpulkan data
 kumpulkan data akurat yang berhubungan dengan masalah
8. Mencari alternative pemecahan
 kumpulkan data akurat yang berhubungan dengan masalah
9. Mengambil keputusan
a. Pilih salah satu dari beberapa alternative tindakan dengan
mempertimbangkan nilai, etik dan pengetahuan.
b. Jika tidak konsisten dengan nilai, etik maupun ilmu pengetahuan, maka
perlu ditinjau kembali.
c. Jika ada/tidak ada penyelesaian maka manager keperawatan berkoordinasi
dengan sub etik komite keperawatan untuk mengambil keputusan.
d. Setelah ada/tidak ada penyelesaian, sub etik komite keperawatan akan
melapor ke direktur.
e. Direktur akan memberikan disposisi hasil keputusan kepada manager
keperawatan.
10. Melaksanakan tindakan
 Konsekuensi/sanksi bagi perawat dapat berupa pembinaan, teguran lisan,
teguran tertulis, surat peringatan atau PHK sesuai dengan
pedoman/prosedur pemberian sanksi.
11. Evaluasi
Manager keperawatan melakukan evaluasi setelah dilakukan pembinaan, serta
melaporkan ke direktur dengan tembusan komisi etik komite keperawatan dan
komisi etik rumah sakit.
BAB IV
PENUTUP
Sebagai perawat selalu dihadapakan dengan masalah-masalah yang berhubungan dengan
etik. Oleh karena itu etik menjadi sangat penting untuk dipahami oleh individu perawat sendiri.
Etik merupakan perilaku dan dalam skala yang lebih luas, etik merupakan sikap yang menuntun
perawat dalam bertindak sebagai anggota profesi.

Keperawatan adalah suatu profesi yang mempunyai keterampilan khusus yang diperoleh melalui
pendidikan dan pelatihan berkelanjutan. Pelayanan dilakukan berdasrkan ilmu dan kiat
keperawatan demi kepentingan pasien serta masyarakat. Keperawatan mempunyai otonomi
dalam mengatur dirinya sendiri, dan salah satu ciri khasnya adalah patuh terhadap kode etik.

Sebagai seorang profesional, perawat akan mengemban tanggung gugat untuk membuat
keputusan dan mengambil langkah-langkah tentang asuhan keperawatan yang diberikan.
Perawat juga bekerja diberbagai tatanan dan mengemban berbagai peran yang membutuhkan
interaksi bukan saja dengan pasien, keluarga dan masyarakat tetapi juga dengan tim kesehatan
lainnya.

Pernyataan kode etik perawat di buat untuk membantu dalam pembuatan standart dan
merupakan pedoman dalam pelaksanaan tugas. Kewajiban dan tanggung jawab perawat
profesional. Kode etik ciri mutlak dari suatu profesi yang memebri makna bagi pengaturan
profesi itu sendirimeliputi bentuk pertanggung jawaban dan kepercayaan yang diberikan oleh
masyarakat.
Lampiran

ALUR PENANGAN PELANGGARAN ETIK PROFESI KEPERAWATAN /


BIDAN

PENGADUAN LISAN /
TERTULIS

STAF PERWAT/BIDAN
YANG MELANGGAR

KANIT

SUB KOMITE ETIK

MASALAH ETIKA SPV MUTU KEPERAWATAN MASALAH HUKUM

MANAGER KEPERAWATAN

Anda mungkin juga menyukai